Anda di halaman 1dari 16

MEDIAN

Jurnal Arsitektur dan Planologi

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI DISTRIK


JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA
Musfira
Staf Pengajar Pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota USTJ
Email : fira.naja3@yahoo.com

ABSTRAK

Air adalah sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia dan dalam sistem tata
lingkungan, Kota Jayapura merupakan salah satu kota di Provinsi Papua, yang memiliki luas wilayah 940
km2 dan mempunyai 5 distrik dimana kebutuhan akan air bersih yang tiap tahunnya semakin meningkat,
kebutuhan yang di fokuskan dalam penelitian ini yaitu pada Distrik Jayapura Selatan. Pada tahun 2016
Distrik Jayapura Selatan memiliki jumlah penduduk sebesar 75.534 jiwa dan perkembangan kawasan di
distrik ini memiliki perkembangan yang signifikan, sehingga memiliki mobilitas kebutuhan akan air bersih
yang tinggi baik kebutuhan domestik (rumah tangga) dan non domestik (fasilitas umum).

Penelitian ini menghitung ketersediaan dan kebutuhan air besih domestik dan non domestik Distrik
Jayapura Selatan untuk 20 tahun mendatang yang dimulai dari tahun proyeksi 2016 hingga tahun
perencanaan 2036. Adapun metode analisis yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu analisa
ketersediaan air, proyeksi penduduk, dan analisa kebutuhan air bersih. Dan berdasarkan hasil analisis
ketersediaan tiap tahunnya mengalami penurunan debit dari tahun 2016 di Distrik Jayapura Selatan
sebesar 25,92 L/det turun sampai 21,77 L/det pada tahun perencanaan, sedangkan kebutuhan air bersih
baik domestik maupun non domestik terus meningkat tiap tahunnya hal ini di sebabkan pertumbuhan
penduduk yang terus mengalami pertumbuhan tiap tahunnya dan pembangunan di berbagai bidang. Oleh
karena perlu dilakukan kajianberkaitan dengan kebutuhan dan ketersediaan air bersih diDistrik Jayapura
Selatan.

Kata Kunci : Ketersediaan, Kebutuhan, Air Bersih, Jayapura Selatan

1. PENDAHULUAN penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian


Air merupakan unsur lingkungan, air khusus negara-negara maju maupun negara
adalah sumber daya alam yang mutlak yang sedang berkembang.Indonesia sebagai
diperlukan bagi kehidupan manusia dan dalam salah satu Negara berkembang tidak lepas dari
sistem tata lingkungan.Menurut (Silalahi (2002) permasalahan penyediaan air bersih bagi
dalam Ariyanto(2007), kebutuhan manusia akan masyarakatnya.Salah satu masalah pokok yang
kebutuhan air selalu meningkat dari waktu ke dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air
waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah bersih dan belum meratanya pelayanan
manusia yang memerlukan air tersebut, penyediaan air bersih terutama di pedesaan dan
melainkan juga karena meningkatnya intensitas sumber air bersih yang ada belum dimanfaatkan
dan ragam dari kebutuhan akan air. secara maksimal.Di kota-kota besar sumber air
Pada saat ini, pertumbuhan penduduk bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM telah
Indonesia sudah bertambah besar.Seiring tercemari oleh limbah industri dan limbah
dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan air domestik, sehingga beban pengelolaan air
bertambah, ini berarti bertambah pula bersih semakin meningkat.
masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk Kota Jayapura merupakan salah satu kota
keperluan sehari-hari baik kebutuhan air bersih di Provinsi Papua dengan luas wilayah 940 km2
secara domestik dan non domestik.Masalah atau 0,30 % dari luas wilayah Provinsi Papua

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 23


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

yang terdiri dari 5 distrik.Dimana kebutuhan keperluan rumah tangga lainnya.Satuan yang
akan air bersih setiap tahun semakin mennigkat. dipakai adalah liter/orang/hari.Kebutuhan
Laju pertumbuhan penduduk di Kota Jayapura domestik adalah kebutuhan air bersih untuk
yang tercatat pada 5 tahun terakhir dari tahun memenuhi keperluan rumah tangga yang
2012 - 2016 mengalami peningkatan dari dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan
268.285 jiwa menjadi 288.786 jiwa.Air bersih kebutuhan umum yang disediakan melalui
yang disalurkan PDAM berjumlah 9.626.096 m3 fasilitas Hidran Umum (HU). Pada Tabel 2.1
pada tahun 2012 dan 11.477.947 m3 pada tahun dibawah ini menunjukkan besar debit domestik
2016 (Kota Jayapura dalam angka 2017), dan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
jumlah pelanggan air bersih di Kota Jayapura domestik diperhitungkan terhadap beberapa
pada tahun 2016 sebanyak 30.503. Sumber air faktor:
baku yang digunakan oleh PDAM Kota Jayapura 1. Jumlah penduduk yang akan dilayani
untuk daerah pelayanannya berasal dari 6 menurut target tahapan perencanaan
(enam) sungai beserta debit andalannya yaitu: sesuai dengan rencana cakupan
Sungai Anafre 14,5 L/dt, Apo/Bhayangkara 5,5 pelayanan.
L/dt, Kloofkamp/Ajen 190 L/dt, Entrop 95 L/dt, 2. Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan
Kamp Walker, dan Kujabu 240 L/dtdengan tergantung pada kategori daerah dan
kapasitas terpasang 941 Ltr/det. Intake yang jumlah penduduknya.
ada pada sumber-sumber air tersebut adalah 20
unit.Bangunan pengambil air baku umumnya Tabel 1. Konsumsi Air Berdasarkan Kategori
terbuat dari beton dan dibuat pada jaman Kota
Belanda. Disebagian lokasi apabila musim
No. Kategori Jumlah Konsumsi Air
kemarau sumber air menjadi kering (RTRW Kota Penduduk (Ltr/org/hari)
Kota Jayapura),sedangkan kebutuhan air bersih (Orang)
masyarakat terus meningkat dan tetap harus
1. Metropolitan > 1.000.000 210
dipenuhi.
Distrik Jayapura Selatan merupakan 1 2. Besar 500.000 – 170
dari 5 distrik yang berada di Kota Jayapura, 1.000.000
Distrik Jayapura Selatan memiliki luas wilayah 3. Sedang 100.000 – 150
43,4 km2, yang terdiri dari 5 kelurahan dan 2 500.000
kampung. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di
4. Kecil 20.000 – 100.000 90
Distrik Jayapura Selatan mencapai 75.534 Sumber : Kimpraswil (2003)
jiwa.Perkembangan kawasan dari distrik
initerhitungsangat pesat. Hal ini disebabkan Kebutuhan non domestik adalah
karena distrik ini merupakanpusat kegiatan
kebutuhan air bersih diluar keperluan rumah
pemerintahan, kesehatan, pendidikan, olahraga,
peribadatan, perdagangan dan jasa, serta tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain,
permukiman. Kajian dalam penelitian ini Penggunaan komersial dan industri yaitu,
diharapkan mampumengatasi pemenuhan penggunaan air oleh badan komersial dan
ketersediaan dan kebutuhan akan air bersih di industri, Penggunaan umum yaitu, penggunaan
Kota Jayapura terutama di Distrik Jayapura air untuk banggunan - banggunan pemerintah,
Selatan. rumah sakit, sekolah-sekolah dan tempat-
tempat ibadah.Kebutuhan air bersih non
2. KAJIAN LITERATUR domestik dialokasikan pada pelayanan untuk
2.1. Kebutuhan Air Bersih memenuhi kebutuhan air bersih berbagai
Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air
fasilitas sosial dan komersial yaitu fasilitas
yang diperlukan untuk melayani penduduk yang
dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu pendidikan, peribadatan, pusat pelayanan
untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan kesehatan, instansi pemerintahan dan
non domestik. perniagaan. Besarnya pemakaian air untuk
Kebutuhan Domestik Kebutuhan air yang kebutuhan non domestik diperhitungkan 20%
digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi dari kebutuhan domestik.
untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti
memasak, minum, mencuci, mandi dan

