Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS SEBERAN POTENSI AIR TANAH MENGUNAKAN METODE

GEOLISTRIK 2D DENGAN KONFIGURASI Werner- Schlumberger DAN


DIPOLE-DIPOLE PADA FENOMENA BATU MENEK, DESA BODAK,
KECAMATAN PRAYA, KABUPATEN LOMBOK TENGAH.

NAMA: HAERUL AZWAR


NIM : G1B021004

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN ALAM,


UNIVERSITAS MATARAM
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pulau Lombok secara geografis terletak pada 8°25'41.8" LS - 8°45'00.7"
LU dan 115°47'59.1" - 116°45'41.4" BT (lihat Gambar 1). Menurut BPS NTB
(2020) luas Pulau Lombok sekitar 5.435 km2; secara administrasi terbagi dalam
empat kabupaten (Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah dan
Lombok Barat) dan satu kota (Mataram). Topografi pulau Lombok berupa
dataran rendah di utara, selatan, barat, dan timur dengan elevasi 0 sampai 166 m
di atas permukaan laut (MDPL). Lereng bukit dengan topografi landai berada di
bagian tengah dengan elevasi 166-1500 MDPL sedangkan topografi bergunung
ada di bagian timur dengan elevasi lebih dari 1500 MDPL (Wahid, dkk,2020).
Di era modern, evaluasi sumber daya mineral geologi secara bertahap
memasuki tahapan baru, yaitu penelitian cerdas. Penelitian terkini tentang
sumber daya dianggap telah mengintegrasikan penalaran logis, model simulasi
komputer teoretis, dan model penelitian ilmiah lainnya. Dengan pesatnya
perkembangan ilmu kebumian, analisis data manual tidak dapat mengimbangi
pesatnya pertumbuhan volume dan kompleksitas data. Ditandai dengan
hitorgensis multi-sumber dengan data yang beragam, karakteristik ganda, dan
pemrosesan data yang lebih kompleks seringkali memiliki hubungan yang
kompleks dengan mineralisasi (Shi Li, Jianmpeng Chen dan Chang Liu, 2022).
Sistem mineral dapat dipandang sebagai kombinasi dari beberapa faktor
penting, termasuk arsitektur seluruh litosfer, peristiwa tektonik yang
menguntungkan, dan kesuburan tanah, karena didominasi oleh proses multi-
skala, manfaat eksplorasi, dan pendekatan terpadu skala besar. Keseluruhan
struktur litosfer sistem lempeng, hubungan antara zona dalam dan dangkal,
serta sifat, asal usul dan kedalaman sumber fluida pembentuk sedimen lempeng
menjadi acuan utama. Keseluruhan arsitektur dan pembentukan litosfer
mempunyai implikasi langsung terhadap asal usul endapan mineral dan
lokasinya yang berbeda. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kerangka
struktural suatu sistem mineral dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas
tentang perkembangan dan evolusi sistem tersebut. Menggunakan metode yang
ada dengan melakukan teknik eksplorasi geofisika yang mengkarakterisasi
struktur resistivitas bawah tanah dengan sinyal elektromagnetik alami termasuk
medan listrik dan magnet yang diukur di tanah permukaan bumi pada rentang
frekuensi yang luas dengan sinyal yang dihasilkan di atmosfer dan ionosfer, hal
ini memungkinkan eksplorasi pada skala yang berbeda dengan tinggi atau
struktur dangkal (Comeau dkk, 2022).
Airtanah merupakan air yang menempati pori-pori batuan di bawah
permukaan tanah pada zona jenuh air. Air tanah saat ini mempunyai peranan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. elanjutnya dikatakan bahwa air
tanah mengalir pada suatu penampang yang seragam dengan gaya gravitasi
yang diperoleh dari kemiringan kontur air tanah. Air tanah mengalami
pergerakan di dalam akuifer dengan kecepatan tertentu sehingga memiliki
potensi air tanah yang bersifat dinamis (Wiwin, dkk, 2020). Akuifer adalah
lapisan bebatuan yang mengandung air dan secara signifikan mampu
mengalirkan air melalui kondisi alaminya. akuifer merupakan lapisan pembawa
air. Ditinjau dari muka air tanah, akuifer dikelompokkan menjadi akuifer bebas
dan akuifer tertekan. Suatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu
sebagai penyimpan seperti sebuah aliran sungai dan sebagai penyalur air seperti
jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban oleh pori-pori atau rongga di dalam
batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
penyimpan adalah porositas (porosity) dan permeabilitas (Darsono,2016).
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan jumlah penduduk
serta kemajuan dalam segala aspek kehidupan, pemenuhan kebutuhan akan
sumber daya mineral juga semakin melimpah. Salah satu aspek yang
mempengaruhi potensi airtanah dalam adalah kondisi geologi suatu wilayah.
Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan pengkajian geologi potensi air bawah
tanah di daerah penelitian yang meliputi morfologi gelombang, morfologi
sungai, satuan batuan, satuan konglomerat dan struktur, geologi, erosi. Ciri-ciri
airtanah dalam sebagai air bersih adalah terdapat dalam bentuk tufa dengan pH
7 sampai 8 (Umar dkk, 2019).
Gografi fisik terus mempunyai hubungan yang kompleks baik dengan
geografi umum maupun dengan ilmu alam. Saat ini, alam dan massa masa
depan memainkan peran penting dalam penelitian yang bertujuan untuk
memecahkan masalah besar lingkungan. Geografi memberikan wawasan
tentang kompleksitas struktur bumi. Geografi memainkan peran penting dalam
memegang kunci untuk membuka koherensi dunia fisik (Thomas, 2020).
Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang menggunakan
pengujian non destruktif terhadap sifat fisik asli tanah atau batuan. Masuknya
arus listrik ke permukaan tanah merupakan ciri metode ini, diikuti dengan
pembacaan beda potensial antara sepasang elektroda lainnya. Konfigurasi
elektroda arus dan potensial dikondisikan berdasarkan konfigurasi Werner-
Schlumberger. Pengumpulan data diambil dari 3 lokasi berbeda untuk lebih
memahami struktur bawah tanah. Interpretasi material lapisan tanah dilakukan
dengan menggunakan profil resistivitas setelah data diolah menggunakan
software (Syamdudin, Wahyuni, Syakira, 2019).
Metode geolistrik menggunakan dua konfigurasi yaitu Wenner
Schlumdinger dan dipol-dipol dengan mempertimbangkan perbandingan nilai
resistivitas batuan dan fluida pada objek penelitian. Pada metode resistivitas
geolistrik konfigurasi Wenner Schlumdinger, jarak antara elektroda arus dan
elektroda potensial adalah n kali jarak antara dua elektroda potensial.
Sedangkan pada metode geolistrik, konfigurasi dipol-dipol merupakan metode
yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis batuan bawah tanah berdasarkan
nilai resistivitas batuan yang difokuskan pada objek penelitian (Octavini dan
Kadri, 2018).
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah alat resistivitas
multi saluran multi elektroda dan IP meter simultan 46 saluran merk MAE
X16-EM, alat GPS serta menggunakan konfigurasi Wenners Schlumberger dan
konfigurasi dipol-dipol. Konfigurasi yang digunakan nantinya dapat
memberikan data nilai resistivitas batuan dan kondisi struktur bawah
permukaan pada daerah penelitian yang dapat digunakan untuk mengetahui
sebaran airtanah pada masyarakat pedesaan tertentu (Utiya, Tongkuku, 2015).

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana menganalisis potensi air mineral sebagai sumber mata air untuk
digunakan sehari-hari bagi masarkat menggunakan metode geolistrik dengan
konfigurasi wenners Schlumberger dan dipole-dipole.
B. Membandingkan hasil analisis interpretasi dengan konfigurasi wenners
Schlumberger dan dipole-dipole untuk hasil yang lebih relavan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
A. Mendapatkan hasil yang relevan untuk potensi air tanah dapat digunakan
oleh masyarakat di sekitar.
B. Mengetahui kandungan pH untuk kandungan air tanah yang dapat digunakan
masyrakat.
C. Mendapatkan suatu infotmasi yang relevan untuk menganalisa struktur
geologi baik dari segi bebatuan yang terkadung dibawah permukaan tanah,
baik dalam menganalisis persebaran potensi air tanah dapat digunakan.
D. Interpretrasi menggunakan metode geolistrik konfigurasi wenner
Schlumberger dan dipole-pol

1.4 MAMFAAT PENELITIAN


Adapun mamfaat dari penelitian ini adalah:
A. Dengan menggabungkan kedua konfigurasi geolistrik yaitu dapat
dimamfaatkan untuk mengidentifikasi lokasi potensi air tanah dibawah
permukaan tanah.
B. Metode geolistrik dapat membantu dalam penentua stratrategis
menentukana lokasi sumber air tanah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air tanah

2.1.1 Pengertian air tanah

Air tanah merupakan suatu unsur element geosfer yang memiliki


peranan penting bagi sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sebagai salah satu sumber daya alam, air tanah digunakan
sebagi sumber kebutuhan air bersih di segala aspek. Penurunan kualitas
potenai air tanah memungkin terjadinya intensifitas dinamika
antropoganik terhadap kualitas dan kuantitas sumber daya air tanah
(Sejati, dan Nurhidayanto 2022). Menurut Lidia, 2022 air tanah memiliki
peranan yang sangat penting dengan esensitas sumber air untuk
memenuhi kebutuhan masyrakat sangat perlu direalisasikan faktor
kualitasnya. Suatu sumber air tanah dalam waktu tertentu akan
menunjukan perubahan terhadap standar kesehatan yang ditetapkan.
Potensi air tanah yang dalam penggunaanya sebagai sumber khidupan
masyrakat, harus ada pemantuan terkait. Dengan begitu kuanitas atau
kualitas air tanah dapat dijaga, meninjau langsung adanya pencemaran
terhadap air tanah (Nipu, 2022).

2.2 Ilmu geofisika

Geofisika dapat didifinisikan sebagai suatu kajian ilmu yang dalam


penerapanya, mengambil prinsip-prinsip fisika untuk menganalisis dan
memecahkan suatu masalah yang menyangkut dengan kebumian. Dapat juga di
artikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bumi dengan menggunakan prinsip-
prinsip fisika. Pengaplikasian geofisika membuthkan metode yang tepat. Dalam
metode geofisika dalam pengaplikasianya terdapat empat metode, yaitu saimik,
metode gravitasi, metode magnet, dan metode elektrik. Metode kelistrikan dalam
penerapanya dibagi menjadi metode resistansi, induksi polarisasi, self-power,
eletromagnetik dan radar (Nabila, 2023).

2.2 Metode geolistrik

2.2.1 Konfigurasi Dipole-dipole

Metode geolistrik resistivitas Dipole-dipole adalah salah satu dari


beberapa metode geolistrik yang digunakan untuk menentukan nilai
resistansi (R) pada objek yang diteliti. Konfigurasi ini memiliki penetrasi
kedalaman yang cukup baik. Konfigurasi dipole-dipole digunakan untuk
mendeteksi sebaran batuan dibawah permukaan bumi baik secara vertical
maupun horizontal. Pengolahan data dari metode ini berdasarkan hasil
pengukuran nilai arus (I), potensi perbedaan (tegangan (V), dan jarak (n)
(Rizka, 2020). Dengan pengaplikasian konfigurasi Dipole-pole ini paling
efektif dalam survey-survei resistivitas dikarenakan rendahnya efek
elektromagnetik yang disebkan antara arus dan potensial. Tapi, jika
mengalami intrusi, maka resistivitas bebatuan di permukaan akan
mengalami penurunan, tapi akan mengalami pengecualian jika air mengalir
dari darat ke laut maka akan mengalami resistivitas tinggi (Alaydrus,
2023). Suatu metode penalaran ilmu geofisika yang bertujuan mengetahui
keberadaan bebatuan pada permukaan. Metode geolistrik resistivity dan
chargerbility dapat difinisikan suatu metode aktif yang diterapkan dengan
melakukan penginjeksian arus kebawah permukaan untuk memahami
model itologi dibawah permukaan (Hasrianto, 2023).

2.2.2 Konfigursi Schlumberger

Konfigurasi wenner didefinisikan sebagai suatu konfigurasi yang


relavan jika di mamfaatkan dalam penelitian yang berkaitan dengan bawah
permukaan secara horizontal atau leteral. Pada konfigurasi ini elektroda
arus (C1 dan C2) dan potensi (P1 dan P2) berada simetris denga titik
sounding dengan jarak kedua bagian elektroda arus (C1 dan C2) memiliki
besaran tiga kali jarak dengan elektroda potensial. Kelebihan penggunaa
konfigurasi wenner diantaranya tidak menggunakan peralatan yang
sensitive dikarenakan konfigurasi ini mempunyai lebar spasi elektroda
potensial yang tinggi serta kuat sinyal yang besar, yang dapat
dimamfaatkan Ketika mengambil sampel pada tempat yang mempunyai
noise tinggi. Dengan kelemahan pada konfigurasi ini untuk mendapatkan
sensitivitas yang tinggi, maka seluruh elektroda harus di pindahkan pada
saat pembacaan sample (Sari,2022). Konfigurasi Schlumberger mempunyai
dua pasang elektroda yaitu arus dan potensial. Elektroda potensial memiliki
posisi dibagian dalam sebaliknya, elektroda arus berposisi pada bagian
luar. Dari perancangan tersebut elektroda potensial MN mempunyai nilai
yang lebih kecil dibandingkan elektroda arus AB. Elektroda dari arus
keluar dan digerakan untuk mengambil sample pengamatan (Saroh, 2023).

Menurut Garnis Uligati dkk, pengambilan data geolistrik


menggunakan konfigurasi Schlumberger berupa sounding ini
menempatkan elektroda potensi MN pada bentangan- bentangan tertentu.
Sedangkan elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan bentangan
yang dipilih. Penempatan bentangan elektroda potensial MN dan elektroda
arus AB harus mengutamkan syarat bahwa jarak MN/2 adalah jarak AB/2.
Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan
listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang
lebih besar. Menurut Yudha Irawan dkk, penelitian menggunakan
konfigurasi Schlumberger untuk mengidentifikasi menggunakan metode
geolistrik konfigurasi Schlumberger memiliki banyak jenis konfigurasi
dalam proses akuisi data dilapangan. Metode Schlumberger telah
menunjukan hasil yang relevan dalam penelitian yang telah dilakukan
karna dapat menjaungkau kedalaman yang optimum, sehingga mendapati
kraktristik akuifer yang tepat. Setiap konfigurasi yang digunakan
mempengaruhi nilai tahanan jenis semua yang di pole sewaktu akuisi data
pada lapangan, yang disebabkan setiap konfigurasi memiliki nilai faktor
geometri yang berbeda-beda.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 AIR TANAH

Menurut Rejekiningrum (2019) air tanah merupakan komponen mineral


yang terkumpul dan mengalir yang keberadaanya berada di dalam lepisan tanah
atau bebatuan yang berada pada bawah permukaan bumi. Air tanah dapat
difinisikan sebagai salah satu sumber khidupan yang keberadaanya terbatas dan
kerusakanya mengakibatkan dampak yang besar serta pemulihanya sangat
rentang di perbaiki. Sedangkan menurut Nurhakim dan Firdaus air tanah adalah
sejumlah mineral yang terdapat di pusat permukaan tanah atau berada pada
batuan di bawah permukaan tanah. Peran penting air tanah dapat digunakan
menjadi alternatif sumber khidupan dalam menjaga keseimbangan dan
ketersedian adanya air baik peranan kehidupan selanjutnya (2018). Menurut
Teguh prayogo (2014) Air adalah zat transparan yang berwujud cairan yang
membenrtuk sungai. Air hujan yang turun sampai ke sungai atau danau serta laut,
sebagian juga akan tertahan di tumbuhan yang pertahapanya masuk melalui pori-
pori pasir dan tertanam di bawah permukaan tanah dan terendap di dalam
bebatuan disebut air tanah.

3.2 Kualitas Air

Menurut Widyastuti dkk (2023): Air ialah komponen yang salah satu
penyokong keberlangsungan keberadaan makluk hidup, baik itu manusia,
tumbuhan ataupun hewan. Kualitas air merupakan suatu masalah bagi khidupan
sekarang dan selanjutnya. Kualitas air tanah dapat di kombinasikan dengan
beberapa cara salah satunya yaitu dengan hidrokimia, yang menggunakan
beberapa metode yaitu fasies air tanah, gibbs air tanah dan piper. Analisis
hidrokimia air tanah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
dikarenakan dengan metode ini dapat mengidentifikasi sumber air tanah dan hal-
hal yang mempengaryhinya.
Menurut Djana (2023) air yang memiliki kualitas terbaik dapat dilihat dari
tingkat kejernihan dan transparan, juga tidak adanya kekeruhan didalam air. Air
yang layak di gunakan ialah air yang tidak memiliki rasa, berdasarkan ciri fisik
dan rasa yang dirasakan indra pengecap.
Tabel 1. Kualiatas Air Tanah Bor berdasarkan parameter fisika

Parameter hasil Standar buku mutu


(Fisika)

Warna 152 50
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Temeperatur 28.7 Suhu udara +/-3
Kekeruhan 11.2 25
Zat padat terlalut 82.5 1500
Sumber: e-juornal geofisika
Kualitas air dapat dinyatakan dengan tingkat keselarasian air yang
dimamfaatkan bagi kebutuhan tertentu bagi manusia. Kualitas air ditentukan oleh
kandungan sidemen yang terlarut dan bahan kimiawi yang terkandung didalam
air (Hidayah dan Saptomo, 2019). Sedangkan menurut Yunita dan Kustomo
(2020): Air menjadi salah satu komponen peranan penting di dalam khidupan
manusia. Kualitas air yang baik seharusnya memenuhi persyaratan uji parameter
fisika diantaranya air tidak beraroma, tidak adanya rasa, transparan, dan tidak
keruh, sertanya suhunya berada di tingkat normal.

3.3 Akuifer

Menurut Diyanah dkk, (2018). Menyatakan muka air tanah yang telah
didifinisikan sebagai permukaan yang dimana tekanan zat cair dalam pori-pori
dari sebuah penampang yang berada di tekanan atmosfer. Akuifer dapat
dinyatakan lapisan tanah yang mengandung air, yang keberadaanya mengandung
lapisan tanah yang terdapat air, yang mengalami penyebaran dengan cara
mangalir pada butir-butir tanah. Salah satu cara mengetahui potensi keberadaan
air tanah adalah melakukan pengukuran melalui geofisika, yaitu dengan
menggunakan metode geolistrik. Semakin padat maka semakin bawah jenis
bebatuanya, maka semakin teridentifiksi lapisan-lapisan pembawa air (aquifer).
Lapisan air tanah yang memiliki potensi air tanah yang memiliki kualitass yang
cukup baik, yang terdapat lapisan impermeable pada bagian atas. Posisi lapisan
bebatuan akan menjadi penentu adanya air tanah, lapisan bebatuan yang dekat
dengan permukaan akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran yang
menjadikan tempat itu memiliki potensi air tanah ( Hanida,dkk,2019).

3.4 Jenis batuan lapisan tanah

Menurut Yahya dkk, (2019). Menyatakan bahwa berdasarkan prilaku


bebatuan terhadap air tanah, batuan dibagi menjaddi empat jenis, yaitu akuifer

(aquifer), akuitard (aquitard), akuiklud (aquiclude), dan akuifug (akuifug).

Jenis-jenis akuifer air tanah

1. Akuifer adalah lapisan dari sekelompok bebatuan yang mempunyai porositas


sangat besar yang dapat menyimpan air dan memiliki permeabilitas yang baik
dan dapat mempunyai konduktivitas sehingga dapat mengalirkan air.
2. Akuikud adalah lapisan yang terdapat fungsi untuk menyimpan tanah tapi
tidak mengalirkannya dalam jumlah tertentu dan terkadang lembab, salah
satunya adalah lempung korbontan.
3. Akuitard adalah suatu lapisan yang memiliki kandungan air yang sangat
sedikit dan tidak dapat mengalirkan air dalam arah mendatar tetapi dapat
mengalirkan air kea rah vertical.
4. Akuifug adalah lapisan yang memiliki resistivitas yang sangat tinggi, yang
mengakibatkan dengan adanya resistivitas yang tinggi kemungkinan berupa
batuan lava breksi yang terkubur yang menyebabkan tidak dapat
menyebabkan menyimpan dan tidak dapat mengalirkan tanah

3.5 Geolistrik

Menurut Adi dkk (2022): Geolistrik merupakan salah satu metode dalam
fisika yang mendalami hal-hal yang berkaitan dengan kebumian, yang dalam
penggunaanya menggunakan krakterikstik arus listrik di dalam tanah untuk
memberitahukan struktur di dalam bawah tanah. Teknik ini digunakan untuk
memberikan sketsa bebatuan dan lapisan letak air tanah. Sedangkan pendapat
dari Sedana dkk, (2015): Geolistrik merupakan salah satu penerapan geofisika
yang digunakan dalam eksplorasi alam dibawah permukaan. Dengan
berprinsipkan kerjakan metode geolistrik yaitu dengan mempelajari aliran arus
electron di dalam bumi dan dapat mendeteksi ke permukaan bumi menggunakan
sepang elektroda. men

Metode geolistrik bertujuan untuk mengetahui nilai resistivitas jenis


digunakan pada metode grolistrik atau resistivitas semu (Apparent Resitivty)
menggunakan alat geolistrik yaitu (Resistivity meter), ARES (Automatic
Resistivity System,) dengan menggunakan alat ini, akurasi tingkat pengukuran
lebih tinggi, dengan hasil pengukuran beda potensial dan arus (Sirait,dkk, 2019).

3.5.1 Jenis-jenis geolistrik resistivitas

Geolistrik yang sering digunakan pada saat melakukan penelitian yaitu


geolistrik konfigurasi wenner Schlumberger dan dipole-dipole.

1. Konfigurasi Wenners Schlumberger


Menurut Ermawati dkk, (2018) menyatakan konfigurasi wenners
Schlumberger yaitu konfigurasi atau penentuan lapisan-lapisan yang
digunakan untuk mengetahui lapisan-lapisan bebatuan ke arah dalam secara
vertical atau sering disebut dengan VES (Vertical Electrical Saunding). Besar
resistivitas diukur dengan mengalirkan arus listrik ke dalam bebatuan
dibawah pemukaan bumi.
Faktor geometri pada konfigurasi Wenner dapat dituliskan dengan
menggunakan persamaan :

2π (1.1)
K=

[( 1 1

a 2a )(

1 1

2a a )]
Maka persamaannya dapat dituliskan di bawah ini:

2
K=2 π ɑ (1.2)
Dengan menggunakan metode komfigurasi Wenners Schlumberger memiliki
tujuan untuk menentukan nilai resistivitas mu. Resistivitas semu dalam
konfigurasi dituliskan denan persamaan:

ρ=2 πɑRπ (1.3)

Konfigurasi Wenner Schumberger merupakan gabungan dari konfigurasi


dasar yang diterapkan dengan tujuan untuk mendapakan gambaran bawah
permukaan pada objek penetrasinya yang dengan arah vertikal, dengan
penetrasi maksimum kedalaman 15% (Saputra, dkk,2020).
2. Konfigurasi Dipole-dipole
Menurut Jusmi dkk, (2019) dalam pernyataanya mengatakan
konfigurasi dipole-dipole merupakan salah satu metode geolistrik selain
konfigurasi wenners Schlumberger. Konfigurasi dapat digunakan untuk
anlisis struktur lapisan pada bawah permukaan tanah yang dapat
dikategorikan dari resisitivitas atau bebatuan. Konfigurasi ini juga dapat
dikatakan sebagai sistem penetrasi yang lebih dalam dan waktu untuk
perubahan penampang elektroda yang relatif kecil. Sedangkan menurut
Andi,dkk ,2020 mengatakan metode geolistrik memiliki dasar metode,
dimana prinsip kerjanya adalah dengan mengukur respon potensial listrik
pada elektroda potensial yang diakibatkan oleh arus yang dimasukan kedalam
inti bumi melalu sepasang elektroda pembawa arus. Pada konfigurasi dipole-
dipole,jarak antara tiap masing-masing elektroda adalah ɑ dan jarak titik
tengah tiap pasang elektroda adalah L. Nilai resistivitas untuk konfigurasi
dipole-dipole dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

( )
V L ( L −ɑ )
2 2 (2.1)
ρ=π
I ɑ2
Dengan mengganti L = ɑ (n + 1), persamaan 2.1 dapat dituliskan dengan :

V (2.2)
ρ=πn ( n+1 )( n+2 ) ɑ
I

.
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di desa Batu Menek, kecamatan Praya, kabupaten
Lombok Tengah, provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 19 Agustus 2024. Data yang diproleh didapati dengan menggunakan
metode geolistrik, dengan konfigurasi Wenners Schlumber dan Dipole-dipole.

Gambar 1.1 Topofrafi Dusun Batu Menek, kecamatan praya, kabupaten


Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menggunakan google maps

4.2 Peralatan Penelitian


Adapun peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah perangakat keras
dan perangkat lunak
a). perangkat keras
Adapun perangkat keras yang digunakan :
1. 1buah laptop dan system operasi Window 10 untuk pengaplikasian
Software Microsoft Ofice, guna penulisan laporan.
2. Resistivitymeter
Merupakan alat yang sering digunakan untuk melakukan survey
geofisika yang berfungsi untuk mengetahui perubahan tahanan jenis
lapisan bebatuan dibawah permukaan , dengan cara mengalirkan arus
listrik DC yang mempunyai tegangan tinggi kedalaman tanah.
3. Global Poationing System (GPS)
Merupakan alat yang digunakan untuk memantau,atau mengetahui
suatu wilayah. GPS dalam geofisika adalah untul melakukan pemetaan
dan mempelajari wajah bumi. GPS dapat digunakan untuk mengukur
posisi titik-titik di permukaan bumi dengan tingkat akurasi yang tinggi.
4. Elektroda arus dan potensial
Konfigurasi elektroda merupakan susunan penempatan elektroda arus
dan potensial pada jarak tertentu. Konfigurasi elektroda akan
menentukan nilai faktor geometri yang akan berpengaruh pada
perhitungan resistivitas semu.
5. Meteran
Berfungsi untuk melakukan penentuan panjang dan jarak lintasan serta
jarak antara elektroda pada setiap pengukuran.
6. Aki
Berfungsi sebagai sumber arus dalam proses pemakain alat geolistrik
konfigurasi Wenners Schlumber dan dipole-dipole.
b). Perangkat Lunak
Adapun perangkat lunak (Software) yang digunakan :
1. Software Microsoft Office
Merupakan perangkat lunak paket aplikasi perkantoran, buatan
Microsoft. Pada penelitian yang digunakan adalah Microsoft Excel dan
Microsoft Word yang digunakan pembuatan dan perhitungan laporan.
2. Notepad
Notepad digunakan untuk Menyusun data geolistrik resistivitas yang
didapatkan dari pengambilan data,selanjutnya akan di input ke dalam
Res2Dinv untuk dilakukanya pemodelan penampang 2D
3. Res2Dinv
Res2Dinv software yang digunakan para peneliti dalam melakukan
permodelan penampang 2D data geolistrik. Res2Dinv juga digunakan
untuk membuat pemodelan penampang 2D bawah permukaan daerah
penelitian yang selanjutnya dapat diidentifikasi jenis material yang
terdapat di bawah permukaan berdasarkan besar resistivitasnya dan
mampu memodelkan permodelan penampang 2D bawah permukaan
dengan baik, mudah dan mempunyai fitur yang banyak didalamnya..
4. ArcMap
ArcMap digunakan untuk membuat peta lokasi penelitian yang
sebenarnya. ArcMap digunakan karna memiliki fitur yang lengkap
untuk melakukan pembuatan peta dengan mudah.

4.3 Jenis Penelitian


Jika ditinjau dari penilitian ini, maka bisa dinyatakan bahwa jenis
penilitaian ini yaitu percobaan atau pendugaan, dikarenakan
dilaksanakan dengan pengujian yang berulang. Dengan menggunakan
data yang diproleh berdasarkan pengamatan langsung dalam penelitian
ini terhadap objek tertentu, selanjtnya diolah dalam bentuk laporan.

4.4 Variable Penelitian


Variabel dalam penilitian ini yaitu variable bebas, variable terikat
dan variabel control. Variable bebasnya yaitu Resistansi (R), dan
Resistivitas ( ρ ¿, sedangkan variabel terikatnya adalah Beda tegangan
dan Kuat arus listrik, dan variable kontrolnya adalah Jarak antara
elektroda (α ¿

4.3 Jenis Penelitian


Jika ditinjau dari penilitian ini, maka bisa dinyatakan bahwa jenis
penilitaian ini yaitu percobaan atau pendugaan, dikarenakan
dilaksanakan dengan pengujian yang berulang. Dengan menggunakan
data yang diproleh berdasarkan pengamatan langsung dalam penelitian
ini terhadap objek tertentu, selanjtnya diolah dalam bentuk laporan.

4.4 Variable Penelitian


Variabel dalam penilitian ini yaitu variable bebas, variable terikat
dan variabel control. Variable bebasnya yaitu Resistansi (R), dan
Resistivitas ( ρ ¿, sedangkan variabel terikatnya adalah Beda tegangan
dan Kuat arus listrik, dan variable kontrolnya adalah Jarak antara
elektroda (α ¿ .

4.5 Prosedure Penelitian


a). Prosedure pada penelitian dengan konfigurasi Wenners Schlumber
ini yaitu:
1. Sebelum melakukan akuisi data menggunakan metode geolistrik
konfigurasi Weners Schlumberger, sebaiknya mempelajari terlebih
dahulu struktur geologi local dan ragional wilayah daerah
pengukuran setempat, dengan tujuan untuk menentukan target
penelitian,banyaknya titik pengukuran, dan mempermudah dalam
melakukan interpretasi data yang telah didaptkan di lapangan.
2. Buatlah desain survei untuk menentukan lokasi titik pengukuran dan
panjang lintasan dalam akuisi data menggunakan metode geolistrik.
3. Siapkan alat yang akan diperlukan untuk melakukan pengambilan
data seperti alat-alat yang dipersiapkan.
4. Bentang meteran dititik pengukuran dengan panjang meteran sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.
5. Pasang kabel penghubung dari alat ke kabel penyambung elektroda
dan pasang penjepit dari alat ke accumulator. Untuk pemasangan
penjepit ke accumulator diutamakan pasang terlebih dahulu kutub
negative dan kemudian ke kutub positif.
6. Tancapkan semua elektroda sesuai dengan konfigurasi yang
digunakan yaitu konfigurasi Wenners Schlumberger
7. Lihat di display analog arus, jika jarum menunjukan kurang dari
setengah, ulangi rangkain elektroda dengan cara memindahkan
elektroda ditempat lain.
8. Kemudian hidupkan alat dengan cara tekan tombol on/off.
9. Lalu, hilangkan nilai self potential dengan cara mengenolkan nilai
beda potensial (V) dengan cara memutar knop High untuk pemutar
kasar dan knop Low untuk pemutar halus.
10. Selanjutnya, atur arus yang ada diinjeksikan ke titik pengukuran
dengan memutar knop Current.
11. Tekan tombol INJECT untuk memulai pengukuran. Tunggu hingga
nilai beda potensial (V) stabil. Ketika nilai beda potensial (V) telah
stabil, tekan tombol HOLD tanpa melepas tombol INJECT dan tulis
nilai beda tegangan atau potensial (V) dan kuat arus (I) pada tabulasi
data.
12. Hitungan nilai resistivitas ( ρ ¿ dengan menggunakan persamaan:
V
ρɑ=K
I
13. Matikan alat dan alat ukur untuk jarak elektroda selanjutnya dengan
cara yang pada pangukuran pertama.

b). Prosedure pada penelitian dengan konfigurasi dipole-dipole ini yaitu:

1. Memasang elektroda sebanyak 16 elektroda pada lintasan sepanjang


75meter dengan spasi antar elektroda sebesar 5meter pada lapangan
lokasi penilitian.

2. Kabel penghubung elektroda pertama hingga elektroda ke lapangan


dimasukan pada lubang alat resistivity meter yang bertuliskan angka 9-
16.

3. Kabel penghubung elektroda ke Sembilan hingga elektroda ke 16


dimasukan pada lubang alat resistivity yang bertuliskan angka 9-16.

4. Sisa lubang dipergunakan untuk kabel penghubung dengan sumber arus


atau aki dan kabel penghubung alat resistivity meter.

5. Memasukan konfigurasi dipole-dipole yang telah dibuat dalam bentuk


notepad setelah itu menklik save satting now.

