Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOFISIKA EKSPLORASI

REVIEW

OLEH :
TURIBIUS WAHYU
D061191060

GOWA
2021
LATAR BELAKANG Adapun tujuan dari dilaksanakan filedtrip
Geofisika atau Geophysics (dalam bahasa ini ialah :
inggris) terdiri atas dua kata yaitu Geo yang 1. Mengetahui cara pengambilan data dan
berarti bumi dan physics yang berarti fisika. menggunakan metode geolistrik
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang 2. Mengetahui hasil yang didapatkan di
mempelajari bumi menggunakan kaidah atau lapangan menggunakan metode geolistrik.
prinsip-prinsip fisika penelitian geofisika
LOKASI
dilakukan untuk mengetahui kondisi dibawah
Kegiatan fieldtrip ini dilaksanakan pada
permukaan bui yang dimiliki oleh batuan di
hari Sabtu pada tanggal 30 Oktober 2021.
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat
Daerah penelitian berlokasi di daerah Kampus
ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di
Teknik Universitas Hasanuddin, Kecamatan
bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal
Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi
maupun horizontal.
Sulawesi Selatan. Dimana pada fieldtrip kali ini
Geolistirik merupakan salah satu metode
lokasi dilakukan di daerah Departemen Teknik
geofisika aktif, karena arus listrik berasal dari
Geologi Universitas Hasanuddin.
luar sistem. Geolistrik merupakan salah satu
metode geofisika yang bertujuan mengetahui
sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan dibawah
permukaan tanah dengan cara meng injeksikan
arus listrik ke dalam tanah, Tujuan utama dari
metode jasa geolistrik ini sebenarnya adalah
mencari resistivitas atau tahanan jenis dari
Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian.
batuan. Resistivitas atau tahanan jenis adalah
besaran atau parameter yang menunjukkan ALAT DAN BAHAN
tingkat hambatannya terhadap arus listrik. Adapun alat dan bahan yang digunakan
Batuan yang memiliki resistivitas makin besar, selama filedtrip yaitu :
menunjukkan bahwa batuan tersebut sulit untuk 1. Roll meter 100m (3 buah)
dialiri oleh arus listrik. Selain reistivitas batuan, 2. Kabel roll (4 buah)
metode geolistrik juga dapat dipakai untuk 3. Geolistrik ministring R1
menentukan sifat-sifat kelistrikan lain seperti 4. Patok elektroda
potensial diri dan medan induksi. 5. Aki 24 Volt (2 buah)
6. Palu godam (2 buah)
MAKSUD DAN TUJUAN
7. Payung (4 buah)
Adapun maksud dari dilaksanakan
8. ATK
fieldtrip geofisika eksplorasi ini ialah agar
9. Lembar praktikum
peserta dapat mengetahui dalam penggunaan
alat geolistrik.
arus dan potensial yang digunakan. Terdapat
beberapa konfigurasi yang biasa digunakan
dalam pengukuran geolistrik, diantaranya ialah
konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger
dan konfigurasi dipole-dipole.

KLASIFIKASI

Gambar 2 Peralatan Pengambilan Data Geolistrik.

GEOLISTRIK
Geolistrik merupakan suatu metode
geofisika yang digunakan untuk mengetahui
sifat resistivitas perlapisan batuan yang berada
di bawah permukaan tanah. Dua elektroda
digunakan untuk menginjeksikan listrik ke
bawah permukaan, yang selanjutnya akan
diukur beda potensial (∆V) yang terjadi.
Batuan-batuan di dalam bumi dan beberapa
material lainnya (misalnya fluida, mineral, dan
lain sebagainya) memiliki resistivitas atau
konduktivitas tertentu.
Umumnya metoda geolistrik yang sering
digunakan adalah yang menggunakan 4 buah
elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus
serta simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah
elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2 buah
elektroda tegangan (MN) di bagian dalam.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2,
besarnya arus listrik yang dialirkan serta
tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu
GEOLOGI REGIONAL
harga tahanan jenis semu (apparent resistivity).
Pada peta geologi sistematik Indonesia
Disebut tahanan jenis semu karena tahanan
skala 1:200.000, daerah penelitian termasuk
jenis yang terhitung tersebut merupakan
dalam Peta Geologi Lembar Pangkajene dan
gabungan dari banyak lapisan batuan di bawah
Watampone Bagian Barat meliputi Daerah Tk.
permukaan yang dilalui arus listrik. Di dalam
II Kabupaten Maros, Pangkep, Barru
pengukuran geolistrik sendiri sangat erat
Watansoppeng, Wajo, Watampone, Sinjai dan
kaitannnya dengan geometri susunan elektroda
Kotamadya Parepare: semuanya termasuk TAHAPAN KEGIATAN
Daerah Tk. 1 Propinsi Sulawesi Selatan. Batuan Adapun tahapan kegiatan fieldtrip adalah
tua yang umurnya belum diketahui terdiri dari sebagai berikut :
batuan ularabasa, batuan malihan dan batuan 1. Tahap persiapan, melakukan asistensi
melange. Batuannya terbreksikan dan tergerus terkait acara yang akan di fieldtrip-kan.
dan mendaun, dan sentuhannya dengan formasi 2. Tahap kegiatan, mengambil data di
dl sekitarnya berupa sesar atau ketidselarasan. lapangan yang nantinya akan diolah
Kemungkinan menunjukkan peristiwa malihan menjadi laporan
akhir pada tektonik Zaman Kapur. Batuan tua 3. Tahap pengolahan data, dimana peserta
ini tertindih tak selaras oleh endapan flysch mengolah data data-data dari hasil
Formasi Balangbaru dan Formasi Marada yang pengambilan data dilapangan menjadi data
tebalnya lebih dari 2000 m dan berumur Kapur penampang yang menunjukkan
Akhir. Kegiatan magma sudah mulai pada resistivitas.
waktu itu dengan bukti adanya sisipan lava 4. Tahap penyusunan laporan dimana peserta
dalam flysch, Formasi, Walanae berhubungan telah memperoleh data-data dari hasil
menjemari dengan bagian atas Formasi Camba. pengambilan data dilapangan dan sudah
Kegiatan gunungapi selama Miosen Akhir dilakukan pengolah data kemudian
sampai Pliosen Awal merupakan sumber bahan dibuatkan dalam bentuk laporan tentang
bagi Formasi Walanae. Kegiatan gunungapi tentang fieldtrip yang telah dilalui sebagai
yang masih terjadi di beberapa tempat selama bahan untuk evaluasi.
Pliosen, dan menghasilkan batuan gunungapi
Parepare (4,25-4,95 juta tahan) dan Baturape- Tahapan
Cindako, juga merupakan sumber bagi formasi Persiapan

itu. (Sukamto, 1982).


Di daerah Lembar Pangkajene dan Kegiatan
Watampone Bagian Barat terdapat dua baris
pegunungan yang memanjang hampir sejajar
pada arah utara-barat laut dan terpisahkan oleh Pengolahan
Data
lembah Sungai Walanae. Pegunungan yang
barat menempati hampir setengah luas daerah,
Penyusunan
melebar di bagian selatan (50 km) dan Laporan
menyempit di bagian utara (22 km). Puncak
Tabel 1. Flowchart Tahapan Praktikum.
tertingginya 1694 m, sedangkan ketinggian
rata-ratanya 1500 m.
PEMBAHASAN reading of data file complete. Klik OK
Adapun pada tahapan ini seperti pada gambar di bawah ini.
1. Buka data pengukuran lapangan pada
excel

Gambar 5 Read Data File

Gambar 3 Data Pengukuran Excel


2. Setelah itu save data excel dalam format
.txt dengan membuat format data input
agar bisa dibuka pada software Res2div.
KETERANGAN: Gambar 6 Open Data Lapangan
Baris 1: Nama survey
Baris 2: Jarak elektroda terkecil
Baris 3: ID konfigurasi (1 = Wenner, 7 =
Schlumberger)
Baris 4: Jumlah datum point/data

Gambar 7 Data File Completed

4. Klik Menu Inversion  Choose logarithm


of apparent resistivity  muncul jendela
Use Logarithm of Apparent Resistivity 
Pilih Use apparent Resistivity  Klik OK.

Gambar 4 Format data .txt


Baris 5: jenis data (1= resistivitas, 0 = IP)
Baris 6: 0 = datum point, 1 = jarak x elektroda.
Baris 7 dst : baris data (Kolom 1= dp, kolom 2 = a,
dan kolom 3 = Rho.
Diakhiri 0 4x. Gambar 8 “Choose Logarithm”

3. Buka Aplikasi Res2dinv dan Klik Menu


File  Read data File  pilih file
(pelatihan geolistrik.txt)  Open, maka
akan muncul pesan konfirmasi bahwa

Gambar 9 Klik ‘Ok”


5. Klik Menu Inversion  Least square
inversion  muncul File Name For
Inversion result Pilih File dan Read
Data  Save. Kemudain Res2dinv akan
menginversi terhadap data lapangan yang
di input. Gambar 13 Hasil Inversions

Gambar 10 Klik “Least square inversion” Gambar 14 Gambar Penampang


pada menu inversion
Pada Gambar 14 Data resistivitas pada
lintasan memiliki panjang lintasan
pengukuran sepanjang 300 meter dengan
spasi elektroda 20 meter menggunakan
elektroda sebanyak 36 buah, pada kondisi
cuaca pada saat pengambilan data
Gambar 11 Klik ‘Save mendung. Terlihat bahwa nilai resistivitas

6. Setelah itu maka akan muncul hasil terukur dengan nilai 3.972 Ωm dengan

inversi. Lalu akan ada petunjuk untuk kedalaman ± 65 cm di bawah permukaan

pengguna melanjutkan proses inversi tanah.

hingga literasi yang diinginkan jika model Berdasarkan hasil korelasi data

yang diperoleh masih belum sesuai. Untuk tersebut, data resistivitas maka nilai

menambah literasi, pengguna resistivitas pada lokasi penelitian dapat di

memasukkan salah satu angka 1 hingga 9. klasifikasikan seperti berikut.

Untuk mengakhiri proses inversi, No Jenis Material Nilai Resistivity


(Ωm)
masukkan angka 0 atau klik Cancel. 1 Konglomerat 0 – 2,50
2 Andesit 2,50 – 30
3 Tufa 30 – 50
4 Breksi 50 – 100
5 Gamping 100 – 500
6 Konglomerat 500 - 2500
7 Diorit > 2500
Tabel 2 Nilai Resistivity Lokasi Penelitian

Gambar 12 Enter Additional inversions


KESIMPULAN Sinjai, Sulawesi Selatan.Pusat Penelitian
Berdasarkan hasil pengambilan dan dan Pengembangan Geologi : Bandung.
pengolahan data yang diambil dilokasi
Hendrajaya, L dan Arif, I. 1990, Geolistrik
penelitian maka dapat disimpulkan:
Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika Bumi,
1. Peserta akhirnya mengetahui cara
Jurusan Fisika FMIPA ITB, Bandung.
pengambilan data geolistrik menggunakan
konfigurasi wenner yang memiliki
kelebihan dan kekurangan
2. Peserta akhirnya mengetahui nilai
resistivity pada data penelitian yang
ditunjukkan berdasarkan korelasi data,
maka jenis material konglomerat memiliki
nilai resistivitas 0 – 2,50 Ωm, Andesit
memiliki nilai resistivitas 2,50–30 Ωm,
Tufa memiliki nilai resistivitas 30–50 Ωm,
Breksi memiliki nilai resistivitas 50-100
Ωm, Gamping memiliki nilai resistivitas
100–500 Ωm, Konglomerat memiliki nilai
resistivitas 500-2500 Ωm, dan Diorit
memiliki nilai resistivitas > 2500 Ωm

DAFTAR PUSTAKA
Bulkis Kanata dqan Teti Zubaidah. 2008.
Aplikasi Metode Geolistrik Jenis
Konfigurasi Wenner-Schlumberger untuk
Survey Pipa Bawah Permukaan.

Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya Vol. 3, No.


2. Agustus 2018. Takaeb Yohanes, Sutaji
Hadi Imam, dan Bernadus. 2019.
Interpretasi Jenis Batuan Menggunakan
Metode Geomagnetik Daerah
Terakumulasinya Air Tanah di Bena
Amanuban Selatan.

Sukamto, R.. dan Supriatna. 1982. Geologi


Lembar Ujungpandang, Benteng, dan

Anda mungkin juga menyukai