24 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

Tabel 2. Standar Kebutuhan Air Fasilitas minum. Perbandingan antara debit


Perkotaan pemakaian hari maksimum dengan debit
rata-rata akan menghasilkan faktor
Keterangan Standar (L/unit/hari)
maksimum (fm).
Warung / Toko 500
Perkantoran 1.400
2. Pemakaian Jam PuncakJam puncak
Bank 1.100 merupakan jam dimana terjadi pemakaian air
Kantor Koperasi 1.100 terbesar dalam 24 jam. Faktor jam puncak
Kantor Asuransi 1.100 (fp) mempunyai nilai yang berbalik dengan
Penginapan 1.900 jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah
Pelabuhan 2.000 penduduk maka besarnya faktor jam puncak
Pasar 1.000
akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena
Hotel 1.000
denganbertambahnya jumlah penduduk,
Pendidikan Standar (L/unit/hari)
maka aktivitas penduduk tersebut juga akan
TK 2.000
semakin beragam sehingga fluktuasi
SD 2.000
SMP 2.000 pemakaian akan semakin kecil.
SMU 2.000 Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam
Perguruan Tinggi 2.000 puncak telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan Standar (L/unit/hari) Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-
Balai Pengobatan 1.000 nilai tersebut seperti terdapat pada Tabel 2.3
Rumah Bersalin 600 berikut ini.
Apotik 100
Puskesmas 1.000
Rumah sakit Umum 2.000 Tabel 3. Nilai Faktor Hari Maksimum dan
Tempat Ibadah Standar (L/unit/hari) Faktor Jam Puncak
Jumlah Faktor Faktor
Masjid Kecamatan 800
No. Kategori Penduduk Hari Jam
Masjid Kelurahan 800
(Jiwa) Maksimum Puncak
Langgar 500
1. Metropolitan >1.000.000 1,1 1,5
Gereja 300
2. Kota Besar 500.000- 1,1 1,5
Pura 100 1.000.000
Vihara 100 3. Kota 100.000- 1,1 1,5
Tempat Umum dan Sedang 500.000
Standar (L/unit/hari)
Rekreasi 4. Kota Kecil 25.000- 1,1 1,5
Bioskop 2.000 100.000
Swalayan /Supermarket 1.000 5. Ibukota 10.000- 1,1 1,5
Ruang Serba Guna 1.000 Kecamatan 25.000
Balai Pertemuan 1.000 6. Pedesaan <10.000 1,1 1,5
Kantor Pos 2.000 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta
Pos Pemadam Kebakaran 2.000 Karya, 1998
Pos Polisi 2.000
Sumber : Dept. Pekerjaan Umum, 1996
2.3. Sumber Air Bersih
2.2. Fluktuasi Kebutuhan Air Berdasarkan petunjuk Program
Untuk setiap waktu jumlah pemakaian air Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal
oleh masyarakat tidak berada dalamnilai yang Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis
sama. Aktivitas manusia yang berubah-ubah Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber air
untuk setiap waktu menyebabkan pemakaian air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
selama satu hari mengalami perubahan naik 1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di
dan turun atau dapat disebut berfluktuasi. atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
Fluktuasi pemakaian air terbagi menjadi dua diduga, kecuali jika dilakukan penelitian
jenis yaitu: dalam jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu
1. Faktor Hari Maksimum
sumber air hasil penggalian ataupun
Pemakaian hari maksimum merupakan
pengeboran yang kedalamannya kurang
jumlah pemakaian air terbanyak dalam satu
dari 40 meter.
hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air
maksimum digunakan sebagai acuan dalam
hasil penggalian ataupun pengeboran yang
membuat sistem transmisi air bahan baku air
kedalamannya lebih dari 40 meter.

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 25


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang 4. Mata air (spring water). Sumber air untuk
terbentuk mulai dari hulu di daerah penyediaan air minum berdasarkan
pegunungan/tinggi sampai bermuara di kualitasnya dapat dibedakan atas :
laut/danau. Secara umum air baku yang a. Sumber yang bebas dari pengotoran
didapat dari sungai harus diolah terlebih (pollution).
dahulu, karena kemungkinan untuk b. Sumber yang mengalami pemurniaan
tercemar polutan sangat besar. alamiah (natural purification).
5. Danau dan Penampung Air (lake and c. Sumber yang mendapatkan proteksi
reservoir), Yaitu unit penampung air dalam dengan pengolahan buatan (artificial
jumlah tertentu yang airnya berasal dari treatment).
aliran sungai maupun tampungan dari air
hujan. 2.4. Sistem Penyediaan Air Bersih
Sumber-sumber air yang ada dapat Sistem penyediaan air bersih meliputi
dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah besarnya komponen pokok antara lain: unit
(Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi,
Tinjauan Regional dan Lokal, 1999) : unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi.
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke 1. Unit sumber air baku merupakan awal dari
permukaan bumi akan mengalami sistem penyediaan air bersih yang mana
pencemaran sehingga tidak memenuhi pada unit ini sebagai penyediaan air baku
syarat apabila langsung diminum. yang bisa diambil dari air tanah, air
permukaan, air hujan yang jumlahnya
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu
sesuai dengan yang diperlukan.
rawa, sungai, danau yang tidak dapat
2. Unit pengolahan air memegang peranan
diminum sebelum melalui pengolahan
penting dalam upaya memenuhi kualitas air
karena mudah tercemar.
bersih atau minum, dengan pengolahan
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air
dari air sumur dangkal dan air sumur baku yang semula belum memenuhi syarat
dalam. Air sumur dangkal dianggap belum kesehatan akan berubah menjadi air bersih
memenuhi syarat untuk diminum karena atau minum yang aman bagi manusia.
mudah tercemar. Sumber air tanah ini 3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem
dapat dengan mudah dijumpai seperti yang penyediaan air bersih yang menentukan
terdapat pada sumur gali penduduk, jumlah produksi air bersih atau minum yang
sebagai hasil budidaya manusia. layak didistribusikan ke beberapa tandon
Keterdapatan sumber air tanah ini sangat atau reservoir dengan sistem pengaliran
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi
topografi, batuan, dan curah hujan yang merupakan unit bangunan yang mengolah
jatuh di permukaan tanah. Kedudukan jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
muka air tanah mengikuti bentuk topografi, Teknologi pengolahan disesuaikan dengan
muka air tanah akan dalam di daerah yang sumber air yang ada.
bertopografi tinggi dan dangkal di daerah 4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar
yang bertopografi rendah. air yang diproduksi menuju ke beberapa
Di lain pihak sumur dalam yang sudah tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
mengalami perjalanan panjang adalah air 5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya pipa yang mengantarkan air bersih atau
dapat langsung diminum, namun minum dari tandon atau reservoir menuju
memerlukan pemeriksaan laboratorium ke rumah-rumah konsumen dengan
untuk memastikan kualitasnya. Keburukan tekanan air yang cukup sesuai dengan
dari pemakaian sumur dalam ini adalah yang diperlukan konsumen.
apabila diambil terlalu banyak akan 6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi
menimbulkan intrusi air asin dan air laut pipa konsumen yang telah disediakan alat
yang membuat sumber air jadi asin, pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada
biasanya daerah-daerah sekitar pantai. setiap bulannya.

26 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

2.5. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih  Cakupan pelayanan atau banyaknya


Semakin padat jumlah penduduk dan penduduk yang dilayani sistem air bersih.
semakin tinggi tingkat kegiatan akan  Tingkat pelayanan atau cara penyampaian
menyebabkan semakin besarnya tingkat air ke konsumen.
kebutuhan air. Variabel yang menentukan  Usaha pelayanan air bersih ke konsumen
besaran kebutuhan akan air bersih antara lain pada umumnya melalui 2 cara yaitu melalui
adalah sebagai berikut: Sambungan Rumah (SR) dan Hydrant
a. Jumlah penduduk Umum (HU), dengan perbandingan berkisar
b. Jenis kegiatan antara 50:50 atau 80:20 dimana faktor cost
c. Standar konsumsi air untuk individu recovery merupakan faktor yang perlu
d. Jumlah sambungan dipertimbangkan. Besarnya angka
Target pelayanan dapat merupakan potensi perbandingan tersebut ditetapkan
pasar atau mengacu pada kebijaksanaan berdasarkan hasil survey dilapangan.
nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan  Kebutuhan dasar atau besarnya pemakaian
mengikuti kecenderungan data yang ada di air perhari, tergantung pada jenis kawasan
lapangan serta kriteria dan standar yang kota kecil, sedang dan metropolitan. Di
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, daerah perkotaan, pemakaian air untuk
yaitu seperti: sambungan rumah adalah 100-120
a. Cakupan pelayanan l/org/hari sedangkan untuk hydrant umum
b. Jumlah pemakai untuk setiap jenis adalah 30 l/org/hari.
sambungan  Pelayanan fasilitas non domestik
c. Jenis sambungan diperhitungkan sebesar 10-30% dari
d. Tingkat kebutuhan konsumsi air kebutuhan domestik.
e. Perbandingan SR/HU  Kebocoran/kehilangan air, biasanya
f. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik diasumsikan sebesar 20% dari total
g. Angka kebocoran produksi.
h. Penanggulangan kebakaran  Fluktuasi pemakaian air.
Perencanaan pengadaan sarana prasarana air  Pemakaian air pada hari maksimum =
bersih dilakukan dengan memperhitungkan (1,10-1,15) x Qtotal.
jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi  Pemakaian air pada jam maksimum =
daerah perencanaan.Proyeksi kebutuhan air (1,50-2,00) x Qtotal.
dihitung dengan menggunakan data proyeksi  Pipa transmisi direncanakan untuk
jumlah penduduk, standar kebutuhan air bersih, pengaliran air pada saat debit hari
cakupan pelayanan, koefisien kehilangan air, maksimum.
dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk  Pipa distribusi direncanakan untuk
keamanan hitungan perencanaan. pengaliran air pada saat debit jam puncak.
 Kapasitas reservoir pada umumnya
2.6. Kriteria Penyediaan Air Bersih berkisar antara 15-20% dari total produksi
Untuk mendapatkan hasil perencanaan (Qmax).
sistem penyediaan air bersih yang baik, yaitu  Tekanan air dalam pipa:
supply air tersedia setiap saat dengan debit dan - Tekanan maksimum direncanakan
tekanan yang cukup, serta kualitas memenuhi sebesar 75 m kolom air
syarat, maka diperlukan kriteria perencanaan - Tekanan minimum direncanakan
agar sistem berikut dimensi dan spesifikasi sebesar 10 m kolom air
komponen sistem mempunyai kinerja yang  Kecepatan pengaliran dalam pipa
baik.Kriteria perencanaan yang digunakan - Transmisi 0,6 – 4,0 m/detik
berpedoman pada kriteria perencanaan dan - Distribusi 0,6 – 2,0 m/detik
petunjuk teknik bidang air bersih. Secara umum  Koefisien kekasaran pipa
kriteria perencanaan yang digunakan dalam Untuk perhitungan hidrolis baik untuk pipa
perencanaan sistem penyediaan air bersih ini transmisi maupun distribusi, koefisien
meliputi hal-hal sebagai berikut: kekasaran pipa (koefisien Hazen William)
 Penentuan daerah pelayanan disesuaikan digunakan nilai sebagai berikut:
dengan kondisi setempat berdasarkan - Pipa PVC : 120 -140
kepadatan penduduk. - Pipa Steel : 120

