Anda di halaman 1dari 2

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG

Berlyan Besoni1 and James Nobelia Isnaniawardhana 2

I. Pendahuluan IV. Dasar Teori & Kriteria Desain

Ketersediaan air bersih merupakan suatu kebutuhan Kebutuhan air minum suatu daerah dipengaruhi oleh
yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik dari beberapa faktor, diantaranya populasi penduduk,
segi kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Salah satu pola/kebiasaan hidup, fasilitas perpipaan yang ada,
prasarana infrastruktur yang diperlukan suatu kawasan keadaan iklim, harga air, sistem saluran pembuangan, dan
adalah sistem transmisi dan distribusi air minum atau yang fasilitas industri yang ada. Perkiraan jumlah kebutuhan air
lebih dikenal dengan Sistem Penyediaan Air Minum didasarkan pada jumlah dan laju pertumbuhan penduduk,
(SPAM). Tujuan dari tugas akhir ini adalah menyediakan tingkat sosial ekonomi, kebiasaan/kegiatan penduduk, dan
kebutuhan air minum yang memenuhi syarat-syarat jumlah kapasitas sarana perkotaan. Proyeksi kebutuhan air
kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan, serta minum suatu wilayah perencanaan perlu dilakukan dengan
mendesain sistem jaringan distribusi air minum di tujuan untuk mengetahui kebutuhan air minum selama
Kecamatan Coblong. periode perencanaan. Standar dan kriteria desain untuk
sistem penyediaan air minum yang digunakan dalam
II. Metodologi perencanaan ini adalah Kriteria Perencanaan Air Bersih
(Ditjen Cipta Karya, 1996) dan Standar Kebutuhan Air
Dalam melakukan perencanaan sistem jaringan
Minum (PPSAB Jawa Barat, 1997).
distribusi air minum ini, langkah-langkah yang dilakukan
yaitu: V. Dasar Perencanaan
1. Studi Literatur Pada perencanaan ini, digunakan proyeksi jumlah
2. Pengumpulan Data
penduduk untuk mengetahui peningkatan jumlah penduduk
3. Proyeksi Kebutuhan Air Minum
4. Penentuan Alternatif Sistem Jaringan Distribusi suatu wilayah selama periode perencanaan. Adapun
Air Minum metode yang digunakan adalah metode aritmatik, metode
5. Pemilihan Sistem Jaringan Distribusi Air Minum geometrik, metode regresi linear, metode eksponensial, dan
6. Pembuatan Gambar Detail Sistem Penyediaan Air metode logaritmik. Metode yang terpilih berdasarkan nilai
Minum standar deviasi (STD) dan koefisien korelasi (R2) adalah
metode logaritmik. Hasil proyeksi menunjukkan jumlah
III. Gambaran Umum Daerah Perencanaan
penduduk di Kecamatan Coblong pada tahun 2027
Kecamatan Coblong merupakan kecamatan yang sebanyak 134.951 jiwa dan pada tahun 2037 sebanyak
terletak di Kota Bandung. Kecamatan Coblong berada pada 136112 jiwa. Jumlah kebutuhan air domestic pada suatu
dan 65°2’50’’ Lintang Selatan dan 107°36’56’’ Bujur periode perencanaan diperoleh dari hasil perhitungan
Timur. Luas wilayah Kecamatan Coblong adalah 743,3 perkalian jumlah penduduk dengan standar kebutuhan yang
hektar dan berada pada ketinggian rata-rata 770 meter di ditetapkan, serta persentase pelayanan pada tiap periode.
atas permukaan laut. Kecamatan Coblong terdiri dari enam
Perhitungan proyeksi fasilitas umum dilakukan dengan
kelurahan, yaitu Kelurahan Cipaganti, Kelurahan Lebak
mengacu kepada Standar Kebutuhan Ruang Dalam
Siliwangi, Kelurahan Lebak Gede, Kelurahan
Perencanaan Kota, Ditjen Cipta Karya, Departemen
Sadangserang, Kelurahan Sekeloa, dan Kelurahan Dago.
Pekerjaan Umum, Tahun 2002. Adapun standar yang
IPA Dago Pakar yang melayani kebutuhan air bersih digunakan dalam perhitungan kebutuhan air non-domestik
di Kecamatan Coblong, terletak di Jalan Pakar Kulon, yaitu Standar Kebutuhan Air Minum PPSAB Jawa Barat.
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. IPA Dago Sedangkan standar yang digunakan dalam perencanaan
Pakar memiliki kapasitas pengolahan sebesar 600 sistem penyediaan air minum kali ini yaitu Kriteria
liter/detik. Di Kecamatan Coblong, pelayanan jaringan Perencanaan Air Bersih Ditjen Cipta Karya Tahun 1996.
perpipaan distribusi air minum hingga Maret 2017
Dari hasil perhitungan kebutuhan air domestik, non-
melayani 12.960 KK dari total 47.853 KK atau baru sekitar
domestik, keperluan umum kota, dan kehilangan air,
27,08% warga yang sudah menggunakan sambungan
diperoleh proyeksi kebutuhan air rata-rata untuk
perpipaan PDAM Tirtawening.
Kecamatan Coblong pada tahun 2027 sebesar 339,75 l/s
dan pada tahun 2037 sebesar 342, 98 l/s. Sedangkan Daftar Pustaka
kebutuhan maksimum jam pada tahun 2027 sebesar 594,56
l/s dan pada tahun 2037 sebesar 600,23 l/s. Al-Layla & Anis, M. (1978). Water Supply Engineering
Design. Michigan: Ann Arbor Science.
VI. Alternatif
Badan Pusat Statistika Kota Bandung. (2015). Kecamatan
Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi air Coblong Dalam Angka.
minum Kecamatan Coblong, dipilih 2 alternatif jaringan
yang dapat digunakan, yaitu sistem cabang/branch dan Rezagama, Arya. (2016). Jaringan Pemipaan Air Minum.
sistem kombinasi (cabang/branch dan melingkar/loop). Yogyakarta: Teknosain.
Pada Gambar 1 dan Gambar 2, dapat dilihat rencana jalur
masing-masing alternatif jaringan distribusi.

Gambar 1. Rencana Jaringan Sistem Cabang

Gambar 2. Rencana Jaringan Sistem Kombinasi

Anda mungkin juga menyukai