Anda di halaman 1dari 3

Letak geografis dan pola penggunaan air sangat berbeda di satu daerah dengan daerah lain.

Curah hujan yang ada juga tergantung iklim dan suhu yang ada disuatu wilayah. Hal ini yang
menjadikan potensi ketersediaan air di suatu wilayah juga tidak menentu dan kuantitas dan
kualitas airnya berbeda. Jika curah hujan disuatu wilayah cukup tinggi, maka air permukaannya
juga akan mengalami kenaikan debit, sedangkan air tanah tergantung pada infiltrasi dan
permeabilitas dari tanah tersebut. Tanah dan batuan yang mempunyai unsur mineral yang tinggi
akan memberikan potensi air bersih yang baik dari air tanah.

Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga,
industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan air
domestik, industri, pelayanan umum dan kebutuhan air untuk mengganti kebocoran,
(Moegijantoro, 1995).

Kebutuhan air dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kebutuhan air untuk rumah tangga
(domestik), industri dan pertanian. Penggunaan air bersih yang paling menonjol adalah untuk
rumah tangga karena kebutuhan sehari hari seperti memasak, mencuci, mandi, menyiram
tanaman dilakukan hampir setiap hari. Kebutuhan manusia akan kebutuhan air selalu meningkat
dari waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air
tersebut, melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air,
(M.D. Silalahi, 2002).

Pengguna air disuatu daerah dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain : 1. Penggunaan air
untuk rumah tangga: Penggunaan air untuk rumah tangga mencakup tempat-tempat hunian
pribadi, apartemen dan sebagainya yang digunakan untuk keperluan minum dan mencuci; 2.
Penggunaan air untuk komersial dan industri: Pada kelompok kecil mungkin sangat rendah
penggunaan air, tetapi di kotakota besar penggunaan air untuk komersial dan industri besar; 3.
Penggunaan Umum: Penggunaan ini meliputi air yang digunakan untuk instansi pemerintahan,
sekolahan, rumah sakit, tempat ibadah, dan pasar; 4. Kehilangan dan pemborosan Kehilangan air
dan pemborosan biasanya terjadi pada kebocoran pada industri dan kesalahan meteran.

Kebutuhan air baku untuk berbagai keperluan terutama air bersih untuk rumah tangga, tempat-
tempat umum, industri, dan lain-lain akan terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan
lajunya pembangunan di berbagai sektor dan bidang, serta jumlah penduduk yang terus
bertambah. Di sisi lain jumlah penyediaan dan prasarana air baku yang ada saat ini masih relatif
terbatas, sehingga belum dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut terutama pada saatsaat
musim kemarau.

Purwanto (2003), menyatakan kurang lebih 80% penduduk Indonesia memanfaatkan air tanah
sebagai sumber air bersih untuk kehidupan sehari hari baik di daerah perkotaan maupun di
daerah pedesaan. Laporan Bank Dunia tahun 1983 menyatakan, bahwa sebagian besar kebutuhan
akan air bersih bagi keperluan domestik rumah tangga dan industri diperoleh dari sumber air
bawah tanah yaitu 57 %, dari mata air 16 % dan dari perusahaan air minum hanya 6,5%
(Ashriyati, 2011).

Jumlah kebutuhan air untuk mencukupi kebutuhan sehair-hari, yaitu untuk perkotaan 100-150
liter/orang/hari sedangkan untuk pedesaan 60 Liter/orang/hari. Tetapi menurut Soebagio Rekso
pemakaian air per orang per hari yaitu 150 liter, sedangkan untuk asrama kira-kira 75-100
Liter/orang/hari.

Jumlah kebutuhan air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, yaitu untuk perkotaan 100 - 150
liter/orang/hari sedangkan untuk pedesaan 60 Liter/orang/hari. Tetapi menurut Soebagio Rekso
pemakaian air per orang per hari yaitu 150 liter, sedangkan untuk asrama kira-kira 75-100
Liter/orang/hari. Perinciannya adalah sebagai berikut: a. Untuk masak : 5% b. Untuk minum :
5% c. Untuk mandi : 30% d. Untuk mencuci : 15% e. Lain-lain : 45% Jumlah : 100%

Untuk daerah pedesaan, pemakaian air bersih secara rata-rata dijelaskan sebagai berikut: a. 1jam
Gam 07.00-08.00) pengguna air 30%. b. 9jam Cam 08.00-17.00) pengguna air 35% c. 1,5 jam
(jam 17.00-18.30) pengguna air 30 % d. 12,5 jam (Jam 18.30-07.00) pengguna air 5%

http://eprints.ums.ac.id/48451/1/BAB%20I.%20Pendahuluan.pdf

Mugijantoro, 1992, Air Untuk Kehidupan Manusia, Majalah Air Minum, edisi No. 85 / th. XXV
Oktober 2001

Silalahi, M. D., 2002, Optimalisasi Sarana Yuridis Sebagai Upaya Menumbuhkan Masyarakat
Sadar Urgensi Sumber Daya Air (SDA), Majalah Air Minum, edisi No. 97 / th. XXIII Desember
2002.

http://eprints.undip.ac.id/34546/4/2028_chapter_I.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1391261027-2-BAB%20I.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/125/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai