Anda di halaman 1dari 245

Pedoman Teknis Pemodelan DDDTLH

Disusun Oleh
Faisal Arsad

DiArahkan dan diperiksa Oleh


Dr. Luthfi muta’ali.,S.Si., MSP

PEDOMAN TEKNIS
Pemodelan Daya Dukung dan
Daya Tampung Lingkungan Hidup
Berbasis Jasa Lingkungan.
DAFTAR ISI

1. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasisi


Jasa Ekosistem ........................................................................ 2
2. Sistem Informasi Geografi ...................................................... 5
2.1. Instalasi ArcGIS ................................................................ 6
3. Input Data dan Varibel ........................................................... 7
3.1. Penggunaan lahan/Tutupan Lahan .................................. 7
3.1.1. Can Memperoleh dan Update Penutup Lahan .... 8
3.2. Ekoregion Berbasis Bentuk Lahan .................................... 18
3.2.1. Penyusunan Peta Ekoregion Berbasis
Bentuklahan ........................................................ 19
3.3. Komunitas Vegetasi ......................................................... 92
4. Skoring Pakar .......................................................................... 93
4.1. Kelas Jasa Ekosistem ........................................................ 96
4.2. Mengolah/Rekap Data Skor ............................................. 97
5. Pemodelan Spasial Dayau Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem ............................ 104
5.1. Joint Data Skor dan Data Variabel .................................... 109
5.2. Running Pemodelan Spasial Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem ...... 123
5.3. Membuat Profil dan Indek Dddtlh Jasa Ekosistem ........... 131
5.3.1. Profil Daya DUkung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem ......... 131
5.3.2. Menyusun Profil Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem ............................................................ 137
5.3.3. Membuat Indek Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem ............................................................ 142
6. Manfaat/Aplikasi Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Untuk
Pembangunan overlay dengan RTRW .................................... 154
7. Perhitungan Status Daya Dukung Berbasis Jasa Ekosistem .... 166
7.1. Perhitungan Status Daya Dukung Pangan ........................ 166
7.1.1. Input Data ........................................................... 170
7.1.2. Perhitungan Distribusi Penduduk Sistem Grid .... 178
7.1.3. Perhitungan Kebutuhan Bahan Pangan............... 181
7.1.4. Perhitungan Ketersediaan Bahan Pangan ........... 182
7.1.5. Mencari Nilai Ambang Batas Penduduk
Sistem Grid .......................................................... 190
7.2. Membuat Profil Daya Dukung Bahan Pangan Kab
Bantul............................................................................... 192
7.3. Perhitungan Status Daya Dukung Air ............................... 200
7.3.1. Tahapan Input Data ............................................. 206
7.3.1.1. Skoring/Pembobotan Densitas Penduduk
Terhadap Penutup Lahan .............................. 206
7.3.1.2. Memasukan Nilai Standar Penggunaan
Air Untuk Kegiatan Ekonomi Berbasis
Lahan ............................................................ 210
7.3.1.3. Joint Data Penduduk BPS dengan Data
Spasial ........................................................... 216
7.3.2. Pengolahan dan Analisis Data ............................. 218
7.3.2.1. Menghitung Nilai Ketersediaan Air ............... 218
7.3.2.2. Menghitung Kebutuhan Air Sektor
Rumah Tangga .............................................. 224
7.3.2.3. Menghitung Kebutuhan Air Untuk
Kegiatan Ekonomi Berbasis Lahan ................ 230
7.3.2.4. Menghitung Kebutuhan Air Total ................. 232
7.4. Perhitungan Ambang Batas Pendudk Sistem Grid ........... 234
7.5. Simbology / mengatur Legenda Peta ............................... 236
7.6. Membuat Profil Daya Dukung Air Berbasis Jasa
Ekosistem ......................................................................... 237
1 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

I. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa


Ekosistem
Salah satu pendekatan analisis daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup adalah pendekatan jasa ekosistem (ecosystem
services) sebagaimana yang tertuang dalam Millenium Ecosystem
Assessment, United Nation (2005). Asumsinya, semakin tinggi jasa
ekosistem semakin tinggi kemampuan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Jasa ekosistem pada habitat bumi ditentukan oleh
keberadaan faktor endogen dan dinamika faktor eksogen yang
dicerminkan oleh 3 (tiga) komponen sebagai penaksir atau proxy,
yaitu: kondisi ekoregion Bentuklahan (landscape ecoregion),
komunitas vegetasi (vegetation community), dan penutup lahan (land
cover) atau penggunaan Lahan (land use). Berdasarkan pemikiran
tersebut, maka terdapat 6 (enam) konsep dasar penting dalam
penyusunan daya dukung lingkungan hidup, sebagimana diuraikan
berikut ini.
(1) Daya Dukung (supportive capacity) Lingkungan Hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lainnya, dan
keseimbangan antar keduanya (Pasal 1 butir ke-7, UUPPLH
Nomor 32 tahun 2009).
(2) Daya Tampung (assimilative capacity) Lingkungan Hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang masuk atau di masukan ke
dalamnya (Pasal 1 butir ke-8, UUPPLH Nomor 32 tahun 2009).
(3) Ekoregion (ecoregion) adalah adalah wilayah geografis yang
memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli,
serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan
integritas sistem alam dan lingkungan hidup (Pasal 1 butir ke-29,
UUPPLH Nomor 32 tahun 2009). Penetapan batas ekoregion
dengan mempertimbangkan kesamaan Bentuklahan, daerah
aliran sungai, keanekaragaman hayati dan sosial budaya (Pasal
7 ayat (2) UUPPLH Nomor 32 tahun 2009).
Secara operasional penetapan ekoregion menggunakan
pendekatan Bentuklahan (natural landscape) dengan mengikuti
sistem klasifikasi yang digunakan Verstappen (1983).

FAISAL ARSAD
2 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Selanjutnya jenis-jenis Bentuklahan akan dijadikan sebagai salah


satu komponen penaksir atau proxy jasa ekosistem (landscape
based proxy).
(4) Komunitas vegetasi (vegetation community) adalah kumpulan
dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama pada suatu
tempat dan biasanya terdiri atas beberapa jenis yang berbeda.
Kumpulan dari berbagai jenis tumbuhan yang masing-masing
tergabung dalam populasi yang hidup dalam suatu habitat dan
berinteraksi antara satu dengan yang lain, dinamakan
komunitas (Gem, 1996). Jenis-jenis atau tipe-tipe komunitas
vegetasi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai salah satu
komponen penaksir atau proxy jasa ekosistem (vegetation type
based proxy)
(5) Penutup Lahan (land caver) adalah tutupan biofisik pada
permukaan bumi yang dapat diamati, merupakan suatu hasil
pengaturan, aktivitas, dan perlakukan manusia yang dilakukan
pada jenis penutup lahan tertentu untuk melakukan kegiatan
produksi, perubahan, ataupun perawatan pada penutup lahan
tersebut. Dalam operasionalisasinya, digunakan sistem
klasifikasi penutup lahan dari SNI 7645-2014, dan jenis-jenis
penutup lahan tersebut dijadikan sebagai salah satu komponen
penaksir atau proxy jasa ekosistem (land cover or land use based
proxy).
(6) Jasa Ekosistem (ecosytem services) adalah manfaat yang
diperoleh oleh manusia dari berbagai sumberdaya dan proses
alam yang secara bersama-sama diberikan oleh suatu
ekosistem, yang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) macam
manfaat, yaitu: manfaat penyediaan (provisioning), manfaat
pengaturan (regulating), manfaat budaya (cultural), dan
manfaat pendukung (supporting), yang merujuk pada sistem
klasifikasi jasa ekosistem menurut standar Millenium Ecosystem
Assessment (MEA, 2005).
Jasa ekosistem adalah entitas yang kompleks yang terdiri atas
komunitas tumbuhan, binatang, dan mikro organisme yang dinamis
beserta lingkungan abiotiknya yang saling berinteraksi sebagai satu
kesatuan unit fungsional (MEA, 2005). Fungsi ekosistem adalah

FAISAL ARSAD
3 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

kemampuan komponen ekosistem untuk melakukan proses alam


dalam menyediakan materi dan jasa yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung (De Groot, 1992). Jasa ekosistem adalah keuntungan yang
diperoleh manusia dari suatu ekosistem (MEA, 2005). Jasa ekosistem
dikategorikan menjadi 4 (empat), yaitu: jasa penyediaan
(provisioning), jasa pengaturan (regulating), jasa budaya (cultural),
dan jasa pendukung (supporting) (MEA, 2005), yang selanjutnya dapat
diperinci ke dalam 20 (dua puluh) klas jasa ekosistem (De Groots,
2002), sebagimana disajikan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis
Jasa kosistem
Jasa Ekosistem
No Jenis Jasa Ekosistem
Utama
1. Bahan Pangan
2. Air Bersih
Jasa Penyediaan
1. 3. Serat (Fiber)
(Provisioning)
4. Bahan Bakar (Fuel)
5. Sumberdaya Genetik
1. Iklim
2. Tata Aliran Air dan Banjir (Siklus
Hidrologi)
3. Pencegahan dan Perlindungan
Jasa Pengaturan Bencana Alam
2.
(Regulating) 4. Pemurnian Air
5. Penguraian Limbah
6. Pemeliharaan Kualitas Udara
7. Penyerbukan Alami (Pollination)
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
1. Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
(Sense of Place)
Jasa Budaya
3. 2. Rekreasi atau Ekowisata
(Cultural)
(Ecotourism)
3. Estetika Alam

FAISAL ARSAD
4 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1. Pembentukan Tanah dan


Pemeliharaan Kesuburan
2. Siklus Hara (Nutrient Cicle)
Jasa Pendukung
4. 3. Produksi Primer
(Supporting)
4. Perlindungan Plasma Nutfah dan
Keanekaragaman Hayati
(Biodiversity)

Daya dukung lingkungan merupakan indikasi kemampuan


lingkungan untuk mendukung suatu penggunaan atau pemanfaatan
secara lestari, sedangkan daya tampung lingkungan adalah indikasi
toleransi lingkungan dalam menampung suatu kebutuhan atau
pengelolaan tertentu pada satuan atau unit analisis spasial tertentu.
Untuk menghitung daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
perlu beberapa pertimbangan, di antaranya adalah: (a) ruang dan
sifatnya, (b) tipe pemanfaatan ruang, (c) ukuran produk lingkungan
hidup utama (udara, air, dan lahan), (d) penggunaan/penutupan lahan
untuk mendukung kebutuhan publik (hutan), dan (e) penggunaan
tertentu untuk keperluan pribadi. Salah satu pendekatan analisis
untuk menentukan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dilakukan dengan pendekatan jasa ekosistem, sebagaimana telah
diuraikan di muka.

2. Sistem Informasi Geografis (sig)


ArcGis merupakan sotware berbasis Geographic Information
System (GIS) yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science &
Research Institue). Produk utama arcgis terdiri dari tiga komponen
utama yaitu : ArcView (Berfungsi sebagai pengelola data
komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai
editor dari data spasial) dan ArcInfo (Merupakan fitur yang
menyediakan fungsi – fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi
keperluan analisa dari fitur Geoprocessing). ArcGis pertama kali
diluncurkan kepada publik sebagai software yang komersial pada
tahun 1999 dengan versi (ArcGis 8.0) dengan perkembangan dan
tuntutan akan fitur yang dibutuhkan ESRI selalu memberikan
pembahuruan pada ArcGis, pada saat ini telah keluar versi yang

FAISAL ARSAD
5 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

terbaru update 2020 yaitu (ArcGis Pro) Pada versi terbarunya, ArcGis
Deskstop memiliki beberapa fitur diantaranya :
1. ArcMap, yaitu aplikasi utama yang digunakan dalam pengelolahan
data GIS. ArcMap memiliku kemampuan untuk visualisasi, editing,
pembuatan peta tematik, pengelolaan dari data tabular (Exceel),
memilih (Query), menggunakan fitur Geoprocessing untuk
menganalisa dan customize data ataupun melakukan output
berupa tampilan peta. Operator juga dapat mengolah data sesuai
dengan keinginannya.
2. ArcGlobe, merupakan salah satu aplikasi yang memiliki tampilan
seperti GoogleEarth yang memiliki fungsi sebagai tampilan datum
permukaan bumi dengan menggunakan citra satelit.
3. ArcCatalog, yaitu merupakan aplikasi yang memiliki fitur untuk
membuat data vector dan mengelompokannya sesuai dengan
fungsi yang diinginkan. Dengan kemampuan tools untuk
menjelajah informasi (browsing), mengatur data (organizing),
membagi data (distribution) dan mendokumentasikan data spasial
maupun ataupun data – data berkaitan dengan informasi
geografis.
4. ArcScene merupakan aplikasi yang memiliki fitur serupa dengan
ArcMap, tetapi kelebihannya terdapat dari fitur 3D yang
digunakan dimana worksheetnya dapat diolah dengan tampilan
X,Y, dan Z

2.1. Instalasi Software


1. Extrak file ArcGIS10.8.rar
2. Buka Folder ArcGIS10.8
3. Klik Set up.
4. Tunggu sampai proses instaalasi selesai

FAISAL ARSAD
6 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Input Data Varibel Dddtlh


Metode analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup berbasis jasa ekosistem menggunakan metode pemberian
bobot (value) dan nilai (scoring) terhadap 2 (tiga) parameter
penting, yaitu: ekoregion Bentuklahan, jenis vegetasi, dan
penggunaan lahan pada skala dasar 1 : 25.000 atau 1 : 50.000

3.1. Tutupan Lahan


Berdasarakan defnisi dari SNI 7645 tentang klasifikasi
penutupan lahan. Dimana tutupan lahan adalah tutupan biofisik
pada permukaan bumi yang dapat diamati merupakan suatu
hasil pengaturan, aktivitas, dan perlakuan manusia yang
dilakukan pada jenis penutup lahantertentu untuk melakukan
kegiatan produksi, perubahan, ataupun perawatan pada
penutup lahan tersebut. Tutupan laha yang digunakan kali ini
adalah tutupan lahan Kab Bantul dengan system Klasifikasi
menggunakan SNI 7645. Dimana untuk jenis tutupan lahan di
Kab Bantul adalah sebagai berikut:

Gbr 3.1. Peta Penutupan Lahan Kab Bantul

FAISAL ARSAD
7 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tabel 2.1. Jenis penutup lahan Kab Bantul


No Penutupan lahan
1 Belukar/Semak
Gedung
3 Hutan
4 Kebun Campur
5 Lahan Kosong
6 Pemukiman
7 Rawa
8 Rumput
9 Sawah Irigasi
10 Sawah Tadah Hujan
11 Sungai
12 Tegalan/Ladang

3.1.1. Cara Memperoleh dan Update Peta Penutup Lahan


A. Download Data Penutup Lahan.
Penutup lahan dapat diperoleh dari situs
https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web. yang kemudian
dilakuka update penutup lahan dengan menggunakan citra
satelit terbaru bisa dengan citra satelit landsat8 atau citra satelit
sentinel 2A. Adapun Langkah-langkah dalam memperoleh data
dan update penutupan lahan adalah sebagai berikut:
1. Buka situs https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web.
Kemdian log in
2. Klik menu download pilih per wilayah

FAISAL ARSAD
8 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Pilih wilayah yang akan di download dengan Klik kanan pada


wilayah administrasi yang diinginkan, pilih skala 25K klik icon
download (kali ini meilih Kab Bantul)

4. Tunggu sampai proses download selesai file berupa .*rar


5. Silahkan copy direktori yng diinginkan dan exrak

B. Mengolah data Ina Geoportal (Update penutupan lahan)


1. Buka aplikasi ArcMAP tulis di serach windows ArcMAP,
kemudian klik tunggu sampai tampilan ArcMAP muncul

FAISAL ARSAD
9 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Klik tool ArcCatalog. Akan muncul kotak dialog disisi kanan


berisi direktori data, arahkan ke lokasi folder atau file hasil
download dari Ina Geoportal

FAISAL ARSAD
10 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Pilih Tipe file .*shp berupa polygon jenis penutupan lahan,


kemudian di drag kelayar kerja ArcMAP. Makan akan muncul
tampilan file-file/layer jenis penutupan lahan yang terpisah
per layer jenis penutupan lahan.

Di Drag

Catatan: Pililah file .*shp berupa polygon jenis-jenis penutupan lahan

4. Langkah selanjutnya dalah melakukan merge atau


pengggabungan
5. penutupan lahan lahan supaya menjadi satu file peta
Penutupan Lahan. Klik menu Geoprocesing → merge.

FAISAL ARSAD
11 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Akan muncul kotak dialog merge isikan drag semua file yang
terdapat di dalam Table of content. Kemudian tentukan
lokasi penyimpanan dan nama file dinamakan “penutup
lahan kab Bantul” tunggu sampai proses selesai, begitu
proses selesai fle secara otomatis muncul pada layer. Dan
hapus semua file-file atau layer jenis penutupan lahan
dengan di blok klik kanan remove layer

drag

Table off content

7. tunggu sampai proses selesai, begitu proses selesai fle secara


otomatis muncul pada layAr. Dan hapus semua file-file atau
layer jenis penutupan lahan dengan di blok klik kanan
remove layer KECUALI FILE HASIL MERGE

FAISAL ARSAD
12 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

C. Update Peta Penutup Lahan Dengan Citra Satelit


Perekaman Tebaru
Update penutupan lahan diperlukan diakrenakan data
penutup lahan dari Ina Geoportal, merupakan bukan data
terbaru. Langkahnya adalah sebagai berikut
1. Tambah extensi editor Klik Costumize → Toolbars → Editor

2. Klik menu Editor → Star editing

3. Add data citra satelit terbaru

FAISAL ARSAD
13 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Ubah simbologi layer pl_kota_bantul dengan double klik


nama file muncul kotak dialog sbb:
1
1. Klik Tabs Symbologi
2. Pilih Categoris →
2
3 unique value
3. Pada value type pilih
keterangan
4. Klik All value

5. Mengubah warna legenda menjadi no colour klik kanan pada


kota warna

Pada file colour pilih no colour


Pada outline colour pilih waran merah atau warna yang
kontras dengan waran gelap
KLIK “ OK “ → “OK”

FAISAL ARSAD
14 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Memulai update informasi penutupan lahan dengan Digitasi


on screen Zoom tampilan peta dan cari area permukiman
yang mengalami perkembangan. Klik menggunakan “Select
feature” diarea permukiman yang mengalami
perkembangan sampai garis sekitarnya berwaran biru.

Select features

7. Kemudian lanjut digitasi dengan menu editor tools cut


polygon features, mulai titik awal digitasi dan memngikuti
batas area pemukiman kemudian tentukan titik akhir digitasi
akhiri dititik akhir digitasi dengan klik kanan finis sketch. Atau
double klik.

Cut polygon features

FAISAL ARSAD
15 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Titik akhir digitasi

Titik awal digitasi

Hasil dari proses digitasi update pemukiman


digitasi

FAISAL ARSAD
16 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

8. Ubah atribut data hasil digitasi dari lahan pertanian sawah


irigasi menjadi pemukiman. Klik tabs Atributes pada menu
editor kemudian klik record sawah irigasi, disebalah kanan
bawah record terdapat titik 3 di klik. Muncul kotak dialog
Chose symboogi class pilih “pemukiman”

Menu Atributes

KLIK titik 3

Pilih dan klik


pemukiman
kemudain
KLIK OK

Lakukan hal yang sama dengan cara yang sama untuk jenis
penutup lahan yang mengalami perubahan tutupan lahan.
Setelah semua jenis penutup lahan sudah terupdate denga
citra yang baru masuk ke menu editor pilih save editing KLIK
OK/yes

FAISAL ARSAD
17 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tahap update penutup lahan selesai.


Catatan:
Jenis pentup lahan ini yang akan di nilai atau diskor oleh para pakar berapa
pengaruh atau kontribusi masing-masing jenis penutup lahan terhada jasa
ekosistem, dengan nilai 1 – 5 dimana untuk nilai 1 mempunyai kontribusi
sangat rendah dan nilai 5 mempunyai kontribusi sangat tinggi.

3.2. Ekoregion Berbasis Bentuklahan


Berdasarkan Undang-undang 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Ekoregion
didefinisikan sebagai wilayah geografis yang memiliki kesamaan
ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna asli, serta pola interaksi
manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem
alam dan lingkungan hidup. Ekorgion dalama pemodelan DDDTLJ
jasa ekosistem ini addalah Ekoregion berbasis Bentuklahan,
dimana dapat diperoleh memalui PPPEJ atau bisa dengan
membuat sendiri. Berikut adalah jenis Ekoregion Kab Bantul :

Gbr. 3.2. Peta Ekoregion Bentuklahan Kab Bantul

FAISAL ARSAD
18 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tabel 2.2. Tabel jenis Ekoregion Bentanglahan Kab Bantul


NO EKOREGION BENTANG LAHAN KAB BANTUL
1 Dataran Flovio Marine Material Aluvium
2 Dataran Fluvial Material Aluvium
3 Dataran Fluvio GunungapiMaterial Aluvium
4 Dataran Kaki Gunungapi Material Vulkanik
5 Kerucut Parasiter Material Batuan Vulkanik
Lembah Antar Perbukitan Struktural Patahan Formasi Nglanggran
6
Material Breksi Gunungapi
Lereng Perbukitan Struktural Patahan Formasi Nglanggran Material Breksi
7
Gunungapi
Lereng Perbukitan Struktural Patahan Formasi Sambipitu Material
8
Batupasir dan batulempung
Lereng Perbukitan Struktural Patahan Formasi Semilir Material Tuf, breksi
9
batuapung dasitan
10 Lereng Perbukitan Struktural Patahan Material Aluvium
Perbukitan Struktural Lipatan Formasi Sentolo Material Batupasir,
11
Napalan
Perbukitan Solusional Karst Formasi Wonosari-purung Material
12
Batugamping
Perbukitan Struktural Patahan Formasi Nglanggran Material Breksi
13
Gunungapi
Perbukitan Struktural Patahan Formasi Sambipitu Material Batupasir dan
14
batulempung
Perbukitan Struktural Patahan Formasi Semilir Material Tuf, breksi
15
batuapung dasitan
16 Tanggul Alama Sungai Opak
17 Tanggul Alama Sungai Progo
Catatan:
Jenis Ekoregion Bentanglahan ini yang akan di nilai atau diskor oleh para
pakar berapa pengaruh atau kontribusi masing-masing jenis Ekoregion
Bentanglahan terhada jasa ekosistem, dengan Nilai 1 – 5 dimana untuk nilai
1 mempunyai kontribusi sangat rendah dan nilai 5 mempunyai kontribusi
sangat tinggi.

3.2.1. Penyusunan Peta Ekoregion Bentuklahan


A. Extraksi Data DEMNas ke Peta Topografi
Peta Ekoregion berbasis Bentang alam disussun
berdasarkan 3 varibel data yaitu data DEMNAS atau SRTM yang
diexstraksi dan dianalisis menjadi Peta Ketinggian dan Peta

FAISAL ARSAD
19 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Topografi. yang kemudian dioverlay dengan data Geologi dan


Struktur Geologi untuk memperoleh informasi proses dan
material geologi, yang kemudian di analisis menjadi peta
Ekoregion Bentuklahan. Adapun tahapanya adalah sebagai
berikut:

Diagram Alur Penyusunan Ekoregion Bentanlahan

Penutup lahan dapat diperoleh dari situs


https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web. yang kemudian
dilakuka update penutup lahan dengan menggunakan citra
satelit terbaru bisa dengan citra satelit landsat8 atau citra satelit
sentinel 2A. Adapun Langkah-langkah dalam memperoleh data
dan update penutupan lahan adalah sebagai berikut:
1. Buka situs https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web.
Kemdian log in
2. Klik menu download pilih DEM Nasional

FAISAL ARSAD
20 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Muncul halaman web baru pilih Download → DEMNAS

4. SIlahkan log in
5. Zoom pada daerah yang ingi di download kemudian klik
kota sheet nya dan klik unduh tunggu sampai selesai, dan
sesuaikan dengan jumlah sheet disetap kabupaten yang
akan di download

FAISAL ARSAD
21 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

A. Extraksi Data Denmas Menjadi Data Topografi


1. Buka Aplikasi ArcMAP
2. Add data data DEM Nasional hasil download

3. Mosaick data demnas dengan tools mosaick to new data


raster klik search tuliskan “ mosaick “ tanpa tanda ketik klik
mosick to new data raster

FAISAL ARSAD
22 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Klik

4. Klik Tools Mosaic to new data raster (warna biru). Akan


muncul kota dialog.

1
2
3

KETERANGAN :

1. Pilih output location atau folder penyimpanan


2. Tulis nama hasil proses mosaic ”demnas.bantul.tif

3. Isikan nilai koordinatnya UTM zone 49 S dengan Klik icon


dan pilih system koordint sesaui dengan daerah masing-
masing

FAISAL ARSAD
23 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

KETERANGAN :

4.Pilih 32_BIT_SIGNET
5.Tulis 1 band
Kemudi klik OK tunggu sampai proses selesai hasil otomatis
3.3. Komunitas Vegetasi
muncul di layar

5. Hasil mosaick data DEM Nasional BIG

FAISAL ARSAD
24 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Remove semua file demnas hasil download. Dan melakukan


klasifikasi ketinggian berdasarkan kalsifikasi Relief dari
verstapen
SUDUT LERENG
SATUAN RELIEF BEDA TINGGI (M)
(%)
Datar/ hampir datar 0–2 <5
Bergelombang/ miring landai 3–7 5 – 50
Bergelombang/ miring 13-14 50 – 75
Berbukit bergelombang/ mirng 14 - 20 75 – 200
Berbukit tersayat tajam/ terjal 21 - 55 200 – 500
Pegunungan tersayat tajam/ 56 - 140 500 – 1000
sangat tajam
Pegunungan/ sangat curam > 140 > 1000
7. Double Klik nama file DEM Nasional “demnas_bantul.tif”
akan muncul ayer properties
1

2
3

KETERANGAN
1. Pilih Tabs symbology
2. Pilih Clasified
3. Pada Clases pilih 7 kelas

FAISAL ARSAD
25 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

8. Merubah nilai dari klasifikasi ketinggian berdasarkan nilai


klasifikasi ketinggian atau relief dari Verstapen 1985.
Dengan klik tabs classify…

Pada break values diubah nilainya berdasarkan nilai klasifikasi


relief dari verstapen 1985. Kemudian klik OK

FAISAL ARSAD
26 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

9. Melakukan reclassify terhadap hasil klasifikasi


ketinggian. Dengan klik tombol search tulis reclassify by
3d analyst kemdian klik Clasifiy 3d Analyst (tulisan waran
biru). Akan muncul kotak dialog.

Klik

Klik

FAISAL ARSAD
27 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pilih File demnas_bantul

Klik untuk mengubah klasifikasi

Pilih lokasi penyimpanan dan nama file


dinamakan “topografi.tif”. penamaan
tidak boleh terlalu panjang

Pilih dengan jumlah kelas 7


atau sesuai degan kondisi
topografi daerah masing-
masing

Ubah nilai klasifikasi relief


berdasarkan kelas dari
verstapen. KEMUDIAN KLIK
“OK” → “OK”

Tunggu sampai proses selesai,

FAISAL ARSAD
28 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

proses running tergantung dari spesifikasi laptop atau PC.


Untuk daerah yang lebih luas akan membutuhkan waktu yang
agak lama. Minimal RAM 8GB

10. Konvert hasil reclassify menjadi sebuah data vector dengan


Klik ArcToolbox → Conversion Tools → from raster → Raster
to Polygon

FAISAL ARSAD
29 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

11. Atur sesai dengan konfigurasi berikut :

1
2
3

KETERANGAN:
1. Pilih file topografi.tif,
2. Pilih value
3. Pilin lokasi penyimpanan dan nama file saya namakan
dengan “toopografi_bantul.shp”
TUNGGU SAMPAI PROSES SELESAI HASIL OTOMATIS
TAMPIL DI LAYAR.

FAISAL ARSAD
30 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

12. Menambahkn field luasan dari topografi_bantul.shp. klik


kanan nama fiel pilih open attributes. Pada table option →
add field.

KETERANGAN:
Name diisi Luas_ha
Type pilih double

13. Mencari luas dengan calculate geometry. Pada nama field


atau kolom “luasan_ha” klik kanan pilih Calculate geometry.

Pilih Koordinat UTM

Pilih satuan Luas yang di kehendaki. (ha) klik OK

FAISAL ARSAD
31 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

14. Hasil Calculate geometry

15. Melakukan eliminate data bagi feature polygon yang


memiliki luasan kurang atau samadengan 10 ha. Dengan
melakukan query luasan.
Klik table option → select by attributes.

Double Klik “Luas_ha”

Double Klik symbol “<=”.

Tulis nilai “10”. KLIK


Apply

FAISAL ARSAD
32 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

16. Hasil query luasan. Dimana polygon yang memiliki luasan


kurang dari 10 ha ditunjukan dengan warna biru.

17. Eliminate polygon hasil query atau polygon dengan luasan


kuran dari 10ha, dengan polygon terdekatnya atau
digabungkan dengan polygon yang lebih besar terdekatnya.
Klik menu search → tulis “eliminate” → pilih Eliminate data
management.

FAISAL ARSAD
33 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pilih “topografi_bantul”

Pilih lokasi tempat penyimpanan


namakan file dengan.
“topografi_bantul_eliminate1”

KLIK OK

Setelah selasai di cek jika masih ada polygon dengan luasan


<= 10. Ulangi Langkah eliminate ini.

18. Memotong atau clip data hasil eliminate dengan administrasi


Kab Bantul dan kota Yogyakarta.
Add data file “administrasi_kec”

FAISAL ARSAD
34 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

19. Klik menu Geoprocessing → clip

1
2
3
KETERANGAN
1. Input feature pilih file topografi hasil eliminate
2. Clip feature pilih ádministrasi_kec”
3. Pilih lokasi penyimpanan beri nama
“01_topografi_kab_bantul” KLIK OK

20. Hasil clip

FAISAL ARSAD
35 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

21. Editing Atribut pengeklasan topografi berdasarkan klasifikasi


topografi dari verstapen 1985
Klik Open attributes file hasil clip → Table option → Add field.

Name = Bda_Tnggi
Type = Text
Length = 15

22. Tambah add field lagi dengan nama


Name = Kls_relief
Type = Text
Length = 50
Catatan Panjang karakter penambahan field ini hanya
maksimal 8 karakter

Klik kanan pada nama field “gridcode” pilih Sort Acending,


untuk mengurutkan kode dari proses reclassify.

FAISAL ARSAD
36 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

23. Klasifikasi ketinggian topografi sebagi berikut:

GRIDCODE SATUAN RELIEF BEDA TINGGI (M)

1 Datar/ hampir datar <5


2 Bergelombang/ miring landai 5 – 50
3 Bergelombang/ miring 50 – 75
4 Berbukit bergelombang/ mirng 75 – 200
5 Berbukit tersayat tajam/ terjal 200 – 500
Sumber : Klasifikasi topografi verstapen 1985

24. Berdasarkan table diatas gricode 1 berarti mempunya satuan


relief “Datar/hamper datar” dengan beda tinggi “<5 mdpal”.
Begitu seterusnya sampai dengan gricode 5. Tambahkan
klasifikasi tersebut kedalam Atribute peta.
25. Open Attributes table. File 01_Topografi_kab_bantul”. Klik
table option → Select by attributesI

Doble Klik “gridcode”

Klik “=”

Klik “get unique values”

Doubel kli “1” merupakan


kelas gridcode ke 1. KLIK
Apply

FAISAL ARSAD
37 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

26. Kembali ke Table attribute

Gridcode 1, terpilih menjadi waran biru.


27. Isi field “Bda_Tnggi” berdasarkan klasifikasi table di point 23.
Dengan field calculator
Klik kanan nama field “Bda_Tnggi” → Field calculator

Isikan :
“<5”
(menggunakan
tanda petik “…”

KLIK “OK”

FAISAL ARSAD
38 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

28. Lakukan juga untuk field “Kls_relief”

Untuk kelas beda tinggi < 5 mdpal


termasuk kelas relief

“Datar / Hampir Datar”

KLIK OK

29. Hasil proses field calculator.

Lakukan hal sama dengan cara yang sama seperti point (27 – 28)
untuk gridcode 2, 3, 4, 5. Sehingga semua atribut untk field
“Bda_tinggi” dan Field “Kls_relief” terisi semua

FAISAL ARSAD
39 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

30. Melakukan Re-Interpretasi menggunakan data Hillshade dari


DEMNAS, untuk intrepretasi batas-batas topografi
31. Add data “demnas_bantul.tif”.

FAISAL ARSAD
40 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

32. Membuat hillshade dari data demnas_bantul.tif, poeses hilshade


ini dianjurkan menggunakan proyeksi koordinat nya adalah UTM,
jika data masih menggunakan system koordiant Geografi untuk di
konversi ke koordianat UTM. Proses Hillshade dengan
menggunakan extension Image analiys.
Klik Menu windwos → Image analyst

Klik sampai biru

Pilih gradasi hitam


Function untuk
merubah Z faktor

Klik Kemudian tunggu proses sampai


data tampil pada layar

33. Edit Z Faktor ketinggian menjadi 3. Supaya kesan topografi


terlihat jelas. Klik hasil prose Hillshade Sampai warna biru

Klik Functin pada Tools Image analys ubah Z fkator menjadi


3 klik Ok hasil akan muncul pada layer.

Double KLIK Hillshade Function

FAISAL ARSAD
41 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Ubah nilai Z menjadi 3

Ubah Z Factor menjadi 3. KLIK


OK—OK
HASIL OTOMATIS AKAN
MUNCUL DI LAYAR

Hapus fiile “Hillshade_demnas_bantul.tif”. mulai Re – interpretasi


batas-batas topografi yang tidak sesuai.

FAISAL ARSAD
42 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

34. Drag file “01_Topografi_kab_bantul” ke poisi apling atas atau


diatas layer “Func_Hillshade_demnas_bantul.tif”

B. Editing dan Re-Intrepretasi Data Topografi


1. KASUS ke 1 Aktifkan Editor untuk memulai digitasi dan re-
interpretasi.
Editor→ Strat editing.

Kemudian cari Feature polygon. Feature polygon. Yang tidak sesuai


atau perlu diedit. Seperti pada contoh berikut bahwa polygon
masih menjadi satu dengan, padahal secara topografi terdapat
relief berbedaan antara perbukitan dan dataran, maka perlu di
edit dilakukuan digitasi sesuai batas topgrafi perbukitan seperti
dibawah ini. Lakukan seleksi terhdap polygon yang akan diedit

dengan tools select polygon features sampai polygon yang


akan diedit berwarna biru, kemudian Pilih Tools digitasi berupa cut
polygon feature.

Cut Polygon features

FAISAL ARSAD
43 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Mulai digitasi dengan mengikuti batas dari topografi atau


relif

Setealah selesai klik kanan finish sketch atau double klik di


titik terakhir digitasi hasil digitasi seperti dibawah ini.

FAISAL ARSAD
44 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

POLYGON /
FEATURES B

POLYGON /
FEATURES A

Lakukaan hal yang sama dengan cara yang sama untuk kasus
lain seperti dibawah ini.
2. KASUS ke 2 Pada contoh gambar dibawah ini bahwa untuk
topografi perbukiat dengan datarsan masih menjadi satu
polygon atau features. Makam perlu dilakuakn editing untuk
membedakan topografi.

FAISAL ARSAD
45 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Caranya sama dengan point 36. Yaitu select polyon / features


yang akan diedit. Kemudian pilih tools editor berupa cut
polygon features. Dan memulai digitasi.

Setelah selesai pada titik akhir digitasi klik kana finish sketch
atau double klik dititik akhir hasilnya seperti berikut.

FAISAL ARSAD
46 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. KASUS ke 3. Seperti pada kasus sebelumnya pada gambar


dibawah ini juga terdapat polygon masih menajdi satu
meskipun mempunyai perbedaan topografi/relief

Caranya sama dengan point 36. Yaitu select polyon / features


yang akan diedit. Kemudian pilih tools editor berupa cut
polygon features. Dan memulai digitasi.

FAISAL ARSAD
47 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Setelah selesai pada titik akhir digitasi klik kana finish sketch
atau double klik dititik akhir hasilnya seperti berikut

5. KASUS ke 4. Pada contoh gambar dibawah ini ada dua jenis


bentuk lahan yang berbeda yaitu pada polygon A adalah
bentuk lahan dataran dan pada Polygon B adalah bentuk
lahan Lembah antar perbukitan. Maka diperlukan editing
berupa pemisahan antara polygon.

A
B

FAISAL ARSAD
48 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Caranya sama dengan point 36. Yaitu select polyon / features


yang akan diedit. Kemudian pilih tools editor berupa cut
polygon features. Dan memulai digitasi

Setelah selesai pada titik akhir digitasi klik kana finish sketch
atau double klik dititik akhir hasilnya seperti berikut

FAISAL ARSAD
49 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. KASUS ke 5. Pada gambar dibawah ini polygon perlu


dilakukan editing berupa digitasi terhadap topografi yg
berbeda.

Caranya sama dengan point 36. Yaitu select polyon / features


yang akan diedit. Kemudian pilih tools editor berupa cut
polygon features. Dan memulai digitasi

FAISAL ARSAD
50 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Hasil digitasi

7. KASUS ke 6. Pada sampel dibawah ini adalah terdapat


kenampakan berupa batas alur sungai yang diidentifikasi
sebagai tanggul alam. Maka perlu dilakukan ediing berupa
digitasi pada penampakan tersebut.
Caranya sama dengan point 36. Yaitu select polyon / features
yang akan diedit. Kemudian pilih tools editor berupa cut
polygon features. Dan memulai digitasi

FAISAL ARSAD
51 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Proses digitasi

Setelah selesai pada titik akhir digitasi klik kana finish sketch
atau double klik dititik akhir hasilnya seperti berikut

FAISAL ARSAD
52 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

8. KASUS ke 7. Melakukan merge atau penggabungan dari


polygon yang kurang tepat karena proses klasifikasi
ketinggian kedalam polygon sekitarnya. Untuk dilakukan
interpretasi ulang dengan data citra satelit. seperti contoh
pada gambar dibawah ini.

POLYGON A

Dalam gambar diatas polygon dibawah akan digabung ke


POLYGON A. kedua polygon yang akan digabung hrus dipilih
terlebih dahulu sampai semua polygon berwarna biru.
Kemudian Klik menu editor→ merge kemudian pilih Polygon
yang dominan, Klik OK

FAISAL ARSAD
53 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Hasil dari proses penggabungan polygon

Pada proses re-interpretasi dan editing ini diperlukan ketilian


dalam proses editing.
9. KASUS ke 8. Interpretasi bentuk lahan batas daerah
marine/pesisir. Dengan menggunakan citra satelit (khusus
wilayah yang mempunyai wilayah pesisir pantai).
Add data citra satelit. Caranya sama dengan point 36. Yaitu
select polyon / features yang akan diedit. Kemudian pilih tools
editor berupa cut polygon features. Dan memulai interpretasi
wilayah pesisir/marine untuk dilakukan digitasi

FAISAL ARSAD
54 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Hasil interpretasi wilayah pesisir

Setelah setelah Re-interpretasi Klik editor → save edit.

C. Konversi Topografi ke Bentuklahan


Data Bentuklahan diturunkan dari data Topografi yang
merupakan hasil dari ekstraksi data DEM Nasional, dalam
interpretasi Bentuklahan diperlukan data Geologi dan Strutur
Geologi untuk mengetahui asal proses terbentuknya dan
material dari Bentuklahan tersebut Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Add data data Geologi, Struktur Geologi dan Citra Satelit

FAISAL ARSAD
55 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Klik kanan “01_Topografi_kab_bantul” → open attributes


tables tambah field.
Name =
Bntuklhn

Type = Text

Length = 50

3. Memecah atau explode polygon yang masih jadi satu, seperti


gbr dibawah ini. Terdapat tiga part features yang masih
menjadi satu. Harus dipisahkan atau di explode karena
bentuklahan yang berbeda.
Klik Start editing tambahkan tools Advance editing Klik
feature/polygon yang akan di Explode, kemudian Klik Explode

Klik tools Explode

FAISAL ARSAD
56 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Lakukan hal yang sama untuk feature atau polygon yang


masih jadi satu. Langkah ini dilakukan untuk memisahkan
antar asal proses bentuklahan.
4. Setelah dilakukan proses explode terhadap seluruh feature
dari data topografi, Langkah selanjutnya adalah intrepretasi
Bentuklahan dengan menggunakan hillshade dan citra
satelit. dikarenakan ada tipe bentuklahan asal proses Vulkan
atau Gunungapi maka dilakukan generalisasi atau
penyesuaian dari kelas topografi verstapen seperti yang
tersaji dalam table berikut.

beda tinggi bentuk lahan bentuk lahan


gridcode satuan relief
(m) vulkan non vulkan
1 Datar/ hampir <5
datar
2 Bergelombang 5 – 50 Dataran Fluvio
Dataran
/ miring landai Gunungapi
3 Bergelombang 50 – 75
/ miring
4 Berbukit 75 – 200 Dataran Kaki Lereng Kaki
bergelombang Gunungapi Perbukitan
/ mirng
5 Berbukit 200 – 500 Kaki Lereng Perbukitan
tersayat Gunungapi
tajam/ terjal

FAISAL ARSAD
57 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5. Open attributes table data “01_topografi_kab_bantul”. Sort


Acending fied atau kolom gricode, select manual gridcode
“1” sampai terblok warna biru. Kemudian melihat tampilan
layar peta. Menunjukan bahwa feature polygon ada yang
berwarna biru berlokasi di sepanjang alur sungai dengan ini
bisa kita interpretasi bahwa bentuk lahanya berupa
bentuklahan “Tanggul Alam Sungai”. Kemudian isikan
diatribute “Bntklhan” dengan cara
Klik kanan nama field “Bntklhan” → field calculator. Tulis
menggunaan tanda ketik “Tanggul Alam Sungai”

Tulis dengan tnda


petik “Tanggul Alam
Sungai” KLIK OK

Hasil

FAISAL ARSAD
58 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Langkah selanjutnya adalah untuk penamaan bentuk lahan


pada pada gridcode 2. Dengan select by attribute atau select
manual. Sampai gricode 2 terblok warna biru spt gambar
dibawah ini.

Kemudian lihat tampilan layar pad ArcGIS

A
C

FAISAL ARSAD
59 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Dalam gambar layer ArcGIS diatas adalah polygon dengan


girdcode 2 yang terpilih atau terseleksi menjadi warna biru.
Ada features/ polygon A, B, dan C, ketiga polygon tersebut
merupakan bentuk lahan yang berbeda,
• Polygon A. Merupakan bentuklahan asal prosesn
Gunungapi dengan klasifikasi topografi berupa dataran,
dinamakan “Dataran Fluviogunungapi”
• Polygon B. Merupakan Bentuklahan asal proses marine.
Dengan kelasifikasi topografi berupa dataran dan
terletak di sepanjang pesisir pantai selatan maka
dinamakan “Dataran pantai/marine”
• Polygon C. Jika dilihat dari kelas topografinya berupa
dataran, dengan letak atau site berada diantara bukit
perbukitan yang terdapata struktur lipatan. Makan
dinamakan bentuklahan “Lembah antar perbukitan
structural patahan”
Dari ketiga bentuk lahan yang telah diidentifikasi kemudian
dimasukan kedalam atribut peta topografi. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut
1. Lakukan select feature langsung pada layer kerja dengan
menggunakan tools , pada polygon A. sehingga polygon
A terseleksi seperti pada gambar berikut.

FAISAL ARSAD
60 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
“Bntklahan” diisi tanpada tanda ketik “Dataran Fluvio
Gunungapi”

Klik Atributes

Tulis tanpa tanda


petik “Dataran Fluvio
Gunungapi”

3. Lakukan hal yang sama untuk polygon B, yaitu dengan. select


feature langsung pada layer kerja dengan menggunakan

tools , pada polygon B. sehingga polygon B terseleksi


seperti pada gambar berikut.

FAISAL ARSAD
61 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
Dikarenakan ada 2 fetaures yang terseleksi makan dipilih
dulu features utama pada attributes sampai terblok warna
biru, kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda
ketik “Dataran Pantai/Marine

Klik terlebih dahulu


feature utama sampai
terblok biru

Baru ditulis tanpda


tanda petik “Dataran
Pantai/Marine

5. Hal yang sama juga dilakukan untuk polygon C. yaitu dengan.


select feature langsung pada layer kerja dengan

menggunakan tools , pada polygon B. sehingga polygon


B terseleksi seperti pada gambar berikut.

FAISAL ARSAD
62 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda ketik
“Lembah Antar Perbukitan Struktural Patahan”

7. Setelah interpretasi bentuklahan pada gridcode 2, selesai


dilanjutkan dengan intrepretasi bentuklahan pada gridcode
3, interpretasi bentulahan pada gridcode 3, dilakukan
hamper sama dengan cara interpretasi bentuklahan pada
gridcode 2, yaitu Langkah-langkahnya sebagai berikut;
Select semua gridcode 3, bisa dengan manual ataupun
dengan select by attributes, sehingga gridcode 3 terseleksi
semua seperti pada gambar dibawah ini.
A

FAISAL ARSAD
63 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Dalam gambar layer ArcGIS diatas adalah polygon dengan


girdcode 2 yang terpilih atau terseleksi menjadi warna biru.
Ada features/ polygon A, B, dan C, ketiga polygon tersebut
merupakan bentuk lahan yang berbeda,
• Polygon A dan B. Merupakan bentuklahan asal prosesn
Gunungapi dengan klasifikasi topografi berupa dataran,
dinamakan “Dataran Fluviogunungapi”
• Polygon C. dilakukan editing berupa penggabungan atau
merge dengan melihat aspek dari topografi dan relief
sebagai pertimbanga dalam proses penggabungan
apakah digabung kedalam klasifikasi relief perbukitan
atau diganbung kedalam klasifikasi dataran.
Dari ketiga bentuk lahan yang telah diidentifikasi kemudian
dimasukan kedalam atribut peta topografi. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut
8. Lakukan select feature langsung pada layer kerja dengan

menggunakan tools , pada polygon A dan B. sehingga


polygon A dan B terseleksi seperti pada gambar berikut.

FAISAL ARSAD
64 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

9. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
Dikarenakan ada 2 fetaures yang terseleksi makan dipilih
dulu features utama pada attributes sampai terblok warna
biru, kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda
ketik “Dataran Fluvio Gunungapi”
10. kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda ketik
“Lembah Antar Perbukitan Struktural Patahan”

11. Untuk gridcode 3, yang belum terisi, kemudian dilakukan


select feature, di data attributer kemudian pilih salah satu
recod gridcode 3 seperti pada gambar dibawah ini.

FAISAL ARSAD
65 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

12. Kemudian melihat layer kerja di ArcMAP, untuk melihat


polygon mana yang ter -select, seperti pada gambar dibawah
ini.

13. Kemudian select features pada polygon sebelahnya seperti


pada gambar dibawah ini.

FAISAL ARSAD
66 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

14. Langkah selanjutnya adalah proses merge klik editor →


merge. Kemudian pilih polygon terbesar klik OK.

15. Hasil proses merge seperti gambar berikut .

Lakukan hal yang sama untuk polygon/features dari


gridcode3, yang belum dilakukan penggabungan atau merge.

FAISAL ARSAD
67 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

16. Langkah selanjutnya adalah interpretasi bentuk lahan di


gridcode 4. Dimana untuk klasifikasi relief atau topografi
termasuk kedalam klasifikasi Berbukit bergelombang /
miring, klasifikasi ini jika berada dalam bentuklahan non
vulkan termasuk kedalam klasifikasi relief “Lereng Kaki
Perbukitan”, sedangkan berada dalam asal proses
bentuklahan vulkan termasuk klasifikasi bentuklahan
“Dataran Kakivulkan/gunungapi”, seperti gambar dibawah
ini.

A
A
B A

B
B

Gambar diatas menunjukan untuk Polygon A adalah proses


bentuk lahan yang dipengaruhi oleh Gunung Merapi, dan
memiliki kelas topografi berupa Berbukit Bergelombang
dikarenakan berada dalam bentuk lahan yang dipengaruhi
oleh proses vulkan atau Gunungmerapi, makan

FAISAL ARSAD
68 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

bentuklahanya dinamakan “Dataran Kaki


Gunungapi”.langkahnya adalah sebagai berikut.
17. Klik kelompok Polygon A, pada layer kerj ArcMAP, sehingga
menjadi seperti gambar dibawah ini.

18. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
Dikarenakan ada 2 fetaures yang terseleksi makan dipilih
dulu features utama pada attributes sampai terblok warna
biru, kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda
ketik “Dataran Kaki Gunungapi

FAISAL ARSAD
69 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

19. Selanjutnya adalah select polygon seperti pada gambar


dibawah ini.

20. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
Dikarenakan ada 2 fetaures yang terseleksi makan dipilih
dulu features utama pada attributes sampai terblok warna
biru, kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda
ketik “Lereng Kaki Perbukitan Struktural Patahan ”
21. kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda ketik
“Lereng Kaki Perbukitan Struktural Patahan”

FAISAL ARSAD
70 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

22. Langkah selanjutnya adalah interpretasi bentuk lahan di


gridcode 5. Dimana untuk klasifikasi relief atau topografi
termasuk kedalam klasifikasi Berbukit bergelombang /
sangat terjal, terdapat dua asal proses pada bentuk lahan
Gridcode 5, yaitu asal proses structural patahan pada
kelompok polygon A. dan asal proses structural lipatan pada
kelompok polygon B, seperti gambar dibawah ini.

Langkah selanjutnya adalah memasukan hasil interpretasi


bentuklahan diatas kedalam atribut yang meiliki Gridcode 5.

FAISAL ARSAD
71 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

23. Klik kelompok Polygon B, pada layer kerj ArcMAP, sehingga


menjadi seperti gambar dibawah ini.

24. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
Dikarenakan ada 2 fetaures yang terseleksi makan dipilih
dulu features utama pada attributes sampai terblok warna
biru, kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda
ketik “Perbukitan Struktural Lipatan ”
25. kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda ketik
“Perbukitan Struktural Lipatan”

FAISAL ARSAD
72 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

26. Klik kelompok Polygon A, pada layer kerj ArcMAP, sehingga


menjadi seperti gambar dibawah ini.

27. Kemudian Klik tools Atributes, pada menu editor. Akan


muncul kotak dialog disamping kanan Atributes, pada record.
Dikarenakan ada 2 fetaures yang terseleksi makan dipilih
dulu features utama pada attributes sampai terblok warna
biru, kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda
ketik “Perbukitan Struktural Patahan ”
28. kemudian pada record “Bntklahan” diisi tanpa tanda ketik
“Perbukitan Struktural Patahan”

FAISAL ARSAD
73 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Jika sudah selesai Klik editor → save edit → OK.


Berikut adalah data atribut hasil dari interpretasi bentuk
lahan yang sudah teridentifikasi semua Langkah selanjutnya
adalah melakukan overlay dengan peta geologi. Untuk
mengetahui material dari bentuk lahan sehingga akan
disebut dengan EKOREGION BENTANGLAHAN

29. add data data Geologi sehingga tampilanya sebagai berikut.

FAISAL ARSAD
74 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

30. Klik menu Geoprocessing → intersect

Drag “01_Topografi_kab_bantul”

Drag “Geologi_bantul_kota_ykl”

Output file dberi nama


“ecoregion_bentanglahan” KLIK
OK tunggu proses selesai

31. Setelah selesai proses overlay seperti gambar dibawah ini:

32. Langkah selanjutnya adalah memasukan kedalam atribute


Material geologi berupa fomasi batuan dan litologinya ke
dalam peta bentuk lahan yang telah dibuat
Klik kana open attribute table file hasil overlay
“ecoregion_bentulahan” sehingga tampilanya seperti
dibawah ini.

FAISAL ARSAD
75 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Coba perhatikan di kolom atau field “LITOLOGI” jumlah


karakter penulisan litologinya terlalu Panjang maka perlu di
lakukakn generalisasi litologi diambil yang paling dominan.
33. Tambahkan kolom baru / field baru dengan nama
“Re_Litlggi”
Klik pada table option → add field

Nama : Re_Ltlggi
Type : Text
Length : 50

Klik OK akan muncul field Baru.

FAISAL ARSAD
76 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Isi kolom /field “Re_Ltlggi” sperti table diawaha ini.

Tabel Reklasifikasi Litologi diambil litologi yang paling dominan


FORMASI_SA LITOLOGI RE-litologi
Aluvium Kerikil, pasir, lanau, lempung Kerikil, Pasir, Lempung
sepanjang sungai besar dan
dataran pantai
Endapan Tuf tak terpisahkan, abu, breksi, Tuf, abu, breksi dan aglomerat
Gunungapi Muda aglomerat dan aliran lava
G. Merapi
Formasi Breksi gunungapi, aglomerat dan Breksi Gunungapi, Aglomerat
Nglanggran lava andesit-basal dan tuf
Formasi Batupasir dan batulempung Batupasir dan batulempung
Sambipitu
Formasi Semilir elang-seling breksi tuf, breksi Breksi Tuf, Breksi batuapung, dasit
batuapung, tuf dasit dan tuf
andesit serta batulempung tufan
Tuf, breksi batuapung dasitan, Tuf, Breksi batuapung
batupasir tufan dan serpih
Formasi Sentolo Batugamping dan batupasir Batugamping dan batupasir
napalan napalan
Formasi Wonosari Batugamping terumbu, Batugamping terumbu
kalkarenit dan kalkarenit tufan
Formasi Batugamping, batugamping Batugamping napal
Wonosari-Punung napalan-tufan, batugamping
konglomerat, batupasir tufan
dan batulanau

FAISAL ARSAD
77 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

34. Masih di Table attribute “ekoregion_bentanglahan” lakukan


query untuk kolom “LITOLOGI” yaitu dengan klik pada table
option, pilih select by attributes.

Scrol kebawah pilih “LITOLOGI dan


double klik
1

Pilih klik tanda “=”


2

Klik “get unique values”


3

4
Sehingga menjadi 5 Double Klik yang paling atas

"LITOLOGI" = 'Batugamping dan batupasir napalan'


Klik apply

Hasil query seperti dibawa ini.

35. Klik kanan pada kolom/field “Re_Ltlggi” pilih field calculator,


kemudian isikan kolom “Re_Ltlggi” dengan table table
generelasi litologi diatas. “Kerikil, pasir, lempung”

FAISAL ARSAD
78 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tulis dengan tanda petik “….”


“Kerikil, Pasir, Lempung”
Klik OK

Hasil seperti dibawah ini.

Lakukan hal sama untuk jenis litologi yang lain seperti


dibawah ini.

FAISAL ARSAD
79 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

36. lakukan query untuk kolom “LITOLOGI” yaitu dengan klik


pada table option, pilih select by attributes.

Scrol kebawah pilih “LITOLOGI dan


double klik
1

Pilih klik tanda “=”


2

Klik “get unique values”


3

4
Sehingga menjadi 5 Double Klik yang paling atas

"LITOLOGI" = "LITOLOGI" = 'Batugamping terumbu,


kalkarenit dan kalkarenit tufan'
KLIK apply

Hasil query seperti dibawa ini.

37. Klik kanan pada kolom/field “Re_Ltlggi” pilih field calculator,


kemudian isikan kolom “Re_Ltlggi” dengan table table
generelasi litologi diatas. “Kerikil, pasir, lempung”

FAISAL ARSAD
80 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tulis dengan tanda petik “….”


“Kerikil, Pasir, Lempung”
Klik OK

Hasil

LAKUKAN HAL YANG UNTUK JENIS LITOLOGI YANG LAIN


SAMPAI TERISI SEMUA KOLOM “Re_Ltlggi”, DAN SELESAI

FAISAL ARSAD
81 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

D. Peta Ekoregion Bentuklahan


1. Menambah kolom atau field baru dengan mana “N_EK_BL”
Type : Text. Length : 100. kolom ini yang akan menjadi kolom
ecoregion bentanglahan
Klik table option → add field

Hasil penambahan field

FAISAL ARSAD
82 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Melakukan penamaan ecoregion pada kolom atau field


“N_EK_BL”. Dengan field calculator. Penamaan ecoregion ini
merupakan kombinasi dari kolom “Bntuklhn”+”
FORMASI_SA”+” Re_ltlggi”
Klik kanan nama field “N_EK_BL” → field calculator

Pada kolom Fields scrol dan double klik nama kolom atau
field “Bntuklhn”, diikuti dengan penghubung tanda (&” “&)
sebagai script untuk menggabungkan dua kolom. Kemudian
scrol kebawah double klik “FORMASI_SA” diikuti tanda (&”
“&) dan dikuti dengan tulisan dengan tanda ketik
“Material”&” “& kemudian double klik “Re_Ltlggi” KLIK OK
Atau script lengkapnya sebagai berikut;
[Bntuklhn]&" "& [FORMASI_SA]&" "&"Material"&" "&
[Re_ltlggi]

FAISAL ARSAD
83 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Langkah berikutnya dalah editing hasil penamaan Ekoregion,


jika terdapat ketidak sesuaiaan antara bentuk lahan formasi
dan material litologi seperti yang ditunjukan table attribute
dibawah ini.

Seperti yang terblok warna biru menunjukan bahwa terdapat


ketidaksesuaian
1. “Dataran fluvio gunungapi formasi nglanggran material
breksi Gunungapi, Aglomerat” ada ketidak susuaian
terhadap formasi dan material bentuklahan, bahwa di
dataran fluvio gunungapi pada kenyataan nya untuk
material bentuk lahan berupa material Aluvium berupa
kerikil, pasir dan lempung. Jadi diubah menjadi “Dataran
Fluvio Gunungapi Material Aluvium Kerikil, Pasir,
Lempung”
4. Klik kanan pada field “N_EK_BL” pilih field calculator pada
kota dialog tuliskan dengan tanda petaik “Dataran Fluvio
Gunungapi Material Aluvium Kerikil, Pasir, Lempung” Klik
OK

FAISAL ARSAD
84 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5. Pada Bentuklahan “Dataran Fluvio Gunungapi Aluvium


Material Kerikil, Pasir, Lempung” diubah menjadi “Dataran
Fluvio Gunungapi Material Aluvium Kerikil, Pasir,
Lempung”
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

“Dataran Fluvio Gunungapi


Material Aluvium Kerikil, Pasir,
klik OK

6. Kemudian untuk bentuk lahan “Dataran Kaki Gunungapi


Formasi Semilir Material Breksi Tuf, Breksi Batuapung, ;
Dataran Kaki Gunungapi Formasi Semilir Material Tuf,
Breksi dan Batugamping ; Dataran Kaki Gunungapi Formasi
Sentolo Material Batugamping dan batupasir napalan”
diubah menjadi “Dataran Kaki Gunungapi Material
Endapan Gunungapi Muda G. Merapi Material Tuff, Abu
Vulkanik, Breksi, Aglomerat”. Dikarenakan dataran Kaki
Gunungapi identic dengan material bentuklahan dari proses
gunungapi, serta untuk penamaan bentuk lahan “Dataran
Kaki Gunungapi Endapan Gunungapi Muda G. Merapi
Material Tuff, Abu Vulkanik, Breksi, Aglomerat” diubah
menjadi “Dataran Kaki Gunungapi Material Endapan
Gunungapi Muda G. Merapi Material Tuff, Abu Vulkanik,
Breksi, Aglomerat”.

FAISAL ARSAD
85 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Klik kanan pada kolom “N_EK_BL” pilih field Calculator


kemudian tuliskan dengan tanda ketik “Dataran Kaki
Gunungapi Material Endapan Gunungapi Muda G. Merapi
Material Tuff, Abu Vulkanik, Breksi, Aglomerat”

“Dataran Kaki Gunungapi Material


Endapan Gunungapi Muda G. Merapi
Material Tuff, Abu Vulkanik, Breksi,
Aglomerat”klik OK

FAISAL ARSAD
86 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7. Proses editing nama bentuklahan selanjutnya adalah


“Lembah Antar Perbukitan Struktural Lipatan Formasi
Nglanggran Material Breksi Gunungapi, Aglomerat; Lembah
Antar Perbukitan Struktural Lipatan Formasi Sambipitu
Material Batupasir dan batulempung; Lembah Antar
Perbukitan Struktural Lipatan Formasi Wonosari-Punung
Material Batugamping, Batugamping napalan-tufan”.
Diubah menjadi bentuk lahan “Lembah Antar Perbukitan
Struktural Lipatan Materila Aluvium Kerikil, Pasir,
Lempung”.

“Dataran Kaki Gunungapi Material


Endapan Gunungapi Muda G. Merapi
Material Tuff, Abu Vulkanik, Breksi,
Aglomerat”klik OK

FAISAL ARSAD
87 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

8. Proses editing nama bentuklahan selanjutnya adalah


“Lereng Kaki Perbukitan Struktural Patahan Aluvium
Material Kerikil, Pasir, Lempung”; “Lereng Kaki Perbukitan
Struktural Patahan Endapan Gunungapi Muda G. Merapi
Material Tuff, Abu Vulkanik, Breksi, Aglomerat” . Diubah
menjadi bentuk lahan “Lereng Kaki Perbukitan Struktural
Patahan Formasi Semilir Material Tuf, Breksi dan
Batugamping”.

9. Klik kanan pada kolom “N_EK_BL” pilih field Calculator


kemudian tuliskan dengan tanda ketik “Lereng Kaki
Perbukitan Struktural Patahan Formasi Semilir Material
Tuf, Breksi dan Batugamping”
“Lereng Kaki Perbukitan Struktural Patahan
Formasi Semilir Material Tuf, Breksi dan
Batugamping Aglomerat” klik OK

FAISAL ARSAD
88 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

10. Proses editing nama bentuklahan selanjutnya adalah


“Perbukitan Struktural Lipatan Endapan Gunungapi Muda
G. Merapi Material Tuff, Abu Vulkanik, Breksi, Aglomerat”
. Diubah menjadi bentuk lahan “Perbukitan Struktural
Lipatan Formasi Sentolo Material Batugamping dan
batupasir napalan”

11. Klik kanan pada kolom “N_EK_BL” pilih field Calculator


kemudian tuliskan dengan tanda ketik “Perbukitan
Struktural Lipatan Formasi Sentolo Material Batugamping
dan batupasir napalan”
“Perbukitan Struktural Lipatan
Formasi Sentolo Material
Batugamping dan batupasir
napalan” klik OK

FAISAL ARSAD
89 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

12. Proses editing nama bentuklahan selanjutnya adalah


“Tanggul Alam Sungai” . Diubah menjadi bentuk lahan
Tanggul Alam Sungai Material Aluvium Kerikil, Pasir,
Lempung”

Klik kanan pada kolom “N_EK_BL” pilih field Calculator


kemudian tuliskan dengan tanda ketik Tanggul Alam
Sungai Material Aluvium Kerikil, Pasir, Lempung”

“Tanggul Alam Sungai Material


Aluvium Kerikil, Pasir, Lempung”
klik OK

FAISAL ARSAD
90 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Dengan demikian telah selesai dalam mengedit nama-nama


bentuklahan hasilnya adalah sebagai berikut :

CATATAN
SANGAT DISARANKAN DALAM EDITING PENAMAAN
BENTUK LAHAN HARUS DIDAMPINGI ATAU
DIKONSULTASIKAN DENGAN AHLI ATAU PAKAR
GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI, SUPAYA MENGHASILKAN
DATA YANG VALID. DAN DIPERLUKANYA UNTUK DI
CROSCEK /SURVEI LAPANGAN

FAISAL ARSAD
91 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3.3. KOMUNITAS VEGETASI


Komunitas vegetasi (vegetation community) adalah
kumpulan dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama
pada suatu tempat dan biasanya terdiri atas beberapa jenis yang
berbeda. Kumpulan dari berbagai jenis tumbuhan yang masing-
masing tergabung dalam populasi yang hidup dalam suatu
habitat dan berinteraksi antara satu dengan yang lain,
dinamakan komunitas (Gem, 1996)
Data komunitas vegetasi merupakan data skunder dari
dari KLHK, berikut adalah data komunitas Vegetasi Kab Bantul

FAISAL ARSAD
92 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tabel 2.3. Jenis Komunitas Vegetasi Kab Bantul


NO VEGETASI
1 hutan batu gamping pamah
2 hutan non dipterokarpa pamah
3 Hutan pamah monsun meranggas
4 hutan pantai
5 hutan pinggir sungai (riparian) pamah
6 hutan tepi sungai (riparian) pamah
7 hutan terna pantai
8 hutan terna rawa air tawar pamah

Catatan:
Jenis Komunitas Vegetasi ini yang akan di nilai atau diskor oleh para pakar
berapa pengaruh atau kontribusi masing-masing jenis Komunitas Vegtasi
terhada jasa ekosistem, dengan Nilai 1 – 5 dimana untuk nilai 1 mempunyai
kontribusi sangat rendah dan nilai 5 mempunyai kontribusi sangat tinggi.

4. Skoring Pakar
Metode skoring yang diterapkan dalam pemodelan spasial
DDDTLH Jasa Ekosistem adalah metode evaluasi berdasarkan
penilaian para pakar (Experts Based Valuation). Analisis
kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
berbasis jasa ekosistem dapat dilakukan melalui pendekatan
partisipatif dan opini para ahli (Participatory Approaches and
Expert Opinion), bersama para pakar ilmiah melalui lokakarya
atau (Focus Group Discussion). Terdapat 60 form kuisioner
penilaian pakar, berikut adalah contoh form kuisioner penilaian
pakar masing-masing varibel dalam penyusunan DDDTLH Jasa
Ekosistem

FAISAL ARSAD
93 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tabel 3.1 Contoh Form Kuisioner Skoring Para Pakar, peran


penutupan lahan terhadap Jasa Ekosistem
Skor Penilaian Kontribusi Penutup Lahan
Tutupan/Penggunaan Terhadap Jasa Penyedia Pangan
No
Lahan SR R S T ST
1 2 3 4 5
1 Belukar/Semak 
2 Gedung 
3 Hutan 
4 Kebun Campur 
5 Lahan Kosong 
6 Pemukiman 
7 Rawa 
8 Rumput 
9 Sawah Irigasi 
10 Sawah Tadah Hujan 
11 Sungai 
12 Tegalan/Ladang 

Tabel 3.2 Contoh Form Kuisioner Skoring Para Pakar, peran


Ekoregion Bentuklahan terhadap Jasa Ekosistem
Skor Penilaian Skor
Penilaian Kontribusi
Ekoregion Bentuklahan
No Ekoregion Bentuklahan Kab Bantul Terhadap Jasa
Penyedia Pangan
SR R S T ST
1 2 3 4 5
1 Dataran Flovio Marine Material Aluvium 
2 Dataran Fluvial Material Aluvium 
3 Dataran Fluvio GunungapiMaterial Aluvium 
4 Dataran Kaki Gunungapi Material Vulkanik 
5 Kerucut Parasiter Material Batuan Vulkanik 
6 Lembah Antar Perbukitan Struktural Patahan 
Formasi Nglanggran Material Breksi Gunungapi
7 Lereng Perbukitan Struktural Patahan Formasi 
Nglanggran Material Breksi Gunungapi
8 Lereng Perbukitan Struktural Patahan Formasi 
Sambipitu Material Batupasir dan batulempung

FAISAL ARSAD
94 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

9 Lereng Perbukitan Struktural Patahan Formasi 


Semilir Material Tuf, breksi batuapung dasitan
10 Lereng Perbukitan Struktural Patahan Material 
Aluvium
11 Perbukitan Struktural Lipatan Formasi Sentolo 
Material Batupasir, Napalan
12 Perbukitan Solusional Karst Formasi Wonosari-
purung Material Batugamping
13 Perbukitan Struktural Patahan Formasi 
Nglanggran Material Breksi Gunungapi
14 Perbukitan Struktural Patahan Formasi 
Sambipitu Material Batupasir dan batulempung
15 Perbukitan Struktural Patahan Formasi Semilir  
Material Tuf, breksi batuapung dasitan
16 Tanggul Alama Sungai Opak 
17 Tanggul Alama Sungai Progo

abel 3.3 Contoh Form Kuisioner Skoring Para Pakar, peran


Komunitas Vegetasi terhadap Jasa Ekosistem
Skor Penilaian
Kontribusi Komunitas
Vegetasi Terhadap Jasa
No Komunitas Vegetasi Kab Bantul Penyedia Pangan
SR R S T ST
1 2 3 4 5
1 hutan batu gamping pamah 
2 hutan non dipterokarpa pamah 
3 Hutan pamah monsun meranggas 
4 hutan pantai 
5 hutan pinggir sungai (riparian) pamah 
6 hutan tepi sungai (riparian) pamah 
7 hutan terna pantai 
8 hutan terna rawa air tawar pamah 

FAISAL ARSAD
95 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4.1. Kelas Jasa Ekosistem


Kelas jasa ekositem terdiri dari 5 kelas yaitu , Sangat Tinggi,
Tinggi, Sedang, Rendah dan Sangat Rendah. Penetuan nilai kelas
didasarkan pada nilai hasil sintesis dengan persamaan sebagai
beikut :

DDDTLH : (Wpl X Spl) + (Wek X Sek) + (Wvg X Svg)

Keterangan :
Wpl : Bobot Penguunaan Lahan
Spl : Skor Penggunaan Lahan
Webl : Bobot Ekoregion Bentanglahan
Sebl : Skor Ekoregion Bentanglahan
Wvg : Bobot Komunitas Vegetasi
Svg : Skor Komunitas Vegetasi
Adapun nilai dan range pembagian kelas Jasa Ekosistem
berdasarkan kelas yang ditentukan dalam Buku Pendoamn
Penyusunan Daya Dukung Daerah yang dikeluarkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagai
berikut.
4.2. Tabele Kelas Jasa Ekosistem
NO KELAS JASA EKOSISTEM NILAI JASA EKOSISTEM
1 Sangat Tinggi > 4.21
2 Tinggi 3.41 – 4.20
3 Sedang 2.61 – 3.40
4 Rendag 1.81 – 2.60
5 Sangat Rendah < 1.81
Sumber : KLHK

FAISAL ARSAD
96 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4.2. Mengolah/Rekap Skor Pakar


Dengan asumsi bahwa para pakar sudah melakukan
penilaian kontribusi Penutup lahan, ekorgion Bentuklahan, serta
Komunitas vegetasi terhapa Daya dukung dan daya tamping
lingkungan hiudp berbasis jasa kosistem. Selanjutnya adalah
merekap atau Menyusun data skor menjadi sebuah data base,
tujuanya adalah data ini akan digunakan untuk proses JOINT
DATA yaitu memasukan data skori atau nilai dari para pakar
kedalam data peta dari masing-masing varibel dalam
penyusunan Daya dukung dan daya tampun lingkungan hidup
berbasis jasa ekosistem (DDDTLH). Seperti yang tersajikan dalam
table brikut :

FAISAL ARSAD
97 Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem
Panduan

Tabel 4.2. Rekap skor para pakar kontribusi penggunaan lahan terhdapa jasa ekosistem
NO PENGGUNAAN LAHAN PL_P1 PL_P2 PL_P3 PL_P4 PL_P5 PL_R1 PL_R2 PL_R3 PL_R4 PL_R5 PL_R6 PL_R7 PL_R8 PL_C1 PL_C2 PL_C3 PL_D1 PL_D2 PL_D3 PL_D4
1 Belukar/Semak 2 2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Gedung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1
3 Hutan 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 1 5 5 4 5 5 5
4 Kebun Campur 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4
5 Lahan Kosong 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1
6 Pemukiman 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1
7 Rawa 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2
8 Rumput 1 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
9 Sawah Irigasi 5 5 3 3 3 3 4 3 5 2 3 5 5 2 5 5 5 4 4 3
10 Sawah Tadah Hujan 5 4 3 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4
11 Sungai 1 4 1 1 1 3 5 5 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1
12 Tegalan/Ladang 4 3 5 4 5 5 3 4 3 4 5 3 3 2 4 4 3 3 3 5

FAISAL ARSAD
98 Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem
Panduan

Tabel 4.3. Rekap skor para pakar kontribusi Ekoregion Bentuklahan terhdapa jasa ekosistem
NO EKOREGION BENTANG LAHAN KAB BANTUL EK_P1 EK_P2 EK_P3 EK_P4 EK_P5 EK_R1 EK_R2 EK_R3 EK_R4 EK_R5 EK_R6 EK_R7 EK_R8 EK_C1 EK_C2 EK_C3 EK_D1 EK_D2 EK_D3 EK_D4
1 Dataran Flovio Marine Material Aluvium 3 3 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 2 2
2 Dataran Fluvial Material Aluvium 5 5 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 5 3 3 5 5 3 3
3 Dataran Fluvio GunungapiMaterial Aluvium 4 5 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 5 3 3 5 5 3 3
4 Dataran Kaki Gunungapi Material Vulkanik 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
5 Kerucut Parasiter Material Batuan Vulkanik 1 1 1 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1
Lembah Antar Perbukitan Struktural Patahan
6 Formasi Nglanggran Material Breksi 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3
Gunungapi
Lereng Perbukitan Struktural Patahan
7 Formasi Nglanggran Material Breksi 3 4 4 4 3 3 4 5 4 5 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4
Gunungapi
Lereng Perbukitan Struktural Patahan
8 Formasi Sambipitu Material Batupasir dan 2 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4
batulempung
Lereng Perbukitan Struktural Patahan
9 Formasi Semilir Material Tuf, breksi 3 2 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
batuapung dasitan
Lereng Perbukitan Struktural Patahan
10 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 3
Material Aluvium
Perbukitan Struktural Lipatan Formasi
11 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4 4
Sentolo Material Batupasir, Napalan
Perbukitan Solusional Karst Formasi
12 3 3 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 5 3 3 5 5
Wonosari-purung Material Batugamping
Perbukitan Struktural Patahan Formasi
13 2 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 3 3 5 5
Nglanggran Material Breksi Gunungapi
Perbukitan Struktural Patahan Formasi
14 Sambipitu Material Batupasir dan 2 2 5 4 5 4 3 3 3 3 4 3 3 1 5 5 3 3 5 5
batulempung
Perbukitan Struktural Patahan Formasi
15 Semilir Material Tuf, breksi batuapung 1 5 5 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 2 2
dasitan
16 Tanggul Alama Sungai Opak 4 2 1 1 1 1 4 4 3 4 1 2 2 1 2 2 4 4 3 3
17 Tanggul Alama Sungai Progo 5 2 1 1 1 1 4 4 3 4 1 2 2 1 2 2 4 4 3 3

FAISAL ARSAD
99 Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem
Panduan

Tabel 4.4. Rekap skor para pakar kontribusi Komunitas Vegetasi terhdapa jasa ekosistem
NO VEGETASI VG_P1 VG_P2 VG_P3 VG_P4 VG_P5 VG_R1 VG_R2 VG_R3 VG_R4 VG_R5 VG_R6 VG_R7 VG_R8 VG_C1 VG_C2 VG_C3 VG_D1 VG_D2 VG_D3 VG_D4
1 hutan batu gamping pamah 2 2 3 1 1 2 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 hutan non dipterokarpa pamah 3 5 5 4 4 4 4 5 1 4 4 1 1 2 1 1 3 3 1 5
3 Hutan pamah monsun meranggas 2 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 2 2 5 4
4 hutan pantai 3 4 2 2 2 1 2 2 4 1 1 4 4 3 4 4 5 5 4 3
5 hutan pinggir sungai (riparian) pamah 1 1 3 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 4 4 4 4 4 1 4
6 hutan tepi sungai (riparian) pamah 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 hutan terna pantai 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2
8 hutan terna rawa air tawar pamah 5 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 5 5 3 3

Proses merekap data harus memperhatikan standar penamaan kolom-kolom yang digunakan sebagaimana
yang tersaji dalam table berikut ini.

Tabel 4.5. Pengkodean Varibel DDDTLH Jasa Ekosistem


KODE
NAMA VARIBEL DDDTLH VARIBAEL
PENGGUNAAN LAHAN PL
EKOREGION BENTUKLAHAN EK
KOMUNITAS VEGETASI VG

FAISAL ARSAD
100
Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tabel 4.5. Pengkodean Jenis Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem
KETERANGAN KODE JE JASA EKOSISTEM DEFINISI OPERASIONAL
P1 Jasa Penyedia bahan pangan Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman, hewan) hasil pertanian perkebunan, tanaman pangan
Penyediaan air dari tanah termasuk kapasitas penyimpanannya, dan penyediaan air
P2 Jasa Penyedia Air Bersih
permukaan
FUNGSI
P3 Jasa Penyedia Serat Fiber Hasil hutan, laut, hasil pertanian & perkebunan untuk material
PENYEDIAAN
P4 Jasa Penyedia Bahan Bakar Penyediaan kayu bakar, dan bahan bakar dari fosil
Jasa Penyedia Sumber Daya
P5 Penyediaan sumber daya genti termasuk flora fauna
Genetik
R1 Jasa Pengaturan Iklim Pengaturan suhu, kelembaban, dan hujan, pengendalian gas rumah kaca & karbon
Jasa Pengaturan Tata Aliran Air Siklus hidrologi, serta infrastruktur alam untuk penyimpanan air, pengendalian banjir, dan
R2
dan Banjir pemeliharaan air
Jasa Pencegahan dan Infrastruktur alam pencegahan dan perlindungan dari kebkaran hutan, erosi, abrasi, longsor,
R3
Perlindungan Bencana baidai
R4 Jasa Pengaturan Pemurnian Air Kapasitas badan air untuk mengencerkan, mengurai pencemar
FUNGSI
PENGATURAN Jasa Pengaturan Penguraian
R5 Kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan menyerap limbah sampah
Limbah
R6 Jasa Pengaturan Iklim Kapasitas mengatur sistem kimia udara
Jasa Pengaturan Penyerbukan
R7 Distribusi habitat spesies dalam membatu penyerbukan alami
Alami
Jasa Pengaturan Pengendalian
R8 Distribusi habitat spesies triger dan pengendali hama dan penyakit
Hama dan Penyakit
Jasa Budaya Untuk Tempat
C1 Ruang untuk tinggal dan hidup sejahtera
Tinggal
FUNGSI BUDAYA Jasa Budaya Untuk Rekreasi dan
C2 Fitur landskap keunikan alama, atau nilai tertentu yang menjadi daya tarik wisata
Ekowisata
C3 Jasa Budaya Untuk Estetika Alama Keindahan alam memiliki nilai jual

FAISAL ARSAD
101
Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Jasa Pendukung Pembentukan


D1 dan Pemeliharaan Keseburan Kesuburan tanah
Tanah
FUNGSI
D2 Jasa Pendukung Siklus Hara Kesuburan tanah, tingkat produksi pertanian
PENDUKUNG
D3 Jasa Pendukung Produksi Primer Produksi oksigen, penyediaan habitat spesies
D4 Jasa Pendukung Biodiversitas Keanekaragaman hayati

Catatan
Dalam penulisan kolom skor pakar adalah pengggabungan kode dari “KODE VARIABEL_KODE JE”. Seperti yang
tersaji dalam table contoh dibawah ini.

PENYEDIAAN PENGATURAN BUDAYA PENDUKUNG


G
PENGGUNAAN
NO PL_P1 PL_P2 PL_P3 PL_P4 PL_P5 PL_R1 PL_R2 PL_R3 PL_R4 PL_R5 PL_R6 PL_R7 PL_R8 PL_C1 PL_C2 PL_C3 PL_D1 PL_D2 PL_D3 PL_D4
LAHAN
1 Belukar/Semak 2 2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 ..???? 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1
. ..??? 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 1 5 5 4 5 5 5
. ..??? 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4
10 Lahan Kosong 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1

PL_P1 PL_R1 PL_C1 PL_D1

PL = KODE PENUTUP LAHAN P1 ….. P5 ; R1 ……R8; C1…..C3; D1 …….D4 = KODE JASA EKOSISTEM

FAISAL ARSAD
102
Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

PENYEDIAAN PENGATURAN BUDAYA PENDUKUNG


G
EKOREGION BENTANG
NO EK_P1 EK_P2 EK_P3 EK_P4 EK_P5 EK_R1 EK_R2 EK_R3 EK_R4 EK_R5 EK_R6 EK_R7 EK_R8 EK_C1 EK_C2 EK_C3 EK_D1 EK_D2 EK_D3 EK_D4
LAHAN KAB BANTUL
Dataran Flovio Marine
1 3 3 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 2 2
Material Aluvium
. …......? 5 5 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 5 3 3 5 5 3 3
. …......? 4 5 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 5 3 3 5 5 3 3
Dataran Kaki Gunungapi
10 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
Material Vulkanik
EK_P1 EK_R1 EK_C1 E_D1

EK = KODE EKOREGION BENTANGALAM P1 ….. P5 ; R1 ……R8; C1…..C3; D1 …….D4 = KODE JASA EKOSISTEM

PENYEDIAAN PENGATURAN BUDAYA PENDUKUNG


G

NO VEGETASI VG_P1 VG_P2 VG_P3 VG_P4 VG_P5 VG_R1 VG_R2 VG_R3 VG_R4 VG_R5 VG_R6 VG_R7 VG_R8 VG_C1 VG_C2 VG_C3 VG_D1 VG_D2 VG_D3 VG_D4
hutan batu gamping
1
pamah 2 2 3 1 1 2 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
. …...? 3 5 5 4 4 4 4 5 1 4 4 1 1 2 1 1 3 3 1 5
. …...? 2 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 2 2 5 4
10 hutan pantai 3 4 2 2 2 1 2 2 4 1 1 4 4 3 4 4 5 5 4 3
VG_P1 VG_R1 VG_C1 VG_D1

VG = KODE KOMUNITAS VEGETASI P1 ….. P5 ; R1 ……R8; C1…..C3; D1 …….D4 = KODE JASA EKOSISTEM
FAISAL ARSAD
103 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pengkodean ini sangat penting agar pemodelan spasial


daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa
ekosistem berhasil

5. Pemodelan Spasial Daya Dukung Dan Daya Tampung


Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Pemodelan spasial adalah suatua cara atau Langkah kerja
yang meliputi input data, editing atribut, dan analisis. Dalam
suatu operasi Sistem informasi Geografi, untuk mengahsilkan
informasi baru berupa data spasial dan table dengan kata lain
Pemodelan Spasial merupakan suatu cara meringkas suatu
Langkah kerja yang komplek menjadi Langkah kerja yang singkat
dengan bantuan suatu system kecerdasan buatan.
Pemodelan Spasial Daya dukung dan Daya Tampung
Lingkunagn Hidup Berbasis Jasa ekosistem ini akan mengahsilkan
data berupa 20 peta Jasa Ekosistem dan Profil Jasa Ekosistem
dan Indeks Jasa Ekosistem. Berikut adala contoh hasil dari
pemodelan spasial. Berikut beberapa contoh peta Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Kab Bantul.

FAISAL ARSAD
104 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Gambar 5.1 Contoh Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia
Bahan Pangan

FAISAL ARSAD
105 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Gambar 5.2 Contoh Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Pengaturan Iklim

FAISAL ARSAD
106 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Gambar 5.3 Contoh Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Budaya
Untuk Tempat Tinggal

FAISAL ARSAD
107 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Gambar 5.4 Contoh Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Budaya
Untuk Tempat Tinggal

FAISAL ARSAD
108 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5.1. Joint Data Skor Dan Peta Variabel


Joint data adalah proses memasukan nilai hasil “rekap”
para pakar ke dalam atribut varibel daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem yaitu data
Pentup Lahan, Ekoregion Bentuklahan, dan Komunitas Vegetasi,
proses joint data dilakukan di software GIS yaitu ArcGIS. Adapun
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kolom yang akan menjadi acuan joint
dalam hal ini kolom yang menjadi acuan adalah “jenis
penutup lahan, jenis ecoregion Bentuklahan dan jenis
komunitas vegetasi” berarti redaksional atau penulisan
jenis ketiga data tersebut harus sama persis. Seperti
contoh berikut:
Penutupan Lahan

Data Peta Data Hasil Rekap Skor


PENGGUNAAN LAHAN PL_P1 PL_P2
Belukar/Semak 2 2
Gedung 1 1
Hutan 2 5
Kebun Campur 3 4
Lahan Kosong 1 1
Redaksional Pemukiman 1 1
harus sama Rawa 1 2
Rumput 1 3
Sawah Irigasi 5 5
Sawah Tadah Hujan 5 4
Sungai 1 4
Tegalan/Ladang 4 3

FAISAL ARSAD
109 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Ekoregion Bentang Lahan


Ekoregion Bentuklahan Peta Rekap Skor Pakar

Redaksional
harus sama

Komunitas Vegetasi
Komunitas Vegetasi Peta Rekap Skor Pakar

Redaksional
harus sama

2. Membuka aplikasi ArcMap


1. Ketik “ArcMap”
Kemudian diklik

FAISAL ARSAD
110 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Menambah layer kedalam peta “add data → pilih data

DIKLIK

Arahkan diamana file disimpan

BLOK SEMUA FILE KLIK “ADD”

Setelah diklik akan terlihat tampilan peta dalam ArcMap

FAISAL ARSAD
111 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Langkah seanjutnya adalah dengan menambahkan file hasil


rekap skor dai pakar dengan format .*dbf klik ”add data” pilih
file

Pilih file hasil rekap pakar berformat .*dbf

FAISAL ARSAD
112 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

BLOK SEMUA FILE KLIK “ADD”

BLOK SEMUA FILE KLIK “ADD”

Akan muncul tampilan file skor para pakar di ArcMap

Jika ingin melihat nilai dari skor para pakar di ArcMap Klik Kanan
pada nama file → kemudian pilih “open attributes”

FAISAL ARSAD
113 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5. Langkah berikutnya adalah proses melakukan joint data


antara data skor pakar dengan peta-peta variable DDDTLH
Dengan klik kanan pada nama file ” ekoregion_kota_bantul”
akan muncul kotak dialog “Joint Data”

Pilih Joint attributes from a table

Pilih “N_EKO” adalah kolom layer


dalam peta

Pilih file hasil rekap skor pakal dari


“sheet” di excel pilih “EK$”

Pilih kolom yang menjadi acuan


joint di excel pilih “EKOREGION
BENTANG LAHAN”

3 Pilih “Keep all record”


kemudian Klik “OK”

FAISAL ARSAD
114 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Untuk melihat hasil joint Klik Kana pada nama file pilih “open
attributes table”

Karena ada field atau kolom dengan informasi yang sama Yaitu
field atau kolom “N_EKO” dan “EKOREGION BENTANG LAHAN”,
maka bisa di hilangkan salah satu dengan cara “ klik kana pada
nama field kemudian pilih “hide field”. Hasil joint ini belum
tersimpan dalam bentuk file .*shp. Hanya sebatas display.
Untuk menyimpan diklik kanan nama file → data → export
data. Tentukan nama file hasil joint Klik OK

FAISAL ARSAD
115 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pilih All features

Pilih this layers source


data

Pilih Lokasi penyimpanan dan di beri nama


“skor_ekoregion”

FAISAL ARSAD
116 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Join data file ”Penggunaan Lahan” klik kanan nama file


“pl_kota_bantul” pilih joint and relates → joint data

Pilih Joint attributes from a table

Pilih “KETERANGAN” adalah kolom


layer dalam peta

Pilih file hasil rekap skor pakal dari


“sheet” di excel pilih “PL$”

Pilih kolom yang menjadi acuan


joint di excel pilih “PENGGUNAAN
LAHAN”

Pilih “Keep all record”


kemudian Klik “OK”

FAISAL ARSAD
117 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Untuk melihat hasil joint Klik Kanan pada nama file pilih “open
attributes table”

Karena ada field atau kolom dengan informasi yang sama Yaitu
field atau kolom “KETERANGAN” dan “PENGGUNAAN LAHAN”,
maka bisa di hilangkan salah satu dengan cara “ klik kana pada
nama field kemudian pilih “hide field”. Hasil joint ini belum
tersimpan dalam bentuk file .*shp. Hanya sebatas display.
Untuk menyimpan diklik kanan nama file → data → export
data. Tentukan nama file hasil joint Klik OK

FAISAL ARSAD
118 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pilih All features

Pilih this layers source


data

Pilih Lokasi penyimpanan dan di beri nama


“skor_pl”

FAISAL ARSAD
119 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7. Joint data Komunitas Vegettasi dengan rekap data skor pakar


pada komunitas vegetasi klik kanan nama file
“vegetasi_kota_bantul” pilih joint and relates → joint data

Pilih Joint attributes from a table

Pilih “xveg_OK” adalah kolom layer


dalam peta

Pilih file hasil rekap skor pakal dari


“sheet” di excel pilih “VGTS$”

Pilih kolom yang menjadi acuan


joint di excel pilih “VEGETASI”

Pilih “Keep all record”


kemudian Klik “OK”

FAISAL ARSAD
120 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Untuk melihat hasil joint Klik Kanan pada nama file pilih “open
attributes table”

Karena ada field atau kolom dengan informasi yang sama Yaitu
field atau kolom “xveg_OK” dan “VEGETASI”, maka bisa di
hilangkan salah satu dengan cara “ klik kana pada nama field
kemudian pilih “hide field”. Hasil joint ini belum tersimpan
dalam bentuk file .*shp. Hanya sebatas display. Untuk
menyimpan diklik kanan nama file → data → export data.
Tentukan nama file hasil joint Klik OK

FAISAL ARSAD
121 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pilih All features

Pilih this layers source


data

Pilih Lokasi penyimpanan dan di beri nama


“skor_vegetasi”

SETELAH SEMUA FILE HASIL JOIN TERSIMPAN TAHAP


SELANJUTNYA ADALAH PEMODELAN SPASIAL DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASI JASA
EKOSISTEM

FAISAL ARSAD
122 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5.2. Running Pemodelan Spasial Daya Dukung Dan Daya


Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Pemodelan spasial bertujuan untuk menyederhanakan
Langkah kerja kita dalam Membuat dan menganalisis daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa
ekosistem, dengan 3 data varibel spasial dan dengan 20 jenis jasa
ekosistem yang dihasilkan serta harus membuat sekitar 120 an
kolom atau field dalam atribut data DDDTLH. Maka pemodelan
ini saya anggap merupakan suatu tools yang sangat efektif dalam
membuat DDDTLH jasa ekosistem. Berikut adalah Langkah-
langkah Pemodelan spasial penyusunan DDDTLH Jasa Ekosistem

1. Penambahan/Instalasi “tools” (Dddtlh Tools) kedalam


ArcToolboox di ArcMap. Klik kanan tollsbox → add toollsbox
pilih “Dddtlh Tools”
KLIK

Klik kanan Dicari dan dipilih tools


“Dddtlh Tools” Klik
“Open”

FAISAL ARSAD
123 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Terdapat dua Tools Dddtlh Tools


a. Model_indek_je
Adalah tools yang berfungsi mencari nilai dalam proses
membuat Indek Jasa Lingkungan
b. Model_simple_aditif_v1
Adalah tools yang mengolah dan menganalisi peta mulai
dari overlay peta, editing atribut peta dari penambahan
filed-field yang dibutuhkan, mengolah data-data atribut
dengan field calculator, serta melakukan pengkelasan
jasa ekosistem dengan range kelas jasa ekosistem yang
telah ditetapkan di buku “pedoman penyusunan daya
dukung daerah” yang dikeluarkan oleh KLHK

FAISAL ARSAD
124 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Double klik “Model_simple_aditif_v1” akan muncul kotak


dialog

1
2
3
4
5

KETERANGAN
1. Pilih file “ádministrasi_kec” jika belum ada di “add file”
2. Pilih file “skor_pl”
3. Pilih file “skor_ekoregion”
4. Pilih file “skor_vegetasi”
5. Tentukan lokasi penyimpanan dan beri nama file
“dddtlh_kab_bantul” Klik “OK”

CATATAN
DITUNGGU MODEL RUNING BEGITU SELESAI FILE LANGSUNG
MUNCUL DI DISPLAY LAYAR ArcMAP. LAMA PROSES RUNING
TERGANTUNG DARI LUAS AREA KAJIAN DAN SPESIFIKASI
HARDWARE DARI LAPTOP ATAU KOMPUTER, UNTUK AREA
PROVINSI ATAU YANG LEBIH LUAS DISARANKAN
MENGGUNAKAN LAPTOP ATAU PC DENGAN SPESIFIKASI
GAMING ATAU MINIMAL YANG SETARA DENGAN i7 ATAU
MINIMAL RAM 8GB

FAISAL ARSAD
125 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

File hasil pemodelan muncul di layer

3. Langkah selanjutnya adalah dengan mencari nilai dari “KJE”


koefisien jasa ekosistem yang akan digunakan dalam
perhitungan Indek Jasa Ekosistem “IJE” nilai nilai KJE
diperoleh dengan membagi nilai “NJE” dengan nilai maksimal
“NJE” berikut Langkah-langkahnya. Pada file hasil pemodelan
klik open attributes. Muncul kotak dalog

FAISAL ARSAD
126 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Geser kekri sampai ketemu field “NJE_P1” Kemudian Klik


kanan dinama field “NJE_P1” pilih Sort decending untuk
mencari nilai Maksimal dari field “NJE_P1”

Diketahui nilai Maksimal dari field “NJE_P1” sebesar 5.45.


nilai tersebut akan digunakan untuk membagi semua nilai
yang ada di Field atau kolom “NJE_P1”. Proses membaginya
di field “KJE_P1”.
5. Klik kanan nama Field/Kolom “KJE_P1” → Field calculator

FAISAL ARSAD
127 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Scrol kebawah pilih dan


double klik “NJE_P1”

Double Klik Tanda “/”

Tulis atau Copy paste niali


Maksimum “NJE_P1” nilai
maksimunya sebesar 5.45
KLIK “OK”

Hasil proses tersebut seperti dibawah ini. Field atau kolom


KJE_P1 sudah terisi.

FAISAL ARSAD
128 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

LAKUKAN HAL SAMA DARI SEPERTI PADA POINT 4 DAN 5 DIATAS


SAMPAI NILAI DARI “KJE_D4” TERISI. URUTAN LANGKAHNYA
MENCARI NILAI MAKSIMUM “NJE_P2” DENGAN KLIK KANAN
NAMA FIELD/KOLOM “NJE_P2” PILIH SORT DECENDING, COPY
NILAI MAKSIMUNYA. KEMUDIAN KLIK KANAN PADA FIELD ATAU
KOLOM “KJE_P2” PILIH “Field calculator” SCROL KEBAWAH
DOUBLE KLIK “NJE_P1” KLIK TANDA “/” PASTE NILAI MAKSIMUM
KLI “OK”.

6. Langkah selanjutnya adalah Pemodelan mencari nilai “IJE_P1”


sampai “IJE_D4” DENGAN CATATAN BAHWA SELURUH NILAI
“KJE_P1” sampai dengan “KJE_D4” SUDAH TERISI SEMUA.
Jika belum terisi maka pemodelan ini tidak berhasil.
Langkahnya adalah
Double Klik “Model_indek_je” pada toolbox “Dddtlh Tools”
akan muncul kotak dialog sbb:

Double Klik
Pilih file
“dddtlh_kab_bantul”

KLIK “OK” TUNGGU SAMPAI PROSES SELESAI

FAISAL ARSAD
129 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

SIMBOLOGI PETA
1. Double klik pada nama file hasil pemodelan
“dddtlh_kab_bantul” akan muncul kotak dialog “layer
properties” sbb:
1

2 3 KETERANGAN

1. Pilih tabs “Symbology”


2. Pilih menu “categories” →
“unique value”
3. Klik dan scrolI kebawah
4 pilih “KLS_JP1”
4. Klik Add all values

2. Urutkan pewarnaan dari Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,


rendah dan Sangat Rendah. Langkahnya sebagai berikut :

KETERANGAN

1. Klik pada kota warn sampai terblok warna


biru
2. Klik tanda panah keatas atau kebawauntuk
menggeser urutan
3. Pada colour ramp klik silahkah pilih warna
4. KLIK “OK” FAISAL ARSAD
130 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5.3. Membuat Profil Dan Indek Dddtlh Jasa Ekosistem


Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Berbasis Jasa Ekosistem berisi tentang kelas DDDTLH Jasa
Ekosistem pada suatu daerah (dalam hal ini Kab Bantu sebagai
sampel), secara wilayah Administrasi Kecamatan, dengan kelas
DDDTLH Jasa Ekosistem dari Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,
Rendah, dan Sangat Rendah. Yang dianalisa dan diolah
menggunakan Microsoft excel dengan mengambil data
Atrtributes berdasarkan peta hasil pemodelan spasial,
Indek Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hdiup
Berbasis Jasa Ekosistem adalah nilai potensi Daerah/Kabupaten
yang memiliki jasa ekosistem tinggi atau rendah yang
dicantumkan dengan nilai 0 – 1, dimana untuk nilai semakin
mendaketi nilai 1 berarti mempunyai indeks dengan potensi
Jasa Ekosistem Tinggi, sementara nilai mendekati 0 diartikan
indeks jasa ekosistem rendah. Berikut contoh profil Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan Hdup Berbasis Jasa Ekosistem
(DDDTLH Jasa Ekosistem)

5.3.1. Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan


Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Berikut adalah salah contoh profil Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Penyediaan, Pengaturan, Budaya dan Pendukung. Untuk
Kabupaten Bantul

FAISAL ARSAD
131 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

A. PENYEDIAAN

Gbr 5.5. Grafik Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasis
Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Pangan

Tabel 5.1. Tabel Luasan Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Pangan
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Penyedia bahan Pangan
KECAMATAN
Sangat Sangat Grand
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Total
Bambanglipuro 616.12 404.14 1,292.92 2,313.19
Banguntapan 915.27 124.93 1,787.43 2,827.64
Bantul 826.27 43.03 1,224.14 2,093.44
Dlingo 984.66 403.30 2,865.06 938.00 1,104.83 6,295.86
Gamping 0.01 0.02 0.03 0.05
Imogiri 574.24 1,123.74 2,219.16 1,271.29 1,406.82 6,595.25
Jetis 3.24 795.11 38.46 76.33 1,484.56 2,397.71
Kasihan 1,238.26 807.66 1,113.63 3,159.54
Kretek 203.33 419.10 52.13 810.31 1,153.30 2,638.16
Lendah 0.02 0.02 0.04
Pajangan 407.28 2.55 1,966.68 958.43 3,334.94
Pandak 634.19 774.50 1,004.19 2,412.88
Pinyungan 18.01 214.30 15.11 158.79 595.74 1,001.94
Pleret 89.20 568.37 146.03 572.71 1,042.00 2,418.31
Prambanan 88.45 180.11 55.32 194.18 370.37 888.44
Pundong 18.58 543.31 93.48 688.96 1,040.71 2,385.04
Purwosari 0.05 0.03 0.07 0.01 0.16
Sanden 163.40 233.11 14.90 834.07 1,091.78 2,337.25
Sedayu 14.00 733.89 8.34 1,469.14 1,185.97 3,411.34
Sewon 974.40 80.84 1,758.39 2,813.63
Srandakan 157.26 340.24 862.43 643.67 2,003.60
Tegalrejo 0.02 0.00 0.02
Total 2,314.37 11,166.47 5,510.57 12,078.07 20,258.95 51,328.43

FAISAL ARSAD
132 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

B. PENGATURAN

Gbr 5.6. Grafik Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasis
Jasa Ekosistem Penaturan Iklim

Tabel 5.2. Tabel Luasan Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Pengaturan Iklim
KECAMATAN
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Rendah Tinggi
Bambanglipuro 604.85 1,267.60 386.56 54.17 2,313.19
Banguntapan 313.69 558.12 844.03 758.39 353.41 2,827.64
Bantul 811.37 2.36 1,226.54 43.03 10.14 2,093.44
Dlingo 43.44 1,023.37 42.14 713.84 4,473.08 6,295.86
Gamping 0.01 0.03 0.02 0.05
Imogiri 678.66 541.18 1,047.88 816.46 3,511.06 6,595.25
Jetis 758.97 3.23 1,463.49 45.35 126.67 2,397.71
Kasihan 182.26 1,039.71 182.26 644.31 1,110.99 3,159.54
Kretek 483.71 19.75 1,150.29 440.27 544.13 2,638.16
Lendah 0.02 0.02 0.04
Pajangan 181.93 111.61 311.51 378.78 2,351.11 3,334.94
Pandak 583.65 3.29 1,028.60 613.69 183.66 2,412.88
Pinyungan 103.95 61.23 288.18 234.65 313.94 1,001.94
Pleret 467.48 87.73 777.52 212.85 872.72 2,418.31
Prambanan 10.07 186.79 22.04 323.24 346.30 888.44
Pundong 397.29 18.58 1,014.09 277.19 677.90 2,385.04
Purwosari 0.00 0.05 0.11 0.16
Sanden 350.68 1,061.28 765.47 159.81 2,337.25
Sedayu 60.04 587.82 159.04 854.96 1,749.47 3,411.34
Sewon 768.25 181.94 1,529.67 222.56 111.21 2,813.63
Srandakan 244.04 723.81 768.01 267.74 2,003.60
Tegalrejo 0.02 0.00 0.02
Total 7,044.33 4,426.72 14,140.00 8,499.71 17,217.67 51,328.43

FAISAL ARSAD
133 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

C. BUDAYA

Gbr 5.7. Grafik Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasis
Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim

Tabel 5.3. Tabel Luasan Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
Tabel Luasan (ha) Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Berbasis Jasa Ekosistem Budaya Untuk Tempat Tinggal
KECAMATAN
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Rendah Tinggi
Bambanglipuro 27.37 1,680.96 604.85 2,313.19
Banguntapan 1.14 1,954.68 871.81 2,827.64
Bantul 3.92 1,275.79 813.73 2,093.44
Dlingo 40.28 3,848.96 1,325.13 14.69 1,066.81 6,295.86
Gamping 0.01 0.03 0.01 0.05
Imogiri 39.52 3,621.30 1,678.64 39.82 1,215.97 6,595.25
Jetis 0.02 104.68 1,530.37 0.46 762.19 2,397.71
Kasihan 979.11 958.46 1,221.97 3,159.54
Kretek 62.36 568.33 1,504.75 121.98 380.74 2,638.16
Lendah 0.02 0.02 0.04
Pajangan 84.81 2,201.71 754.89 293.54 3,334.94
Pandak 32.75 188.87 1,604.32 0.49 586.45 2,412.88
Pinyungan 192.23 641.40 3.14 165.17 1,001.94
Pleret 0.02 682.51 1,155.62 24.95 555.21 2,418.31
Prambanan 6.47 246.30 437.59 1.22 196.87 888.44
Pundong 11.23 632.23 1,320.52 5.19 415.87 2,385.04
Purwosari 0.10 0.06 0.16
Sanden 26.33 151.04 1,796.02 141.61 222.23 2,337.25
Sedayu 60.77 946.38 1,756.33 647.86 3,411.34
Sewon 3.35 1,860.09 950.19 2,813.63
Srandakan 246.85 303.42 1,209.30 121.53 122.50 2,003.60
Tegalrejo 0.00 0.02 0.02
Total 611.44 14,702.99 24,444.93 475.09 11,093.98 51,328.43

FAISAL ARSAD
134 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

D. PENGATURAN

Gbr 5.8. Grafik Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasis
Jasa Ekosistem Pendukung pembentukan dan kesuburan tanah

Tabel 5.4. Tabel Luasan Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Berbasis Jasa Ekosistem Pendukung pembentukan dan kesuburan tanah
Tabel Luasan (ha) Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Berbasis Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan dan Kesuburan Tanah
KECAMATAN
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Grand Total
Rendah Tinggi
Bambanglipuro 612.32 40.39 1,660.47 2,313.19
Banguntapan 872.95 358.10 1,596.58 2,827.64
Bantul 2.36 815.28 18.76 1,257.03 2,093.44
Dlingo 992.08 124.35 796.77 1,040.99 3,341.67 6,295.86
Gamping 0.00 0.01 0.00 0.04 0.05
Imogiri 710.39 588.92 909.54 1,138.76 3,247.64 6,595.25
Jetis 3.24 788.90 95.33 1,510.24 2,397.71
Kasihan 280.84 941.13 371.68 1,565.89 3,159.54
Kretek 189.68 373.10 464.51 140.10 1,470.77 2,638.16
Lendah 0.02 0.02 0.04
Pajangan 197.75 208.78 753.69 2,174.72 3,334.94
Pandak 38.49 589.86 28.56 1,755.97 2,412.88
Pinyungan 18.01 158.70 43.44 224.34 557.45 1,001.94
Pleret 123.39 442.68 60.78 720.00 1,071.46 2,418.31
Prambanan 88.15 122.03 74.41 203.47 400.37 888.44
Pundong 29.81 456.77 540.87 129.23 1,228.36 2,385.04
Purwosari 0.12 0.01 0.03 0.16
Sanden 160.86 221.78 72.86 113.99 1,767.76 2,337.25
Sedayu 127.83 589.45 12.02 393.21 2,288.83 3,411.34
Sewon 0.00 950.36 128.13 1,735.14 2,813.63
Srandakan 377.66 116.56 95.38 175.65 1,238.36 2,003.60
Tegalrejo 0.02 0.00 0.00 0.02
Total 3,340.57 8,973.95 3,070.70 6,074.41 29,868.80 51,328.43

FAISAL ARSAD
135 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tabel Distribusi Luasan (ha) Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasis Jasa Ekosistem Kab
Bantul
Tabel Luasan (ha) Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
NO Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Berbasis Jasa Ekosistem
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
1 Jasa Penyedia bahan pangan 8,052.63 6.48 17,716.71 14.25 13,746.60 11.06 30,750.08 24.73 54,078.56 43.49 124,344.58
2 Jasa Penyedia Air Bersih 15,872.65 12.77 22,892.80 18.41 20,582.88 16.55 39,268.84 31.58 25,727.41 20.69 124,344.58
3 Jasa Penyedia Serat Fiber 30,372.15 24.43 13,675.64 11.00 37,611.38 30.25 10,144.45 8.16 32,540.95 26.17 124,344.58
4 Jasa Penyedia Bahan Bakar 30,817.63 24.78 19,373.36 15.58 33,971.73 27.32 32,705.39 26.30 7,476.46 6.01 124,344.58
5 Jasa Penyedia Sumber Daya Genetik 4,103.61 3.30 24,788.59 19.94 48,662.55 39.14 27,758.83 22.32 19,031.00 15.31 124,344.58
6 Jasa Pengaturan Iklim 9,218.95 7.41 17,044.57 13.71 57,704.02 46.41 23,807.13 19.15 16,569.91 13.33 124,344.58
7 Jasa Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir 2,990.98 2.41 22,104.23 17.78 20,979.31 16.87 52,263.78 42.03 26,006.27 20.91 124,344.58
8 Jasa Pencegahan dan Perlindungan Bencana 5,235.56 4.21 27,933.93 22.46 49,892.52 40.12 17,056.50 13.72 24,226.07 19.48 124,344.58
9 Jasa Pengaturan Pemurnian Air 20,471.35 16.46 13,106.26 10.54 21,546.29 17.33 54,497.26 43.83 14,723.43 11.84 124,344.58
10 40,313.73 32.42 32,293.09 25.97 22,006.76 17.70 16,524.01 13.29 13,206.99 10.62 124,344.58
Jasa Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah
11 Jasa Pengaturan Iklim 12,398.06 9.97 28,249.06 22.72 31,125.04 25.03 25,205.52 20.27 27,366.90 22.01 124,344.58
12 Jasa Pengaturan Penyerbukan Alami 20,671.96 16.62 23,772.40 19.12 31,707.41 25.50 30,206.83 24.29 17,985.98 14.46 124,344.58
13 Jasa Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit 13,252.14 10.66 29,024.44 23.34 13,340.42 10.73 43,418.41 34.92 25,309.17 20.35 124,344.58
14 Jasa Budaya Untuk Tempat Tinggal 1,239.94 1.00 54,387.37 43.74 29,398.37 23.64 34,213.96 27.52 5,104.93 4.11 124,344.58
15 Jasa Budaya Untuk Rekreasi dan Ekowisata 2,696.81 2.17 18,736.04 15.07 29,715.22 23.90 33,723.41 27.12 39,473.10 31.74 124,344.58
16 Jasa Budaya Untuk Estetika Alama 3,180.89 2.56 19,678.19 15.83 61,135.00 49.17 26,788.92 21.54 13,561.58 10.91 124,344.58
17 Jasa Pendukung Pembentukan dan Pemeliharaan 11,223.80 9.03 29,810.43 23.97 14,370.55 11.56 39,469.13 31.74 29,470.67 23.70 124,344.58
Keseburan Tanah
18 Jasa Pendukung Siklus Hara 12,198.37 9.81 25,711.14 20.68 45,897.69 36.91 26,792.68 21.55 13,744.70 11.05 124,344.58
19 Jasa Pendukung Produksi Primer 12,633.44 10.16 33,781.21 27.17 28,608.61 23.01 28,727.38 23.10 20,593.94 16.56 124,344.58
20 Jasa Pendukung Biodiversitas 8,827.90 7.10 12,724.83 10.23 52,015.13 41.83 26,976.75 21.70 23,799.95 19.14 124,344.58

FAISAL ARSAD
136 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5.3.2. Menyusun Profil Kelas DDDTLH Jasa Ekosistem


A. Profil Jasa Penyediaan (Tabular dan Grafik)
Pada pembuatan profil Jasa Penyediaan dierikan satu
contoh Langkah kerja untuk Pnediaan Bahan Pangan atau
“KLS_JP1”
1. Buka Aplikasi Microsoft Excel. Open file data hasil
pemodelan “dddtlh_kab_bantul.dbf” harus yang berextensi
.*dbf

Pilih file hasil pemodelan


“dddtlh_kab_bantul.dbf”

Pilih extensi “dBase files”


Klik OPEN

5.4. Profil indek DDDTLAH Jasa Ekosistem

6.2. Profil Indek DDDTLH Jasa Ekosistem


6. PEMANFAATAN DDDTLH

FAISAL ARSAD
137 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Save file tersebut dengan nama baru “DATA DDDTLH KAB


BANTUL” supaya tidak merubah data base atribut dalam
peta
3. Klik menu Insert → pivot → Klik OK

Menu Insert

Pivot Table

FAISAL ARSAD
138 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Klik kanan pada tampilan pivot pilih “pivot table option”

Pilih tabs
Display

Centang Clasik pivot table


layout KLIK OK

5. Membuat profil dddtlh untuk kelas jasa penyedia pangan


(KLS_JP1)

FAISAL ARSAD
139 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1. Centang wilayah
administrasi
kecamatan WADMKC
kemudian diklik dan
drag ke kolom Rows
2. Scrol kebawa cari dan
pilih KLS_JP1 centang
dan klik kemdian drag
ke kolom Colums
3. Scrol kebawah cari dan
pilih luasan L_PL
centang dan klik
kemudian drag ke
kolom Values

Berikut hasil profil kelas jasa penyediaan bahan pangan per


kecamatan

FAISAL ARSAD
140 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Membuat sheet baru dan rename dengan nama profil_je


7. Kembali ke sheet pivot copi data hasil pivot dan pastekan di
sheet baru yang dibuat ke sheet profil_je

Hasil paste di sheet baru dengan nama profil_je

FAISAL ARSAD
141 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

8. Urutan uratan Kolom kelas jasa ekosistem menjadi “Sangat


Rendah, Rendah, Sedang, Sangat Tinggi, Tinggi” dengan klik
kanan “cut” → klik kanan “inset cut cell”

Kolom Sebelum diurutkan hasil copy paste dari pivot tabel

Kolom sesudah diurutakan

9. Membuat grafik pesebaran luasan Kelas Daya Dukung dan


Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Penyedia Bahan pangan
10. Mauk ke sheet, blok data profil jasa ekosistem penyediaan
panagn sepeti gamabra dibawah ini.

FAISAL ARSAD
142 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

11. Kemudian Klik menu insert pilih Tabs Bar / chart

12. Pilih 100% Stacked bar. Kemudian diatur warna sesuai dan
ukuran Chart sesuai dengan kebutuhan

FAISAL ARSAD
143 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

13. Pada Chart Title → double klik ubah menjadi “Grafik


distribusi luasan Kelas Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Bahan
Pangan.
14. Ubah warna menjadi gradasi hijau kunin dan merah Klik
kanan pada warna dalam chart kemudian pilih warna sperti
dibawah ini

15. Hasil pembuatan chart profil Daya Dukung dan Daya


Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Kab
Bantul

FAISAL ARSAD
144 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

B. Profil Jasa Penyediaan Air bersih


1. Kembali ke halama sheet pivot. Pada menut Pivot Tables Field
(terletak disebalah kiri “jika menu hilang klik data tabel pivo
akan mucul”)
2. Ucheck field KJE_JP1 dan drag field KJE_JP2 ke menu kolom
sperti gambar dibawah ini

Uncheck
KLS_JP1 dan
drag KLS_JP2

3. Blok atau select hasil pivot disebalah kiri dan copy di sheet
“profil_je”
4. Urutan uratan Kolom kelas jasa ekosistem menjadi “Sangat
Rendah, Rendah, Sedang, Sangat Tinggi, Tinggi” dengan klik
kanan “cut” → klik kanan “inset cut cell”
Kolom Sebelum diurutkan hasil copy paste dari pivot tabel

Kolom sesudah diurutakan

FAISAL ARSAD
145 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Lakukan Langkah yang sama. untuk pembuatan profil Jasa


Ekosistem yang ada dibawah ini. untuk caranya sama mulai
dari point 5

JENSI JASA EKOSISTEM KODE

Jasa Penyedia bahan pangan KLS_JP1

Jasa Penyedia Air Bersih KLS_JP2


P Jasa Penyedia Serat Fiber KLS_JP3

Jasa Penyedia Bahan Bakar KLS_JP4

Jasa Penyedia Sumber Daya Genetik KLS_JP5

Jasa Pengaturan Iklim KLS_R1

Jasa Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir KLS_R2

Jasa Pencegahan dan Perlindungan Bencana KLS_R3

Jasa Pengaturan Pemurnian Air KLS_R4


R
Jasa Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah KLS_R5

Jasa Pengaturan Iklim KLS_R6

Jasa Pengaturan Penyerbukan Alami KLS_R7

Jasa Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit KLS_R8

Jasa Budaya Untuk Tempat Tinggal KLS_C1


C Jasa Budaya Untuk Rekreasi dan Ekowisata KLS_C2

Jasa Budaya Untuk Estetika Alama KLS_C3


Jasa Pendukung Pembentukan dan Pemeliharaan Keseburan KLS_D1
Tanah
Jasa Pendukung Siklus Hara KLS_D2
D
Jasa Pendukung Produksi Primer KLS_D3

Jasa Pendukung Biodiversitas KLS_D4

FAISAL ARSAD
146 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5.3.3. Membuat Indek Daya Dukung dan Daya Tampung


Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Seperti yang telah dijelaskan pada bab selemunya indek
DDDTLH jasa Ekosistem adalah potensi jasa ekosistem yang di
lambangkan dengan nilai numerik mulai dari – 5. Dimana untuk
nilai yang mendekati angka 1 berari indek jasa ekosisem semakin
baik, sementara mendekan angka 0. Indek jasa ekosistem
semakin jelek

Gambar 5.7. Indek Daya DUkung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Berbasis Jasa Ekosistem Kab Bantul

Berdasarkan indek DDDTLH Jasa Ekosistem diatas. Menunjukan


bahwa untuk nilai indek Jasa Penyedia bahan pangan nilain 6.9
mendekati nilai 7 berarti untuk jasa pangan di Bantul
mempunyai indek Tinggi, begitu juga untuk indek Penyedia air
bersih, pendukung kesuburan tanah, dan untuk pemukiman.

FAISAL ARSAD
147 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1. Masih menggunakan Microsoft excel dan data yang sama.


Tambahkan sheet baru diberi nama “Indek_je”

2. Kembali ke sheet pivot. Pada search menu Pivot Tables Field


ketik “IJE_” supaya nama Field langsung disortir field IJE.

3. Kemudian Centang semua field IJE_P1 sampai dengan


IJE_D4, sehingga berada dalam kolom value seperti di bawah
ini.

FAISAL ARSAD
148 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Setelah semua masuk kedalam tabel blok semua hasil nya


dan copy paste di sheet indek_je.

FAISAL ARSAD
149 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5. Copy kolom kecamatan di baris bawahnya seperti gambar


dibawah ini

6. Lakukan perhitungan berupa pembagian antara nilai sum of


IJE dengan Luas Kecamatan (sum of L_PL). formula di excel
yaitu Kolom C1/B1. Formulanya adalah sebagai beriku
“=C4/$B4”

FAISAL ARSAD
150 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7. Kemudian didrag seluruh kolom pada tabel

8. Hilangkan Sum off pada masing-masing kolom dengan


direplace dan kosongan sehingga nama kolomnya menjadi
seperti dibawah ini.

9. Membuat nilai rata-rata masing kolom indek jasa ekosistem


(IJE_P1 s.d IJE_D4). Sehingga hasilnya seperti gambar
dibawah ini.

FAISAL ARSAD
151 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

10. Membuat grafik nilai indek Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Blok nilai hasil rata-rata → insert →chart bar

11. Double klik, Chart title. Udah menjadi “Indek Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
Kabupaten Bantul”

12. Tampilkan label indek pada setiap bar grafik. Aktifkan / klik pada
grafik
Pilih menut chart design → Add element chart → Data label →
Outside End

FAISAL ARSAD
152 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Hasil grafik indek dddtlh jasa ekosistem

FAISAL ARSAD
153 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. MANFAAT / APLIKASI DATA DAYA DUKUNG DAN DAYA


TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM
Manfaat, kegunaan atau fungsi data Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Berbasis Jasa Ekosistem, sebagai salah satu
penapis dalam evaluasi ruang seperti data RTRW, Pertambangan,
Industri, sebagai contoh akan di lakukan overlay terhadap data Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem
dengan data RTRW Kab Bantul Tahun 2015, Seperti contoh dibawah
ini.

1. Overlay data RTRW dengan DDDTLAH Jasa Ekosistem Jasa


Penyedia Bahan Pangan (P1)

Contoh data tabel Analisis pengaruh dampak RTRW terhadap DDDTLH


Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Pangan.
RTRW Luas Kelas Penyedia Bahan Pangan
KABIPATEN
RTRW Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
CAGAR BUDAYA 136.77 3.91 29.90 120.98 291.57
HUTAN LINDUNG 87.86 80.18 902.11 108.98 99.24 1,278.37
KAW. RESAPAN AIR 132.35 294.84 786.60 826.66 249.99 2,290.45
KAWASAN HUTAN RAKYAT 169.14 121.53 444.74 281.96 317.78 1,335.14
KAWASAN PARIWISATA 63.27 50.11 42.38 311.97 238.57 706.28
KAWASAN PERDESAAN 415.24 3,303.26 807.91 5,362.28 3,197.80 13,086.49
Bantul
KAWASAN PERKOTAAN 4,204.64 2.48 1,751.92 6,501.05 12,460.10
KAWASAN PERTANIAN LAHAN BASAH 228.17 1,370.13 553.88 1,213.89 7,529.96 10,896.04
KAWASAN PERTANIAN LAHAN KERING 683.88 319.67 1,690.05 1,304.99 895.52 4,894.11
SEMPADAN PANTAI 246.19 6.55 0.91 90.21 4.07 347.94
SEMPADAN SUNGAI 84.14 641.37 197.59 523.08 817.74 2,263.91
SUNGAI 30.07 166.02 16.97 82.56 148.78 444.40
Bantul Total 2,140.31 10,695.07 5,449.53 11,888.40 20,121.49 50,294.80

FAISAL ARSAD
154 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Dari data tabel dan grafik diatas bisa disimpulkan bahwa


1. pembangunan atau pengembangan Kawasan perkotaan
akan mengambil sekitar 70 % dari daya dukung dan daya
tamping berbasis jasa ekosistem untuk penyedia bahan
pangan dengan kelas tinggi dan sangat tinggi, ini berarti aka
nada sekitar 70% lahan yang berpotensi menghasilkan bahan
pangan sangat tingi dan tinggi akan terkonversi menjadi
Kawasan perkotaan
2. Jika melihat data grafik diatas bahwa untuk pola ruang Lahan
Pertanian Lahan basah berada hampir 80% dilokasi yang
mempunya daya dukung dan daya tampung berbasis jasa
ekosistem dengan fungsi penyediaan bahan sangat tinggi dan
tinggi. Berarti hampir 80 % Kawasa Pertanian Lahan Basah
berada di area yang mempunyai potensi penyedia bahan
pangan yang sangat tinggi dan tinggi.

FAISAL ARSAD
155 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1. Masih dalam layer kerj ArcMAP tambahkan data RTRW dengan


Add data → pilih file RTRW disimpan. Sehingga tampilanya sebagai
berikut.

2. Klik menu Geoprocessing → intersect. input features diisi file


“rtrw” dan “dddtlh_kab_bantul. Output features diisi hasil overlay.
Silahkan pilih lokasi penyimpangan dan diberi nama
”rtrw_dddtlh_kab_bantul” KLIK OK . Tunggu sampai proses selesai

FAISAL ARSAD
156 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Setelah selesai update field/kolom “L_PL “ untuk mengupdate


luasan hasil overlay.
Klik kanan pada field / kolom “L_PL” pilih calculate geometry. Pilih
satuan luas hectare (ha) KLIK OK. Tunggu proses selesai

4. Setelah melakukan update luasan. Langkah berikutnya adalah


membuat Analisa pengaruh dampak RTRW Terhadap Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem.
Buka Microsoft excel → open data file hasil overl “rtrw dengan
dddtlh” pilih type file nya .*dBase files pilih file
“rtrw_dddtlh_kab_bantul.dbf” klik open

FAISAL ARSAD
157 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5. Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan pivot tablesI


untuk membuat analisis pengaruh dampak rtrw terhadap dddtlh
jasa ekosistem
Klik menu insert → pivot tables

2 1

KLIK OK

6. Merubah tampilan pivot menjadi display classic pivot klik kanan


pada tampila pivot pilih “pivot table option” → tabs display
centang classic pivot layout klik OK

FAISAL ARSAD
158 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7. Tampilan pivot menjadi berikut.

8. Pada Pivot Tables Field centang “WADMKK” supaya masuk di


dalam row

FAISAL ARSAD
159 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

9. Pada tampilan pivot klik dropdown “WADMKK” uncheck “Kota


Yogyakarta” KLIK OK supaya yang tampil hanya Kab Bantul saja

10. Tampilanya menjadi seperti daibawah ini.

FAISAL ARSAD
160 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

11. Kemudian Langkah selanjutnya adalah memasukan data rtrw


kedalam baris atau row ke menu Pivot Tables Filed dan scrol
kebawah untuk nama field rtra adalah “NAMOBJ” dicentang atau
di drag ke row.

drag

FAISAL ARSAD
161 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

12. Kemudian memasukan salah satu kelas Daya Dukung dan daya
tamping berbasis jasa ekosistem sebagai penapis rtrw, dalam ini
akan dipilih kelas penyedia bahan pangan (KLS_JP1).
Dimenu Pivot Tables Field scrol dan cari “KLS_JP1” kemudian
centang atau drag menu colom

Drag

13. Sehingga tampilanya seperti berikut.

14. Pada Drop Values Field Here diisi dengan data luasan masing-
masing kelas dengan

FAISAL ARSAD
162 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Scrol dan cari dimenu Pivot Tables Field “L_PL” adalah kolom
berisi nilai luas. Dicentang atau di drag ke kolom Values.
Hasilanya adalah sebagai berikut.

Drag

15. angkah selanjutnya adalah mencopy data hasail pivot


kedalam sheet baru
Buat sheet baru dengan nama “rtrw_01” kemudian blok tables
hasil pivot dan paste special values di sheet rtrw_01, dan
dirapihak format tabelnya serta diurutkan kelas jasa nya dari
Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi dan Sangat Tinggi,
seperti hasil dibawah ini.
RTRW Luas Kelas Penyedia Bahan Pangan
KABIPATEN
RTRW Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
CAGAR BUDAYA 136.77 3.91 29.90 120.98 291.57
HUTAN LINDUNG 87.86 80.18 902.11 108.98 99.24 1,278.37
KAW. RESAPAN AIR 132.35 294.84 786.60 826.66 249.99 2,290.45
KAWASAN HUTAN RAKYAT 169.14 121.53 444.74 281.96 317.78 1,335.14
KAWASAN PARIWISATA 63.27 50.11 42.38 311.97 238.57 706.28
KAWASAN PERDESAAN 415.24 3,303.26 807.91 5,362.28 3,197.80 13,086.49
Bantul
KAWASAN PERKOTAAN 4,204.64 2.48 1,751.92 6,501.05 12,460.10
KAWASAN PERTANIAN LAHAN BASAH 228.17 1,370.13 553.88 1,213.89 7,529.96 10,896.04
KAWASAN PERTANIAN LAHAN KERING 683.88 319.67 1,690.05 1,304.99 895.52 4,894.11
SEMPADAN PANTAI 246.19 6.55 0.91 90.21 4.07 347.94
SEMPADAN SUNGAI 84.14 641.37 197.59 523.08 817.74 2,263.91
SUNGAI 30.07 166.02 16.97 82.56 148.78 444.40
Bantul Total 2,140.31 10,695.07 5,449.53 11,888.40 20,121.49 50,294.80

16. Selanjutnya membuat grafik dengan data diata


Blok data tabel sepeti pada pilan di bawah ini.

FAISAL ARSAD
163 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

17. Pilih menus Insert → Colum or chart bar → 100% Chart

18. Tampilanya adalah sebagai berikut.

FAISAL ARSAD
164 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

19. Ubah Chart Title dengan Double Klik menjadi “Pengaruh Dampak
RTRW Terhadap Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Bahan Pangan”.
Kemudian rubah waran kelas menjadai seperti dibawah ini.

CARA PEMBACAAN ATAU ANALISA


3. Misalnya kita akan menganalisa tentang rencana
pembangunan Kawasan perkotaan jika melihat data grafik
diatas bahwa “pembangunan atau pengembangan Kawasan
perkotaan akan mengambil sekitar 70 % dari daya dukung dan
daya tampung berbasis jasa ekosistem untuk penyedia bahan
pangan dengan kelas tinggi dan sangat tinggi, ini berarti akan
ada sekitar 70% lahan yang berpotensi menghasilkan bahan
pangan sangat tingi dan tinggi akan terkonversi menjadi
Kawasan perkotaan
4. Misal akan membuat kawasan LP2B atau lahan Pertanian
Pangan Berkalanjutan. “Jika melihat data grafik diatas bahwa
untuk pola ruang Lahan Pertanian Lahan basah berada
hampir 80% dilokasi yang mempunya daya dukung dan daya
tampung berbasis jasa ekosistem dengan fungsi penyediaan
bahan sangat tinggi dan tinggi. Berarti hampir 80 % Kawasa
Pertanian Lahan Basah berada di area yang mempunyai
potensi penyedia bahan pangan yang sangat tinggi dan tinggi.

FAISAL ARSAD
165 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7. Perhitungan Status Daya Dukung Lingkungan Berbasis Jasa


Ekosistem

Perhitungan status daya dukung lingkungan berbasis jasa


ekosistem pangan dan air, dilakukan berdasarkan metode grid, Sistem
grid merupakan struktur dua dimensi yang membagi suatu wilayah
menjadi rangkaian sel-sel unik dan berbeda yang bersebelahan. Setiap
pengenal sel (identifier). Berdasarkan Buku Pedoman Penyusunan
Daya Dukung Daerah yang di terbitkan oleh KLHK Tahun 2019. Adapun
Langkah-langkah sebagai berikut.

7.1. Perhitungan Status Daya Dukung Pangan


Tahapan yang dilakukan untuk memetakan Status Daya Dukung
Pangan Berbasis Jasa Ekosistem pangan terdiri dari tiga bagian,
meliputi pendistribusian penduduk dalam sistem grid, perhitungan
kebutuhan bahan pangan, Perhitungan Ketersediaan bahan pangan, ,
penentuan status Daya Dukung Lingkungan berdasarkan ambang
batas, dan visualisasi distribusi status Daya Dukung Pangan dalam
bentuk peta.

FAISAL ARSAD
166 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

PETA KETERSEDIAAN BAHAN PANGAN

FAISAL ARSAD
167 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

PETA KEBUTUHAN BAHAN PANGAN

FAISAL ARSAD
168 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

DATA TABULAR PROFIL DAYA DUKUNG PANGAN


JUMLAH
JUMLAH JUMLAH AMBANG Nilai Nilai status
JUMLAH PEDNDUDUK
WILAYAH KEBUTUHAN KETERSEDIAAN BATAS Ambang kebutuhan
PENDUDUK BPS SISTEM GRID
KECAMATAN BAHAN PANGAN BAHAN PANGAN PENDUDUK Batas bahan
(jiwa) (jiwa) (150 X
(kg/th) (kg/th) (jiwa) Penduduk pangan
150M)
Pajangan 36,297 36,297 2,517,196.95 1,778,000.00 25,638 -10,659 0.71
Dlingo 36,966 36,966 2,563,592.10 3,402,000.00 49,056 12,090 1.33
Pleret 47,626 47,626 3,302,863.10 4,090,000.00 58,976 11,350 1.24
Srandakan 29,414 29,414 2,039,860.90 4,436,000.00 63,965 34,551 2.17
Kasihan 129,233 129,233 8,962,308.55 6,298,000.00 90,815 -38,418 0.70
Pundong 32,654 32,654 2,264,554.90 8,299,000.01 119,668 87,014 3.66
Kretek 30,608 30,608 2,122,664.80 8,668,000.00 124,989 94,381 4.08
Bambanglipuro 38,656 38,656 2,680,793.60 8,876,000.01 127,988 89,332 3.31
Imogiri 59,065 59,065 4,096,157.75 9,014,000.00 129,978 70,913 2.20
Banguntapan 145,956 145,956 10,122,048.60 9,525,000.00 137,347 -8,609 0.94
Sedayu 47,649 47,649 3,304,458.15 9,670,000.00 139,438 91,789 2.93
Pinyungan 56,272 56,272 3,902,463.20 10,131,000.01 146,085 89,813 2.60
Pandak 49,600 49,600 3,439,760.00 10,387,000.00 149,776 100,176 3.02
Sanden 30,340 30,340 1,714,274.67 10,491,000.00 151,276 120,936 6.12
Jetis 55,478 55,478 3,847,399.30 12,144,000.00 175,112 119,634 3.16
Bantul 63,678 63,678 4,416,069.30 14,406,999.99 207,743 144,065 3.26
Sewon 117,200 117,200 8,127,820.00 17,758,999.99 256,078 138,878 2.18
Grand Total 1,006,692 1,006,692 69,424,285.87 149,375,000.02 2,153,929 1,147,237 2.15

FAISAL ARSAD
169 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.1.1. Input Data


1. Buka aplikasi ArcMap add data hasil pemodelan daya dukung
lingkungan berbasis jasa ekosistem
2. Membuta grid dengan jarak yang ditentukan oleh KLHK sebagai
berikut:

Ukuran Ukuran Resolusi Grid (km)


Lintang/Paralel Bujur/Meredian
10 10 30’ 111 x 166.5
30’ 30’ 55,5 x 55,5
15’ 15’ 27,75 x 27,75
7’ 30” 7’ 30” 13,875 x 13,875
30” 30” 0,900 x 0,900
5” 5” 0,150 x 0,150
KLHK telah menyediakan Peta Sistem Grid untuk ukuran 30’’ dan 5’’.
Penggunaan grid disesuaikan dengan luasan daerah yang dikaji, untuk
provinsi yaitu 30” sedangkan kabupaten kota yaitu 5”

3. Membuat grid dengan ukuran 5” atau 150m x 150m, dikarenakan


area merupakan area Kabupaten. Klik menu tools Search atau
ctrl+f. ketikan create fish net.

Akan muncul kotakdialog create fish net seperti dibawah ini.

FAISAL ARSAD
170 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Diisi lokasi dan nama file

Pilih “dddtlh_kab_bantul

Diisi masing-masing 150

Pilih “Polygon”

Kemudian KLIK OK Tunggu sampai proses selesai.


4. Hasilnya seperti dibawah ini.

5. Open Atribut ahsil grid tambah field atau kolom. Dengan cara klik
table option – add field. dengan nama L_GRID, Type : Double.
Untuk mencari luas masing-masing grid.

FAISAL ARSAD
171 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Mencari luas masig grid dengan cara klik kanan pada field atau
kolom “L_GRID” → calculated geometry. Pilih satuan hektar

Pilih hektare

Klik OK Tunggu proses selesai

7. Kembali ke data “dddtlh_kab_bantul”


8. Dikarenakan data yang dihasilakn besar dan akan berpengaruh
terhadap porses loading peta, disarankan untuk menon aktifkan
field / kolom, yang tidak digunakan, dengan Double klik pada
nama “dddtlh_kab_bantul” → pilih tabs field pilih atau centang
field ; “WADMKC”; “PENGGUNAAN” ; EKOREGION; VEGETASI;
NJE_P1; KJE_P1; IJE_P2 dan KLs_JP1; “L_PL” Klik OK

FAISAL ARSAD
172 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

9. Export data dan beri nama menjadi “dddtlh_stts_pangan”,


dengan klik kanan nama file “dddtlh_kab_bantul” → data →
export data.

KLIK OK data hasil export akan tampil dilayar.

10. Joint data data penduduk Kecamatan Kab Bantul berdasarkan


data BPS. Add data tabel “01_data_bps_pdd”, klik kanan pada file
“dddtlh_stts_pangan” → joint and relates → joint

FAISAL ARSAD
173 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pilih “WADMKC”

Pilih “sheet” isi dari data


penduduk

Pilih “Kecamaatan”
KLIK OK

11. Kemudian Expot data dengan Klik kanan file


“dddtlh_stts_pangan”→ data → export data, pilih lokasi
penyimpanan dan nama file klik OK. File langsung tampil dilayar
12. Buka data atribut hasil Joint¸open attributes table, tambahkan field
/ kolom, “bobot_pl”, name : bobot_pl”, Type : Double.

13. Selanjutnya melakukan pembobotan kelas penggunaan lahan


untuk distribusi penduduk dalam system grid. Seperti yang tersaji
dalam tabel berikut

FAISAL ARSAD
174 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Jenis Penutup Lahan Bobot


Jalan Arteri 0,095
Jalan Kolektor 0,180
Jalan Lokal 0,009
Bandar Udara 0,000
Danau 0,000
Hutan Lahan Kering Primer 0,000
Hutan Lahan Kering Skunder 0,000
Hutan Tanaman 0,000
Kebun Cmapuran 0,000
Lahan Terbuka 0,000
Perkebunan 0,000
Pemukiman 0,270
Persawahan 0,272
Rawa 0,000
Semak Belukar 0,000
Sungai 0,000
Tegalan 0,142
Sumber : Riqqi, 2008 dan Nengsih, 2014

14. Lakukan query builder jenis penggunaan lahan berdasarkan tabel


pembobotan diatas. Klik kanan pada file “dddtlh_stts_pangan”.
Pilih open attributes → klik table option → slect by attributes.
1
Double Klik “PENGGUNAAN”

2 3
Klik tanda “=” Klik “get
unique value”
4
Double “kelas
penggunaan
yang akan
diskoring
berdasarka
tabel diatas”.
Klilk Apply

FAISAL ARSAD
175 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

15. Pada table attribute Klik selection, maka record yang berwarna
biru akan otomatis terselksi.

Klik
“selection”

16. Isikan nilai bobot atau skor jenis penggunaan lahan mengacu pada
tabel diatas. Dengan klik kanan field bobot_pl → field calculator,
isikan nilai bobotnya bedasarkan tabel diatas. Untuk jenis
penggunaan lahan “Jalan Arteri” nilai bobotnya 95.

Klik Ok makan tampilanya seperti berikut.

FAISAL ARSAD
176 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

LAKUKAN HAL YANG SAMA YAITU PENGISIAN BOBOT/SKOR


JENIS PENGGUNAAN LAHAN SEPERTI PADA TABEL DIATAS.
CARA SAMA MULAI DARI POINT 14.

17. Setelah semua bobot/skor penggunaan lahan terisi semua,


Langkah selanjutnya adalah overlay data “dddtlh_stts_pangan”
(yang sudah dibobot/skor) dengan data “grid_150x150” telah
dibuat pada Langkah awal.
18. Klik menu geoprocessing → intersect, masukan atau drag kedua
file, tentutkan lokasi penyimpanan dan nama file diberi nama
“dddtlh_stts_pangan_grid” KLIK OK. Tunggu sampai proses
selesai.

FAISAL ARSAD
177 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.1.2. Perhitungan Distribusi Penduduk Sistem Grid

Jumlah Pendudk system grid dihitung dengan persamaan berdasarkan


Buku Pedoman Penyusunan Daya Dukung Daerah dari KLHK adalah
sebagai berikut.

Keteragan :
Pij : Jumlah penduduk grid dikabupaten kota
Wtotal : Bobot densitas penduduk berdasarkan jenis
penggunaan lahan dan jenis jalan
Pij : Populasi penduduk Kab/kota/Kec
∑Wtotal : Jumlah bobo densitas penduduk seluruh grid pada
Kab/kota/kec

Dari rumus diatas dijalankan menggunakan ArcGis. Adapun


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

FAISAL ARSAD
178 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1. Open attribute tabel pada fiel hasil overlay, tambah field dengan
nama “Pij” Type : Double. Dengan cara klik table option → add
field. Klik OK

2. Perhitungan dilakakn berdasarkan Kecamatan, untuk itu terlebih


dahulu harus melakuakn query builder, kecamatan mana yang
akan diproses dahulu, kali ini kita kana melakukan perhitungan di
kecamatan, “Bambanglipuro”. Langkahnya yaitu:
Pada tabel attribute, pilih table option → select by attributes,
lalukan query untuk kecamatan Bambanglipuro sebagai berikut.

Setelah terpilih semua KLIK APPLY. Kemudian pada tabel atribut


pilih selection, makan akan otomatis Kec Bambanglipuro menjadi
diatas karena terseleksi. Seperti gambar dibawah ini.

FAISAL ARSAD
179 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Klik

3. Berdasarkan interpretasi rumus persamaan diatas bahwa : “nilai


dari bobot densitas penduduk masing-masing penggunaan lahan
/ jumlah bobot densitas penduduk Keca “Bambanglipuro”
kemudian dikalikan dengan “jumlah penduduk kec
“Bambanglipuro”. Langkah pertama adalah dengan mencari nilai
jumalh bobot densitas penduduk di Kec “Bambanglipuro”
Klik kanan pada field “bobot_pl” pilih Stasistic. Akan muncul kotak
dialog spt berikut.

Pada “Sum” diblok kemudian dicopy. Merupakan jumlah nilai


bobo_pl Kec Bambanglipuro

4. Selanjutnya geser atribut kearah field / kolom “Pij” Klik kanan


pilih Field Calculator

FAISAL ARSAD
180 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1
Double klik “bobot_pl”

2
klik “/”
5
Double klik
“jml_pdd” KLIK
4
OK 3
klik “*”
Paste nilai sum

([bobot_pl] /481.064)* [jml_pdd]

5. Hasil dari perhitungan tersebut adalah seperti dibawah ini.

LAKUKAN CARA YANG SAMA SEPERTI POINT 2 – 4 DIKECAMATAN


SELANJUTNYA SELURUH KAB BANTUL. SEHINGGA FIELD/KOLOM
“Pij” TERISI SEMUA.

7.1.3. Perhitungan Kebutuhan Bahan Pangan


Kebutuhan energi bahan pangan diperoleh melalui perhitungan
Angka kebutuhan beras (AKB) selama 1 tahun. Perhitungan ini
membutuhkan data distribusi penduduk dalam sistem grid dan AKB
per kapita selama setahun. Dengan persamaan sebagai berikut

FAISAL ARSAD
181 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

KBi = Pij x AKB x 365


Ketereangan
KBi : Kebutuhan bahan pangan beras selama 1 tahun
Pij : Jumlah penduduk Grid di Kabupaten/kota/kec
AKB : Standar rata-rata Kebutuhan Beras 72.24 Kg/KPT/TH

1. Add field dengan Name : KBi, Type : Duouble


2. Pada Field “KBi” Klik kanan pilih feld calculator, kemudian masukan
rumus “[Pij] *0.19 *365” klik OK

Double Klik “Pij”

7.1.4. Perhitungan Ketersedian


Pada tahap perhitungan ketersediaan, dilakukan pendistribusian
nilai “KJE”, kedalam Grid. Hal ini dilakukan karena adanya satu grid
yang dapat memiliki lebih dari satu tutupan lahan dan/atau ekoregion
sehingga dilakukan pembobotan berdasarkan proporsi luas tiap objek
(tutupan lahan dan/atau ekoregion) terhadap luas satu grid,
persamaannya adalah sebagai berikut.

𝐿_𝑃𝐿
KJE_P1ij = KJE_P1 X ( )
𝐿_𝐺𝑅𝐼𝐷

FAISAL ARSAD
182 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Keterangan :
KJE_P1ij : Nilai Jasa Ekosistem Bahan Pangan Grid
KJE_P1 : Nilai Jasa Ekosistem Bahan Pangan
L_PL : Luas Penggunaan Lahan / Area (ha)
L_GRID : Luas Grid (ha)

Langkah memasukan kedalam oprasi ArcGis adalah sebagai berikut :

A. Pedistribusian nilai KJE_P1 kedalam KJE_P1grid


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Menambhakn field / kolom baru name : KJE_P1grid, Type :
Double. Klik OK
2. Kemudian klik kanan pada field/kolom, yang baru dibuat
“KJE_P1grid” → pilih field calculator. Rumus adalah sebagai
berikut : [KJE_JP1] *( [L_PL] / [L_GRID]) Klik OK tunggu proses
selesai
3
Double Klik “L_PL”
2
Klik tnda *
1
Cari dan scrol 4
“KJE_P1” kemudian
Klik tnda /
double klik

5
Double Klik “L_GRID”
KLIK OK. Tunggu
samapai proses
selesai

B. MENJUMLAHKAN NILAI “KJE_P1grid” per KECAMATAN


Langkah – Langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Tambahkan field / kolom, dengan name : KJE_P1ij , Type : Double

FAISAL ARSAD
183 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Kemudian melakukan query perkecamatan Pada tabel attribute,


pilih table option → select by attributes, lalukan query untuk
kecamatan Bambanglipuro sebagai berikut.

Setelah terpilih semua KLIK APPLY. Kemudian pada tabel atribut pilih
selection, makan akan otomatis Kec Bambanglipuro menjadi diatas
karena terseleksi. Seperti gambar dibawah ini.

Klik

FAISAL ARSAD
184 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Kemudian mencari nilai penjumlah nilai “KJE_P1grid” dengan klik


kanan pada feld tersebut, pilih statistic

Pada nilai “Sum” di blok kemudian cicopy

4. Setelah dicopy kemudian klik kanan pada field “KJE_P1ij”,pilih


Field calculator. Pastekan nilai “Sum” pada kolom script, KLIK OK¸
tunggu sampai proses selesai.

Paste Nilai
“sum”

FAISAL ARSAD
185 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

LAKUKAN HAL SAMA DARI MULAI POINT KE 2, UNTUK SELURUH


KECAMATAN DI KABUPATEN BANTUL.

C. PERHITUNGAN KETERSEDIAAN BAHAN PANGAN PER


KECAMATAN
Kemudian melakukan perhitungan nilai ketersedian potensi
ketersediaan bahan pangan per wilayah atau kecamatan. Langkahnya
dalah dengan membangi jumlah produksi padi kg/th dengan jumlah
nilai KJE_P1grid per Kecamatan. Ketersediaan ditententukan oleh
jumlah produksi Ton/th yang di konversi menjadi kg/th. Yang diperoleh
dari data BPS sperti pada data berikut ini.

Tabel produkis padi Kab Bantul

produksi padi produksi padi


Kecamatan
(ton) (kg)
Bambanglipuro 8876 8876000
Banguntapan 9525 9525000
Bantul 14407 14407000
Dlingo 3402 3402000
Imogiri 9014 9014000
Jetis 12144 12144000
Kasihan 6298 6298000
Kretek 8668 8668000
Pajangan 1778 1778000
Pandak 10387 10387000
Pinyungan 10131 10131000
Pleret 4090 4090000
Pundong 8299 8299000
Sanden 10491 10491000
Sedayu 9670 9670000
Sewon 17759 17759000
Srandakan 4436 4436000
Sumber BPS 2005

Perhitungan nilai potensi ketersedian baha pangan per Kecamatan


dengan Persamaan sebagai berikut :

FAISAL ARSAD
186 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

∑𝑤
KJE_P1w =
𝐾𝐽𝐸_𝑃1𝑖𝑗

Keterangan :

KJE_P1w : Ketersediaan bahan pangan per kecamatan

∑w : Data produksi bahan pangan padi kg/th

KJE_P1ij : Jumlah nilai KJE_P1grid per Kecamatan

Adapun Langkah oprasional dalam ArcGIS adalah sebagai berikut ;

1. Tambahkan field / kolom, dengan name : KJE_P1w , Type :


Double
2. Kemudian melakukan query perkecamatan Pada tabel attribute,
pilih table option → select by attributes, lalukan query untuk
kecamatan Bambanglipuro sebagai berikut.

Setelah terpilih semua KLIK APPLY. Kemudian pada tabel atribut pilih
selection, makan akan otomatis Kec Bambanglipuro menjadi diatas
karena terseleksi. Seperti gambar dibawah ini.

FAISAL ARSAD
187 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Klik

3. Kemudian pada filed “KJE_P1w” Klik kanan pilih Field Calculator


Copy pastekan nilai produksi (Kg) pada Kec Bambanglipuro
kedalam kotak script kemudian klik tanda pembagian dan scrol
dan pilih double klik field “KJEP1ij” kemudian KLIK OK dan Tunggu
sampai proses selasai

Nilai KJE_P1ij Per


Kecamatan
Nilai Produksi
padi per
kecamatan kg/th

FAISAL ARSAD
188 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

LAKUKAN DENGAN CARA YANG SAMA MULAI DARI PONT KE 2


UNTUK KECAMATAN DISELURUH

D. MENGHITUNG KETERSEDIAN BAHAN PANGAN KE SISTEM GRID


Setelah melakukan perhitungan ketersedian bahan pangan per
Kecamatan kemudian dilakukan pendistribusian atau penyebaran
ketersedian bahan pangan kedalam system grid dengan persamaan
sebagai berikut :

Wij = KJE_P1grid X KJE_P1w

Keterangan
Wij : Ketersediaan Bahan Pangan ASiste Grid
KJE_P1grid : Nilai KJE per grid
KJE_P1w : Nilai Ketersediaan bahan pagan per Kec

Adapun Langkah-langkah di ArcGIS adalah sebagai berikut.

1. Tambahkan field / kolom, dengan name : Wij , Type : Double


2. Kemudian pada filed “Wij” Klik kanan pilih Field Calculator
Masukan persamaan rumus “[KJE_P1grid] * [KJE_P1w]” pada
kotak script editor ” kemudian KLIK OK dan Tunggu sampai proses
selasai

FAISAL ARSAD
189 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1
3 Double klik “KJE_P1grid”

Double klik “KJE_P1w”

2
Klik tanda *

7.1.5. MENCARI NILAI AMBANG BATAS PENDUDUK DISTEM GRID


Nilai jumlah ambang batas penduduk/jumlah penduduk maksimal
yang dapat ditampung berdasarkan ketersediaan bahan pangan
diperoleh berdasarkan Pembagian antara ketersedian bahan pangan
dengan standar konsumsi kebutuhan beras selama satu tahun. Dengan
persamaan seagai berikut

𝑊𝑖𝑗
TPij =
𝐴𝐾𝐵 𝑥 365

Keterangan :
TPij : Nilai Ambang Batas Penduduk (jiwa)
Wij : Ketersediaan Bahan Pangan
AKB : Standar Kebutuhan Beras 0.19/hari

Langkah-langkah operasinya di ArcGIS adala sebagai berikut.


1. Tambahkan field / kolom, dengan name : TPij , Type : Double
2. Kemudian pada filed “TPij” Klik kanan pilih Field Calculator
Masukan persamaan rumus “[Wij] /(0.19*365)” pada kotak script
editor ” kemudian KLIK OK dan Tunggu sampai proses selasai

FAISAL ARSAD
190 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Double klik “Wij”

Tulis “0.19*365

Hasil prose perhitungan

3. Selanjutnya adalah mencari nilai status ambang batas


penduduk system grid dengan mengurangi “nilai ambang
batas penduduk dengan jumlah penduduk grid”, persamaanya
adalah sebagai berikut :

SPij = TPij-Pij

Keterangan
SPij : Status ambang batas penduduk jiwa
TPij : Nilai Ambang Batas Penduduk

FAISAL ARSAD
191 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Pij : Penduduk Sistem Grid


4. Tambahkan field / kolom, dengan name : SPij , Type : Double
5. Kemudian pada filed “SPij” Klik kanan pilih Field Calculator
Masukan persamaan rumus “TPij-Pij” pada kotak script editor ”
kemudian KLIK OK dan Tunggu sampai proses selasai, hasilnya
yang bernilai (-) = Melebihi ambang batas penduduk, bernilai (+)
= belum melibihi ambang batas penduduk.

7.2. Membuat Profil Daya Dukung Bahan Pangan Kab Bantul


Profil daya dukung bahan pangan system grid berbasis jasa
ekosistem adalah berupa data tabular mengenai kebutuhan,
ketersedian dan status ambang batas penduduk dan status ambang
batas bahan pangan, yang diperoleh dari atrubut data spasial diolah
dan dianalisi menggunakan excel, Adapun Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut.
1. Buka Microsoft excel buka file “dddtlh_stts_pangan_grid.dbf”

Klik Open

FAISAL ARSAD
192 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Klik save as dengan nama baru “profil status dddtlh bahan


pangan.xlsx”
3. Kemudian klik menu insert → pivot table
1
2

4. Pada tampilan pivot ubah ke classic pivot diplay, klik kanan pilih
table pivot option → pilih tabs diplay centang “Clasic pivot tables”

FAISAL ARSAD
193 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5. Pada “PivotTables Field” centang “WADMKC” yaitu field nama


Kecamatan di Kab Bantul

6. Pada “PivotTables Field” scrol dan centang “jml_pdd” yaitu field


menunjukan data jumlah penduduk BPS

FAISAL ARSAD
194 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7. Klik kana pada kolom “total” pilih Sumaries value by → Max

8. Pada “PivotTables Field” scrol dan centang “Pij” yaitu field


menunjukan data Penduduk Sistem grid

9. Pada “PivotTables Field” scrol dan centang “KBi” yaitu field yang
menunjukan data Kebutuhan bahan pangan kg/th; Centang “Wij”
Menunjukan ketersediaan bahan pangan kg/th dan centang “TPij”
menunjukan nilai ambang batas penduduk kab Bantul (jiwa).
Sehingga tampilan hasil pivot tabel sebagai berikut.

FAISAL ARSAD
195 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

10. Kemudian tambah sheet baru dengan nama “profil”, blok data
hasil pivot dan copy ke sheet baru “profil” KEMUDIAN DIATUR
DAN DIRAPIHKAN UNTUK NAMA-NAMA KOLOMNYA MENJADI
SEBAGAI BERIKUT.

FAISAL ARSAD
196 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

KETERANGAN KOLOM

NAMA ASLI ALIAS / DIUBAH


Max of jml_pdd JUMLAH PENDUDUK BPS (jiwa)
JUMLAH PEDNDUDUK SISTEM GRID (jiwa) (150
Sum of Pij X 150M)
Sum of KBi JUMLAH KEBUTUHAN BAHAN PANGAN (kg/th)
JUMLAH KETERSEDIAAN BAHAN PANGAN
Sum of Wij (kg/th)
Sum of TPij AMBANG BATAS PENDUDUK (jiwa)

11. Mencari status ambang batas penduduk dengan mengurangi


kolom “Ambang Batas Penduduk” dengan kolom “Jumlah
penduduk system grid” menggunakan rumus excel standar
pengurangan

FAISAL ARSAD
197 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

12. Hasil nya jika mempunyai nilai (-) berarti sudah melebihi ambang
batas penduduk jika nilainya positif belum melebihi ambang batas
penduduk, hasilnya adalah sebagai berikut

Untuk Analisa sebab akibat kenap minus sebaiknya dicroscek


dengan data hasil produksi padi dan lokasi masing-masing
kecamatan.

13. Mencari status ambang batas kebutuhan bahan pangan diperoleh


dengan membagi kolom “jumlah ketersediaan bahan pangan”
dengan kolom “Jumlah kebutuhan bahan pangan” menggunakan
rumus excel standar pengurangan

FAISAL ARSAD
198 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

14. Hasil nya jika mempunyai nilai (0) berarti sudah melebihi ambang
batas kebutuhan bahan pangan jika nilainya lebih dari (1) belum
melebihi ambang batas kebutuhan bahan pangan, hasilnya adalah
sebagai berikut

FAISAL ARSAD
199 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.3. Perhitungan Status Daya Dukung Air


Perhitungan status Daya Dukung Air metode Grid ini ,
menggunakan 3 data spasial yaitu data Wilayah DAS, Data Jasa
Ekosistem Penyedia Air Bersih, Serta Data Grid ukuran 150 x 150m.

FAISAL ARSAD
200 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

PETA KETERSEDIAA AIR

FAISAL ARSAD
201 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

PETA KEBUTUHAN AIR DOMESTIK

FAISAL ARSAD
202 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

KEBUTUHAN AIR UNTUK KEGIATAN EKONOMI BERBASIS LAHAN

FAISAL ARSAD
203 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

PETA KEBUTUHAN AIR TOTAL

FAISAL ARSAD
204 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

DATA PROFIL DAYA DUKUNG AIR


JUMLAH KEBUTUHAN AIR
JUMLAH KEBUTUHAN AMBANG BATAS
KETERSEDIAAN AIR PENDUDUK UNTUK KEGIATAN KEBUTUHAN AIR
KECAMATAN PENDUDUK AIR DOMESTIK PENUDUK SISTEM
(m3/th) SISTEM GRID EKONOMI BERBASIS TOTAL
(BPS) (m3/th) GRID (150 X 150 m)
(150 X 150 m) LAHAN (m3/th)
Bambanglipuro 38,656 54,409,230.23 38,656 3,339,878.40 16,703,308.61 20,043,187.01 81,614
Banguntapan 145,956 60,269,878.03 145,956 12,610,598.39 18,518,331.27 31,128,929.65 182,382
Bantul 63,678 47,241,897.23 63,678 5,501,779.21 12,947,086.05 18,448,865.26 99,669
Dlingo 36,966 116,794,376.78 36,966 3,193,862.40 37,695,331.99 40,889,194.39 131,847
Imogiri 59,065 129,068,514.71 59,065 5,103,216.00 39,358,917.39 44,462,133.39 164,823
Jetis 55,478 54,482,196.67 55,478 4,793,299.21 16,270,378.65 21,063,677.86 97,251
Kasihan 129,233 82,551,977.38 129,233 11,165,731.20 16,896,656.81 28,062,388.01 197,345
Kretek 30,608 57,045,976.80 30,608 2,644,531.20 18,383,607.56 21,028,138.76 75,630
Pajangan 36,297 101,814,180.38 36,297 3,136,060.80 23,648,280.92 26,784,341.71 130,084
Pandak 49,600 71,546,984.16 49,600 4,285,440.01 16,589,272.73 20,874,712.73 112,940
Pinyungan 56,272 21,438,409.86 56,272 4,861,900.80 6,818,501.71 11,680,402.51 68,470
Pleret 47,626 48,222,611.87 47,626 4,114,886.39 15,454,386.58 19,569,272.98 83,443
Pundong 32,654 52,898,862.11 32,654 2,821,305.59 16,754,862.96 19,576,168.55 74,307
Sanden 30,340 71,067,382.58 30,340 2,621,376.00 17,849,443.35 20,470,819.35 93,586
Sedayu 47,649 104,558,090.71 47,649 4,116,873.60 23,043,543.75 27,160,417.35 144,396
Sewon 117,200 64,904,745.70 117,200 10,126,080.00 18,615,045.06 28,741,125.06 162,405
Srandakan 29,414 64,982,210.94 29,414 2,541,369.59 13,106,528.25 15,647,897.84 91,082
Grand Total 145,956 1,203,297,526.15 1,006,692 86,978,188.77 328,653,483.64 415,631,672.41 1,991,274

FAISAL ARSAD
205 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.3.1. Tahapan Input data


7.3.1.1. Skoring/pembobotan densitas penduduk terhdap Penutup
Lahan
Penutup lahan atau penggunaan lahan dilakukan skoring
berdasarkan skor kebutuhan lahan. dan dinilai menggunakan standar
penggunaan air untuk kegiatan ekonomi berbasis lahan dengan
pendekatan perhitungan luasan penutupan lahan terdiri dari :
• Sawah
• Perkebunan/kebun
• Tegalan/pertanian lahan kering
• Tambak/perikanan air tawar

Tabel Skor Densitas penduduk untuk penggunaan lahan


Jenis Penutup Lahan Bobot
Jalan Arteri 0,095
Jalan Kolektor 0,180
Jalan Lokal 0,009
Bandar Udara 0,000
Danau 0,000
Hutan Lahan Kering Primer 0,000
Hutan Lahan Kering Skunder 0,000
Hutan Tanaman 0,000
Kebun Cmapuran 0,000
Lahan Terbuka 0,000
Perkebunan 0,000
Pemukiman 0,270
Persawahan 0,272
Rawa 0,000
Semak Belukar 0,000
Sungai 0,000
Tegalan 0,142
Sumber KLHK 2019

FAISAL ARSAD
206 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Langkah-langkahnya

1. Membuka Aplikasi ArcGIS


2. Add data, “dddtlh_kab_bantul” karena hasil dari analisinya
datannya sangat besar dan akan berpengaruh pada loading data
utk field atau kolom yang tidak perlu bisa di hide dengan dengan
meilih field-field berupa “WDMKC”, “PENGGUNAAN”,
“EKOREGION”, “VEGETASI”, “NJE_P2”, “KJE_P2”, “IJE_P2” dan
“KLS_P2” yang akan digunakan seperti pada gambar dibawah ini.

3. Selanjutnya file tersebut diexport dengan klik kanan pada


“dddtlh_kab_bantul” pilih data → export data. Pilin lokasi
penyimpanan dan namakan file dengan “stts_dddtlh_air”.

FAISAL ARSAD
207 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Langkah selanjutnya adalah dengan skoring kebutuhan


penggunaan lahan terhdapa air
Add field dengan Name : bobot_pl , Type : Double.

5. Tambahkan field lagi dengan Name : N_air, Type : Double. Field ini
digunakan untuk mengisi nilai standar penggunaan air untuk
kegiatan ekonomi berbasis lahan. Langkahnya sama seperti point
5 diatas hanya nama yang diubah menjdai “N_Air”

FAISAL ARSAD
208 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

6. Lakukan query builder jenis penggunaan lahan berdasarkan tabel


pembobotan diatas. Klik kanan pada file “stts_dddtlh_stts_air”.
Pilih open attributes → klik table option → select by attributes.
1
Double Klik “PENGGUNAAN”

2 3
Klik tanda “=” Klik “get
unique value”
4
Double “kelas
penggunaan
yang akan
diskoring
berdasarka
tabel diatas”.
Klilk Apply

7. Pada table attribute Klik selection, maka record yang berwarna


biru akan otomatis terselksi.

Klik “selection”

8. Isikan nilai bobot atau skor jenis penggunaan lahan mengacu pada
tabel diatas. Dengan klik kanan field bobot_pl → field calculator,
isikan nilai bobotnya bedasarkan tabel diatas. Untuk jenis
penggunaan lahan “Jalan Arteri” nilai bobotnya 95.

FAISAL ARSAD
209 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Klik Ok makan tampilanya seperti berikut.

LAKUKAN HAL YANG SAMA YAITU PENGISIAN BOBOT/SKOR JENIS


PENGGUNAAN LAHAN SEPERTI PADA TABEL DIATAS. CARA SAMA
MULAI DARI POINT 6.

7.3.1.2. Memasukan nilai standar penggunaan air untuk kegiatan


ekonomi berbasis lahan.

Selanjutnya adalah mengisi nilai standar penggunaan air untuk


kegiatan ekonomi berbasis lahan. Jenis-jenis penggunaan lahan yang
dipakai adalah:

• Sawah
• Perkebunan/kebun
• Tegalan/pertanian lahan kering
• Tambak/perikanan air tawar

FAISAL ARSAD
210 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Tabel standar penggunan air untuk kegiatan ekonomi berbasis lahan


Kelas Penutupan Tipe Penutupan Kebutuhan
Deskripsi
Lahan Lahan Air
Permukiman dan lahan bukan pertanian yang berkaitan
Lahan terbangun Area yang 5 m3/hari/ha
mengalami
substitusi 5 m3/hari/ha
penutup lahan 5 m3/hari/ha
yang bersifat
alami atau 30%
semi/alami oleh kebutuhan
penutup lahan domestik
yang bersifat
artifisial dan
kadang-kadang
kedap air. Yang
termasuk
kategori ini: a.
Kawasan
perdagangan/p
asar b.
Kawasan
perkantoran
c. Kawasan
wisata
/resort/hotel
d. Fasilitas
umum dan
social
e. dll
Bangunan Area yang 0,2 – 0,8
Industri digunakan liter/detik/ha
untuk pabrik Triatmodjo
atau industry (2008)
yang berupa menggunaka
kawasan 0,4
industry atau liter/detik/ha
perusahaan
Bandar udara Bandar udara 10
yang liter/detik/ha
mempunyai
fasilitas lengkap
untuk
penerbangan
dalam dan luar
negeri
Pelabuhan laut Fasilitas 50
pelabuhan liter/detik/ha

FAISAL ARSAD
211 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

dilengkapi
bangunan
sandar kapal ,
gudang
dan terminal
penumpang
Daerah Pertanian
Sawah ririgasi Sawah yang 1
diusahakandenga liter/detik/hekt
n pengairan ar ≈10368
dariirigasi. m3/tahun/hekt
Biasanya 2 ar (asumsi 2
xpanen dalam kali panen dan
setahun 120 hari per
musim)
Sawah tadah hujan Sawah yang 1
diusahakan liter/detik/hekt
dengan ar ≈ 5184
pengairan dari air m3/tahun/hekt
hujan. Biasanya 1 ar (asumsi 1
kali panen/tahun kali panen dan
120 hari per
musim)
Sawah Lebak Sawah yang 1
diusahakan di liter/detik/hekt
lingkungan ar ≈ 5.184
rawarawa. m3/tahun/hekt
Biasanya 1 kali ar (asumsi 1
panen/tahun kali panen dan
120 hari per
musim)
Pasang Pasang Surut Sawah yang 1
diusahakan di liter/detik/hekt
lingkungan yang ar ≈ 5.184
terpengaruh m3/tahun/hekt
pasang surut air ar (asumsi 1
laut atau sungai. kali panen dan
Biasanya 1 kali 120 hari per
panen/tahun musim)
Ladang Pertanian lahan 0,25
kering yang liter/detik/hekt
ditanami ar ≈ 7.776
tanaman m3/tahun/hekt
semusim. ar
Perkebunan Lahan yang 0,375
digunakanuntuk liter/detik/hekt
kegiatan ar ≈ 11.664
pertanian tanpa m3/tahun/hekt
pergantian ar. Angka

FAISAL ARSAD
212 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

tanaman selama tersebut akan


2 tahun. Terdiri berbeda-beda
dari perkebunan untuk setiap
; Cengkeh, jenis komoditi
Coklat, Karet, perkebunan.
Kelapa, Kelapa
sawit, Kopi,
Vanili, Tebu, Teh,
Tembakau
Perkebunan Lahan yang 0,25
campuran ditanami liter/detik/hek
tanaman keras tar ≈ 7.776
lebih dari satu m3/tahun/hek
jenis dan cara tar
pengambilanny
a bukan dengan
menebang
pohon.
Biasanya
berasosiasi
dengan
permukiman
perdesaan
Tanaman Lahan yang 0,25
Campuran ditumbuhi oleh liter/detik/hek
berbagai jenis tar ≈ 7.776
vegetasi m3/tahun/hek
tar
Sumber : Ditjen Cipta Karya, 2000; Triatmojo

Isikan nilai standar penggunaan air berdasarka tabel diatas.


Langkah-langkahnya adlah sebagai berikut,

1. Lakukan query builder jenis penggunaan lahan berdasarkan tabel


pembobotan diatas. Klik kanan pada file “stts_dddtlh_stts_air”.
Pilih open attributes → klik table option → select by attributes.
1

FAISAL ARSAD
213 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Double Klik “PENGGUNAAN”

2 3
Klik tanda “=” Klik “get
unique value”
4
Double “kelas
penggunaan
yang akan
diskoring
berdasarka
tabel diatas”.
Klilk Apply

2. Pada table attribute Klik selection, maka record yang berwarna


biru akan otomatis terselksi.

Klik “selection”

3. Isikan nilai penggunaan lahan mengacu pada tabel


penggunaan air untuk kegiatan ekonomi berbasis lahan.
Dengan klik kanan field “N_Air” → field calculator, isikan nilai
bobotnya bedasarkan tabel diatas. Untuk jenis penggunaan

FAISAL ARSAD
214 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

lahan “sawah irigasi” nilai penggunaan airnya adalah 10368


m3/tahun/hektar.

Klik Ok makan tampilanya seperti berikut.

4. LAKUKAN HAL YANG SAMA YAITU PENGISIAN NILAI


PENGGUNAAN AIR UNTUK KEGIATAN EKONIMI BERBASIS
LAHAN. CARA SAMA MULAI DARI POINT 10.

FAISAL ARSAD
215 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.3.1.3. Joint Data Penduduk BPS dengan data Spasial


Selanjutnya menambahkan data jumlah penduduk BPS kedalam
peta dengan JJoint data data penduduk Kecamatan Kab Bantul
berdasarkan data BPS.
1. Add data tabel “01_data_bps_pdd”, klik kanan pada file
“stts_dddtlh_air” → joint and relates → joint

Pilih “WADMKC”

Pilih “sheet” isi dari data


penduduk

Pilih “Kecamaatan”
KLIK OK

2. Kemudian Export data dengan Klik kanan file “stts_dddtlh_air”→


data → export data, pilih lokasi penyimpanan dan nama file
menjadi “stts_dddtlh_air_01” klik OK. File langsung tampil dilayar

FAISAL ARSAD
216 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

3. Langkah selanjutnya adalah overlay ketiga peta yaitu data


“stts_dddtlh_air_01” , “grid_150x150”, dan “DAS”.
Klik menus Geoprocesing → Intersect. drag semua data kedalam
input features, pilih lokasi penyimpanan dan namakan file
“stts_dddtlh_air_grid” Klik OK tunggu sampai proses selesai. Data
otamatis tampil dilayar.

FAISAL ARSAD
217 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.3.2. Pengolahan dan Analisi Data


7.3.2.1. Menghitung Nilai Ketersediaan Air
Dalam menghitung nilai ketersediaan Air terdapat beberpa
tahapan seperti dibawah ini.

A. Mendistrribusi nilai KJE_P2 ke dalam grid


Mendistribusikan nilai KJE_P2 (Penyedia air bersih) kedalam tiap-
tipa grid dengan persamaan sebagai berikut:

𝐿_𝑃𝐿
KJE_P2grid = X KJE_P2
𝐿_𝐺𝑟𝑖𝑑

Keterangan :
KJE_P2grid : Nilai Jasa Ekosistem Peyedia Air bersih
Sistem Grid
L_PL : Luas polygon masing-masing feature (ha)
L_Grid : Luas 1 Grid Utuh (ha)
KJE_P2 : Nilai Jasa Ekosistem Penyedia Baha Pangan

Tahapan dalam proses ArcGisnya adalah sebagai berikut :

1. Add data file hasil overlay “stts_dddtlh_air_01”

FAISAL ARSAD
218 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Klik kanan pada file “stts_dddtlh_air_grid”, pilih Open Attributes.


Update nilai luas field “L_PL” klik kanan pada field “L_PL” →
Calculate Geometry pilih satuan luas Hektar KLIK OK
3. Tambhkan Field atau kolom “Name : KJE_P2grid”, Type : Double.

4. Lakukan perhitungan dengan persamaa diatas dengan cara:


Klik kanan pada field / kolol “KJE_P2grid” → Field calculator. Yaitu
dengan membagi luas masing-masing feature polygon dengan
Luas 1 grid utuh kemudian dikalikan dengan nilai KJE_P2.

FAISAL ARSAD
219 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

1
Scrol dan pilih
2 Field “L_PL”
Scrol dan pilih
Field “L_GRID” Klik tanda * 3
Klik tanda /
4
5
Scrol dan pilih field
“KJE_P2” KLIK OK
tunggu proses selesai

Script formulanya adalah sebagai berikut :

([L_PL] / [L_GRID]) * [KJE_JP2]

Hasil nya adalah sebagai berikut:

FAISAL ARSAD
220 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

B. Menghitung Ketersediaan Air


Menghitung ketersediaan air dalam sdengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

𝐾𝐽𝐸_𝑃2𝑔𝑟𝑖𝑑
K_Airgrid = X Debit Das
𝐾𝐽𝐸_𝑃2𝑑𝑎𝑠

Keterangan :
K_Airgrid : Keterediaan air system grid
KJE_P2grid : Nilai Jasa Ekosistem Peyedia Air bersih
Sistem Grig
KJE_P2das : Nilai total Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih Per DAS
Debit Das : Debit wilayah sungai (m3/th)

Persamaan diatas digunakan untuk mendapatkan proporsional


pendistribusian air setipa polygon
Langkah – Langkah dalam ArcGIS nya adalah sebagai berikut :

1. Tambhkan Field atau kolom “Name : KJE_Airgrid”, Type : Double.


2. Mencari nilai total KJE_P2grid Setiap wilayah sungai. Dengan
melakukan query terhadap nama das.
Pada Table option → Select by Attributes

Scrol dan pilih Field


“nama_das”

Klik tanda =

Klik “Get Unique Values” Klik salah satu


DAS
KLIK Apply

FAISAL ARSAD
221 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Record yang berwarna biru adalh record yang terpilih berdasarkan


hasil query, dalam hal ini adalah das OPAK-OYO. Langkah
selanjutnya adalah mencari nilai total “KJE_P2grid” di DAS OPAK-
OYO.

3. Pada field “KJE_P2grid” klik kanan pilih “Statistic” blok pas “Sum”
kemudian klik kanan Copy

4. Kemudian pilih kolom “KJE_Airgrid” Klik kanan pilih Field


Calculator. Isikan formulas script sebagai berikut:

FAISAL ARSAD
222 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Scrol dan pilih Field


“KJE_P2grid”

Paste nlai total


“KJE_Airgrid”yang Masukan nilai Debit
telah dicopy Puncah DAS Opak-
Oyo. KLIK OK
tunggu proses
selesai

Script Rumusnya adalah sebagai berikut :

( [KJE_P2grid] /11893.789972) *5314388400

LAKUKAN HAL YANG SAMA UNTUK DAS PROGO, LANGKAH


DIMULAI DARI PONT 2. SAMPAI TERISI SEMUA.

FAISAL ARSAD
223 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.3.2.2. Menghitung Kebutuhan Air Sektor Rumah tangga


Dalam menghitung kebutuhan air sector rumah tangga terdapat
beberpa tahan yaitu:

A. Menghitung bobot distribusi penduduk system grid


tahap pertama adalah mencari nilai bobot untuk penggunaan lahan
per grid sebagai factor distribusi penduduk, dengan persamaan:

𝐿_𝑃𝐿
Wgrid = X Bobot_pl
𝐿_𝐺𝑟𝑖𝑑

Keterangan :
Wgrid : Bobot distribusi penduduk per Grid
L_PL : Luas Polygon (ha)
L_Grd : Luas 1 grid utuh (ha)
Bobot_pl : Bobot disrtibusi penduduk berdasarkan penggunaan
lahan

Langkah-langkah dalam adalah sebagai berikut


1. Tambahkan Field “Wgrid” . pada Table Option → Add field, Name
: Wgrid. Type : Double.

FAISAL ARSAD
224 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Klik kanan pada field “Wgrid” pilih calculate field. Dengan


memasukan persamaan rumus diatas

Scrol pilih “L_PL”

Scrol pilih “bobo_pl”

Scrol pilih “L_GRID”

Kli OK tunggu proses selesai

Script formulanya adalah sebagai berikut :


([L_PL] / [L_GRID]) * [bobot_pl]

FAISAL ARSAD
225 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

B. Menghitung Jumlah Penduduk Grid

Setelah bobot distribusi penduduk (Wgrid) diketahu. Langkah


selanjutnya adalah menghitung jumlah penduduk tiap grid dengan
formula sebagai berikut:

𝑊𝐺𝑟𝑖𝑑
PopGrid = X Populasi penduduk
𝑊𝑎𝑑𝑚

Keterangan :
PopGrid : Populasi penduduk tiap grid
WGrid : Bobo distribusi penduduk per grid
Wadm : Jumlah bobo distribusi penduduk grid
per Kecamatan
Populasi penduduk : Jumlah penduduk Per Kecamatan BPS

1. Tambahkan Field “PopGrid” . pada Table Option → Add field,


Name : PopGrid. Type : Double.

FAISAL ARSAD
226 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Mencari nilai total Wgrid Setiap Kecamatan Dengan melakukan


query terhadap nama kecamatan.
Pada Table option → Select by Attributes

3. Pada field “Wgrid” klik kanan pilih “Statistic” blok pas “Sum”
kemudian klik kanan Copy

FAISAL ARSAD
227 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Kemudian pilih kolom “PopGrid” Klik kanan pilih Field Calculator.


Isikan formulas script sebagai berikut:

1
Scrol pilih “Wgrid”
2
Klik tand /

4
3 Pilih field “jm_pdd”
Paste nilai total KLIK OK
Wgrid per
kecamatan

Script formulanya adalah sebagai berikut :


([Wgrid] /230.432655) * [jml_pdd]

LAKUKAN HAL YANG UNTK SEMUA KECAMATAN DALAM MENCRI


NILAI JUMLAH PENDUDUK GRID DISETIAP KECAMATAN,
CARANYA SAMA MULAI DARI PONT 2,

FAISAL ARSAD
228 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

C. Menghitung Kebutuhan Air Rumah Tangga


Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung kebutuhan air
rumah tangga dengan mengkalikannya dengan angka KHL sebesar 43,2
m3/tahun/kapita (standar kebutuhan air hidup layak) dan angka 2
sebagai faktor koreksi, persamaanya adalah sebagai berikut.

Dgrid = PopGrid X KHL X K

Ketereangan
Dgrid : Kebutuhan air rumah tangga
PopGrid : Jumlah penduk grid
KHL : Standar kebutuhan ar 43.2 M3/th/kapita
K : Faktor koreksi 2
Langkahnya adalah sebagai berikut,

1. Tambahkan field baru dengan Name : Dgrid, Type : Double

2. Klik kanan pada field “Dgrid”, pilih Field Calculator, masukan


persamaan kedalam script seperti berikut.:

[PopGrid] *43.2 *2

FAISAL ARSAD
229 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

KLIK OK tunggus sampai proses selesai.

7.3.2.3. Menghitung Kebutuhan Air Untuk Kegiatan Ekonomi


Berbasis Lahan

Menghitung Kebutuhan untuk kegiatan ekonomi berbasis lahan,


persamaannya adalah sebagai berikut :

Q = L_PL x N_Air

Keterangan
Qgrid : Jumlah penggunaan air untuk kegiatan
ekonomi berbasis penggunaan lahan
(m3/th)
L_PL : Luas Lahan (ha)
N_air : Standar penggunan air.

FAISAL ARSAD
230 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Menambahkna field baru dengan Name : Qgrid, Type : Double.

2. Kilk kanan pada Field “Qgrid”, Pilih Field calculator. Masuka


persamaan kedalam kolom script.

Scrol dan pilih


“L_PL”

Pilih tanda *

Pilih “N_Air”
KLIK OK tunggu
proses selesai

FAISAL ARSAD
231 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.3.2.4. Menghitung Kebutuhan Air Total

Menghitung kebutuhan air total dengan menjumlahkan antar


kebutuhan air domestic dengan kebutuhan air ekonomi berbasi lahan
dengan persamaan sebagai berikut :

Tgrid = Dgrid + Qgrid

Keterangan :
Tgrid : Kebutuhan air total dalam 1 tahun m3/th
Dgrid : Kebutuhan air domestic
Qgrid : Kebutuhan air untuk ekonomi berbasis lahan

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.


1. Menambahkna field baru dengan Name : Tgrid, Type : Double.

FAISAL ARSAD
232 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Kilk kanan pada Field “Tgrid”, Pilih Field calculator. Masuka


persamaan kedalam kolom script. Pada kota field double klik Qgrid
kemudian pilih tanda “+” dan kemudian pada kolo fiel pilih Qgrid.
KLIK OK tunggu proses selesai.

Hasil perhitungan

FAISAL ARSAD
233 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.4. Perhitungan Ambang Batas Penduduk Sistem Grid


Perhitungan ini untuk mengetahui seberapa banyak populasi
maksimum yang mampu didukung dengan kondisi ketersediaan air
yang ada. Analisis ini merupakan penentuan ambang batas penduduk.
Rumus yang digunakan untuk menghitung ambang batas penduduk
adalah sebagai berikut.

𝐾𝐽𝐸𝐴𝑖𝑟𝐺𝑟𝑖𝑑 −𝑇𝑔𝑟𝑖𝑑
ABgrid = + PopGrid
𝐾𝐻𝐿

Keterangan
ABgrid : Ambang batas penduduk system grid
KJE_AirGrd : Ketersedian air system grid
Tgrid : Kebutuhan total air
KHL : Standar kebutuhan air untuk hidup layak,
800m3/kapita/th
PopGrid : Penduduk system grid

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Tambhkan Field “ABgrid” Name : ABgrid, Type : Double.

FAISAL ARSAD
234 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Klik kanan pada Field “ABgrid” pilih Field Calculator. Masukan


persamaan kedalam kotak script.

Hasil perhitungan.

FAISAL ARSAD
235 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.5. Mengatur Simbologi Atau Legenda


1. Double klik file “stts_ddtlh_air_grid” pilih Tabs symbology →
Quantities → graduate colors → Field Value. Berdasarkan
kebutuhan

KETERANGAN :
NAMA FIELD KETERANGAN
KJE_AirGrd Ketersediaan air system grid
Dgrid Kebutuhan air domestic
Qgrid Kebutuhan air untuk ekonomi berbasis
lahan
Tgrid Kebutuah air total Dgrid + Qgrid
ABgrid Ambang batas penduduk atau jumlah
maksimal penduduk yang bisa ditampung

FAISAL ARSAD
236 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7.6. Profl Daya Dukung Air Berbasis Jasa EKosistem


Sama halnya dalam membuat profil daya dukung, pada
pembuatan profil daya dukung air juga menggunakan microsof excel,
dan menu pivot tabel. Berikut Langkah-langkahnya.
1. Membuka aplikasi excel kemudian open file
“stts_dddtlh_air_grid_01.dbf”.

FAISAL ARSAD
237 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

2. Kemudian di save as menjadi nama file “profil daya dukung air”

3. Klik menus insert → pivot, Klik OK

FAISAL ARSAD
238 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

4. Pada display pivot klik kanan → pivot table option,untuk


mengubah display pivot ke mode klasick pada tabs display cetang
CLasic pivot display, klik OK

Sehingga tampilanyan menjdai seperti berikut

FAISAL ARSAD
239 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

5. Pada menu Pivot Table Field centang “WADMKC” adalah nama


field Kecamatan.

6. Kemudian Pada Pivot Table Filed, Scrol dan pilih/centang


“jml_pdd” field ini adalah jumlah penduduk BPS.

FAISAL ARSAD
240 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

7. Pada kolom total klik kanan pilih Summarize values by → Max.


supaya yang ditampilkan adalah jumlah penduduk BPS.

8. Kemudian pada Pivot Tables Field scrol dan centang Field


“KJE_AirGrd”, “PopGrid”, “Dgrid”, “Qgrid”, “Tgrid” dan “ABgrid”.
Sehingga tampilanya sebagai berikut.

9. Selanjutnya adalah membuat Sheet baru direname dan beri


namam “Profil dd air”

FAISAL ARSAD
241 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

10. Kembali keSheet Pivot, blok semua data hasil pivot tabel dan copy
kemudian paste values di sheet “profil dd air”

11. Dirapihkan dan diubah nama kolomnya menjadi seperti berikut ini.

FAISAL ARSAD
242 Panduan Teknis Penyusunan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem

DEFINISI OPERASIONAL :

NAMA FIELD DEFINISI


Max of jml_pdd JUMLAH PENDUDUK (BPS)
Sum of KJE_AirGrd KETERSEDIAAN AIR (m3/th)
Sum of PopGrid JUMLAH PENDUDUK SISTEM GRID (150 X 150
m)
Sum of Dgrid KEBUTUHAN AIR DOMESTIK (m3/th)
Sum of Qgrid KEBUTUHAN AIR UNTUK KEGIATAN EKONOMI
BERBASIS LAHAN (m3/th)
Sum of Tgrid KEBUTUHAN AIR TOTAL
Sum of ABgrid AMBANG BATAS PENUDUK SISTEM GRID (150
X 150 m)

FAISAL ARSAD

Anda mungkin juga menyukai