6. Memilih resistivity setelah itu memilih directory untuk menyimpang data


yang dihasilkan dari pengukuran lalu menklik start. Dengan software
tersebut monitoring dibawah permukaan tanah maka otomatis akan
dibaca.

7. Data hasil pengukuran disimpan pada direktori yang sudah dipilih


sebelum pengkuran.

4.6 Teknik Analisis Data

Analisa data menggunakan alat bantu statistik berupa software


Res2Dinv . Data yang telah diperoleh di lapangan kemudian dihitung
guna memperoleh nilai hambatan jenis semu. Kemudian hasil tersebut di
inversi dengan perangkat lunak Res2Dinv supaya model penampang 2D
hambatan jenis bawah permukaannya didapatkan.
Gambaran merupakan langkah terahir dalam pelaksanaan
penelitian ini. Gambaran data dipergunakan dalam mengenal litilogi di
daerah tersebut. perangkat lunak Res2Dinv akan memberikan hasil data
yang telah diolah yaitu berupa penampang 2D. Nilai hambatan
selanjutnya dibandingkan dengan hambatan acuan serta peta geologi
daerah tersebut dalam menentukan jenis litologi apa saja yang
menyusun pada daerah itu.
4.6 Diagram Penilitian

Diagram alur pada penilitian ini yaitu:

Mulai

Survey Awal

Identifikasi Masalah

Survey Lapangan Penelitian

Penentuan Lintasan elektroda dengan panjang bentangan 200


meter

Pengukuran di Lapangan dengan Metode Geolistrik konfigurasi


Schlumberger dan dipole-dipole dengan alat resistivity meter

Kedalaman yang terdeteksi 100 m

Pengolahan Data Menggunakan Software


Res2Dinv + ArcMap
DAFTAR PUSTAKA

Adila Mirna Sari. (2022). IDENTIFIKASI AKUIFER BAWAH


PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI
WENNER DI DAERAH KULON PROGO. Indonesis: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Arifa Insani Navila, Ariela Realita, dan Tjipto pratowo. (2021). ANALISIS
ANOMALI GRAVITASI SEMERU PASCA ERUPSI 4 DESEMBER
2022. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia, Vol. 12, Indonesia: Universitas

Deska Yolantari, Suhayat Minardi, dan Alfina Taurida Alaydrus. (2023).


Monitoring Dinamika Fluida Menggunakan Metode Geolistrik Antar
Waktu di Kawasan Mandalika, Pulau Lombok. Jurnal Pertambangan
dan Lingkungan, Vol4, Indonesia: FMIPA, Universitas Mataram.

Dinda nabila. (2023). IDENTIFIKASI UTILITAS DIBAWAH PERMUKAA


DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-
DIPOLE STUDI KASUS: PIPA PT PERTAMINA, GEDEBAGE,
BANDUNG, JAWA BARAT. (HAL 6-).
Hasrianto, Ravial, Moh. Khadir Noor, Haslinda Hasan, dan Ali Imron. (2023).
Simulasi Metode Geolistrik Resistivity dan IP Untuk Penentuan
Konfigurasi Elektroda Pengukuran Yang Akurat Bijih Mangan
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Jurnal Minetech, Vol 2,
Indonesia, Makasar Universitas Bosowa
Lidia Paskalia Nipu. (2022). Penentuan Kualiatas Air Tanah Sebagai Air
Minum dengan Metode Indeks Pen cemaram. Jurnal Of Physics and
Its Application, Vol. 2, Indonesia: Univeristas San Pedro.
Muh. Waqiatul Hasan, Muh Adrian, Ayusari Wahyuni, dan M. Arif Rahman.
(2022). Analisis Sturuktur Lapisan Batuan Dibawah Permukaan
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfiguraasi
Schlumberger Dan Dipole-dipole Di Desa Ngalang. Jurnal Sains
Fisika, Vol.2, Indonesia: Universitas Gajah Mada.
Mei Saroh, dan Usman Malik. (2023). IDENTIFIKASI AIR LAUT
TERHADAP AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE
GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI
KELURAHAN MUNDAM KOTA DUMAI. Jurnal Komunikasi
Fisika Indonesia, Vol. Indonesia: Universitas Riau, Riau.
Muh. Waqiatul Hasan, Muh Adrian, Ayusari Wahyuni, dan M. Arif Rahman.
(2022). Analisis Sturuktur Lapisan Batuan Dibawah Permukaan
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfiguraasi
Schlumberger Dan Dipole-dipole Di Desa Ngalang. Jurnal Sains
Fisika, Vol.2, Indonesia: Universitas Gajah Mada.
Rizka, Piskora, Setiawan dan Saputra. (2020). Simulation of Time-Lapse
Resistivity Method on Sanbox Model to Determine Fluid Changes and
Desaturation. Jurnal of Geoscience Enginering, Enviroment and
Tachnology, Vol.7

Anda mungkin juga menyukai