Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK


ACARA I : SIFAT FISIK SOIL

LAPORAN

OLEH :
KIRENIA KARTIKA
D061191093

GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah sebagai bahan Teknik adalah bahan yang tak terkonsolidasi yang

tersusun dari partikel padat yang terpisah-pisah dengan cairan dan gas yang

menduduki ruang-ruangan antar partikel tersebut. Material tanah merupakan suatu

objek yang penting dalam ilmu geologi khususnya geologi Teknik. Tanah sangat

erat hubungannya dengan rekayasa. Pemahaman dalam karakter tanah dapat

membantu dalam melakukan kegiatan rekayasa. Pemahaman terhadap tanah

diperlukan untuk meminimalisir resiko yang akan timbul dalam suatu pekerjaan

rekayasa.

Oleh karena itu pada praktikum kali ini membahas tentang Sifat fisik soil

agar mempunyai pengetahuan tentang geologi Teknik khususnya di sifat fisik soil

yang dapat mempengaruhi bangunan Teknik yang berdiri atau di bangun di

atasnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini yaitu agar praktikan mampu menganalisis sampel

yang diamati. Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain:

1. Praktikan dapat mengetahui apa itu sifat fisik soil

2. Praktikan mampu menentukan nilai dari pengujian bulk density dan faktor

yang mempengaruhinya

3. Praktikan mampu menentukan nilai dari pengujian unit density dan faktor

yang mempengaruhinya
1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum Sifat Fisik Soil ini yaitu untuk mengetahui

sifat fisik dari sampel tanah yang diamati.

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1) ATK
2) Nampan
3) Jas lab
4) Cawan
5) Sarung tangan
6) Oven
7) Lilin
8) Pipa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Tanah

Secara garis besar sifat tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Sifat fisik (index properties) dan

b) Sifat teknis.

Pengujian sifat fisik tanah, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

menyeluruh dan rinci, mengenai sifat fisik, antara lain:

a) Berat isi (γn)

b) Berat jenis (Gs)

c) kadar air (Wn)

d) susunan butiran (m%)

Pengujian sifat teknis tanah, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

menyeluruh dan rinci, mengenai sifat fisik, antara lain:

a) Kepadatan

b) Permeabilitas

c) Kuat geser

d) Konsolidasi

Secara sederhana, susunan material tanah dapat digambarkan seperti

gambar, yang terdiri dari butiran tanah,air dan udara. Tanah dapat dalam kondisi

jenuh air dimana seluruh Pada kondisi sebagian jenuh air, susunan terdiri dari

butiran tanah, air dan udara, kering; sedang pada kondisi kering kandungan airnya

tidak ada dan pada kondisi jenuh air,semua pori terisi air tidak ada kandungan

udaranya.
Gambar 2.1 Susunan tanah pada kondisi jenuh air sebagian

2.1.1 Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati secara langsung yang

tidak dipengaruhi oleh gaya. Sifat fisik tanah antara lain:

1. Pori-pori tanah

Pori-pori tanah adalah bagian dari volume tanah yang tidak diisi oleh tanah

seluruhnya. Dalam keadaan alami, pori-pori diisi oleh cair an atau gas atau

keduanya. Pengisian oleh gas tersebut biasanya adalah udara. Didalam teknik

tanah, pori-pori udara dianggap seperti tanpa bobot. Pengisian oleh cairan

biasanya adalah air. Air yang mengisi pori-pori dianggap bersifat tidak mudah

termanfaatkan.

2. Kadar air (w)

Kadar air di dalam tanah dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Perbandingan dari volume air didalam pori- pori terhadap total volume

pori- pori.

b) Berat air dalam pori-pori terhadap berat partikel tanah kering.


Kadar air optimum adalah persentase dari kadar air, berdasarkan berat

kering, pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh dari hasil pemadatan.

Tanah yang jenuh adalah tanah yang pori-porinya seluruhnya diisi oleh air.

Contohnya adalah tanah yang berada dibawah muka air tanah. Tanah yang basah

memerlukan pengeringan untuk mencapai kadarair optimum. Tanah yang lembab

dan alami biasanya mempunyai kadar air yang mendekati kadar air optimum.

Tanah yang kering hanya berisi udara dalam pori-pori (air telah dikeluarkan

dengan cara memanaskan sampai tercapai berat yang tetap). Tanah pada kondisi

ini memerlukan penambahan air untuk mencapai kadar air optimum untuk

melakukan pemadatan standar. Kondisi yang jenuh dan kering, biasanya

menggambarkan keadaan kadar air yang telah tetap, sedangkan kondisi lembab

dan basah adalah suatu keadaan diantara dua kondisi tersebut. Semua bagian dari

tanah dalam teknik tanah, tersusun dari material padat ditambah hanya dengan

udara atau air atau udara dan air. Selanjutnya istilah "tanah" akan digunakan

secara umum termasuk material padat, air dan udara.

Kadar air adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran tanah.

Kadar air tanah dalam keadaan asli merupakan salah satu data yang sangat

penting. Kadar air sangat berpengaruh pada sifat teknis tanah (kuat geser, daya

dukung, plastisitas, dll).

Kadar air tanah dapat dihitung dengan rumus :

Ww
w= X 100 %
Ws
Dimana:

W = kadar air

Ww = berat air

Ws = berat tanah kering

3. Berat volume dan berat isi spesifik

Berat volume dapat didefinisikan sebagai berat tanah per satuan volume

3
(dalam satuan kN/m ) dan dinyatakan dengan simbol γ. Namun, untuk kepadatan

massa tanah diukur sebagai massa per volume (dalam satuan gr/cc atau kg/m3)

dan dinyatakan dengan simbol ρ.


(𝑊)
Berat isi :𝛾=
𝑉
Ws
Berat isi kering : 𝛾d =
𝑉
Ws + Ww + Ws
Berat isi basah : 𝛾w =
𝑉
W+W
Berat isi jenuh air : 𝛾sat =
𝑉

Berat spesifik butiran atau berat jenis padat :

Gambar 2.2 Persamaan berat jenis


Secara umum penggunaan istilah berat volume dan kepadatan sering

mengalami hubungan timbal balik, seperti dinyatakan dengan persamaan:

γ=ρg

dengan g adalah konstanta gravitas i= 9,8m/det2.

Nilai acuan untuk air murni adalah ρw= 1g/cc sesuai dengan γw = 9,8 kN/m3.

Di laboratorium berat volume tanah diuji dari contoh tabung tanah asli yang

bergantung pada berat jenis padat (Gs), kadar air (wn) dan angka pori (e0)

maupun derajat kejenuhan (S). Parameter ini saling berhubungan secara timbal

balik dengan

persamaan:

Gs wn = S e0

dengan S = 1 (100%) untuk tanah jenuh (umumnya di asumsi untuk lapisan

tanah dibawah muka air tanah) dan S = 0 (diasumsi untuk tanah butiran diatas

muka air tanah). Untuk lempung dan lanau yang berada di atas muka air tanah,

derajat kejenuhannya antara 0 sampai 100%. Kejenuhan penuh dapat terjadi akibat

pengaruh kapilaritas dan bervariasi karena pengaruh kondisi cuaca/atmosfir.

Persamaan hubungan berat volume total adalah sbb:

γT = Gsγw(1+wn)/(1+e0)

Pengujian kepadatan massa tanah timbunan di lapangan dapat dilakukan

dengan metode konus pasir (sand cone replacement), atau alat ukur nuklir.

Pengambilan contoh yang dalam memerlukan waktu dan kadang-kadang

mengalami kesulitan
4. Batas-Batas Konsistensi

Plastisitas adalah sifat fisik yang didefinisikan sebagai sifat dari tanah yang

mengalami perubahan bentuk melebihi bentuk awal tanpa retak atau perubahan

volume yang berarti. Sifat ini menunjukkan bahwa tanah tersebut dapat dengan

mudah dibentuk, tanah dapat bersifat plastis dan mudah dibentuk atau tidak plastis

dan tidak mudah dibentuk. Semua tanah yang plastis biasanya mempunyai tekstur

yang halus, tetapi semua tanah yang bertekstur halus belum tentu bersifat plastis.

Tanah hasil pelapukan dari kwarsa (batu yang telah terhaluskan) tidak plastis,

sedangkan tanah lempung dari ukuran partikel tertentu mungkin plastis dan mudah

dibentuk. Campuran dari tanah tertentu akan menunjukan derajat plastisitas

diantara plastis dan nonplastis . Kadar air dari tanah plastis mempengaruhi

konsistensinya atau kemudahan untuk dibentuk. Konsistensi di definisikan sebagai

relative mudahnya tanah mengalami perubahan bentuk.

Derajat konsistensi dinyatakan dengan istilah keras, sangat kaku, kaku,


teguh (sedang) dan lunak. Menambahkan air secara terus menerus pada tanah
plastis yang kering akan membuat campuran mempunyai semua karakteristik dari
cairan. Pada perubahan dari padat menjadi cair, tanah pertama-tama menjadi semi
padat dan kemudian menjadi plastis. Seorang ilmuwan Swedia yang bernama
Atterberg mengembangkan pengujian untuk menentukan kadar air pada setiap
perubahan bentuk. Pengujian ini kemudian dikenal sebagai Batas-batas Atterberg.

Tabel 2.1 Identifikasi dari konsistensi tanah berbutir halus


Konsistensi Prosedur Identifikasi Kekuatan
Kg/cm2

Lunak Mudah ditekan dengan ibu jari <0,25


Sedang Dapat ditekan beberapa cm dengan ibu jari 0,25 - 0,5
(mediium) dengan sedikit tenaga
Kaku Dapat ditekan dengan ibu jari dengan 0,5 - 1,00
tenaga yang besar
Sangat kaku Mudah ditekan dengan kuku ibu jari 1,00 - 2,
00
Keras Sukar ditekan dengan ibu jari >2,00

Meskipun butiran halus diukur sebagai persentase yang lolos saringan


no.200 (0,074mm), batas-batas Atterberg digunakan untuk material yang lolos
saringan no.
40. Disini terlihat jelas tidak konsistennya yang terjadi, karena batas-batas
Atterberg digunakan untuk material yang lolos saringan no.40, beberapa tahun
sebelum saringan no.200 digunakan. Untuk memperoleh sifat konsistensi tanah
dapat dilakukan dengan pengujian Atterberg.
5. Gradasi Butiran

Gradasi (distribusi) butiran menunjukkan susunan / tingkat percampuran


butiran pada suatu lapisan tanah yang dnyatakan dalam prosentasi berat. Gradasi
butiran sangat berpengaruh pada sifat teknik tanah berbutir kasar, seperti:
kepadatan, kuat geser, permeabilitas, dll. Semakin besar ukuran butiran dengan
gradasi yang baik, biasanya kekuatannya juga akan semakin besar dan
kompresibilitasnya semakin menurun.
Gradasi butiran dapat diperoleh dari uji gradasi atau analisis ayakan. Hasil
analisis kemudian diplot pada kertas semi logaritma. Tanah bergradasi baik
(wellgraded) umumnya memiliki grafik distribusi berbentuk lengkung yang
‖smooth‖. Tanah bergradasi buruk, memiliki rentang ukuran butiran yang sempit
(uniform) yang ditunjukkan dengan grafik yang mendekati tegak atau memiliki ‖ gap‖
butiran yang ditunjukkan dengan grafik yang lelatif tegak dibagian tengah.
Kerikil termasuk bergradasi baik bila:
a)
Koefisien keseragaman, Cu = D60/D10 >4 dan
2
b)
Koefisien gradasi, Cc= (D30) /(D10xD60) diantara 1~3
Pasir termasuk bergradasi baik bila:
Cu > 6 dan Cc = 1~3

Gambar 2.2 Contoh grafik gradasi butiran

Tabel 2.2 - Identifikasi terhadap konsistensi tanah berbutir halus


BAB III
METODE & TAHAPAN PRAKTIKUM

2.1 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode analissi

laboratorium , yang mana dilaksanakan pada tanggal 29-30 maret 2022 di

laboratorium geologi Teknik departemen Teknik geologi universitas hasanuddin

2.2 Tahapan Praktikum

Praktikum ini melalui 4 tahapan yang dimulai dari tahapan pendahuluan,

tahapan praktikum, tahapan analisis data, dan diakhiri dengan tahapan penyusunan

laporan.

2.2.1 Tahapan Pendahuluan

Tahapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

praktikum, pemberian tugas pendahuluan, dan studi literatur yang bertujuan agar

praktikan memahami materi pada acara yang akan dipraktikumkan.

2.2.2 Tahapan Praktikum

Pada tahapan ini, praktikan terlebih dahulu diberikan respon berupa soal-

soal mengenai materi dari acara yang akan dipraktikumkan dengan batas waktu

tertentu. Praktikan kemudian melakukan praktikum dengan mengamati secara

langsung perubahan soil sebelum dan setelah di beri perlakuan khusus

2.2.3 Tahapan Analisis Data

Tahapan ini merupakan tahapan setelah dilakukannya praktikum. Praktikan

akan mengolah data dari hasil yang di dapatkan dari pengeringan soil kemudian
digunakan untuk menentukan pengaruh pengeringan sampel pada sampel soil,

praktikan dibentuk dalam satu kelompok yang nantinya akan dibimbing oleh

masing-masing asisten.

2.2.4 Tahapan Penyusunan Laporan

Setelah analisis data selesai dilakukan, maka praktikan menyusun laporan

praktikum berdasarkan data-data yang ada serta didukung oleh referensi yang

terpecaya seperti buku, jurnal, dan semacamnya yang kemudian akan diperiksa

oleh asisten masing-masing kelompok asistensi sebelum dikumpulkan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan ,


berdasarkan dari data yang telah diamati, dengan hasil sebagai berikut

Tabel 2.2 - Identifikasi terhadap konsistensi tanah berbutir halus

Number of sampel

Location Moncongloe

Type of soil Residual (batuan vulkanik)

Contai of number I II III

Weight of mould/tare(gr) 1,75 1,75 1,75

Vol.of sampel wet (cm3) 117,4 117,4 117,4

Vol.of sampel dry (cm3) 60,17 75,36 65,94

Weight sampel mould + wet (gr) 124,00 127,77 112,29

Weight sampel mould + dry (gr) 84,44 86,66 77,42

Bulk density (gr/ cm3) 1,37 1,12 1,14

Avg.Bulk density (gr/ cm3) 1,21 1,21 1,21


unit density (gr/ cm3) 1,04 1,07 0,94

Avg.unit density (gr/ cm3) 1,1 1,1 1,1

4.2 Pembahasan

Adapun pembahasan pada laporan ini yang didasarkan pada bulk density

dan unit weight. Dimana pembahasan untuk bulk density dan unit weight dapat

dijelaskan. Sebagai berikut

4.2.1 Bulk density

Bulk density menjelaskan bahwa perhitungan sampel yaitu barat soil kering

dibagi dengan volume soil yang besar atau satuannya dinyatakan dalam gr/m3

rumus dapat di tulis dengan persamaan

WKering
BD =
v

berdasarkan perhitungan yang di lakukan dengan menggunakan rumus


terhadapa data soil dari batuan karbonat(batugamping) maka didapatkan Bulk
Density dari sempel yaitu 0,87, 0,92 dan 0,89
Bulk Density
0,925

0,92

0,915
Bulk Density

0,91

0,905

0,9

0,895

0,89
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
0,885
Cawan

Gambar 4.1 Grafik Bulk Density

4.2.2 Unit weight

Unit weight menunjukkan bahwa perhitungan sampel yaitu berat soil dibagi

volume soil dengan Persamaan:

Ws
Berat isi basah : 𝛾w =
𝑉

𝛾w = unit weight

Ws = Berat soil

V = volume soil

Dari perbagian yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus diatas

maka diperoleh data sampel basah batugamping yaitu 1,073, 1,130, dan 1,101
Grafik sampel soil batugamping

Unit Density
1.140
1.130
1.120
1.110
Unit Weight

1.100
1.090
1.080
1.070

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5


Cawan

Gambar 4.1 Grafik Bulk Density


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1. Sifat fisik soil adalah sifat pada tanah yang dapat diamati secara langsung

yang tidak dipengaruhi oleh gaya. Sifat fisik tanah terdiri dari warna tanah,

tekstur tanah, struktur tanah, kadar air, bulk density, unit weight dan

sebagainya

2. Nilai bulk density dari setiap sampel secara berturut turut yaitu 1,37, 1,12

dan 1,14 dan dipengaruhi oleh porositas

3. Nilai unit weight dari setiap sample batugamping berturut turut yaitu 1,04,
1,07, dan 0,94 dan nilai dari weight di pengaruhi porositas

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum yaitu tetap menjaga protokol kesehatan dan
menjaga keselamatan selama berlangsungnya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad . 2017. Modul Geologi Dan Geoteknik Pelatihan Perencanaan

Embong.Bandung. pusat Pendidikan dan pelatihan sumber daya air.

A. Nurul Novia Rahmaningrum , Asrafil, A. (2021). Sifat fisik tanah dan metode

analisis. Jakarta. Agio movasi.

Kurnia, Undang, dkk. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar

Litbang Sumberdaya Lahan dan Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai