Anda di halaman 1dari 15

VALUASI EKONOMI MANFAAT AIR DI TAMAN NASIONAL

BANTIMURUNG BULUSARAUNG, SULAWESI SELATAN

terkait untuk turut menjaga kelestarian kawasan T Babul.


Kata Kunci : Jasa lingkungan; air; valuasi ekonomi; TN Babul.

I. PENDAHULUAN antara lain Sungai Walanae, Sungai Pangkep,


Sungai Bone, Sungai Pute, dan Sungai
Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bantimurung (Balai Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung (TN Babul) merupakan catchment area Bulusaraung, 2008). Sungai Bantimurung
bagi beberapa sungai besar di Provinsi Sulawesi merupakan sumber pengairan persawahan dan
Selatan. Ada beberapa sungai berhulu di kawasan ini dimanfaatkan untuk pemenuhan air bersih bagi

47
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61
masyarakat Kota Maros. Di samping itu ditemukan (Ramdan et al., 2003). Penelitian ini bertujuan
mata air dan sungai kecil, terutama di kawasan karst, menghitung nilai ekonomi jasa lingkungan
serta air bawah tanah pada sistem perguaan. pemanfaataan air di TN Babul. Informasi tentang
Kawasan karst merupakan reservoir air raksasa yang nilai ekonomi jasa lingkungan air ini diharapkan
sangat vital kedudukannya dalam menunjang dapat meningkatkan pemahaman tentang besarnya
berbagai kepentingan. Kemampuan bukit karst dan nilai manfaat air sebagai sistem penyangga
mintakat epikarst umumnya mampu menyimpan air kehidupan, dan dapat digunakan sebagai bahan
selama tiga hingga empat bulan setelah berakhir acuan negosiasi antar stakeholders dalam
musim penghujan, sehingga sebagian besar sungai pengelolaan taman nasional, optimalisasi
bawah tanah dan mata air di kawasan karst mengalir pemanfaatan dan usaha pengembangan sumber
sepanjang tahun dengan kualitas air yang baik (Balai daya alam dan penentuan kebijakan pengelolaan
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, 2008). taman nasional ke depan (Dehghani et al., 2010).
Taman nasional menghasilkan barang dan jasa
yang market based dan non market based. Barang dan
jasa yang market based adalah yang dapat dinilai II. METODE PENELITIAN
secara moneter dalam satuan nilai mata uang,
sehingga transaksi dari barang dan jasa tersebut A. Tempat dan waktu
dapat dengan mudah dilakukan. Selain meng- Penelitian ini dilakukan di TN Babul di
hasilkan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep.
secara langsung maupun tidak langsung, taman Penelitian dilaksanakan pada bulan April–
nasional juga menghasilkan jasa-jasa lingkungan. Desember 2010.
Apabila dilihat dari aspek manfaat, sumber daya
hutan memiliki manfaat tangible dan intangible (Fauzi, B. Sumber dan pengumpulan data
2004). Manfaat tangible berupa kayu dan non kayu
dapat secara langsung dinilai melalui sistem pasar Data yang digunakan adalah data primer dan
(market based), sedangkan manfaat intangible hutan data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan
belum dapat dinilai dengan sistem pasar (non market dari hasil wawancara dengan responden dan
based) (Widada, 2004). Salah satu jasa lingkungan pengukuran serta pengamatan langsung di
yang memiliki peranan penting di kawasan TN lapangan dengan menggunakan kuesioner
Babul adalah air. Jasa lingkungan air telah terstruktur. Pengambilan sampel menggunakan
memberikan kontribusi terhadap kehidupan sosial metode purposive sampling terhadap pihak-pihak
dan ekonomi masyarakat secara terus menerus, yang sudah memanfaatkan jasa lingkungan air
walaupun masih banyak pengguna jasa lingkungan secara langsung seperti Perusahaan Daerah Air
taman nasional yang tidak menyadari dan Minum (PDAM), rumah tangga, pertanian (irigasi),
mengapresiasi kontribusi jasa lingkungan taman pembangkit listrik (mikro hidro), wisata air, dan
nasional yang dinikmati dan digunakannya tersebut perikanan. Jumlah masing-masing responden
disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Responden dan jumlah responden yang diwawancarai untuk kebutuhan analisis
Table 1. Respondents and number of respondents interviewed for data analyses
Kelompok Jumlah Lokasi
No. (Group) (Total) (Location)
1. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) 2 Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep
2. Konsumen air untuk kebutuhan rumah tangga 60 Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep
3. Konsumen air untuk pertanian (irigasi) 40 Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep
4. Konsumen air untuk pembangkit listrik 20 Kabupaten Maros
5. Konsumen air untuk kegiatan wisata air 60 Kabupaten Maros
6. Konsumen air untuk perikanan 1 Kabupaten Maros
7. Konsumen air untuk usaha cuci mobil 4 Kabupaten Maros
Total responden (total respondent) 187
Sumber (Source): Hayati et al., 2010

48
Valuasi Ekonomi Manfaat Air di Taman Nasional ..... (Nur Hayati & Abdul Kadir Wakka)
C. Analisis data pertanian (irigasi) adalah metode nilai pasar atau
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan produktivitas, yang menggunakan selisih pro-
analisis deskriptif dan kuantitatif melalui tabulasi duktivitas lahan beririgasi dengan produktivitas
data, penjumlahan, dan rata-rata. Valuasi manfaat lahan non-irigasi sebagai nilai ekonomi air irigasi.
jasa lingkungan air untuk kebutuhan rumah tangga Perhitungan nilai ekonomi air untuk mikro hidro
dilakukan dengan pendekatan metode biaya menggunakan metode harga pasar pengganti,
pengadaan yang merupakan modifikasi dari metode sedangkan perhitungan nilai air perikanan, dan
biaya perjalanan (travel cost method) (Nurfatriani & usaha cuci mobil menggunakan pendekatan
Nugroho, 2007) dan metode kontingensi, yaitu contingent valuation method. Perhitungan nilai air
kesediaan membayar (willingness to pay) konsumen untuk wisata menggunakan metode travel cost
terhadap penggunaan air (Pour et al., 2012). method. Variabel yang diduga memengaruhi
Dalam menduga nilai pemanfataan jasa air untuk frekuensi banyaknya kunjungan wisata air (BK)
konsumsi rumah tangga, objek penelitian adalah (Hayati, 2008) adalah biaya total yang dikeluarkan
rumah tangga di dalam dan di sekitar kawasan TN untuk kunjungan wisata air (X1), pendapatan (X2),
Babul. Beberapa batasan yang digunakan dalam umur (X3), dan pendidikan (X4).
penentuan nilai jasa lingkungan ini adalah (1) Secara ekplisit bentuk fungsi kunjungan wisata
permintaan air merupakan jumlah air yang air yang digunakan adalah BK = β0 + β1 X1 + β2 X2 +
digunakan oleh satu rumah tangga untuk β3 X3 + β4 X4+µ,dimana:
kebutuhan sehari-hari, misalnya mencuci, masak BK : frekuensi banyaknya kunjungan ke wisata air
dan mandi dalam waktu setahun, (2) biaya per orang per tahun
pengadaan merupakan semua biaya yang diguna- X1 : total biaya kunjungan yang dikeluarkan
kan dalam waktu tertentu untuk mendapatkan atau untuk wisata air (Rp/th)
memanfaatkan air, (3) sumber air yang dimaksud X2 : pendapatan rumah tangga per tahun (Rp/th)
adalah air permukaan (sungai, mata air dari kawasan X3 : umur (tahun)
TN Babul) serta sumur dangkal, tidak termasuk X4 : pendidikan
sumber air hujan. µ : error term
Analisis data dilakukan dengan membuat pola
hubungan antara beberapa peubah bebas yang
berpengaruh terhadap jumlah permintaan air III. HASIL DAN PEMBAHASAN
rumah tangga. Secara eksplisit bentuk fungsi
permintaan air untuk rumah tangga yang digunakan A. Nilai air untuk rumah tangga
adalah Y = β0+β1X1+ β2 X2+β3X3+µ, dimana: Air merupakan kebutuhan vital bagi setiap
Y : konsumsi air per kepala keluarga (KK) per makhluk hidup Afifah, 2013). Air merupakan
tahun (liter/tahun) output hidrologis hutan yang keberadaannya
X1 : biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan air dibutuhkan dan tidak bisa disubstitusi dengan
per tahun (Rp/th) sumber daya lainnya (Ramdan, 2010; Arfitryana et
X2 : pendapatan rumah tangga per tahun (Rp/th) al., 2015). Kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas
X3 : jarak dari mata air (meter) penduduk makin meningkat. Peningkatan ini
µ : error term terjadi bukan hanya karena penduduk yang
Pengujian ini dilakukan dengan program SPSS bertambah, tetapi juga karena aktivitas yang
15. Setelah model regresi terbebas dari penyim- membutuhkan air meningkat. Peningkatan jumlah
pangan asumsi klasik, selanjutnya dilakukan dan aktivitas penduduk akan mengakibatkan
pemilihan model regresi yang cocok dengan eksploitasi alam yang berlebihan, perubahan tata
menggunakan nilai koefisien determinasi (R2) dan guna lahan yang tak terkendali dan menurunnya
hasil uji F. Model yang terpilih digunakan untuk daya dukung lingkungan (Kodoatie & Sjarief,
menentukan kurva permintaan air rumah tangga 2008). Valuasi nilai ekonomi sumber daya air dapat
dan nilai ekonomi manfaat air TN Babul. dilakukan apabila ada aktivitas masyarakat untuk
Data ekonomi air untuk kebutuhan Perusahaan memanfaatkan air sesuai jenis kebutuhan di suatu
Daerah Air Minum (PDAM) dihitung dengan daerah atau kawasan (Gunawan & Herumurti,
menggunakan analisis finansial. Metode yang 2007).
dipakai dalam mengestimasi nilai ekonomi air untuk

49
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dalam menentukan nilai suatu barang atau jasa.
besar responden di sekitar taman nasional Metode ini didasarkan pada kesediaan membayar
menggunakan air yang berasal dari kawasan taman (willingness to pay), yang diartikan sebagai jumlah
nasional untuk keperluan sehari-hari. Masyarakat korbanan yang bersedia dibayarkan konsumen
yang tempat tinggalnya jauh dari sumber air untuk tiap tambahan sesuatu yang dikonsumsi.
mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah Hasil penelitian menujukkan bahwa model
(Pemda), Program Nasional Pemberdayaan permintaan air untuk keperluan rumah tangga
Masyarakat Mandiri (PNPM), dan Care Interna- adalah Y = 48,799 – 0,0001X1+0,00000246X2,
tional. Bantuan tersebut berupa pemasangan pipa dengan koefisien determinasi (R2) 35,6%. Nilai ini
untuk menyalurkan air dari sumber air ke rumah- menunjukan bahwa 35,6% variasi variabel
rumah warga. Setiap bulan masyarakat mengum- dependen (jumlah konsumsi air) dapat dijelaskan
pulkan iuran untuk biaya pemeliharaan pipa oleh variabel independen yaitu biaya pengadaan
tersebut. Sebagian warga juga mengambil air secara (X1), pendapatan (X2), dan jarak dari sumber air
langsung dari mata air. Bagi masyarakat yang di (X3).
daerahnya tidak terdapat mata air, mereka membuat Model tersebut menjelaskan bahwa biaya
sumur untuk memperoleh air bersih. Karena pengadaan air (X1) berkorelasi negatif dengan
biayanya tinggi, tidak semua warga bisa membuat konsumsi air per KK dengan nilai koefisien regresi
sumur. Pembuatan sumur dilakukan dengan gotong sebesar 0,0001. Ini berarti jika faktor-faktor yang
royong beberapa kepala keluarga (KK). lain tetap maka setiap kenaikan biaya pengadaan
Ada tiga mata air yang sudah dimanfaatkan di sebesar Rp 1 akan menyebabkan penurunan
Kabupaten Maros, yaitu (i) mata air yang berasal konsumsi air per KK sebesar 0,0001 m3/th.
dari Bantimurung digunakan oleh PDAM, Pendapatan rumah tangga berkorelasi positif
Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat terhadap konsumsi air per KK dengan nilai
(KOSTRAD), dinas kesehatan, dan masyarakat koefisien regresi sebesar 0,00000246, yang berarti
setempat; (ii) mata air Patunuang (pipa bantuan setiap kenaikan pendapatan rumah tangga sebesar
Inpres yang digunakan oleh masyarakat untuk Rp 1 akan menaikkan konsumsi air per KK sebesar
kebutuhan sehari-hari, usaha cuci mobil, pertanian 0,00000246 m3/tahun.
dan perikanan); (iii) mata air Pattiro (bantuan dari Pendugaan nilai ekonomi hasil air untuk
Care Kanada) yang digunakan oleh masyarakat untuk keperluan rumah tangga menggunakan model
memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di tersebut dilakukan pada variabel biaya pengadaan
Desa Labuaja. air, variabel yang lainnya dianggap tetap dengan
Nilai jasa air TN Babul untuk rumah tangga menggunakan nilai rata-rata, sehingga terbentuk
merupakan nilai manfaat total air bagi konsu- persamaan baru menjadi Y = 97,999 – 0,0001X1.
mennya yang didekati melalui dua pendekatan, yaitu Secara grafis kurva permintaan air untuk
(i) pendekatan biaya pengadaan yang merupakan kebutuhan rumah tangga disajikan pada Gambar 1.
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan air Berdasarkan kurva permintaan di atas maka
dalam satu tahun, dan (ii) kontingensi yang surplus konsumen rata-rata yang diperoleh tiap KK
didasarkan pada kesediaan membayar (willingness to pertahun sebesar:
pay) dari pemakai air. Biaya pengadaan digunakan
Surplus Konsumen= ò979990
294990(97,999 - 1,0 E
- 004
BPair ) dBPair
untuk menduga kurva permintaan masyarakat
Rp 23.000.000;
terhadap hasil air rumah tangga (Widada &
Darusman, 2004; Parera et al., 2006; Arsyad, et al., Hal ini berarti bahwa nilai atau benefit yang
2014). Metode penilaian melalui biaya pengadaan diungkapkan pengguna air rumah tangga adalah
hampir sama dengan penilaian melalui biaya sebesar Rp 23.000.000; Sementara total expenditure
perjalanan. Biaya merupakan korbanan yang (TE) = Rp 294.990 x 68,5= Rp 20.206.815. Dengan
dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, total benefit yang diperoleh masyarakat
demikian biaya pengadaan dapat diartikan sebagai pengguna air untuk keperluan rumah tangga yang
korbanan yang dilakukan sebagai usaha untuk terdiri atas biaya pengadaan dan surplus konsumen
mengadakan barang dan jasa yang akan dikonsumsi. adalah sebesar Rp 43.206.815.
Korbanan tersebut dapat dijadikan pendekatan

50
Valuasi Ekonomi Manfaat Air di Taman Nasional ..... (Nur Hayati & Abdul Kadir Wakka)
Biaya Perjalanan
(BPair)(Travel Cost)

979.990

Surplus Konsumen
(Customer Surplus)

294.990

Total Pengeluaran
(Total expenditure)

68,5 97,9
Jumlah permintaan air (total water demand) (m3/KK/th)

Sumber (Source): Hayati et al., 2010


Gambar 1. Kurva permintaan air rumah tangga di TN Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan.
Figure 1. Household water demand curve in TN Bantimurung Bulusaraung, South Sulawesi.

Jika jumlah KK yang tinggal di dalam dan sekitar Nilai hasil air untuk kebutuhan irigasi pertanian
kawasan pada tahun 2009 sebanyak 39.532 KK, diduga dengan menggunakan metode nilai pasar
maka nilai air untuk rumah tangga secara agregat atau produktivitas, yang menggunakan selisih
per tahun sebesar: Total Benefit agregat = 39.532 x Rp. produktivitas lahan beririgasi dengan produktivitas
43.206.815; = Rp 1.708.051.810.580;. lahan non irigasi sebagai nilai ekonomi air irigasi.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Hasil perhitungan nilai produksi sawah dengan
kesediaan membayar terhadap manfaat air untuk irigrasi dan tanpa irigrasi disajikan pada Tabel 3.
kebutuhan rumah tang ga adalah sebesar Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai manfaat air
Rp 43.206.815 KK/tahun. Nilai yang dibayarkan yang berasal dari kawasan TN Babul berkisar antara
Rp 20.206.815/KK/tahun dan surplus konsumen Rp 18.032.500 sampai Rp 32.567.500 per-tahun.
Rp 23.000.000/KK/tahun. Dengan rata-rata Nilai air irigasi tersebut di atas dipengaruhi oleh
konsumsi air 68,5 m3/KK/tahun dan rata-rata biaya produktivitas usaha tani dan frekuensi penanaman
pengadaan sebesar Rp 145.394/m3/KK/ tahun dan pemanenan yang dilakukan selama setahun.
maka dapat diketahui bahwa kesediaan membayar Di Kabupaten Maros frekuensi penanaman
masyarakat untuk memperoleh manfaat air ternyata lahan sawah dengan tanaman padi pada tahun 2008
jauh lebih besar dari pada nilai yang dibayarkan. Hal mengalami peningkatan. Frekuensi penanaman
ini menunjukkan bahwa air mempunyai nilai yang tiga kali per-tahun meningkat dari 326 ha menjadi
sangat penting, apalagi daerah penelitian 1.743 ha dan penanaman dua kali per-tahun
merupakan daerah ketinggian yang sangat sulit meningkat dari 9.500 ha menjadi 11.304 ha (Badan
untuk mendapatkan air tanah/mata air. Pusat Statistik, 2009).

B. Pemanfaatan air untuk pertanian C. Pemanfaatan Air Untuk Perikanan


Air yang berasal dari TN Babul dimanfaatkan untuk Air yang berasal dari TN Babul juga
mengairi pertanian lahan basah, yaitu sawah, baik dimanfaatkan untuk pembibitan ikan mas,
dengan pengairan teknis, semi teknis maupun pengairan meskipun budi daya pembibitan ikan mas ini belum
desa. Luas lahan sawah berdasarkan teknis irigrasi di begitu digemari oleh masyarakat di dalam dan
Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep, disajikan
sekitar kawasan TN Babul. Budi daya pembibitan
pada Tabel 2.

51
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61
Tabel 2. Luas lahan sawah berdasarkan teknis irigrasi di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep, 2010
Table 2. Rice field areas based on irrigation category in Maros Regency and Pangkep Regency, 2010
Lahan Sawah (Ha)
Kabupaten/ (Wetland)
Kecamatan Pengairan Pengairan ½ Total
No Pengairan desa
(Regency/Sub teknis teknis Tadah hujan (Total)
(Village
regency) (Technical (Semi technical (Rainfed)
irrigation)
irrigation) irrigation)
A Maros
1 Bantimurung 1.975,88 181 725 1.026,09 3.907,97
2 Simbang 104 351 492,85 1.085,95 2.033,80
3 Tompobulu 136 30,95 329,6 1.429,60 1.926,15
4 Camba - 115 1.165,54 571,08 1.851,62
5 Cenrana - 736 499 766 2.001
6 Mallawa - - 768,75 1.001,05 1.769,80
B Pangkep
1 Minasate’ne 444 1.248 650 396 2.738
2 Balocci 1.180 - 844 336 1.180
3 Tondong Tallasa 1.376 - 145 1.231 1.376
Total (Total) 2.659,88 2.661,95 5.619,74 7.842,77 18.784,44
Sumber (Source): Badan Pusat Statistik, 2010; Badan Pusat Statistik, 2010b.

Tabel 3. Nilai tambah padi sawah irigrasi dengan non irigrasi


Table 3. Added value of irrigated and non irrigated rice fields
Padi ladang (non
Uraian Padi sawah (irigrasi) irigrasi)
(Descriptions) (Paddy field with irrigation) (Paddy field without
irrigation)
Banyak panen selama setahun (kali) 2 3 1
(Harvests frequency per year) (times)
Produktivitas (Productivity) (kg/ha) 5.814 5.814 4.415
Harga gabah kering panen 2.500 2.500 2.500
(Price of drypaddy grain harvest) (Rp/kg)
Luas lahan (Land area) (Ha) 10.941,57 10.941,57 7.842,77
Penerimaan (Revenue) (Rp) 29.070.000 43.605.000 11.037.500
Nilai tambah irigrasi 18.032.500 32.567.5000
(Added value of irrigation)(Rp)
Sumber (Source): Hayati et al., 2010

ikan mas ini memanfaatkan mata air Patunuang usaha jasa cuci motor atau mobil. Dalam penelitian
sebagai sumber air. Usaha pembibitan ini hanya ini nilai jasa air untuk usaha cuci mobil atau motor
dilakukan dua bulan, yaitu sekitar bulan November di TN Babul didekati dengan Contingent Valuation
dan Desember, karena harus berbagi air untuk Method. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, di
pengairan lahan pertanian dan konsumsi rumah Kecamatan Simbang terdapat empat tempat
tangga. Nilai jasa air TN Babul untuk kegiatan pencucian mobil, rata-rata ada 20 mobil per-hari
perikanan didekati dengan metode kontingensi yang mencucikan mobilnya di tempat ini dengan
(contingent valution method). Hasil penelitian ongkos Rp 10.000-Rp 15.000 per-mobil. Biaya
menunjukkan bahwa nilai manfaat yang diperoleh yang dikeluarkan selama setahun oleh usaha
untuk kegiatan perikanan adalah sebesar pencucian ini sebesar Rp 87.500.000 dan
Rp 6.200.000 per tahun. pendapatan Rp 109.500.000, sehingga keuntungan
yang diperoleh sebesar Rp 22.000.000 per-tahun.
D. Pemanfaatan air untuk usaha cuci mobil Untuk usaha cuci mobil ini memberikan manfaat
Rp 88.000.000 per-tahun.
Masyarakat yang tinggal di dekat mata air di
sekitar kawasan TN Babul biasanya membuka

