Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 11

GUNADI SURYO JATMIKO 115.140.008


FAIZAL MIFTAH KHUSURUR 115.140.013
RADEN M RIFAI CAHYO P 115.140.020
GALUH AYU AISHA DEVI 115.140.024
FENDRI YOSUA 115.140.037
WAHYU PUTRA ADIRIANTO 115.140.041
WAYAN BUDI SETIAWAN 115.140.078
YANUAR DIAN PERTIWI 115.140.117
1. LATAR BELAKANG
2. MAKSUD & TUJUAN
3. BATASAN MASALAH
4. TINJAUAN PUSTAKA

Outline 5.
6.
DASAR TEORI
METODOLOGI
PENELITIAN
7. HASIL DAN
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG
MAKSUD & TUJUAN
MAKSUD & TUJUAN :

Maksud dari kegiatan penelitian dari ekskursi geolistrik


resistivitas konfigurasi Schlumberger di TPST Piyungan
adalah aplikasi metode geolistrik resistivitas
konfigurasi Schlumberger untuk identifikasi persebaran
air tercemar di TPST Piyungan. Sedangkan tujuannya
adalah untuk mendapatkan hasil berupa peta
kedalaman dan peta persebaran air tercemar dan air
tanah di daerah penelitian yaitu TPST Piyungan.
BATASAN MASALAH
BATASAN MASALAH :
TINJAUAN PUSTAKA
1. GEOLOGI REGIONAL
Secara umum, fisiografi Jawa Tengah bagian selatan-timur yang
meliputi kawasan Gunungapi Merapi, Yogyakarta, Surakarta dan
Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi dua zona, yaitu Zona Solo
dan Zona Pegunungan Selatan (Bemmelen, 1949).
Daerah Yogyakarta sendiri terletak pada ketinggian 0 2900 m
diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh dataran tinggi yaitu
pegunungan seribu sebelah tenggara, penggunungan menoreh
disebelah barat daya dan Gunung Merapi sebelah utara.
Struktur geologi yang terdapat di Yogyakarta yaitu lipatan dan sesar.
Perlipatan dan pensesaran telah diteliti oleh Van Bummelen (1949).
Sesar utama yaitu sesar opak yang berarah relative timur laut dan
barat daya sepanjang kali opak dan memanjang melewati
Yogyakarta, Bantul hingga ke laut selatan (Budianta, 2000 dalam
Faisal 2008) dan terdapat sesar yang berpasangan yang juga
memotong kaki Merapi dan membentuk graben Bantul dan
Yogyakarta. Sesar-sesar ini diperkirakan aktif hingga pliosen akhir
TINJAUAN PUSTAKA
Secara stratigrafi, urutan satuan batuan dari tua ke muda
menurut penamaan litostratifrafi menurut Wartono dan Surono
dengan perubahan (1994) adalah :
Formasi Wungkal-Gamping
Formasi Kebo-Butak
Formasi Semilir
Formasi Nglanggran
Formasi Sambipitu
Formasi Oyo
Formasi Wonosari
Formasi Kepek

Endapan Permukaan
TINJAUAN PUSTAKA
2. GEOLOGI LOKAL DAERAH PENELITIAN
Kabupaten Bantul sendiri merupakan wilayah yang berada
pada dominasi struktur geologiYoungMerapi Volcanic
(Quartenary)bagian tengah danVolcanic (Miocine dan oligo-
micine)pada bagian timur. Struktur-struktur ini sudah berumur
cukup tua (0,8-2,85 juta tahun yang lalu). Secara struktural
Kabupaten Bantul diapit oleh bukit patahan, yaitulereng barat
Pegunungan Batur Agung (Batur Agung Ranges)pada bagian
timur danbagian Barat berupa bekas laguna. Wilayah yang
berada pada apitan bukit patahan ini disebut
dengangraben,maka wilayah Kabupaten Bantul dalam toponim
geologi dan geomorfologi disebutGraben Bantul. Bantul juga
berada pada bentang lahanFluvio-Marin, hal ini terjadi karena
TINJAUAN PUSTAKA
3. PENELITIAN TERDAHULU
Menurut hasil skripsi Awaludin Ahsin (2016), mahasiswa Program Studi
Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
melakukan penelitian di daerah TPST Piyungan dengan judul Identifikasi
Lindi dengan Metode Resistivitas di Sekitar Daerah Tempat Pembuangan
Akhir Sampah Piyungan Kabupaten Bantul, Yogyakarta memberikan
informasi berupa daerah penelitian memiliki rentang nilai resistivitas
antaraa 3,20 hingga 4,50 m. Dimana pada bagian barat TPST yang
berupa perbukitan diinterpretasikan sebagai batuan lempung yang
merupakan lapisan tanah yang trecemar polutan lindi yag berada pada
kedalaman 1,50 hingga 4,25 meter. Sedangkan pada area TPST yang lain
diinterpretasikan sebagai lapisan pasir tufan yang terindikasi tercemar
polutan lindi yang berada pada kedalaman 1,20-24 meter..
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Suhartini tahun 2008 yang merupakan dosen
Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY pada jurnalnya yang
berjudul Pengaruh Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Sampah Piyungan Terhadap Kualitas Air Sumur
Penduduk di Sekitarnya
DASAR TEORI
GEOLISTRIK
Geolistrik adalah salah satu metode eksplorasi geofisika
untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan dengan
memanfaatkan sifat kelistrikan batuan. Terdapat 2 jenis
metode geofisika secara umum yaitu metode pasif (tanpa
melakukan injeksi arus karena memanfaatkan arus dan
potensial yang terjadi secara alimiah) dan metode aktif
(dengan melakukan injeksi arus). Tujuan dari metode
geolistrik adalah untuk mengetahui sifat kelistrikan medium
batuan di bawah permukaan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk menghantarkan listrik atau resistivitas.
DASAR TEORI

HUKUM DASAR GEOLISTRIK
HUKUM COULUMB

FK
HUKUM OHM

R = . l/A

= R . A/l
DASAR TEORI
METODE RESISTIVITAS
Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu
dari kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk
mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari
sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi.
Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi
melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi
diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus
dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas
listrik pada lapisan di bawah titik ukur.
DASAR TEORI
KONFIGURASI SCHLUMBERGER
Konfigurasi schlumberger digunakan untuk mendeteksi sifat
heterogen lapisan dengan membandingkan nilai resistivitas.
Konfigurasi ini menghasilkan hasil berupa titik sounding
(VES) dengan kedalaman yang didapatkan sebesar 1/5 dari
panjang lintasan. Parameter yang dihitung tahanan jenis
dan faktor geometri. Kekurangan dari metode ini yaitu hasil
pembacaan tegangan pada elektroda potensial lebih kecil
apabila jarak AB relatif jauh.
DASAR TEORI
KONFIGURASI SCHLUMBERGER


K
METODE PENELITIAN
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Pengukuran dilakukan pada tanggal 4 Desember
2016, pikul 11.00-13.00 WIB. Lokasi penelitian
berada di daerah sekitar TPA Piyungan, Kab.
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Desain
Survei
METODE PENELITIAN
Peralatan Dan
Perlengkapan
METODE PENELITIAN
Diagram Alir Pengambilan Diagram Alir
Data
Pengolahan Data
HASIL & PEMBAHASAN
HASIL KURVA MATCHING TITIK 13
HASIL & PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai