Anda di halaman 1dari 14

ISSN: 2302 -

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAERAH ALI-


RAN SUNGAI AIR BENGKULU BERBASIS KEMASYARAKATAN

Bursamin1), Satria Putra Utama2), Muhammad Faiz Barchia3)


1)
PT. Bukit Angkasa Makmur Kabupaten Bengkulu Tengah
2)
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UNIB
3)
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNIB

ABSTRAK

Daerah Aliran Sungai merupakan satu kesatuan yang unsur-unsur utama nya terdiri dari
lahan, air, tanah, vegetasi, dan mahluk hidup, DAS Air Bengkulu merupakan salah satu DAS
yang berada di dua wilayah mencakup daerah seluas 51.500 ha berlokasi di kabupaten
Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu. RAP-DAS Air Bengkulu saat ini menunjukkan indeks
keberlanjutan Eco-DAS dimensi ekonomi 61,8%, sosial 50,7%, ekologi 48,3%, hukum
kelembagaan 50.6%, dan teknologi 48.4%. Berdasarkan indikator dimasing-masing dimensi
melalui analisis MDS menunjukkan status keberlanjutan dengan rata-rata indeks 51,96
dikategorikan cukup berlanjut. Dibandingkan dengan status keberlanjutan Monte Charlo
memperoleh indeks dimensi ekonomi 60,9 sosial 49.9, ekologi 47,6, hukum kelembagaan
49,7, dan teknologi 47,5 dikategorikan cukup berkelanjutan. Sebab status keberlanjutan yang
berpangaruh terhadap pengelolaan lingkungan tangkapan Air DAS Air Bengkulu memiliki
nilai stress berdasarkan analisis MDS dan monte charlo dimensi ekonomi 12,26%, social
10,05%, ekologi 09,58%, hukum kelembagaan 10,02%, dan tekjnologi 09,58%. sehingga
keakuratan status berkelanjutan teridentifikasi dimasing-masing dimensi rata-rata Ekonomi
0,732, Sosial 0,490, Ekologi 0,451, Kelembagaan 0,451, dan Teknologi 0,490. berdasarkan
indeks dari kedua parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa status keberlanjutan
pengelolaan lingkungan tangkapan Air DAS Air Bengkulu dikategorikan cukup didasarkan
dari nilai MDS 51,96, Monte Charlo 51,12, Stress 10.29%, dan R2 0,5 kategori cukup
berkeLanjutan. Oleh karena itu dalam 15 (lima belas) faktor/ atribut yang sensitif diperlukan
kerjasama secara kolaboratif dan terpadu antar pemangku kepentingan (pemerintah, swasta,
dan masyarakat) didaerah tangkapan air DAS Air Bengkulu.

Kata Kunci: Daerah Aliran Sungai Air Bengkulu, Kelembagaan, MDS, Monte Charlo, Indeks
keberlanjutan

PENDAHULUAN

Daerah Aliran Sungai merupakan sehingga kondisi DAS menurun akibatnya


kesatuan ekosistem yang unsur utamanya mengalami tanah longsor, erosi,
sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi sedimentasi, banjir, dan kekeringan baik
serta manusia sebagai pemanfaat dibagian hulu maupun hilir (Susiana,
(Andriansyah dan Mustikasari, 2011). 2015). Perubahan tata guna lahan
DAS diindonesia memikul beban dengan menyebabkan menurunnya daerah resapan
tingkat kepadatan penduduknya yang air yang dipengaruhi oleh limbah domestik
tinggi dan pemanfaatan yang intensif

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1


ISSN: 2302 -

dan industri, yang berasal dari bantaran air dirancang untuk memulihkan kondisi
sungai. hutan dengan cara penanaman persemaian
Tahun 1984 tercatat 22 DAS kritis bibit permanen seperti sengon, kayu
kemudian bertambah menjadi 39 DAS bawang, ketapang, cemara, dll tergantung
pada tahun 1992, 59 DAS pada tahun dengan keragaman masing-masing daerah,
1998, dan 62 DAS pada tahun 2003, (BPDAS Ketahun Bengkulu, 2015)
sedangkan tahun 2006 terdapat 282 DAS Pendekatan pembangunan
kritis di Indonesia (Kaban, 2008). berkelanjutan melalui konsep
Menurunnya kualitas dan kuantitas air pembangunan DAS Air Bengkulu yaitu
sungai dapat dilihat dari bertambahnya Sustainable Development didasarkan
jumlah DAS yang mengalami kekritisan dalam lima dimensi yaitu Ekonomi, Sosial,
sehingga menimbulkan masalah diwilayah Ekologi, Kelembagaan, dan Teknologi
tangkapan air salah satunya daerah melalui Social Engineering dengan proses
tangkapan DAS Air Bengkulu seluas pendekatan kolaboratif antar pemangku
±51.500 ha berlokasi di Bengkulu Tengah kepentingan dalam mengidentifikasi status
dan Kota Bengkulu berbatasan dengan DAS Air Bengkulu dengan menganalisa
DAS Tanjung Aur dan DAS Babat keberlanjutan pengelolaan lingkungan
disebelah Timur dan Samudera Hindia dengan teknik formulasi jenis kegiatan
disebelah Selatan, DAS Air Hitam dan Air berdasarkan atribut setiap dimensi.
Lemau disebelah Barat dan DAS Musi Sehingga dapat memperkirakan nilai yang
disebelah Utara. melingkupi tiga Sub-Das mempengaruhi keberlanjutan DAS Air
yaitu; DAS Rindu Hati, DAS Kemumu, Bengkulu.
dan DAS Susup berada diwilayah Hulu Permasalahan yang dirumuskan yaitu:
dialiri oleh enam anak sungai yaitu sungai 1. Bagaimana status keberlanjutan pengel-
Susup, sungai Rindu Hati, sungai olaan DAS Air Bengkulu berdasarkan
Kemumu, Pasemah, Sialang, dan Muara dimensi Ekonomi, Sosial, Ekologi,
Kurung (BPDAS Ketahun, 2016). Hukum Kelembagaan, dan Teknologi?
Kekritisan tersebut muncul dipengaruhi 2. Atribut-atribut apa saja dari setiap
oleh aktifitas industri dan pemukiman di dimensi yang berpengaruh terhadap sta-
kawasan DAS Air Bengkulu hulu seperti tus keberlanjutan pengelolaan DAS Air
pertambangan batu bara yaitu PT. Danau Bengkulu saat ini.
Mas Hitam (DMH), PT. Inti Bara Perdana
(IBP), PT. Bukit Sunur (BS), dan PT. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk:
Emerat Trenden Agency (ETA). Selain itu 1. Menganalisis status keberlanjutan
terdapat aktivitas industri pengolahan pengelolaan DAS Air Bengkulu
sawit seperti Agri Sawit Indo (ASI), PT. berdasarkan dimensi Ekonomi, Sosial,
Palma Mas (PALMA), PT. Citra Sawit Ekologi, Hukum Kelembagaan, dan
Lestari (CSL), termasuk industri Teknologi.
pengolahan karet seperti PT. Bukit 2. Mengidentifikasi atribut-atribut pada
Angkasa Makmur (BAM) dan PT. Batang setiap dimensi yang berpengaruh ter-
Hari Bengkulu Pratama (BBP) mencakup hadap status keberlanjutan pengelolan
aktivitas masyarakat yang membuang DAS Air Bengkulu di setiap dimensi
limbah domestik ke Air Bengkulu sebagai
penyebab degradasi DAS Air Bengkulu Masalah akan dibatasi dengan:
hilir yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota 1. Sasaran lokasi adalah area tangkapan
Bengkulu untuk kebutuhan air bersih. air DAS Air Bengkulu dengan luas
Program berkelanjutan fungsi DAS dan keseluruhan (±51.500) ha di Kabupaten
hutan lindung berupa rehabilitasi hutan Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
dan lahan serta konservasi tanah termasuk

2 Volume 7 Nomor 2, Agustus


ISSN: 2302 -

2. Menganalisis keberlanjutan DAS Air METODE PENELITIAN


Bengkulu berdasarkan lima dimensi Adapun Metode Penelitian yang
yaitu: Ekonomi, Sosial, Ekologi, dilakukan di DAS Air Bengkulu yang
Hukum Kelembagaan, dan Teknologi terletak di Kabupaten Bengkulu Tengah
dan Kota Bengkulu (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Penelitian


Waktu pelaksanaan pada (bulan sosial (Kusmana, 2004). Konsep akan
Agustus sampai dengan Desember 2017) didefinisikan untuk memperoleh informasi
yang mengangkat masalah sosial dengan cara teknik wawancara dan
enginering melalui pendekatan kolaboratif kuisioner guna melihat prilaku atau per-
pada pengelolaan area tangkapan air DAS sepsi responden. Teknik Pemilihan Sampel
Air Bengkulu mencakup jenis penelitian, dengan menggunakan pupolasi sesuai
definisi konseptual, teknik pemilihan dengan situasi sosial berupa tempat,
responden, teknik pengumpulan data, pelakor dan aktifitas yang ingin diketahui
pelaksanaan penelitian, dan pengolahan seperti lembaga koordinasi pengelolaan
data. DAS, dan pemangku kepentingan di
Jenis Penelitian yang akan dilakukan wilayah hulu dan hilir tangkapan air di
melaluli metode deskripsi, untuk DAS Air Bengkulu secara sampel
menggambarkan secara sistematis, faktual, bertujuan di empat kecamatan hulu dan
dan akurat fakta-fakta yang berhubungan hilir, sektor industri, dan masyarakat.
dengan gejala yang diselidiki melalui Data yang dikumpulkan berupa data
pendekatan kolaboratif dengan jenis primer yaitu Wawancara dan kuesioner
deskriptif berdasarkan dua tujuan yaitu untuk mengukur variabel penelitian
untuk mengetahui frekuensi terjadinya dengan menentukan poin-poin pertanyaan
suatu fenomena sosial tertentu dan dari lima dimensi. Data sekunder yaitu
mendeskripsikan secara rinci fenomena menelaah data yang terkait dengan cara

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan 1


ISSN: 2302 -

studi pustaka berupa Data kondisi DAS multidimensional, dan penyajian yang
Air Bengkulu, Peta DAS Air Bengkulu. digunakan seperti model matematis dan
Peta kawasan hutan area tangkapan air algoritma pokok analisis serta struktur
DAS Air Bengkulu, dan Data tata guna. informasi.
Penelitian dilaksanakan dengan teknik
pembentukan pernyataan dalam kuisioner. Pengolahan Data
menentukan lokasi, observasi, wawancara Dikumpulkan dan dianalisis seperti An-
dan berkoordinasi dengan lembaga terkait alisis deskriptif, Analisis keberlanjutan
sesuai dengan data dan dokumen. untuk masing-masing dimensi, Analisis
leverage, Analisis prospektif, dan Analisis
Analisis Multidimensional Scalling kebutuhan pemangku kepentingan.
Teknik peubah ganda digunakan untuk
menentukan nilai kemiripan, (Kholil et al, Analisis Kebutuhan Pemangku Kepent-
2014) untuk menggambarkan obyek dan ingan
mengidentifikasi dimensi dari responden Mengetahui faktor sensitif yang ber-
(Ginanjar, 2008). Untuk memberi skor pengaruh untuk mengembangkan area
persepsi sesuai dengan interpretasi pen- tangkapan DAS Air Bengkulu untuk di-
skalaan seperti analisis para pakar untuk jadikan masukan secara kolaboratif dalam
mengetahui kekuatan dan kelemahannya. menjaga kondisi area tangkapan DAS Air
Konsep dasar MDS (Djaelani, 2013) Bengkulu dengan cara wawancara dan kui-
adalah pemetaan analisis penskalaan sioner untuk diformulasikan dan
multidimensional merupakan sistem dideskripsikan sebagai faktor kunci dalam
penyajian persepsi dan preferensi pemenuhan kebutuhan pemangku kepent-
responden secara spasial berdasarkan ingan dimasa yang akan datang.
hubungan antara stimulus yang
ditunjukkan antara titik-titik koordinat, HASIL DAN PEMBAHASAN
(Nasution, 2013). Berdasarkan skala
pengukuran dari data kemiripan, melalui Gambaran Umum Kondisi DAS Air
MDS berskala metrik, MDS bersakala Bengkulu (Tabel 1).
non-metrik, statistik, Penskalaan

Tabel 1.Gambaran Detil DAS Air Bengkulu


Kabupaten Kecamatan Total Luas (Ha) Luas Yang Masuk DAS
(Ha) (%)
Bengkulu Tengah Taba Penanjung 25.413 25.413 100
Karang Tinggi 13.804 13.252 96
Pondok Kelapa 16.476 2.801 17
Talang Empat 9.402 4.795 51
Total 46.261 41
Luas wilayah 1.223.94 km2
Kota Bengkulu Gading Cempaka 2.395 2.395 100
Muara Bangka Hulu 2.387 1.623 68
Teluk Segara 1.673 1.221 73
Total 5.239 34
Luas Wilayah 144.5 km2

1 Volume 7 Nomor 2, Agustus


ISSN: 2302 -
Ekonomi
70 61,8
60
50
40
30
20
10
Teknologi 48,4 0
50,7 Sosial

50,6 48,3
Kelembagaan Ekologi

Gambar 2. Diagram Layang (Kite Diagram) Status Keberlanjutan Area Tangkapan Air
DAS Air Bengkulu
sosial (50.7%), ekologi (48.3%),
Keberlanjutan Pengelolaan Lingkungan kelembagaan (50.6%), dan teknologi
DAS Air Bengkulu (48.4%). dengan nilai stress (S) antara
RAP-DAS saat ini menunjukkan indeks (09.58-12.26) dan nilai determinasi (R2)
yaitu dimensi ekonomi (61.8%), dimensi antara (0.451-0.732).

Tabel 2. Nilai MDS, Monte Carlo, Stress dan Korelasi Analisis Keberlanjutan DAS Air
Bengkulu.
Dimensi MDS Monte Stress (%) (R2)
Charlo
Ekonomi 61.8 60.9 12.26% 0.732
Sosial 50.7 49.9 10.05% 0.490
Ekologi 48.3 47.6 09.58% 0.451
Kelembagaan 50.6 49.7 10.02% 0.490
Teknologi 48.4 47.5 09.58% 0.451
Indeks Keberlanjutan 51.96 51.12 10.29% 0.5

Parameter tersebut menunjukkan status berarti data yang ada semakin Akurat.
keberlanjutan pengelolaan area tangkapan berdasarkan indeks kedua parameter
air DAS Air Bengkulu cukup baik tersebut disimpulkan status keberlanjutan
berdasarkan perbandingan indeks pengelolaan lingkungan tangkapan Air
keberlanjutan Eco-DAS melalui analisis DAS Air Bengkulu dikategorikan cukup
Multidimensi rata-rata (51.96) dan monte berkelanjutan didasarkan penjumlahan dari
charlo rata-rata (51.12) selang (50,00– nilai rata-rata MDS 51.96, Monte Charlo
75,00) kategori cukup berkelanjutan 51.12, nilai stress 10.29%, dan R2 0.5
dengan nilai Stress (10.29%) skala (10) adalah 113.87 : 5 = 22.774 X % = 2.277
kategori cukup sesuai karena nilai (R2) (cukup berlanjut).
menunjukkan (0.5) dan mendekati satu

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan 1


ISSN: 2302 -

Keberlanjutan Rap-DAS Air Bengkulu Dimensi Ekonomi


60
UP
Other Distingishing 40

20
61.8
0 BAD GOOD
020406080100120
-20

-40
DOWN
-60

Sustainability Indeks 61.8 References Anchor

Gambar 3. Atribut Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Dimensi ekonomi

Atribut Pengungkit Dimensi Ekonomi

Mata Pencaharian 2,20

Keberadaan Sektor 0,74

Usaha 0,76

Tingkat Ketersediaan Akses Jalan Usaha 2,39

tani Ketersediaan Tenaga Kerja 4,48

Pertanian Tingkat Pendapatan sesuai 4,69

standar Tingkat Penghasilan 3,02

Pertanian Keberadaan Fasilitas 2,63

Ekonomi 1,79

Tindakan Pengelolaan Lahan & Lingkungan 1,03

Harga Komoditas

Pertanian Sistem Pemasaran

Hasil Pertanian

Gambar 4. Faktor Pengungkit Yang Berpengaruh Pada Keberlanjutan Dimensi


ekonomi
Keberlanjutan Rap-DAS Air Bengkulu Dimensi Sosial
60
UP
40

20
Other Distingishing

50.7
0 BAD GOOD
020406080100120
-20

-40
DOWN
-60

Sustainability Indeks 50.7 References Anchor

1 Volume 7 Nomor 2, Agustus


ISSN: 2302 -
Gambar 5. Atribut Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Dimensi sosial

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan 1


ISSN: 2302 -

Attribute Pengungkit Dimensi


Sosial
3,86
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Urbanisasi
Tingkat Hubungan Masyarakat lokal & budaya Luar 0,87
Ketersediaan Fasilitas Pendidikan 0,93
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan 2,46
Budaya Masyarakat dalam memelihara DAS 4,51
Peran Masyarakat Dalam Kegiatan 4,77
Pertanian 4,02
Pola Hubungan Masyarakat Dalam Aktf Pertanian 2,53
Peraturan Desa & Kecamatan 1,69
Pemanfaatan Sungai Dalam kehidupan Sehari- 1,05
hari Pandangan Masyarakat Terhadap usaha Tani

Gambar 6. Faktor Pengungkit Yang Berpengaruh Pada Keberlanjutan Dimensi


sosial
Keberlanjutan Rap-DAS Air Bengkulu Dimensi Ekologi

60
UP
40

20
Other Distingishing

48.3
0 BAD GOOD
0 20 40 60 80 100120
-20

-40
DOWN
-60

Sustainability Indeks 48.3 References Anchor

Gambar 7. Atribut Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Dimensi ekologi


Attribute Pengugkit Dimensi Ekologi

Pemanfaatan DAS Air Bengkulu 1,55

Sistem Pengairan Pertanian 1,97

Kondisi DAS Air Bengkulu 1,03

Peran Aparat pemerintah Dalam Pengelolaan 2,21


DAS
Permasalahan Lingkungan yg Dihadapi 4,31
Masyarakat
Tindakan Konservasi Pada Lahan 4,29

Kering Ketersediaan Sumber Air 3,01

Bersih Ketersediaan Tenaga Kerja 2,51

Pertanian 4,08

Sistem Pertanian 1,93

Pengelolaan Lahan & Lingkungan Terpadu


Sustainability Indeks 48.4 References Anchor

1 Volume 7 Nomor 2, Agustus


ISSN: 2302 -
Gambar 8. Faktor Pengungkit Yang Berpengaruh Pada Keberlanjutan Dimensi Ekologi

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan 1


ISSN: 2302 -

Keberlanjutan Rap-DAS Air Bengkulu Dimensi Hukum Kelembagaan


60
UP
40

Other Distingishing 20

0 50.6
BAD GOOD
0 20 40 60 80 100 120
-20

-40
DOWN
-60

Sustainability Indeks 50.6 References Anchor

Gambar 9. Atribut Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Dimensi hukum kelembagaan

Attribute Pengungkit Dimensi


Kelembagaan
4,97
Lembaga Pasar Input & Output Pertanian
2,97
Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Organisasi Pemerintah Bidang 2,49
Penyuluhan Kapasitas Koordinasi 3,21
Organisasi Pemerintah Keberadaan & Peran 4,52
lembaga Penyuluhan Proses Pengambilan 4,77
Keputusan RHL 3,87
Keberadaan Lembaga Khusus Kawasan… 2,35
Mekanisme Kerjasama Lintas Sektor 4,99
Perjanjian Kerjasama Pengembangan pertanian 1,55
Sinkronisasi Antar Kebijakan Pusat & daerah

Gambar 10. Faktor Pengungkit Yang Berpengaruh Pada Keberlanjutan Dimensi


Hukum Kelembagaan

Keberlanjutan Rap-DAS Air Bengkulu Dimensi Teknologi


60
UP
40
Other Distingishing

20
48.4
0 BAD GOOD
020406080100120
-20

-40
DOWN
-60

Gambar 11. Atribut Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Dimensi Teknologi


1 Volume 7 Nomor 2, Agustus
ISSN: 2302 -

Attribute Pengungkit Dimensi Teknologi

Ketersediaan Basis Data Sumberdaya Lahan 4,59


Ketersediaan Pedoman 1,47
Teknologi Ketersediaan Sumber Informasi 0,76
Teknologi Tingkat Penguasaan & 2,46
penerapan Teknologi 4,48
Tingkat Pemangkasan 4,69
Hutan Ketersediaan & Sistem Pemupukan 3,38
Pertanian Ketersediaan Sarana & Prasarana 2,67
Pendukung Kemampuan Standar Produk 2,24
Pertanian Ketersediaan Industri Pengelolaan 1,33
Hasil Tani Tingkat Penyebarluasan Informasi
& teknologi

Gambar 12. Faktor Pengungkit Yang Berpengaruh Pada Keberlanjutan Dimensi


teknologi
Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Lingkungan DAS Air Bengkulu

Gambar 13 Diagram Reachability Matrix

1,80
TOKOH
1,60 MASYARAKAT
1,40 LEGISLATIVE DINSOS
BKSDA
BAPEDA
pretive Structural Modeling

1,20 BPDAS
PU-PR KELOMPOK TANI
1,00

0,80 HUM & HAM TOKOH AGAMA


BLH BMA PERANGKAT DESA
SEKTOR INDUSTRI
0,60 BPD PERHUBUNGAN
0,40
LSM
0,20

-
- 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan 1


ISSN: 2302 -
Gambar 14. Diagram Struktur Model Kelembagaan

2 Volume 7 Nomor 2, Agustus


ISSN: 2302 -

Kerangka Konsep Pengelolaan Kolaboratif

Tabel 3. Kadar Pertisipasi Menuju Terwujudnya Pengelolaan

Kolaboratif Pendekatan Tingkat Partisipasi

Non-partisipasi Organisasi sebagai inisiator, merancang, mengatur, mengawasi,


dan mengevaluasi kegiatan.
Organisasi dapat melibatkan pihak lain untuk bekerjasama dan
dapat dilakukan sistem imbalan.
Pihak terkait dapat bertindak sebagai konsultan.
Ko-operasi Organisasi dapat menerima masukan dari para pemangku
kepentingan, kemudian dianalisa.
Organisasi menyusun rencana, melaksanakan kegiatan, dan
mengevaluasi hasil-hasil kegiatan .
Kemitraan Organisasi bersama pemangku kepentingan sepakat
membentuk kemitraan dalam memprogramkan kegiatan.
Organisasi mengetuai pelaksanaan kegiatan dan
bertanggungjawab atas hasil kegiatan.
Kolaborasi Program disusun dan dirancang secara bersama.
Para pemangku kepentingan mengidentifikasi permasalahan,
merumuskan kegiatan, dan mengevaluasi hasil perumusan
Menyusun kegiatan bimbingan teknis secara terus menerus dan
adaptif .
Menentukan fasilitator untuk mempercepat proses kolaborasi.
Fasilitator berperan sebagai pengamat dan penasehat.

KESIMPULAN dari MDS dan monte charlo dimensi


ekonomi 12.26%, social 10.05%, ekologi
DAS merupakan kesatuan dari lahan, 09.58%, kelembagaan 10.02%, dan
air, tanah, vegetasi, dan mahluk hidup, tekjnologi 09.58%. sehingga keakuratan
berada di dua wilayah mencakup daerah status berkelanjutan rata-rata ekonomi
seluas 51.500 ha berlokasi di kabupaten 0.732, sosial 0.490, ekologi 0.451,
Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu. kelembagaan 0.451, dan teknologi 0.490.
RAP-DAS Air Bengkulu saat ini dari kedua parameter tersebut dapat
menunjukkan indeks keberlanjutan Eco- disimpulkan bahwa status keberlanjutan
DAS dimensi ekonomi 61.8%, sosial pengelolaan lingkungan tangkapan Air
50.7%, ekologi 48.3%, kelembagaan DAS Air Bengkulu dikategorikan cukup
50.6%, dan teknologi 48.4%. Berdasarkan didasarkan dari nilai MDS 51.96, Monte
indikator dimensi melalui analisis MDS Charlo 51.12, Stress 10.29%, dan R2 0.5
menunjukkan status keberlanjutan dengan kategori cukup berkelanjutan.
indeks 51.96 kategori cukup berlanjut.
Dibandingkan analisis monte charlo DAFTAR PUSTAKA
memperoleh indeks dimensi ekonomi 60.9
sosial 49.9, ekologi 47.6, kelembagaan Andriansyah. O dan Mustikasari. R 2011
49.7, dan teknologi 47.5 kategori cukup “Permasalahan Pengelolaan Air DAS
berkelanjutan. Sebab status keberlanjutan Air Bengkulu” Serial Publikasi Ini
yang berpangaruh memperoleh nilai stress Merupakan Keluaran Dari Proyek

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan 2


ISSN: 2302 -

Program Peningkatan Kapasitas Diri Kholil, Dharoko. T.A, dan Widayati. A.


Bagi Telapak Dan Mitranya Dalam 2014 “Pendekatan Multi Dimensional
Mengimplementasikan Pendekatan Scaling Untuk Evaluasi
Negosiasi Menuju Pengelolaan Keberlanjutan Waduk Cirata -
Sumber Daya Air Terpadu, CDP Propinsi Jawa Barat
IWRM NA : hal4. (Multidimensional Scaling Approach
BPDAS Ketahun. 2015-2016. Provinsi To Evaluate Sustainability Of Cirata
Bengkulu Reservoir –West Java Province)”
Djaelani. A.R. 2013 “Teknik Pengumpulan Teknik Lingkungan Universitas Sahid
Data Dalam Penelitian Kualitatif” Jakarta, Pusat Penelitian Perikanan
PTK Ikip Veteran Semarang: hal, 82- Budidaya Air Tawar, Kementerian
90. Kelautan Dan Perikanan, Bogor: Hal,
Ginanjar. I. 2008 “Aplikasi Multidimen- 25-29.
sional Scaling Untuk Peningkatan Pe- Kusmana. C, Istomo, Wilarso. S, Dahlan.
layanan Proses Belajar Mengajar E.N dan Onrizal. 2004 “Alam
(PBM)” Prosiding Seminar Nasional Pemulihan Kualitas Lingkungan”
Matematika dan Pendidikan Matemat- Seminar Nasional Lingkungan Hidup
ika, Statistika FMIPA, Unpad Ban- Dan Kemanusiaan, Fakultas
dung, Universitas Negeri Yogyakarta, Kehutanan, Jakarta: Hal, 3-4.
Yogyakarta: hal 3. Nasution, R. 2013 “Teknik Sampling”
Kaban, H.M.S. 2008. Kerangka Kerja Digitized By USU Digital Library,
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Indonesia: Amanah Instruksi Presiden Universitas Sumatera Utara: Hal, 2.
No. 5 Tahun 2008 Tentang Fokus Susiana. S. 2015 “Pembangunan Berke-
Program Ekonomi Tahun 2008-2009. lanjutan:Dimensi Sosial, Ekonomi,
Departemen Kehutanan, Gedung Dan Lingkungan” Pusat Pengkajian,
Manggala Wanabhakti Jalan Gatot Pengolahan Data Dan Informasi
Subroto – Jakarta Pusat. (P3di) Setjen DPR RI : Hal, 4-7.

2 Volume 7 Nomor 2, Agustus

Anda mungkin juga menyukai