PAPER
MATA KULIAH HIDROGEOLOGI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hidrogeologi yang diampu oleh
Ir. Moh. Sholichin, MT., Ph.D
Disusun oleh:
Faizah Dzirwah Assa’adah
195060400111034
Air merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan makhluk hidup di bumi. Salah satu
kebutuhan yang diperlukan bagi seluruh makhluk hidup adalah keberadaan air, dalam hal ini
adalah air tanah. Air tanah amat diperlukan bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia
dalam sehari-hari. Baik untuk konsumsi, sanitasi, dan sebagainya. Air tanah juga dapat
didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah permukaan bumi. Salah satu sumber
utamanya adalah air hujan yang meresap ke bawah lewat lubang pori di antara butiran tanah.
Air yang berkumpul di bawah permukaan bumi ini disebut akuifer. Peranan air tanah semakin
lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidup orang banyak. Sumber air tanah berasal dari air yang ada di permukaan tanah
(air hujan, danau, dan sebagainya) kemudian meresap ke dalam tanah di daerah imbuhan
(recharge area) dan mengalir menuju ke daerah lepasan (discharge area). Aliran air tanah di
dalam tanah dari daerah imbuhan ke daerah lepasan cukup lambat, sampai ribuan tahun
tergantung dari jarak dan jenis batuan yang dilalui (Sedana, 2015). Sehingga, untuk
memenuhi kebutuhan air manusia diperlukan adanya pencarian sumber-sumber mata air
sehingga diperlukan adanya penentuan lokasi air tanah yang dapat diambil dengan
menggunakan interpretasi tanda-tanda geologi yang ada di permukaan tanah. Beberapa
metode penelitian permukaan tanah yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi
keberadaan air tanah, diantaranya: metode geologi, metode gravitasi, metode magnit, metode
seismik, dan metode geolistrik.
Kata kunci: air tanah, sumber air, potensi air tanah
METODE-METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN POTENSI
AIR TANAH
PENDAHULUAN
Air merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan makhluk hidup di bumi. Air
merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh makhluk hidup. Tanpa air, tidak akan ada
kehidupan. Air amat diperlukan bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia dalam
sehari-hari, baik untuk konsumsi, sanitasi, industry, dan sebagainya. Namun, semakin
bertambahnya jumlah penduduk, semakin banyak pula kebutuhan air yang diperlukan,
sehingga diperlukanlah upaya pemanfaatan air tanah yang terdapat pada akuifer untuk
memenuhi kebutuhan air.
Air tanah merupakan segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah permukaan
tanah akibat dari gaya gravitasi bumi, struktur perlapisan geologi, dan beda potensi
kelembapan tanah. Air bawah permukaan ini kemudian dikenal sebagai air tanah. (Asdak,
2002). Menurut Bouwer (1978); Freeze dan Cherry (1979); Kodoatie (1996) air tanah adalah
sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan menggunakan sumur-
sumur, terowongan, sistem drainase, atau dengan pemompaan. Air tanah juga disebut sebagai
aliran alami yang mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
Soemarto (1989) mendefinisikan air tanah sebagai air yang menempati rongga-rongga
dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang berada di bawah permukaan tanah dinamakan
lajur/zona jenuh (saturated zone) dan lajur/zona yang tidak jenuh terletak di atas lajur/zona
jenuh sampai ke permukaan tanah yang rongga-rongganya berisi air dan udara. Sedangkan
Fetter (1994) mendefinisikan air tanah sebagai air yang tersimpan pada lajur jenuh (saturated
zone) kemudian bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di
bumi hingga air tersebut keluar sebagai mata air, terkumpul ke kolam, danau, sungai, dan
laut. Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table).
Air tanah juga dapat didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Salah satu sumber utamanya adalah air hujan yang meresap ke bawah lewat lubang pori di
antara butiran tanah. Air yang berkumpul di bawah permukaan bumi ini disebut akuifer.
Peranan air tanah semakin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama
untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup orang banyak. Sumber air tanah berasal dari air
yang ada di permukaan tanah (air hujan, danau, dan sebagainya) kemudian meresap ke dalam
tanah di daerah imbuhan (recharge area) dan mengalir menuju ke daerah lepasan (discharge
area). Aliran air tanah di dalam tanah dari daerah imbuhan ke daerah lepasan cukup lambat,
sampai ribuan tahun tergantung dari jarak dan jenis batuan yang dilalui (Sedana, 2015).
