Anda di halaman 1dari 5

Setiap jamnya, 

sebanyak 38 pekerja di dunia harus kehilangan nyawa akibat


penyakit yang berkaitan dengan air. Seperti buruknya kualitas air minum, buruknya
sanitasi dan kurangnya kesadaran akan kebersihan air."

- UN Water & ILO 2016

Seperti kita ketahui, Hari Air Sedunia digelar pertama kali pada 22 Maret 1993. Sejak
itu World Water Day diperingati setiap tahunnya di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Setiap tahun, tema yang diusung Hari Air Sedunia berbeda-beda. Tahun
ini, "Water and Jobs (Air dan Pekerjaan)"  diangkat sebagai tema Hari Air Sedunia
2016.

Tema “Water and Jobs”  ini diangkat mengingat hampir setengah dari pekerja di
dunia atau sebanyak 1,5 miliar orang bekerja di sektor yang terkait dengan air.
Bahkan, dapat dikatakan hampir semua pekerjaan tergantung pada air. Namun
tragisnya, jutaan orang yang bekerja tersebut tidak terpenuhi hak-haknya dengan baik.

Source: rainharvest.co.za

Oleh karena itulah, tema Hari Air Sedunia 2016 ini memfokuskan pada kualitas dan
kuantitas air yang akan mengubah kehidupan dan mata pencaharian pekerja. Bahkan
mampu memengaruhi masyarakat dan perekonomian dunia. Untuk itu, diperlukan
kesadaran semua pihak akan pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas air dalam
menunjang kehidupan di muka bumi ini.

Fakta-fakta terkait alasan pentingnya melindungi pengelolaan sumber daya air:

 Diperkirakan 663 juta orang belum memiliki akses sumber air minum yang cukup dan
bersih.
 Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia berasal dari sumber daya alam.
 Total pasokan air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekosistem dan
manusia masih kurang dari 1% dari semua sumber daya air.
 Antara tahun 2016 dan 2050, populasi manusia diperkirakan akan tumbuh dari 7,4 miliar
menjadi 9,3 miliar jiwa.
 Sampai tahun 2050, permintaan pangan global akan mengalami kenaikan hampir 70%.

Tentunya, Hari Air Sedunia 2016 mengajak kita semua untuk mampu mengatur
penggunaan dan pengelolaan air bersih secara bijak. Saat ini, begitu banyak
masyarakat yang bekerja pada sektor yang berkaitan dengan air atau menggantungkan
pendapatannya di dekat air, namun sayangnya mereka sering tidak memperhatikan
bagaimana menjaga kebersihan dan ketersediaan air di muka bumi.

Berdasarkan data yang dilansir UNICEF dan WHO, Indonesia adalah satu dari 10
negara yang hampir dua pertiga populasinya tidak mempunyai akses ke sumber air
bersih. Dilansir liputan6.com pada 27 Agustus 2015, pendiri dan pimpinan Indonesia
Water Institute, Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc mengatakan, hingga saat ini, baru 29 persen
masyarakat Indonesia yang dapat mengakses air bersih melalui perpipaan, jauh di
bawah target pemerintah hingga 2019, yaitu sebesar 60 persen.

Bahkan setiap tahunnya, Indonesia menderita kerugian sebesar USD 6,3 miliar
dikarenakan sanitasi yang buruk. Padahal, dengan meningkatkan sanitasi, Indonesia
berpotensi memberikan kontribusi sebesar USD 4,5 miliar bagi pertumbuhan
ekonomi.

Kualitas Air Bersih Semakin Memprihatinkan

Seberapa jauh kita mengetahui kalau air yang telah kita konsumsi atau gunakan sudah
bersih? Sayangnya, banyak dari kita yang tidak memahami mengenai ciri-ciri air
bersih yang kita konsumsi atau gunakan selama ini. Mengutip Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, air bersih adalah air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat
diminum apabila dimasak.

Berikut ciri-ciri air bersih yang layak untuk dikonsumsi:

Syarat fisik:

 Tampilan harus jernih dan tidak keruh


 Tidak berwarna apapun
 Tidak berasa apapun
 Tidak berbau apapun
 Suhu antara 10-25 derajat C (sejuk)
 Tidak meninggalkan endapan

Syarat kimiawi:

 Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun


 Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
 Cukup yodium
 pH air antara 6,5 – 9,2

Syarat mikrobiologi:

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tifus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.

Sayangnya, kualitas air bersih yang kita gunakan atau konsumsi berada dalam taraf
mengkhawatirkan. Sering kali kita tidak menyadari, air yang kita konsumsi atau
gunakan dapat tercemar baik oleh bakteri patogen maupun limbah yang mengandung
B3 (bahan berbahaya dan beracun) seperti timbal.
Source: quotesgram.com

Jumlah air yang terbatas dan semakin banyaknya manusia yang menyebabkan
terjadinya krisis air bersih. Selain jumlahnya yang berkurang, kualitas air yang ada
pun semakin rusak. Pencemaran sumber daya air oleh limbah industri atau rumah
tangga, penggunaan air yang boros, hingga kesadaran masyarakat akan pentingnya
kebersihan air yang masih rendah akan berpengaruh besar terhadap kualitas dan
kuantitas air.

Tak hanya itu, kerusakan di hulu, baik karena deforestasi maupun konversi lahan
hutan, sistem pendistribusian dan air permukaan terbuang percuma menjadikan
penggunaan air belumlah efisien dan menyebabkan ketersediaan air menjadi tidak
merata.

"Sungai Ciliwung dan Cisadane  adalah contoh dua sungai yang tercemar oleh
limbah rumah tangga dan sampah. Sedangkan sungai Landak di Kalimantan Barat
adalah salah satu sungai yang paling tercemar oleh limbah pertambangan seperti
merkuri yang merupakan sisa pencucian pertambangan emas."

Air Sebagai Sumber Kehidupan

Diperlukan adanya kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga kualitas dan
kuantitas air dalam menunjang kehidupan pekerja, masyarakat, ekonomi, dan negara.
Oleh karena itu, kita harus memelihara air bersih untuk kehidupan yang lebih baik
dengan cara:

 Menggalakan gerakan hemat air. 


 Sumber air seperti air sungai, mata air, air danau, air rawa, dan air laut tidak dijadikan
tempat pembuangan kotoran seperti kotoran manusia, kotoran binatang, sampai limbah
industri dan limbah rumah tangga.
 Membuang sampah pada tempatnya. Pisahkan sampah organik dan nonorganik.
 Menggalakkan gerakan menanam pohon.
 Pembangunan toilet yang bersih dan nyaman pada semua lini. Khusus perusahaan
manufaktur atau perusahaan lainnya, aturan pemerintah mewajibkan menyediakan
toilet sesuai dengan jumlah karyawan atau skala 1:15 (1-15 karyawan= 1 kakus, 16-30
karyawan: 2 kakus, dst.) dan untuk selanjutnya untuk tiap 100 orang buruh harus
disediakan minimal enam kakus.
 Memperhatikan saluran pembuangan. Saluran pembuangan yang baik harus berjarak
minimal 10 meter dari rumah.
 Pendistribusian air secara merata ke semua pelosok daerah.

Anda mungkin juga menyukai