03 Desember 2018
ABSTRACT
121
JSIL | Virssa dkk. : Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Domestik dengan Metode Regresi
dan sebagian lagi akan meresap jatuh ke Penelitian ini menggunakan data
tanah sebagai pengisian kembali sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan
(recharge) pada kandungan air tanah yang dalam penelitian ini diantaranya adalah
ada (Sari et al. 2006). data debit Sungai Ciliwung dan Sungai
Ketersediaan air berdasarkan Cisadane, cekungan airtanah Kota Bogor,
sumber air tersebut merupakan salah satu iklim Kota Bogor dan kependudukan Kota
modal dasar pembangunan, sehingga perlu Bogor. Alat yang digunakan yaitu
tindakan bijak agar ketersediaan menurut seperangkat komputer yang dilengkapi
kualitas dan kuantitas nya terjaga dan dengan perangkat lunak Microsoft Word,
tidak merusak keseimbangan ekosistem Microsoft Excel, dan alat tulis.
lingkungan. Selain itu penyediaan air yang Penelitian diawali dengan
baik harus mampu melayani kebutuhan air melakukan pendefinisian masalah dan
yang memadai serta mendapat respon studi literatur untuk menentukan tujuan
serta dukungan yang positif dari akhir dari penelitian yang dilakukan serta
masyarakat (Yuliani dan Rahdriawan memperoleh dasar teori yang dibutuhkan.
2014). Kegiatan penelitian ini mencakup studi
Jawa Barat merupakan provinsi pustaka, pengumpulan data, pengolahan
dengan penduduk terbanyak dan terpadat data, analisis data, serta pengambilan
di Indonesia. Jumlah penduduk Jawa kesimpulan. Bagan alir penelitian dapat
Barat pada tahun 2015 mencapai dilihat pada Gambar 1.
46.709.600 jiwa sedangkan pada tahun Metode studi pustaka dilakukan
2010 mencapai 43,05 juta (BPS 2016). untuk mendapatkan pengetahuan dalam
Maka laju pertumbuhan penduduk 2010- melakukan atau menganalisis
2015 sebesar 1,56 %, Bappenas (2013) permasalahan yang diteliti. Studi pustaka
dalam proyeksi penduduk Indonesia 2010- ini dapat diperoleh dalam bentuk publikasi
2035 memprediksi jumlah penduduk ilmiah atau jurnal tentang aspek yang
provinsi Jawa Barat pada tahun 2035 akan digunakan dalam menganalisis
mencapai 57.137.300 jiwa, untuk itu perlu permasalahan.
adanya data jumlah penduduk dan Data yang digunakan pada
kebutuhan air dalam rangka mencapai penelitian ini adalah data sekunder. Data
pembangunan yang berkelanjutan. Dalam sekunder ini didapatkan dari Badan Pusat
penelitian ini akan diidentifikasi Statistik Provinsi Jawa Barat, Balai
penggunaan air berlokasi di salahsatu kota Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung dan
yang ada di Jawa Barat yaitu kota Bogor, Badan Geologi.
sehingga dapat diketahui nilai debit Analisis kebutuhan air domestik
kebutuhan air domestik dan ketersediaan ditentukan dengan menghitung jumlah
airnya, serta mengetahui nilai korelasi penduduk 20 tahun mendatang.
peningkatan jumlah penduduk terhadap Perhitungan total kebutuhan air
kebutuhan air dan ketersediaan air di Kota didasarkan pada kebutuhan air domestik,
Bogor. kebutuhan air non domestik dan
kehilangan air. Menurut Direktorat
METODOLOGI Jendral Cipta Karya (DepPU 2000) besar
kebutuhan air domestik dan non domestik
Penelitian mengenai analisis dihitung dengan menggunakan Persamaan
kebutuhan dan ketersediaan air domestik (1), (2).
yang ada di Kota Bogor dilaksanakan dari
bulan Maret hingga Mei 2018. Qd = Yn . Rk (1)
Qn = Qd . m (2)
122
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 03 No. 03 Desember 2018
123
JSIL | Virssa dkk. : Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Domestik dengan Metode Regresi
124
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 03 No. 03 Desember 2018
125
JSIL | Virssa dkk. : Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Domestik dengan Metode Regresi
126
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 03 No. 03 Desember 2018
127
JSIL | Virssa dkk. : Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Domestik dengan Metode Regresi
128
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 03 No. 03 Desember 2018
Unsur
Iklim Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
T 19,8 25,0 25,6 17,8 24,5 18,8 22,5 26,2 25,4 26,8 26,5 26,1
P 197,8 346,6 284,9 193,9 200,3 90,2 96,2 95,7 79,8 104,7 838,7 579,7
i 8,0 11,4 11,9 6,8 11,1 7,4 9,8 12,3 11,7 12,7 12,5 12,2
F 1,06 0,95 1,04 1,0 1,02 0,99 1,02 1,03 1,0 1,05 1,03 1,06
ETPx 57,8 114,5 123,0 42,0 107,4 49,5 84,5 131,9 119,5 140,4 136,2 130,2
ETP 61,3 108,8 127,9 42,0 109,5 49,0 86,2 135,9 119,5 147,4 140,3 138,0
P-ETP 136,5 237,8 157,0 151,9 90,8 41,2 10,0 -40,2 -39,7 -42,7 698,4 441,7
APWL 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 84,6 124,8 164,4 207,1 0,0 1140,2
ST0 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3
ST 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 39,3 4,6 1,6 0,6 0,2 39,3 39,3
ΔST 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 34,7 2,9 1,0 0,4 -39,1 0,0
EA 61,3 108,8 127,9 42,0 109,5 49,0 61,5 92,8 78,8 104,3 140,3 138,0
S 136,5 237,8 157,0 151,9 90,8 41,2 0,0 0,0 0,0 0,0 737,5 441,7
D 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 24,7 43,1 40,7 43,1 0,0 0,0
PE 15,5 39,8 52,9 18,8 70,8 34,0 64,9 101,6 81,9 95,1 79,9 64,2
RO 68,3 187,2 231,5 230,9 198,8 142,7 22,0 0,0 0,0 0,0 329,3 569,9
Keterangan : APWL = Accumulated potential water
T = Temperatur (OC) loss (mm)
P = Presipitasi/curah hujan (mm) ST0 = Kadar air tanah atau water
i = Indeks panas bulanan holding capacity (WHC) (mm)
ETPx = Pendugaan evapotranspirasi EA = Evapotranspirasi aktual (mm)
belum disesuaikan (mm) D = Defisit (mm)
F = faktor koreksi S = Surplus (mm)
ETP = Pendugaan evapotranspirasi PE = Evapotranspirasi potensial (mm)
sudah disesuaikan (mm) RO = Run off (mm)
129
JSIL | Virssa dkk. : Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Domestik dengan Metode Regresi
130
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 03 No. 03 Desember 2018
131
JSIL | Virssa dkk. : Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Domestik dengan Metode Regresi
132