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 27


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

- Pipa GIP : 110 6. Perencanaan Sistem Penyediaan Air


 Pipa distribusi, pengaliran pada konsumen Bersih
dengan menggunakan jaringan pipa yang  Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri
direncanakan dapat mengalirkan air dari:
dengan jumlah sesuai kebutuhan jam - Sistem Produksi meliputi Intake
puncak dengan waktu pengaliran dan Instalasi Pengolahan Air
sepanjang 24 jam. - Sistem Distribusi meliputi
 Tekanan dan kecepatan pengaliran di Reservoir dan Pipa Induk
dalam pipa, tekanan statis maksimum - Sistem Pemanfaatan melalui
sebesar 75 mka atau tergantung pada Sambungan Rumah dan Hydrant
spesifikasi komponen sistem. Kecepatan Umum
pengaliran 0,3-3 m/detik.  Faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem distribusi adalah:
2.7. Tahapan Perencanaan Air Bersih - Pola tata guna lahan
Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana - Kepadatan penduduk
air bersih, maka dilakukan tahapan-tahapan - Kondisi topografi kota
perencanaan berdasarkan 5 (lima) komponen - Rancangan induk kota
utama yang terdiri dari:
1. Perhitungan Kebutuhan Air 3. METODE PENELITIAN
Kebutuhan air dihitung berdasarkan Penelitian ini tergolong jenis penelitian
kebutuhan untuk rumah tangga (domestik), deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan
non domestik dan juga termasuk ketersediaan dan kebutuhan air bersih
perhitungan atas kebocoran air.Analisis masyarakat di Distrik Jayapura Distrik Jayapura
kebutuhan air ini disesuaikan dengan hasil Selatan baik kebutuhan domestik maupun
perhitungan proyeksi penduduk, prosentase kebutuhan non domestik
penduduk yang dilayani dan besarnya 3.1 . Lokasi Penelitian
pemakaian air. Lokasi penelitian berada di Kota Jayapura
2. Identifikasi Sumber Air Baku yaitu di Distrik Jayapura Selatan.
Identifikasi air baku terutama dimaksudkan 3.2. Teknik Pengumpulan data
untuk mendapatkan informasi mengenai: Data penelitian yang digunakan didapat
- Jarak dan beda tinggi sumber air melalui studi literatur, survey/ pengamatan
terhadap daerah pelayanan langsung dan wawancara pada masing-masing
- Debit andalan sumber air kategori berupa :
- Kualitas air baku dan jenis alokasi - Studi literatur , yaitu mengumpulkan dan
sumber air baku pada saat ini mengkaji data sekunder melalui literatur-
3. Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas Air literatur yang tersedia berupa buku atau
Sistem pengolahan air yang dibangun harus laporan-laporan penelitian sebelumnya dari
dapat memproduksi air yang memenuhi berbagai instansi yang dianggap relevan
standar kualitas air bersih yang ditetapkan dan infomasi pada jaringan Internet.
oleh Departemen Kesehatan RI. - Observasi dan survey lapangan, dilakukan
4. Pemilihan Alternatif Sistem untuk mendapatkan data primer dan
Sistem penyediaan air bersih yang mengamati secara langsung objek
dirancang merupakan sistem terpilih yang penelitian melalui :
diperoleh berdasarkan hasil pemilihan a. Pengamatan langsung dilapangan untuk
terhadap beberapa alternatif pilihan sistem. memperoleh informasi lebih lanjut
Penentuan pilihan didasarkan pada mengenai sistem penyediaan air bersih
penilaian berdasarkan aspek: di Distrik Jayapura Selatan dan Distrik
- Teknis Jayapura Utara.
- Ekonomis b. Dokumentasi untuk memperlihatkan
- Lingkungan secara visual kondisi sistem penyediaan
5. Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air air bersih.
Kehilangan air yang disebabkan kebocoran - Wawancara, menggali informasi secara
teknis dan non teknis diperkirakan sebesar mendalam dari narasumber atau informan
20% dari kebutuhan total. yang dapat memberikan informasi dan data

28 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

yang diperlukan yaitu berupa kebutuhan air oleh individual dan sistem komunal. Penyediaan
bersih, debit aliran, kontinuitas aliran, dan air bersih dengan sistem jaringan ditempuh
permsalahan lainnya yang berkaitan dengan pendekatan pemerataan dan prioritas
dengan ketersediaan dan kebutuhan air penyediaan air minum di wilayah yang belum
masyarakat. terjangkau sistem pelayanan dengan jaringan
3.3. Alat Bantu Penelitian perpipaan. Pertimbangan dalam penyediaan
Alat bantu yang digunakan dalam sistem jaringan air bersih di Kota Jayapura
melakukan penelitian terdiri dari : adalah:
- Tinjauan pustaka, sebagai kerangka berfikir 1. Sumber air di Kota Jayapura, baik berupa
dalam mengarahkan penelitian. sumur gali, sumur pompa, sungai, mata air,
- Media cetak, untuk pengumpulan informasi dan lain sebagainya;
dan teori yang relevan untuk melihat obyek 2. Perkembangan social ekonomi masyarakat
yang akan diteliti. yang dapat mempengaruhi perkembangan
- Alat tulis dan elektronik (camera, alat permintaan masyarakat akan konsumsi air
perekam) untuk pengumpulan data bersih;
dilapangan dan membuat laporan penelitian 3. Perkiraan perkembangan kegiatan dengan
adanya peningkatan fungsi kota;
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Konsumsi air bersih perhari Kota Jayapura
4.1. Gambaran Umum untuk kebutuhan penduduk sebesar 120
Kota Jayapura terletak antara 137ᵒ 27’- liter/orang/hari;
141ᵒ 41’ Bujur Timur dan 1ᵒ 27’ – 3ᵒ 49’ Lintang 5. Kebutuhan air bersih untuk industri dan
Selatan. Kota Jayapura memiliki luas 940 fasilitas sosial diasumsikan sebesar 30% dari
km2dibagimenjadi5distrikyaituDistrikJayapuraUt kebutuhan penduduk;
ara,Jayapura 6. Kebutuhan air bersih untuk hidran umum
Selatan,Abepura,HeramdanMuaraTami,yangter diasumsikan sebesar 10% dari kebutuhan
bagiatas25Kelurahandan14 Kampung, dan penduduk. Kapasitas produksi potensial
memiliki jumlah penduduk (288.7 86) jiwa/tahun sumber air yang digunakan di Kota Jayapura
2016. adalah 895 liter/detik dan kapasitas produksi
Penduduk Kota Jayapura tahun 2016, efektif 514 liter/detik dengan produksi yang
tercatat sebanyak 288.786 orang atau dihasilkan adalah 17.796.500 m3 Jumlah
bertambah 1,87% dari tahun sebelumnya. kelompok pelanggan yang banyak
Jumlah Penduduk pada Distrik Jayapura menggunakan berasal dari rumah tangga
Selatan terus mengalami peningkatan menengah, yaitu 23.472 jumlah pelanggan.
pertumbuhan per tahun (2014-2016). Distrik
Jayapura Selatan tercatat pada tahun 2016 4.2. Ketersediaan Sumber Air Bersih
memiliki jumlah penduduk sebesar 75.534 jiwa, Kota Jayapura memiliki 18 (delapan
dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar belas) sungai yang bermuara ke Danau Sentani,
40.051 jiwadan perempuan 35.483 jiwa. Teluk Youtefa dan Teluk Humbolt. Kedelapan
belas (18) sungai yang berada di Kota Jayapura
Tabel 4. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tahun 2014-2016
Penduduk
Luas
(Orang)/Tahun
No Distrik
Km² % 2014 2015 2016

Jayapura
1.
Selatan 43,4 4,62 72.027 74.112 75.534

Sumber: Statistik kota Jayapura 2016

Penyediaan air bersih di Kota Jayapura


sampai dengan akhir tahun perencanaan
direncanakan akan dilayani oleh dua sistem,
yaitu sistem penyediaan air bersih yang dikelola

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 29


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

Tabel 5. Sungai-sungai di Kota Jayapura 4. Adanya pembiaran pembangunan rumah


Nama Panjang Debit (m3/dtk) tempat tinggal.
No.
Sungai (km) Maksimal Minimal 5. Persaingan untuk mendapatkan pemukiman.
1 Entrop 3 1.706 72.32 36.36 6. Meningkatnya jumlah penduduk yang
2 Entrop 2 4.068 133.1 66.91 berpengaruh pada kemiskinan.
3 Entrop 1 0.935 73.66 38.5 Sedangkan kendala yang berikatan dengan
4 Hanyaan 2.413 73.47 36.94 sistem distribusi dari sumber-sumber air
5 Siborogonyi 11.619 49.61 24.94 tersebut adalah:
6 Acai 2.245 103.52 52.04 1. Kondisi fisik daerah, seperti topografi, curah
7 Anafre 3.763 248.06 124.71 hujan, dan musim.Kondisi geografis yang
8 Mati 2.358 65.86 33.11 berbukit-bukit menjadi salah satu kendala
9 APO 2.151 53.38 26.84 dalam pembangunan jaringan distribusi air
10 Dok IV 2.512 51.52 25.9 bersih.
11 Dok VII 1.733 36.56 18.38 2. Aktifitas masyarakat yang mempengaruhi
12 Kojabu 13.008 383.64 192.87 kerusakan lingkungan. Adanya pemukiman di
13 Hubary 6.935 253.71 127.55 daerah penyangga dan penebangan pohon
Kampwolker - - - di daerah hulu, mengakibatkan menurunnya
14
Onabo - - -
debit air. Kurang maksimalnya air yang
15
Temari - - -
masuk ke intake penampungan di beberapa
16
titik.
17 Tami - - -
3. Kondisi pipa-pipa yang sudah tua dan
18 Kloofkamp - - -
berkarat, sehingga sering terjadi kebocoran
Sumber: Data PDAM Kota Jayapura, 2014 dan kerusakan. Inilah yang menjadi faktor
kehilangan air.
Tabel 6. Sumber Air PDAM Kota Jayapura 4. Banyaknya sambungan ilegal dan pelanggan
Distrik Unit Jumlah Sumber Debit saat
PDAM Pelanggan Air ini (Lt/Det) yang menunggak pembayaran.
Jayapur PDAM 8.045 Ajen 50 5. Banjir yang sering mengakibatkan kerusakan
a Unit Entrop 30
Selatan Japsel Kojabu 50 pipa, putusnya sambungan pipa, dan
Sumber: Data PDAM Kota Jayapura, 2016 sebagainya.
Melihat kondisi hutan Cycloop saat ini,
4.3. Ketersediaan dan Kebutuhan Air Bersih ketersediaan air di Cycloop sudah semakin
Air permukaan atau sungai menjadi sumber menipis dan debitnya semakin berkurang
air yang digunakan PDAM untuk memenuhi utamanya saat kemarau. Menurunnya debit air
kebutuhan air bersih masyarakat Kota dan semakin keringnya sumber air yang
Jayapura.Ada dua belas (12) sumber air berdampak pada kurangnya pasokan air bersih
permukaan yang intakenya tersebar di Kota bagi masyarakat Kota Jayapura khususnya
Jayapura dan Kabupaten Jayapura.Cakupan Distrik Jayapura Selatan dan Distrik Jayapura
daerah pelayanan reservoir tersebut berbeda- Utara.
beda berdasarkan sumber air/intake. Dalam penyusunan suatu perencanaan
Sumber-sumber air tersebut memiliki infrastruktur yang terpadu dimana didalamnya
daerah tangkapan air di pegunungan cycloop, terdapat suatu perencanaan sistem air bersih
sehingga kelestariannya perlu dijaga dengan akan diperlukan data dasar mengenai berbagai
baik. Adapun kendala yang dihadapi untuk kemungkinan pengembangan dan pemanfaatan
menjaga kelestraian sumber-sumber air sumber-sumber air, atau dengan kata lain
tersebut, yaitu: dimana sumber dapat diperoleh untuk
1. Penebangan pohon hutan dilakukan baik penyediaan air bersih pada suatu periode,
oleh masyarakat adat/setempat maupun oleh berapa debitnya dan bagaimana kualitasnya.
pengusaha yang bekerjasama dengan Pada daerah-daerah padat penduduk sering
masyarakat adat atau yang memeroleh ijin terjadi kompetisi ataupun konflik diantara
Pemerintah. berbagai jenis kegiatan dalam memenuhi
2. Pengetahuan yang minim tentang pentingnya kebutuhan akan sumber air. Oleh karena itu
menjaga kelestarian hutan. pengelolaan sumber-sumber air menjadi suatu
3. Kurangnya pengawasan dan sosialisasi dari hal yang mendasar dalam merencanakan
pemerintah. alokasi sumber-sumber air untuk berbagai jenis

30 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

kegiatan. Salah satu masukan penting dalam


menyusun perencanaan pemanfaatan sumber- Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa
sumber air adalah tersedianya informasi ketersediaan sumber air baku terus menurun
ataupun data yang memadai mengenai debitnya tiap tahun. Dimana pada tahun
ketersediaan sumber air baik berupa air tanah, proyeksi, ketersediaan air baku yang ada
air permukaan, mata air ataupun sumber air sebesar 25,92 L/det, kemudian pada tahun
lainnya. Dari data yang diperoleh ketersediaan air di rencana 2036 sebesar 21,77 masih dapat
Distrik Jayapura Selatan dan Distrik Jayapura Utara terpenuhi sampai tahun proyeksi, meskipun
adalah sebagai berikut: kebutuhan air terus meningkat dan ketersediaan
Tabel 7. Ketersediaan Sumber Air Baku air pada Distrik Jayapura Selatan terus
mengalami penurunan.

4.4. Analisa Proyeksi Jumlah Penduduk


Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan air
penduduk (water demand) pada tahun-tahun
Sumber PDAM Kota Jayapura 2016 yang akan datang perlu diketahui dulu besarnya
Dari data yang di peroleh pada tabel 5.1 proyeksi jumlah penduduk di Distrik Jayapura
diatas yaitu, Distrik Jayapura Selatan Selatan. Proyeksi jumlah penduduk menjadi
menggunakan sungai Entrop 1, Entrop 2 dan acuan dalam menentukan besarnya kebutuhan
Entrop 3 sebagai sumber air dengan debit yang air penduduk untuk tahun perencanaan ke
berkisar dari 30-100 L/det, dan jarak dari
depan. Metode atau rumus yang digunakan
permukiman 0,2 (200m) dengan kondisi yang dalam menentukan proyeksi jumlah penduduk
masih baik. Berikut adalah perhitungan jumlah yang dipakai dalam perencanaan ini adalah:
ketersediaan air baku diDistrik Jayapura Selatan metode Geometrik
: Rumus laju pertumbuhan penduduk yaitu :
Perhitungan : Rumus dasar metode geometrik yaitu :
30 × 24 jam × 60 menit × 60 detik = 2,592,000 Pn = Po( 1 + r ) n
Kt 2016 = 25,92
= 25,92 – 20 %
Keterangan:
Kt 2017 = 25,72
Pn : Jumlah Penduduk Tahun ke n
Tabel 8.Proyeksi Jumlah Ketersediaan Air
Baku
Ketersediaan Air Bersih
Po : Jumah Penduduk Awal Tahun Proyeksi
No. Tahun Distrik Jayapura Selatan
(L/det) r : Laju Pertumbuhan Penduduk
1 2016 25,92
2 2017 25,72 n : Lama Tahun Proyeksi
3 2018 25,52
4 2019 25,32
5 2020 25,12 Perhitungan :
6 2021 24,92
7 2022 24,72
8 2023 24,52 ( ) -1= (1,04869007)0,2 –1
9 2024 24,32
10 2025 24,12
11 2026 23,92 = (1,0240557) -1
12 2027 23,72
13 2028 23,52 = 0,024
14 2029 23,32
15 2030 23,12
Pn 2017 = Po 2016 (1+ r) n
16 2031 22,92
17 2032 22,72 n
18 2033 22,52 = 75,534 ( 1+0,024)
19 2034 22,32
20 2035 22,12 = 75,534 x 1,024 1
21 2036 21,92
Sumber : Hasil Analisa, 2017 = 77,346 Jiwa

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 31


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

Tabel 9. Proyeksi Penduduk Distrik Jayapura menimbulkan konflik kepentingan antar sektor,
Selatan Tahun 2016 – 2036 antar wilayah dan berbagai pihak yang terkait
Distrik Jayapura Selatan
dengan sumberdaya air. Di sisi lain, pengelolaan
No. Tahun N Pn=75.534 (1+ 1, 024)n sumberdaya air yang lebih bersandar pada nilai
ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada
( Jiwa ) pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi
1 2016 0 75.534
sosial.

2 2017 1 77.346 Disrtik Jayapura Selatan merupakan


daerah tropis, dimana penduduknyadalam
3 2018 2 79.203 sehari membutuhkan puluhan liter air bersih
4 2019 3 81.104
untuk kebutuhan domestik seperti memasak,
minum, mencuci, dan kebutuhan yang lain.
5 2020 4 83.050 Dengan demikian dalam sebulan akan
dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk
6 2021 5 85.043
keperluan domestik dan non domestik. Besarnya
7 2022 6 87.048 konsumsi air bagi penduduk Distrik Jayapura
Selatan yang digunakan pada perhitungan ini
8 2023 7 89.174 adalah jumlah konsumsi air bersih standar
9 2024 8 91.315
kebutuhan kota dengan penduduk 100.000 –
500.000 jiwa yaitu 120 L/org/hari, dengan
10 2025 9 93.506 menggunakan asumsi bahwa angka yang
digunakan adalah angka konsumsi air setiap
11 2026 10 95.750
penduduk di Distrik Jayapura Selatan tanpa
12 2027 11 98.048 membedakan jenis dan kelompok pelanggan.

13 2028 12 100.401 Masyarakat di Distrik Jayapura Selatan pada


umumnya memanfaatkan air tanah sebagai sumber
14 2029 13 102.811
air bersih selain dari PDAM karena kontinuitas
15 2030 14 105.279 pendistribusian air oleh PDAM tidak tiap hari (ada
yang hanya 2x seminggu dan sehari hanya 6 jam).
16 2031 15 107.805 Selain itu, kuantitas air yang yang sangat kecil
17 2032 16 110.393
sehingga tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan
harian per orang bahkan itupun harus dibantu
18 2033 17 113.042 dengan mesin pompa air agar air dapat masuk ke
dalam rumah.
19 2034 18 115.755

20 2035 19 118.533
Berdasarkan RTRW Kota Jayapura sampai
dengan akhir tahun 2010-2033, penyediaan air
21 2036 20 121.378 bersih di Kota Jayapura direncanakan akan
dilayani oleh dua sistem yaitu sistem
Sumber : Hasil Analisa, 2017 penyediaan air bersih yang dikelola oleh
individual dan sistem komunal. Rencana
4.5. Analisa Kebutuhan Air Bersih penyediaan air bersih dengan sistem jaringan
Kebutuhan masyarakat terhadap air yang ditempuh dengan pendekatan pemerataan dan
semakin meningkat mendorong lebih prioritas penyediaan air bersih diwilayah yang
menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai belum terjangkau sistem pelayanan dengan
dan fungsi sosialnya.Kondisi tersebut berpotensi jaringan perpipaan. Bagi penduduk yang tidak

32 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

mampu berlangganan air bersih dengan sistem Qmd = kebutuhan air bersih
Sambungan Rumah (SR) direncanakan akan di
layani dengan sistem Hidran Umum (HU) Pn = jumlah penduduk tahun n
dengan asumsi pelayanan 1 HU melayani 100
q = kebutuhan air per orang/hari
jiwa. Rencana penyediaan air bersih di Kota
Jayapura dengan mempertimbangkan : fmd = faktor hari maksimum ( 1,1 )

1. Sumber air diKota Jayapura, baik berupa Tabel 10. Kebutuhan Air Bersih Distrik
sumur gali, sumur pompa, sungai, mata air Jayapura Selatan Tahun 2016 – 2036
dan lain sebagainya.
2. Perkembangan sosial ekonomi masyarakat
yang dapat mempengaruhi perkembangan
permintaan masyarakat akan konsumsi air
bersih.
3. Perkiraan perkembangan kegiatan dengan
adanya peningkatan fungsi kota.
4. Konsumsi air bersih perhari Kota Jayapura
untuk kebutuhan penduduk sebesar 120
liter/orang/hari.
5. Kebutuhan air bersih untuk industri dan
fasilitas sosial di asumsikan sebesar 30% dari
kebutuhan penduduk.

Analisis kebutuhan air bersih untuk masa


mendatang menggunakan standart-standart
perhitungan yang telah ditetapkan.Kebutuhan air
untuk fasilitas-fasilitas sosial ekonomi harus
dibedakan sesuai peraturan PDAM dan
memperhatikan kapasitas produksi sumber yang
ada, tingkat kebocoran dan pelayanan.Faktor
utama dalam analisis kebutuhan air adalah
jumlah penduduk pada daerah studi. Untuk
menganalisis proyeksi 20 tahun ke depan
dipakai metode Geometrik. Dari proyeksi
tersebut, kemudian dihitung jumlah kebutuhan
air dari sektor domestik dan sektor non domestik
berdasarkan kriteria Ditjen Cipta Karya 1996.