Dari keempat definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa air tanah sumber utamanya
berasal dari air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui celah/rongga tanah (pasir dan
batuan di dalam tanah). Air tanah tersimpan di jalur/zona jenuh (saturated zone) dan
memiliki batas atas zona jenuh yang disebut dengan muka air tanah (water table).
Sumber air tanah sebagian besar berasal dari air hujan yang tidak tertahan di permukaan.
Air hujan yang tidak tertahan tadi kemudian meresap ke dalam tanah sehingga menjadi
bagian dari air tanah lalu perlahan-lahan mengalir ke laut maupun ke permukaan dan
mengalir di dalam tanah kemudian bergabung dengan aliran sungai. Banyaknya air hujan
yang meresap ke dalam tanah bergantung ruang, waktu, kecuraman lereng, kondisi material
permukaan tanah serta banyaknya jenis dan vegetasi dan curah hujan.
Adanya kaitan air hujan, air tanah, dan air sungai yang mengalir ke laut menjadikan air
tanah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari siklus hidrologi. Karena hal itu sumber
daya air tanah merupakan sumber daya yang dapat diperbarui sebab adanya siklus hidrologi
tadi. Meski begitu, diperlukan adanya upaya yang bijak dalam pengelolaan air tanah beserta
penjagaan pada sumber mata airnya agar manusia dapat terus memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air manusia diperlukan adanya pencarian sumber-sumber
mata air sehingga diperlukan adanya penentuan lokasi air tanah yang dapat dikelola. Ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan sebelum memanfaatkan atau mengelola sumber
mata air tsb. Seperti perlunya mengetahui dan mempelajari formasi geologi yang ada di
wilayah tsb untuk mengetahui keberadaan, penyebaran, serta kondisi zona akuifer di dalam
tanah. Kemudian diperlukan pencarian letak akuiferm potensi air, serta debitnya.
Hal pertama yang dilakukan dalam mendeteksi potensi dan keberadaan air tanah
adalah menyelidiki semua petunjuk-petunjuk di permukaan. Kemudian memperkirakan
kondisi geologi di bawah permukaan dari petunjuk-petunjuk geologi yang ditemukan di
permukaan tanah. Setelah itu melakukan interpretasi dari data/petunjuk yang telah
didapatkan. Namun interpretasi tersebut belum lah cukup perlu adanya pengobservasian dan
melihat kondisi di bawah permukaan tanah, namun hal ini sulit bahkan hampir mustahil untuk
dilakukan. Beberapa metode penelitian permukaan tanah yang dapat digunakan untuk
mengetahui potensi keberadaan air tanah, diantaranya: metode geologi, metode gravitasi,
metode magnit, metode seismik, dan metode geolistrik.
PEMBAHASAN
Beberapa metode penelitian permukaan tanah yang dapat digunakan untuk mengetahui
potensi keberadaan air tanah, diantaranya:
1. Metode Geologi
Metode Geologi didasarkan pada pengumpulan, analisis, dan interpretasi data dari peta
topografi, peta geologi, dan melakukan evaluasi terhadap peta hidrogeologi serta informasi
dari daerah setempat (daerah saat pelakukan penyelidikan potensi airtanah).
Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta yang mempunyai ciri-ciri khusus yang memperlihatkan
keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya dengan ditandai dengan
adanya skala besar dan lebih detail. Peta topografi menggambarkan elevasi tanah di setiap
garisnya.
Peta Geologi
Peta geologi merupakan gambaran mengenai informasi mengenai sebaran dan jenis serta
sifat batuan, umur, struktur, tektonika dan lain sebagainya yang berada di dalam tanah yang
behubungan dengan sumber daya batuan yang ada di dalamnya.
Peta Hidrogeologi
Peta hidrogeologi merupakan peta yang menunjukkan kondisi air tanah pada daerah yang
dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeabel dan impermeabel.
Gambar 6 Pengaruh Struktur Geologi, Adanya Penambahan dan Pengurangan Massa di Bawah Permukaan
Terhadap Medan Gravitasi di Permukaan
Sumber: Science Never Dies
Metode gravitasi termasuk ke dalam metode geofisika pasif. Disebut pasif karena
sumbernya berasal dari alam dan bukan buatan. Metode gravitasi merupakan metode
geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini
dapat dilakukan di permukaan bumi, di permukaan laut maupun di permukaan uadara. Dalam
metoda ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di
bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan gravitasi
dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya.
Metode gravitasi merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi
geologi/struktur bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi bumi di permukaan,
yang disajikan dalam bentuk model bawah permukaan. Dalam bidang eksplorasi, dari model
yang dihasilkan dapat diketahui anomali medan gravitasi yang bisa mengindikasikan adanya
suatu akumulasi mineral tertentu, atau barang tambang yang ekonomis. Selain itu, metode ini
dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya struktur geologi, batuan dasar (basement),
kontak intrusi batuan beku/magma, rongga dalam massa batuan, endapan sungai purba,
logam terpendam, dll. Metode ini memiliki sensitifitasi tinggi terhadap perubahan vertikal.
Gambar 7 Gravimeter
Sumber: HMGF UGM
Metode gravitasi ini didasarkan pada Hukum Gravitasi Newton. Alat yang digunakan
pada pegukura menggunakan metode gravitasi adalah Gravimeter.
3. Metode Magnit/Geomagnetik
Bumi merupakan medan magnet yang sangat besar yang menghasilkan medan magnet
dengan kutub selatannya berada dekat dengan kutub geografi utara dan kutub utaranya
berada dekat kutub geografi selatan. Medan magnet bumi ini memantulkan sebagian besar
partikel matahari yang dapat mengganggu bumi, dan sebagian terperangkap pada sabuk Van
Allen.
Medan magnet bumi dapat dimisalkan sebagai medan magnet batang yang besar dengan
pusat medannya berada jauh di bawah permukaan bumi. Seperti yang terlihat pada gambar.
Garis fiktif pada permukaan bumi yang terletak di tengah-tengah antara dua kutub disebut
ekuator geomagnet. Sedangkan ekuator magnetik didefinisikan sebagai garis penghubung
titik–titik dengan inklinasi sama dengan nol. Pada permukaan bumi, jarum magnet bebas
untuk berputar dan mengorientasikan dirinya sesuai dengan arah medan magnet tempat itu.
Intensitas magnetik pada batuan sebagian disebabkan oleh induksi dari magnet bumi dan
yang lain oleh adanya magnetisasi permanen. Intensitas, dari induksi geomagnet akan
bergantung pada suseptibilitas magnetik batuannya dan gaya magnetnya, serta intensitas
permanennya berdasarkan sejarah geologi batu tersebut. Besaran ini digunakan untuk
menentukan tingkatan pengaruh medan magnet terhadap suatu benda, dinyatakan sebagai
lambang k yang dirumuskan dengan persamaan. Besaran yang tak berdimensi ini merupakan
parameter dasar yang digunakan dalam metode magnetik. Nilai suseptibilitas magnetik dalam
ruang hampa sama dengan nol karena hanya benda berwujud yang dapat termagnetisasi
(Juanita, 2016). Suseptibilitas magnetik bisa diartikan sebagai derajat kemagnetan suatu
material. Harga kepada batuan semakin besar apabila dalam batuan semakin banyak dijumpai
mineral-mineral yang bersifat magnetik (Rizkia, 2013). Jika suatu benda berada dalam medan
magnet, maka akan timbul medan magnet baru dalam benda (induksi), yang menghasilkan
anomali medan magnet. Sehingga dengan adanya batuan yang di dalamnya mengandung
mineral magnetik, medan magnet normal bumi akan mengalami gangguan yang disebabkan
oleh anomali medan magnet sebagai hasil magnetisasi batuan.Nilai suseptibilitas beberapa
batuan dan mineral dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Juanita, 2016):
4. Metode Seismik
Metode seismik adalah salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran
respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian
direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan.
Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat
besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang
tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan
bumi. Ada 2 metode dasar seismik yang sering digunakan, yaitu metode seismik refraksi dan
metode seismik refleksi.
Metode Seismik Refraksi
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat
kelistrikan lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik
ke dalam tanah. Metode geolistrik yang paling efektif adalah metode tahanan jenis
(resistivity method).
Hasil data pengukuran geolistrik berupa tahanan jenis dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan:
1. Geologi rekayasa untuk mengetahui tebal lapisan lapuk, jenis batuan, struktur geologi
serta porositas dan permeabilitas batuan untuk penentuan konstruksi.
2. Pertambangan, untuk mengetahui persebaran mineral di dalam lapisan tanah.
3. Minyak bumi untuk mengetahui ketebalan lapisan lapuk dalam penentuan
pemasangan bor, struktur lapisan serta jenis batuan.
4. Arkeologi untuk mengetahui situs-situs peninggalan sejarah yang terpendam dalam
tanah.
5. Geologi regional suatu wilayah baik struktur geologi maupun stratigrafinya.
6. Hidrologi, untuk mencari akuifer atau sumber air tanah atau mengetahui intrusi air
laut.