52
Valuasi Ekonomi Manfaat Air di Taman Nasional ..... (Nur Hayati & Abdul Kadir Wakka)
E. Pemanfaatan air untuk mikro hidro yang sudah disepakati bersama, yaitu Rp 5.000/10
watt, kalau ada pemakaian lebih dihitung per-watt.
Masyarakat di sekitar kawasan TN Babul dengan
Turbin mulai beroperasi dari jam 04.00 sore hari
bantuan Pemda setempat sudah memanfaatkan air
hingga jam 08.00 pagi, kecuali hari Minggu dan
sebagai sumber energi listrik. Ada beberapa mikro
Jumat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
hidro yang telah beroperasi di TN Babul yaitu di
(PLTMH) dioperasikan selama 24 jam.
Desa Patanyamang, Desa Gattareng Matinggi dan
Hasil wawancara dengan beberapa responden
Desa Ara. Pembangunan mikro hidro di Desa
menunjukkan bahwa sumber mata air di Desa
Pattanyamang merupakan inisiatif masyarakat
Pattanyamang mengalami penurunan kualitas dan
sendiri. Di desa ini terdapat turbin pembangkit
kuantitas pada musim kemarau. Beberapa titik
listrik tenaga air mikro hidro yang dapat
mata air yang digunakan seringkali mengalami
dimanfaatkan oleh 300 rumah. Instalasi mikro
kekeringan dan PLTMH sering padam pada musim
hidro ini dibangun melalui Program Pengem-
kemarau.
bangan Kecamatan (PPK) pada tahun 2004/2005
yang dapat menerangi sebanyak 100 rumah,
F. Pemanfaatan Air Untuk PDAM
kemudian pada tahun 2006/2007 dikembangkan
kapasitasnya melalui Microhydro Power Project Pemanfaatan air yang bersumber dari TN Babul
(MHPP). Mikro hidro ini dibangun dengan dilakukan oleh PDAM Kabupaten Maros dan
menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar PDAM Kabupaten Pangkep. Di Kabupaten Maros
Rp 43 juta, dana Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rp 13 terdapat dua Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik
juta dan ditambah swadaya masyarakat yang PDAM, yaitu IPA-I Bantimurung, dan IPA-II
berjumlah kurang lebih Rp 91,5 juta pada tahun Pattontongan. IPA-I Bantimurung sumber berasal
2006/2007. Daya turbin adalah 40 kW. Daya airnya dari sungai Bantimurung, kapasitas
maksimal yang dapat didistribusikan ke rumah- pengolahan air bersih sebesar 80 liter/detik untuk
rumah pelanggan adalah 32 kW. memenuhi kebutuhan pelanggan Kota Maros,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai zona utara termasuk sebagian zona selatan. IPA-II
manfaat air untuk mikro hidro di Desa Pattanya- Pattontongan, sumber airnya berasal dari Sungai
mang sebesar Rp 192.000.000 per-tahun. Mikro Likopancing, kapasitas pengolahan air bersih
hidro ini dikelola oleh sebuah lembaga bernama sebesar 50 liter/detik, untuk pelayanan masyarakat
Unit Pengelola Turbin. Keberadaan mikro hidro ini zona selatan. Sedangkan di Kabupaten Pangkep
diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan terdapat dua sumber mata air yang digunakan oleh
arti penting kawasan hutan yang ada sebagai PDAM yang berada di kawasan TN Babul, yaitu
pengatur tata air yang dapat digunakan sebagai mata air Leang Kassi dan mata air Ulu Ere. Nilai
sumber pembangkit tenaga listrik. Setiap rumah ekonomi air PDAM yang menggunakan air yang
dapat menggunakan listrik 30 watt, dengan biaya berasal dari kawasan TN Babul disajikan pada
Tabel 4.

Tabel 4. Kinerja produk air baku PDAM Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep tahun 2009
Table 4. Performance of raw water production by PDAM Maros and Pangkep regencies in 2009
Kabupaten Maros Kabupaten Pangkep
No. Uraian (Descriptions) (Maros regency) (Pangkep regency)
(Rp) (Rp)
1. Total produksi (Total production) (m3) 3.544.110 1.495.396
2. Total terjual (Total sold) (m3) 2.036.278 1.129.701
3. Kehilangan atau kebocoran air (Loss and leakage of water) (m3) 787.153 365.695
4 Jumlah pelanggan (Number of customer) 9.375 6.698
5. Harga rata-rata air baku (Raw water average price) (Rp/m3) 4.511 5.707
Nilai terjual (Sold value) 9.190.000.000 6.447.203.607
Total nilai terjual (Kab. Maros dan Kab. Pangkep) (total of sold 15.632.853.665
value in Maros and Pangkep regencies)
Sumber (Source): Hayati et al., 2010

53
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61
Angka pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Hasil perhitungan menunjukkan bahwa model
manfaat air dari PDAM sebesar Rp 15.632.853.665 permintaan air untuk wisata adalah Y =
per tahun. Nilai jasa lingkungan taman nasional 4,874–0,000039X1, dengan koefisien determinasi
yang begitu besar menunjukkan betapa pentingnya (R2) 66,4%. Nilai ini menunjukkan bahwa 66,4%
perlindungan terhadap sumber air karena variasi variabel dependen (permintaan air untuk
kelestarian dan fungsi taman nasional akan wisata) dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh
menjamin pula kelestarian produksi air PDAM. variasi variabel independen yaitu biaya perjalanan,
pendapatan, pendidikan dan umur.
G. Pemanfaatan air untuk wisata Dari model tersebut dapat dijelaskan bahwa biaya
perjalanan berwisata berkorelasi negatif dengan
Penilaian hasil air untuk wisata dilakukan dengan banyaknya kunjungan, yang artinya semakin mahal
pendekatan biaya perjalanan yang menunjukkan biaya perjalanan menuju tempat wisata semakin jarang
kesediaan membayar untuk memperoleh manfaat kunjungan yang dilakukan (Zekri et al., 2011). Hal ini
air untuk wisata. Pendekatan biaya perjalanan juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Hayati
mer upakan metode valuasi dengan cara (2008) bahwa pengunjung akan mengurangi intensitas
mengestimasi kurva permintaan barang-barang kunjungan ke wisata alam tersebut, jika terjadi kenaikan
rekreasi terutama rekreasi luar (outdoor recreation) biaya perjalanan. Jika faktor yang lain tetap, maka setiap
(Zekri et al., 2011; Rathnayake & Gunawardena, kenaikan biaya perjalanan Rp 1 akan menyebabkan
penurunan kunjungan ke objek wisata tersebut yaitu
2011; Latinopoulos, 2014). Pendekatan ini menurut
sebesar 0,000039 kali/tahun. Kurva permintaan
Suparmoko & Suparmoko (2012) banyak pemafaatan air untuk wisata disajikan pada Gambar 2.
digunakan dalam perkiraan nilai suatu tempat wisata Berdasarkan kurva permintaan di atas dapat
dengan menggunakan berbagai variabel. Biaya dihitung surplus konsumen rata-rata yang
perjalanan digunakan untuk menduga kurva diperoleh tiap KK per-tahun sebesar:
permintaan masyarakat terhadap banyaknya -005
Surplus Konsumen = ò124974 ,359
75828, 205 ( 4,874 - 3,9 E BPjnair ) dBPjnair
kunjungan wisata.
= Rp 47.099

Biaya Perjalanan (BPair)


(travel cost)

124.974,359

Surplus Konsumen
(Customer Surplus)

75.828,205

Total Pengeluaran
(Total expenditure)

1,9167 4,874
Banyaknya kunjungan wisata dalam setahun
(number of tourist visits in ayear)

Sumber (Source): Hayati et al., 2010


Gambar 2. Kurva permintaan wisata air di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan.
Figure 2. Water tourism demand curve in Bantimurung Bulusaraung National Park, South Sulawesi.

54
Valuasi Ekonomi Manfaat Air di Taman Nasional ..... (Nur Hayati & Abdul Kadir Wakka)
Hal ini berarti bahwa nilai atau benefit yang peran pentingnya air. Apalagi masyarakat yang
diungkapkan oleh setiap pengunjung wisata air tinggalnya di dekat sumber mata air yang tidak
sebesar Rp 47.099. Sementara total expenditure (TE) pernah merasa kekurangan air karena persedia-
adalah sebesar Rp 75.828,205 x 1,9167 = Rp annya melimpah, sedangkan masyarakat yang jauh
145.339. Dengan demikian total keuntungan yang dari mata air rela memikul air atau mengeluarkan
diperoleh masyarakat pengunjung wisata air yang banyak uang untuk mendapatkan air.
terdiri atas biaya perjalanan dan surplus konsumen
yaitu sebesar Rp 192.439.
Jika jumlah pengunjung wisata air pada tahun 2009 IV. KESIMPULAN DAN SARAN
sebanyak 596.277 orang, maka nilai air untuk wisata
secara agregat per tahun sebesar: A. Kesimpulan
Total Benefit agregat = 596.277 x Rp 192.439 =
Jasa lingkungan air di Kawasan TN Babul secara
Rp 114.747.000.000
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kesediaan
ekonomi memiliki nilai manfaat ekonomi yang
membayar terhadap manfaat air untuk wisata adalah besar yaitu sekitar 1,8 trilyun per tahun bagi
sebesar Rp 192.439/orang/tahun. Nilai yang dibayarkan masyarakat sekitar nya dan kepenting an
Rp 145.340/individu/tahun dan surplus konsumen Rp pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa jasa
47.099/individu/tahun. Dengan rata-rata kunjungan lingkungan air di kawasan TN Babul sangat penting
1,9167 individu/tahun dan rata-rata biaya perjalanan peranannya bagi masyarakat sekitarnya dan
sebesar Rp 56.324/individu/tahun maka dapat dilihat kepentingan pemerintah daerah. Besarnya nilai
bahwa kesediaan membayar masyarakat untuk manfaat ekonomi jasa lingkungan air yang
berwisata, ternyata jauh lebih besar daripada nilai yang dihasilkan oleh kawasan TN Babul dapat menjadi
dibayarkan. Ini menunjukkan bahwa wisata air bahan pertimbangan penentuan kebijakan
mempunyai nilai yang sangat penting, apalagi daerah pengelolaan jasa lingkungan air dan optimalisasi
penelitian merupakan daerah wisata alam yang sangat
menarik dengan panorama yang indah dan mudah
pemanfaatan serta usaha pengembangan sumber
dijangkau. Hasil perhitungan total manfaat air di TN daya air di TN Babul.
Babul disajikan pada Tabel 5.
B. Saran
Tabel 5. Total manfaat air di Taman Nasional Keberadaan TN Babul khususnya kawasan
Bantimurung Bulusaraung, 2010 karst sebagai penyimpan air harus tetap dijaga dan
Table 5. Total water benefits in the Bantimurung dipelihara, mengingat 46% kawasan TN Babul
Bulusaraung National Park, 2010 merupakan kawasan karst yang rentan terhadap
No.
Nilai manfaat Air Jumlah perubahan dan sangat sulit pulih jika terjadi
(Benefits value of water) (Total) (Rp./th) kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak tepat,
1 Rumah tangga 1.708.051.810.580 sehingga perlu kesadaran semua pihak untuk
2 Pertanian 2 kali panen 18.032.500
Pertanian 3 kali panen 32.567.500 memanfaatkan dan mengelola kawasan TN Babul
3 Perikanan 6.200.000 secara lebih komprehensif dengan memperhatikan
4 Usaha cuci mobil 88.000.000 nilai jasa lingkungannya.
5 Mikro hidro 192.000.000
6 PDAM 15.632.853.665
7 Wisata air 114.747.000.000
Total nilai manfaat air
UCAPAN TERIMA KASIH
di TN Babul (total value (ACKNOWLEDGEMENT)
of water benefits in TN
1.838.735.896.745
Bantimurung Bulusaraung) Penulis menyampaikan terima kasih kepada
1.838.750.431.745 Evita Hapsari, Zainuddin dan Supardi serta teman-
Sumber (Source): Hayati et al., 2010 teman Balai TN Babul yang telah membantu dalam
pengumpulan data di lapangan. Serta semua
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai manfaat air responden yang sudah meluangkan waktu untuk
untuk kebutuhan rumah tangga sangat besar, tetapi berdiskusi bersama kami.
selama ini masyarakat belum begitu menyadari akan

55
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61
DAFTAR PUSTAKA Hayati, N., Wakka, A.K., Hapsari, E. & Zainuddin.
(2010). Valuasi ekonomi jasa lingkungan di
Afifah, K. N. (2013). Analisis willingness to pay jasa Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
lingkungan air untuk konservasi di Taman Wisata Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian
Alam Kerandangan Kabupaten Lombok Barat Kehutanan Makasasar. Makassar. Tidak
Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Tesis). diterbitkan.
Universitas Diponegoro, Semarang. Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2008). Pengelolaan sumber
Arfitryana, Sribudiani, E., & Mukhamadun. (2015). daya air terpadu. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.
Economic valuation of water at traditional Nurfatriani, F., & Nugroho, I. A. (2007). Manfaat
prohibition forest Kenegerian Rumbio Pulau hidrologis hutan hulu DAS Citarum sebagai jasa
Sarak Village of Kampar District Kampar lingkungan bernilai ekonomis. Info Sosial dan
Regency. JOM Faperta, 2(1). Ekonomi Kehutanan, 7(3), 175-194.
Arsyad, M., Pawitan, H., Sidauruk, P., & Putri, E. I. K. Latinopoulos, D. (2014). The impact of economic
(2014). Analisis ketersediaan air sungai bawah recession on outdoor recreation demand: An
tanah dan pemanfaatan berkelanjutan di Kawasan application of the travel cost method in Greece.
Karst Maros Sulawesi Selatan. Jurnal Manusia dan Journal of Environmental Planning and
Lingkungan, 21(1), 8–14. Management, 57(2), 254–273. http://doi.org/
Badan Pusat Statistik (BPS). (2009). Kabupaten Maros http://dx.doi.org/10.1080/09640568.2012.738
dalam angka 2009. Maros: Badan Pusat Statistik 602.
Kabupaten Maros. Parera, E., Darusman, D., & Simangunsong, B. (2006).
Badan Pusat Statistik (BPS). (2010a). Kabupaten Maros Nilai ekonomi total hutan kayu putih: Kasus di
dalam angka 2010. Maros: Badan Pusat Statistik Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat,
Kabupaten Maros. Provinsi Maluku. Jurnal Manajemen Hutan
Tropika, XII(1), 14–26.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2010b). Kabupaten
Pangkep dalam angka 2010. Pangkep: Badan Pour, M. T., Kalashami, & Kavoosi, K. (2012). Applying
Pusat Statistik Kabupaten Pangkep. CVM for economic valuation of drinking water
in Iran. International Journal of Agricultural
Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Management & Development, 2(3), 209–214.
(2008). Rencana pengelolaan jangka panjang Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung periode 2008 – Ramdan, H. (2010). Kontribusi dan kerjasama para
2027 Kabupaten Maros dan Pangkep Provinsi Sulawesi pihak dalam pemanfaatan jasa lingkungan di
Selatan. Maros: Balai Taman Nasional Banti- hutan konservasi. Makalah utama disampaikan
murung Bulusaraung. pada Workshop Kontribusi dan Kerja Sama Para
Pihak dalam Pemanfaatan Jasa Lingkungan di
Dehghani, M., Farshchi, P., Danekar, A., Karami, M., & Kawasan Hutan Konservasi. Retrieved from
Aleshikh, A. . (2010). Recreation value of Hara h t t p s : / / w w w. a c a d e m i a . e d u / 3 0 7 0 4 4 6 /
Biosphere Reserve using willingness-to-pay KONTRIBUSI_JASA_LINGKUNGAN_HU
method. Int J Environ Res, 4(2), 271–280. TAN_KONSERVASI_HIKMAT.
Fauzi, A. (2004). Ekonomi sumber daya alam dan Ramdan, H., Yusran, & Darusman, D. (2003).
lingkungan: Teori dan aplikasi. Jakarta: Gramedia Pengelolaan sumberdaya alam dan otonomi daerah:
Pustaka Utama. Perspektif kebijakan dan valuasi ekonomi. Jatinangor,
Gunawan, T., & Herumurti, S. (2007). Valuasi ekonomi Sumedang: Alqa Print.
pengelolaan sumber daya air spasial di Daerah Rathnayake, R. M. W., & Gunawardena, U. A. D. P.
Aliran Sungai Code Yogyakarta. Jurnal Air, (2011). Estimation of recreational value of
Lahan, Lingkungan Dan Mitigasi Bencana, 12(3), Horton Plains National Park in Sri Lanka : A
88–92. decision making strategy for natural resources
Hayati, N. (2008). Valuasi ekonomi wana wisata Kopeng management. Journal of Tropical Forestry and
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Jawa Environment, 01(01), 71–86.
Tengah. (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Suparmoko, & Suparmoko, M. R. (2012). Ekonomika
Mada. lingkungan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

56
Valuasi Ekonomi Manfaat Air di Taman Nasional ..... (Nur Hayati & Abdul Kadir Wakka)
Widada. (2004). Nilai manfaat ekonomi dan pemanfaatan Gunung Halimun. Jurnal Manajemen Hutan
Taman Nasional Gunung Halimun bagi masyarakat. Tropika, X(1), 15–27.
(Desertasi Program Doktor). Bogor: Institut
Zekri, S., Mbaga, M., Fouzai, A., & Al-Shaqsi, S. (2011).
Pertanian Bogor.
Recreational value of an Oasis in Oman.
Widada & Darusman, D. (2004). Nilai ekonomi air Environmental Management, 48, 81–88. Retrieved
domestik dan irigasi pertanian: Studi kasus di from http://doi.org/10.1007/s00267-011-
desa-desa sekitar kawasan Taman Nasional 9678-4.

57
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61
LAMPIRAN 2. Uji Multikolinieritas
Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai
A. Uji asumsi klasik permintaan air untuk semua nilai VIF<10 ini berarti tidak terjadi
rumah tangga multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji
1. Normalitas multikolonieritas terpenuhi.
Dari analisis kurva di bawah ini dapat dilihat
bahwa data menyebar di sekitar diagram dan
mengikuti model regresi sehingga dapat disimpul-
kan bahwa data yang diolah merupakan data yang
berdistribusi normal sehingga uji normalitas
terpenuhi.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: konsumsi

1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Sumber (Source): Hayati et al., 2010

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 48.799 10.104 4.830 .000
Pendapatan 2.46E-006 .000 .614 5.441 .000 .903 1.108
Jarak dari sumber air -.003 .003 -.131 -1.195 .237 .956 1.046
Biaya Pengadaan -1.0E-004 .000 -.258 -2.269 .027 .889 1.125
a. Dependent Variable: Konsumsi air

Sumber (Source): Hayati et al., 2010

58
Valuasi Ekonomi Manfaat Air di Taman Nasional ..... (Nur Hayati & Abdul Kadir Wakka)
3. Uji Heteroskedastisitas 4. Uji Autokorelasi
Dari gambar dibawah ini dapat diketahui bahwa Dari tabel diatas didapatkan nilai Durbin-
tidak terjadi heteroskedastisitas sebab tidak ada Watson (DW hitung) sebesar 0,945. Berdasarkan
pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan kriteria yang telah ditentukan DW hitung berada
di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 2 ≤ 2 maka ini berarti
dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi. tidak terjadi autokorelasi. Sehingga kesimpulannya
Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai adalah Uji Autokorelasi terpenuhi.
semua nilai VIF<10 ini berarti tidak terjadi
multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji
multikolonieritas terpenuhi.
Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai
semua nilai VIF<10 ini berarti tidak terjadi
multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji
multikolonieritas terpenuhi.

Scatterplot

Dependent Variable: konsumsi

Regression 4
Standardized
Predicted
3

Value
2

-1

-2

-2 -1 0 1 2 3
Regression Studentized Residual

Sumber (Source): Hayati et al., 2010

Sumber (Source): Hayati et al., 2010

59
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61
B. Uji Asumsi Klasik Permintaan Air Untuk 2. Uji Multikolinieritas
Wisata Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai
1. Normalitas semua nilai VIF<10 ini berarti tidak terjadi
multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji
Dari analisis kurva di bawah ini dapat dilihat
multikolonieritas terpenuhi.
bahwa data menyebar di sekitar diagram dan
mengikuti model regresi sehing ga dapat
disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan
data yang berdistribusi normal sehingga uji
normalitas terpenuhi.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Banyaknya kunjungan

1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Sumber (Source): Hayati et al., 2010

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 4.874 .609 8.002 .000
Biaya perjalanan -3.9E-005 .000 -.781 -9.640 .000 .931 1.074
pendapatan1 -.062 .217 -.028 -.285 .777 .630 1.587
umur1 -.284 .471 -.048 -.603 .549 .976 1.025
pendidikan -.156 .192 -.080 -.812 .421 .635 1.576
a. Dependent Variable: Banyaknya kunjungan

Sumber (Source): Hayati et al., 2010

60
Valuasi Ekonomi Manfaat Air di Taman Nasional ..... (Nur Hayati & Abdul Kadir Wakka)
3. Uji Heteroskedastisitas 4. Uji Autokorelasi
Dari gambar dibawah ini dapat diketahui bahwa Dari tabel didapatkan nilai Durbin-Watson
tidak terjadi heteroskedastisitas sebab tidak ada (DW hitung) sebesar 1,511. Berdasarkan kriteria
pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan yang telah ditentukan DW hitung berada diantara -
di bawah angka 0 pada sumbu Y. sehingga dapat 2 dan 2, yakni -2 ≤ 2 ≤ 2 maka ini berarti tidak
dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi. terjadi autokorelasi. Sehingga kesimpulannya
adalah Uji Autokorelasi terpenuhi.

Scatterplot

Dependent Variable: Banyaknya kunjungan


2

Regression
Standardized
Predicted
1

Value
0

-1

-2

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Studentized Residual

Sumber (Source): Hayati et al., 2010

Model Summaryb

Change Statistics
Adjusted Std. Error of Durbin-
Model R R Square
R Square the Estimate R Square Watson
F Change df1 df2 Sig. F Change
Change
1 .815a .664 .640 .64724 .664 27.179 4 55 .000 1.511
a. Predictors: (Constant), pendidikan, umur1, Biaya perjalanan, pendapatan1
b. Dependent Variable: Banyaknya kunjungan

Sumber (Source): Hayati et al., 2010

61
JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 13 No. 1 April 2016, Hal. 47-61

Anda mungkin juga menyukai