Dengan adanya analisis kebutuhan air Sumber: Hasil Analisa, 2017


bersih ini ditargetkan kebutuhan air bersih
masyarakat dapat dipenuhi dengan tingkat Dari hasil analisa diatas tingkat kebutuhan air
pelayanannya dari jumlah penduduk Distrik bersih di distrik dari tahun 2016-2036 terus
Jayapura Selatan sampai dengan 20 tahun ke mengalami peningkatan seiring dengan
depan yaitu tahun 2036, dan berikut adalah bertambahnya jumlah penduduk. Di mana pada
rumus yang digunakan : Distrik Jayapura Selatan tingkat kebutuhan air
bersih pada tahun 2016 sebesar 906.408
Q md = Pn x q x fmd 3
L/org/hari atau 997 m /det dan tahun 2036
Keterangan : sebanyak 1.456.536 L/org/hari atau 1,602

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 33


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

m3/det, kemudian Distrik Jayapura Utara pada


tahun 2016 sebesar 879.096 L/org/hari atau 967
m3/det dan tahun 2036 sebanyak 1.412.652 Tabel 11. Kebutuhan Air Distrik Jayapura
3 Selatan Untuk Sambungan Rumah Tangga
L/org/hari atau sama dengan 1,523 m /det.
(SR)
4.4.1. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Domestik (Rumah Tangga)
Kebutuhan air untuk rumah tangga terdiri
dari kebutuhan untuk pelayanan pada
sambungan rumah (SR) dengan sambungan
untuk hidran umum (HU).Sambungan rumah
(SR) berfungsi untuk melayani penduduk pada
unit-unit rumah tangga, sedangkan hidran umum
(HU) untuk melayani penduduk yang tidak
terlayani oleh sambungan rumah.
Sambungan rumah diberikan apabila
jaringan pipa distribusi dapat mencapai atau
melewati wilayah dari konsumen sehingga dapat
dibuatkan sambungan menuju ke
rumah.Sedangkan untuk hidran umum (HU)
ditempatkan pada daerah yang tidak terlayani
air bersih dimana jarak dari lokasi layanan tidak
jauh dari jaringan pipa distribusi yang ada.
1. Sambungan Rumah
Kriteria kebutuhan air untuk sambungan
rumah (SR) didasarkan pada kebutuhan air di
Distrik Jayapura Selatan tergolong Kota Sedang
dengan penduduk 100.000 – 500.000 jiwa
adalah 120 liter/orang/hari, dengan asumsi 1
sambungan rumah melayani 5 orang. Sumber: Hasil Analisa, 2017
perhitungan :

Qmd = 75.534 × 80%= 60.427 Keterangan :


= 60.427 × 120 [a] = Nomor urut
= 725.124
= 725.124 86.400 [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
= 8.329
[c] = Hasil perhitungan proyeksi jumlah
penduduk

[d] = Tingkat pelayanan

[e] = [c] x [d]

[f] = Kriteria konsumsi air di Kota Jayapura

[g] = [e] x [f]

[h] = [g] / ( 24 jam x 60 menit x 60 detik )

34 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

Hasil analisa pada tabel 4.8 diatas [a] = Nomor urut


kebutuhan air untuk sambungan rumah tangga
(SR) di Distrik Jayapura Selatan dari tahun [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
proyeksi hingga tahun rencana terus mengalami
[c] = Hasil perhitungan proyeksi jumlah
peningkatan dari tahun 2016 dimana jumlah
penduduk
penduduk sebanyak 75.534 jiwa, jumlah
terlayani 60.427 jiwa, jumlah pemakaian [d] = Tingkat pelayanan
sebesar 725.124 L/hari dan jumlah kebutuhan
air SR sebanyak 8.392 L/det, kemudian pada [e] = [c] x [d]
tahun 2036 jumlah penduduk sebanyak 121.378
jiwa, jumlah terlayani 97.102 jiwa, jumlah [f] = Kriteria konsumsi air untuk HU di Kota
pemakaian sebanyak 1.165.224 L/hari dan Jayapura
jumlah kebutuhan air SR sebesar 13.486 L/det.
[g] = [e] x [f]
Untuk hidran umum berdasarkan standar
[h] = [g] / ( 24 jam x 60 menit x 60 detik )
PU setiap HU melayani 100 orang dengan
tingkat pelayanan 20% dan konsumsi air rata-
rata sebesar 30 L/org/hari untuk kota dengan
kategori sedang. Hasil analisa pada tabel 4.9 kebutuhan air untuk
hidran umum (HU) di Distrik Jayapura Selatan
Tabel 12. dimulai dari tahun proyeksi hingga tahun
Kebutuhan Air Distrik Jayapura Selatan
rencana terus mengalami peningkatan, pada
Untuk Hidran Umum (HU)
tahun 2016 dengan jumlah penduduk sebesar
75.534 jiwa, jumlah terlayani sebanyak 15.106
jiwa, jumlah pemakaian 453.204 L/hari, dan
jumlah kebutuhan HU sebanyak 5.245 L/det.
Kemudian pada tahun 2036 jumlah penduduk
mencapai 121.378 jiwa, jumlah terlayani 24.275
jiwa, jumlah pemakaian sebesar 728.268 L/hari,
dan jumlah kebutuhan HU sebanyak 8.429
L/det.

4.4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Non


Domestik
Analisis sektor non domestik
dilaksanakan dengan berpegangan pada analisis
data pertumbuhan terakhir fasilitas-fasilitas sosial
ekonomi yang ada pada wilayah
perencanaan.Kebutuhan air non domestik
menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU
dapat dilihat dalam tabel-tabel di Bab 2.
Sumber: Hasil Analisa, 2017
Berdasarkan kriteria yang dikeluarkan
oleh Direktorat Air Bersih Dirjen Cipta Karya
bahwa besarnya kebutuhan air bersih untuk non
Keterangan :
domestik/bukan rumah tangga adalah 20 – 30%
dari kebutuhan air domestik untuk kategori

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 35


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

wilayah kota sedang dengan jumlah penduduk


antara 100.000 – 500.000 jiwa.
Perhitungan kebutuhan air non domestik
diperoleh dari jumlah fasilitas umum tersebut
dikalikan dengan unit konsumsi kebutuhan air Tabel 14. Jumlah Kebutuhan Air Non
tiap jenis fasilitas umum tersebut per Domestik Distrik Jayapura Selatan
hari.Masing-masing fasilitas umum memiliki Tahun 2036
perbedaan dalam besarnya unit konsumsi
kebutuhan air. Perhitungan kebutuhan air dari
masing-masing sarana dan prasarana dengan
menggunakan standar yang ada pada bab 2
(department pekerjaan umum, 1996), sehingga
kebutuhan air bersih untuk non domestic yang
terdapat di Distrik Jayapura Selatan yaitu
terdapat dalam tabel-tabel sebagai berikut :
 Contoh perhitungan :
 Qnd = 800 × 34
= 27,200 L/det

Tabel 13. Jumlah Kebutuhan Air Non


Domestik Distrik Jayapura Selatan
Tahun 2016

Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil analisa pada tabel 4.11 diatas


kebutuhan air non domestik pada Distrik
Jayapura Selatan tahun 2036 mengalami
peningkatan karena penambahan fasilitas yang
terjadi pada fasilitas Masjid, Musholla, Gereja,
Dari hasil analisa pada tabel 4.10 diatas Hotel, TK, SD, SMP, dan SMA/K. yang di
jumlah kebutuhan air non domestik di Distrik asumsikan setiap 5 tahun terjadi penambahan 1
Jayapura Selatan pada tahun 2016. Total dari unit fasilitas, maka total dari tiap-tiap jenis
tiap-tiap jenis fasilitas diatas yaitu, total fasilitas yang ada di Distrik Jayapura Selatan
kebutuhan air pada Distrik Jayapura Selatan yaitu, total kebutuhan air sebesar 326,000 L
pada tahun 2016 sebesar 279,900 L/det, /det, dengan jumlah fasilitas 312 unit.
dengan jumlah fasilitas 256 unit.
4.5. Kehilangan Air
Untuk menentukan besarnya kebutuhan air,
perlu diperhitungkan juga besarnya
kebocoran/kehilangan air dari sistem. Besarnya
kehilangan air diperkirakan sebesar 20 % dari
kebutuhan total sampai akhir tahun

36 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

perencanaan (Dirjen Cipta Karya, 1998). 299,72


2016 8,392 27,000 5,184
Adapun yang dimaksud dengan kehilangan air 1
adalah : 348,76
2036 13,486 29,000 4,354
9
 Kebocoran pipa distribusi dan perlengkapan
 Kesalahan petugas dalam menghitung
meteran Dari hasil analisa pada tabel 4.15 dapat
 Penyambungan liar dilihat proyeksi kebutuhan air dari semua jenis
 Kesalahan administrasi sambungan, maka dapat ditentukan besarnya
Secara keseluruhan kehilangan air pada kebutuhan air pada 20 tahun mendatang yaitu,
tahun 2016 hingga tahun 2036 dapat dilihat tahun 2016 sebesar 299,721-L/det kemudian
pada tahun 2036 sebesar 348,769 L/ det yang
dalam tabel berikut :
berarti terjadi peningkatan sebesar 49,048 L/det.
 Contoh perhitungan :
Lo = 25,92 × 20%= 5,184 L/det
5. KESIMPULAN
Tabel 15. Kehilangan Air Distrik Jayapura
Selatan Berdasarkan dari hasil analisis dan
Debit (Q) Kehilangan Debit (Q) pembahasan mengenai Ketersediaan dan
Tahun Kebutuhan Air Bersih di Distrik Jayapura
(L/dtk) (%) (L/det)
Selatan Kota Jayapura,maka dapat disimpulkan
bahwa :
2016 25,92 20 5,184
1. Berdasarkan hasil analisa ketersediaan dan
2021 24,72 20 4,944
kebutuhan air bersih di Distrik Jayapura
Selatan terjadi peningkatan kebutuhan akan
2026 23,72 20 4,744
air bersih pada ke-dua distrik selama 20
tahun dimulai dari tahun 2016-2036, baik
2030 22,92 20 4,585 Kebutuhan Domestik (Sambungan Rumah,
Tangga SR, dan Hidran Umum HU) maupun
2036 21,77 20 4,354 kebutuhan Non Domestik (Fasilitas-fasilitas).
Namun hal tersebut tidak diikuti dengan
Sumber: Hasil Analisa ketersediaan akan air bersih yang terus
menurun.
Pada Tabel 4.12 dapat dilihat kehilangan air di 2. Kebutuhan air masyarakat sudah tidak dapat
Distrik Jayapura Selatan dari tahun Proyeksi terpenuhi secara baik, karena ketersediaan
hingga rencana per lima tahun kehilangan air air dari segi kuantitas yang terus menurun
sebesar 4,354 L/det. sehingga pendistribusiannya tidak dapat
memenuhi syarat kontinuitas. Untuk
4.6. Kebutuhan Total Air persyaratan kualitas air bersih sudah
Hasil kebutuhan air rencana diperoleh memenuhi syarat.Tingkat kehilangan air di
dengan menjumlahkan kebutuhan air domestic Distrik Jayapura Selatan cukup besar hal ini
dan non domestik, serta faktor kehilangan. di sebabkan oleh kebocoran pipa dan
sambungan ilegal/liar yang dilakukan oleh
Tabel 4.13 pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kebutuhan Air Bersih 3. Sumber air permukaan di Kota Jayapura
Distrik Jayapura Selatan Tahun 2016-2036 sangat melimpah, akan tetapi ketersediaan
air dari tahun ke tahun terus mengalami
Non penurunan. Sehingga perlu dilakukan
Dome Kehilan pelestarian sumber-sumber air permukaan
Tahu Domes Total
stik gan melalui pengelolaan yang bijaksana dari segi
n tik (L/det)
(L/det) (L/det) regulasi pengelolaan yang berkaitan dengan
(L/det)
manajerial, distribusi, dan penggunaan.

Volume 8 No.1 Januari 2018 - 37


MEDIAN
Jurnal Arsitektur dan Planologi

tertanggal 19 April 2010 yang berisi


tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Salam, EU. 2013. Sistem Deteksi Kebocoran
Saluran Pipa Distribusi Air PDAM Dengan
Metode Kecerdasan Buatan.Jurnal
Program Pascasarjana Universitas
6. REFERENSI Hasanuddin Makassar.

Agustina DV. 2007. Analisa Kinerja Sistem


Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan
Banyumanik Di Perumnas
Banyumanik(Studi Kasus Perumnas
Banyumanik Kel. Srondol Wetan).
Program studi Manajemen Dan Rekayasa
Infrastruktur. Magister Teknik Sipil.
Tesis.Universitas Diponegoro. Semarang.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Jayapura.2010. Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Jayapura.Bapedda
Kota Jayapura.
Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus
Penduduk 2010. BPS Kota Jayapura.
Budiman, U. N. Permodelan Dinamika
Ketersediaan Air Bersih Perpipaan Kota
Cimahi dengan Skenario Intervensi Pada
Sisi Penyediaan Dan Pada Sisi
Permintaan. Jurnal Perencanaan Wilayah
dan Kota A SAPPK V1N2. Sekolah
Arsitektur, Perencanaan dan
Pengembangan Kebijakan ITB. Bandung.
Imamah, N dan Dipareza A. Perencanaan
Instalasi Pengolahan Air Minum Di
Kabupaten Waropen Dan Pelabuhan
Wapego.Jurnal Teknik Lingkungan FTSP
ITS. Surabaya.
Krishna N. P. dan Putu
Oktavia.Pengelolaan Sumber Dana
Air Terpadu Melalui Pengembangan
Kebijakan Pembangunan
Berkelanjutan di Cekungan
Bandung.Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota, Vol 18 No 2
Agustus 2007, hal 1- 32.
Nelwan C, Kekenusa JS, dan Langi Y. 2013.
Optimasi Pendistribusian Air Dengan
Menggunakan Metode Least Cost Dan
Metode Modified Distribution (Studi
Kasus: PDAM Kabupaten Minahasa
Utara). Jurnal Ilmiah Sains. Program Studi
Matematika FMIPA Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/2010

38 – Vol. 8 No. 1 Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai