Anda di halaman 1dari 15

METODE PENELITIAN

ANALISIS SEBERAN POTENSI AIR TANAH MENGUNAKAN METODE


GEOLISTRIK 2D DENGAN KONFIGURASI Werner- Schlumberger DAN
DIPOLE-DIPOLE PADA FENOMENA BATU MENEK, DESA BODAK,
KECAMATAN PRAYA, KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Oleh
HAERUL AZWAR
G1B021004
LATAR BELAKANG
Pulau Lombok secara geografis terletak pada
AIR TANAH 8°25'41.8 LS - 8°45'00.7 LU dan 115°47'59.1 -
116°45'41.4 BT. Menurut BPS NTB (2020)
luas Pulau Lombok sekitar 5.435 km2.
Topografi pulau Lombok berupa dataran
rendah di utara, selatan, barat, dan timur
dengan elevasi 0 sampai 166 m di atas
permukaan laut (MDPL). Lereng bukit dengan
topografi landai berada di bagian tengah
dengan elevasi 166-1500 MDPL sedangkan
topografi bergunung ada di bagian timur
dengan elevasi lebih dari 1500 MDPL (Wahid,
dkk,2020)

Gambar 1 :Pulau Lombok (sumber, jurnal Pendidikan


geosfer)
LATAR BELAKANG
Air tanah merupakan air yang menempati pori-pori batuan
AIR TANAH di bawah permukaan tanah pada zona jenuh air. Air tanah
saat ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Selanjutnya dikatakan bahwa air tanah
mengalir pada suatu penampang yang seragam dengan gaya
gravitasi yang diperoleh dari kemiringan kontur air tanah.
Air tanah mengalami pergerakan di dalam akuifer dengan
kecepatan tertentu sehingga memiliki potensi air tanah yang
bersifat dinamis (Wiwin, dkk, 2020).

Gambar 2. Peta Pola Aliran Air Tanah di


Area Kampus Utama UMP
(Sumber, Jurnal Sainteks)
LATAR BELAKANG
Sumber air dapat berasal dari air
AIR TANAH hujan, sungai, danau atau air yang
tersimpan dalam tanah/akuifer Air
yang berada di dalam tanah disebut
air tanah. Akuifer adalah lapisan
batuan di bawah permukaan tanah
yang mengandung air dan dapat
dilalui air. Akuifer lapisan bebatuan
mengandung air dan secara
signifikan mampu mengalirkan air
melalui kondisi alaminya. akuifer
merupakan lapisan pembawa air .
Ditinjau dari muka air tanah, akuifer
dikelompokkan menjadi akuifer
bebas dan akuifer tertekan
(Darsono,2016).
Gambar 3. Sistem Akuifer (sumber:
Indonesian Journal of Applied
Physics (2016)
LATAR BELAKANG

GEOFISIKA
AIR TANAH

Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau
prinsip-prinsip fisika. Penelitian geofisika diperlukan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan
bumi melibatkan pendataan di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki
oleh batuan di dalam bumi. Dari pendataan ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di
bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Sedangkan geologi mempelajari
lapisan batuan dari kulit bumi (atau litosfer) dan perkembangan sejarahnya (Bahri dan
madlazim,2012).
LATAR BELAKANG

GEOLISTRIK
AIR TANAH

Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika dengan uji tidak merusak (non-
destructive test) sifat fisik asli tanah atau batuan. Penginjeksian arus listrik pada permukaan tanah
merupakan ciri dari metode ini, yang kemudian diikuti dengan pembacaan beda potensial melalui
sepasang elektroda lainnya). Kelebihan dari metode ini adalah efisiensi pada akuisisi data dan tanpa
pengeboran yang cenderung akan merusak sifat asli tanah dan batuan. Akusisi data dilakukan pada
tiga tempat yang berbeda untuk dianalisis jenis tanah dan batuan dari penampang resistivitas yang
diperoleh . Adapun metode geolistrik yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode geolistrik
dengan konfigurasi wenner dan dipole-pole(Syamsudin,dkk, 2019).
LATAR BELAKANG
KONFIGURASI
AIR TANAH WENNER SCHLUMBER DAN DIPOLE-DIPOLE

Metode konfigurasi Schlumberger Perssamaan yang digunakan pada konfigurasi


adalah pangukuran yang dalam Schlumberger:
penggunananya dengan Vertical
∆∇
Electrical Sounding (VES). 𝜌 ɑ = 𝜋 𝑛 ( 𝑛+ 1 ) ɑ
Terdiri dari tiga titik saunding 𝐼
yang memliki panjang masing- Dimana :
masing berbeda. Data yang
diproleh dari konfigurasi ini yaitu ρ resistivitas semu (Ωm),
berupa kuat arus (I), dan beda πn(n + 1): faktor geometri,
potensial (Febriani,2019) ∆V : beda potensial (Volt)
I : besar kuat arus (ampere).
LATAR BELAKANG
KONFIGURASI
AIR TANAH WENNER SCHLUMBER DAN DIPOLE-DIPOLE
metode geolistrik resistivity menggunakan
Perssamaan yang digunakan pada konfigurasi
konfigurasi dipole-dipole membantu proses
dipole-pole:
identifikasi secara cepat guna mengetahui
keberadaan terdapatnya rongga di Kawasan
Karst. Rongga-rongga yang terisi air memiliki
nilai resistivitas yang rendah sedangkan
rongga yang berisi udara memiliki nilai
resistivitas yang tinggi, konfigurasi dipole-
dipole memiliki penetrasi kedalaman yang
memiliki sensitifitas yang baik untuk
menyelidiki sebaran bawah permukaan secara
mapping atau lateral sehingga sangat cocok
digunakan dalam penelitian untuk identifikasi
keberadaan rongga-rongga dibawah tanah
(Hikmah,dkk, 2021).
LATAR BELAKANG
KONFIGURASI
AIR TANAH WENNER SCHLUMBER DAN DIPOLE-DIPOLE

Gambar 4: Susunan Elektroda konfigurasi Gambar 5 Konfigurasi elektroda dipole-dipole (


Schlumberger (Morais, 2008) Morais, 2008)
Berdasarkan analisa nilai resistivitasnya dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner-
Schlumberger dan Dipole-Dipole. Dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger dan
Dipole-Dipole yang didasari dengan hukum Ohm untuk mengetahui resistivitas jenis perlapisan batuan pada tiap
lapisan permukaan bumi. Dengan menginjeksikan arus melalui dua elektroda arus maka beda potensial yang muncul
dapat terukur dari elektroda potensial. Variasi harga tahanan jenis akan didapatkan jika jarak masing-masing
elektroda diubah, sesuai dengan konfigurasi Wenner- Schlumberger dan Dipole-Dipole. Nilai tahanan jenis yang
terukur bukan merupakan harga (Oktavani dan Kadri, 2018)
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

1. Bagaimana analisis mengenai potensi 1. Untuk mengetahui sebaran air tanah


sebaran air tanah pada permukaan pada permukaan bumi yang dapat
bumi menggunkana metode geolistrik digunakan.
yaitu, metode Schlumberger dan
metode Dipole-pole. 2. Untuk menganalisa struktur geologi
2. Mengetahui kadar keasaman pada air baik dari segi bebatuan yang
tanah yang aman digunakan oleh
Masyarakat menggunakan metode terkadung dibawah permukaan tanah,
geolistrik. baik dalam menganalisis persebaran
potensi air tanah dapat digunakan.
MAMFAAT PENELITIAN

Mamfaat Teoritis Mamfaat Praktis

Dengan menggabungkan kedua Metode geolistrik 2D dengan dua


konfigurasi metode geolistrik 2D, konfigurasi tersebut dapat membantu
dapat dimamfaatkan dalam menentukan lokasi sumber air bawah tanah.
mengidentifikasi lokasi potensi Hal ini dapat membantu dalam perencanaan
sumber ait tanah di bawah pengelolaan sumber daya air.
permukaan tanah
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Wiyuda,dkk Dengan menggunakan konfigurasi dipole-pole pada zona
AIR TANAH
konduktif dibawah permukaan dengan menghubungkan zona-zona dengan nilai
resistivitas rendah sebagai indikasi menggunakan data model resistivitas 2D, untuk
mengidentifikasikan kedalaman akuifer yang mengandung air tanah di permukaan yang
terdapat 6 lintasan geolistrik dipole=dipole yang telah terakuisi. Di daerah penelitian terdapat
area-area konduktif yang terdiri dari area konduktif A,B,C, dan D yang diperkirakan memeliki
luas 33km. Berdasarkan hasol model resistivitas 1D, dan 2D, resistivitas rendah anomaly
diperkirakan merupakan fluida hidtrotremal yang bergabung dengan permukaan
munculnya panas bumi.Anomali resistivitas rendah diasumsikan dengan batuan ubahan,
didaerah penelitian, sedangkan tinggi anomaly diduga merupakan lava andestik
pangonan yang memiliki resistivitas nilai diatas 1500Ωm (Wiyuda,dkk,2022).
TINJAUAN PUSTAKA
AIR TANAH Interpretasi Kualitatif Zona Konduktif Bawah Permukaan

permukaan. Pada penelitian ini terdapat 6 lintasan geolistrik dipole-


dipole yang telah terakuisisi. Adapun lintasan-lintasan yang
dikorelasikan dibagi menjadi dua kelompok. Lintasan geolistrik Grup 1
terletak di kawasan wisata Kawah Sikidang dan berpotongan di Kawasan
manifestasi panas bumi aktif. Lintasan Grup 1 terdiri dari jalur 1, jalur 2,
jalur 3, dan jalur 4, masing-masing membentang timur laut-barat daya di
jalur 1, barat laut-tenggara di jalur 2, timur-barat di jalur 3, dan utara-
selatan di jalur 4. Geometri daerah konduktif diidentifikasi oleh rasio
zona konduktif dalam empat garis jalur tersebut. permukaan. Pada
penelitian ini terdapat 6 lintasan geolistrik dipole-dipole yang telah
terakuisisi. Adapun lintasan-lintasan yang dikorelasikan dibagi menjadi
dua kelompok. Lintasan geolistrik Grup 1 terletak di kawasan wisata
Kawah Sikidang dan berpotongan di Kawasan manifestasi panas bumi
aktif. Lintasan Grup 1 terdiri dari jalur 1, jalur 2, jalur 3, dan jalur 4,
masing-masing membentang timur laut-barat daya di jalur 1, barat laut-
tenggara di jalur 2, timur-barat di jalur 3, dan utara-selatan di jalur 4.
Geometri daerah konduktif diidentifikasi oleh rasio zona konduktif
dalam empat garis jalur tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Mirzaei,dkk (2022), Hasil interpretasi dari dataset yang berbunyi resistivitas adalah
AIR TANAH
didemonstrasikan dalam satu dimensi (1-D) menggunakan bentuk IPI2win yang mencakup
resistivitas dan ketebalan bawah permukaan lapisan. Untuk menafsirkan data dari survei
semacam itu, dengan asumsi bahwa bawah permukaan terdiri dari horizontal lapisan dan tidak
memperhitungkan perubahan lateral pada resistivitas lapisan. Pola kurvanya berubah tiba-tiba
dalam hal derajat karstifikasi yang dihasilkan umumnya berhubungan dengan perubahan litologi
batu gamping dan struktur tektonik seperti patahan. Metode ERT digunakan untuk menentukan
kelistrikan distribusi resistivitas bawah permukaan. Resistivitas batuan kapur dikaitkan dengan
beberapa parameter diantaranya jenis batu gamping, elektron konduktivitas dan ketebalan.
Karena perbedaan-resistivitas listrik yang berbeda-beda di kawasan karst, yaitu Metode ERT
memberikan hasil yang berguna pada geometri batuan dasar dan akuifer. Dalam survei ERT ini,
setelah inversi data lapangan, metode yang disediakan adalah dua dimensi (2D) model resistivitas
suatu bagian bawah tanah. Data lapangan pemrosesan dilakukan dengan perangkat lunak
Res2DInv.
TINJAUAN PUSTAKA
. Dari penelitian yang dilakukan resistivitas listrik dan
AIR TANAH
tomografi IP memiliki efek yang kuat telah dikonfirmasi
terutama dalam jaringan dipole-dipole, Namun, dalam
beberapa kasus jaringan Schlumberger, Penyimpangan
kedalaman yang terlihat mungkin terjadi karena
ketinggian sensitivitas data IP secara mendalam.
Schlumberger dan tomografi Wenner – Shlumberger
dengan investigasi tingkat tinggi. Kedalaman yang dalam
(sekitar 200 m) mungkin menunjukkan area yang
berbeda akuifer karst tetapi karena jarak VES 50 m tidak
memungkinkan Kemampuan mendeteksi lubang dengan
Gambar 1.2 Comparison of well logging of a diameter kurang dari 10 m. Survei ERT dapat dilakukan
gamma, b resistivity, and c SP, d borehole dengan menerapkan metode yang berbeda konfigurasi
videometery images, e VES curve of trode (dipol-dipol, Schlumberger, Wenner, dll.)
Schlumberger array, and f 1D interpretation of tergantung pada lapisan tanah, kedalaman survei, sensitif
VES using IPI2win of Abrak water well, terhadap perubahan vertikal dan horizontal di tanah
southeast Naale Asbi syncline. resistivitas permukaan.

Anda mungkin juga menyukai