Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup yang berfungsi
untuk kebutuhan manusia yaitu untuk minum. Air bersih adalah air yang dapat digunakan untuk
kehidupan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan akan menjadi air
minum setelah melalui proses pengolahan. Kontinuitas dapat didefinisikan bahwa air bersih
tersedia selama 24 jam per hari dan selalu tersedia selama dibutuhkan. Akan tetapi, kondisi
tersebut belum dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan
tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen
terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari
(Amalia, 2019).

Kualitas air merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam sistem penyediaan air
bersih. Meskipun air tanah biasanya tidak terkontaminasi oleh bakteri, air tanah tetap
memerlukan perlakuan desinfeksi dengan klorin guna menjamin air tersebut bebas dari
kontaminasi bakteri. Selain itu dalam sistem distribusi air, sangat memungkinkan terjadinya
perubahan kualitas air. Semakin lama umur air pada pipa distribusi, maka semakin rendah kadar
klorin. Semakin jauh jarak dari reservoir, maka kadar klorin akan semakin rendah pula
(Rohmaningsih, 2017).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 merupakan tahapan


penting dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 karena akan
mempengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN. Pada saat itu, pendapatan per
kapita Indonesia diperkirakan sudah masuk ke dalam kelompok negaranegara berpenghasilan
menengah atas (upper-middle income countries) yang memiliki infrastruktur, kualitas sumber
daya manusia, layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik (Bappenas, 2021).

RPJMN 2020-2024 mengamanatkan 100% akses air minum layak, termasuk 15% akses air
minum aman, serta 30% akses air minum perpipaan. Rencana lima tahunan tersebut juga
menargetkan 90% akses sanitasi layak, termasuk 15% akses sanitasi aman, serta 0% Buang Air
Besar Sembarangan (BABS). Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 mencatat
Indonesia telah mencapai 90,2% akses air minum layak, termasuk 20,7% akses perpipaan.
Sementara itu, Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga 2020 mencatat capaian akses air
minum aman mencapai 11,9%. Untuk akses sanitasi, Susenas 2020 menunjukkan capaian
79,5% untuk akses sanitasi layak, termasuk 7,6% untuk sanitasi aman, serta capaian BABS
sebesar 6,2% (Bappenas, 2021).

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari tugas besar Teknik Penyediaan Air Minum (TPAM) ini adalah untuk memahami
mengenai sistem penyediaan air minum untuk Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Bayang,
dan Koto XI Tarusan, dengan melihat berbagai faktor yang mempengaruhi penyediaan air
minum tersebut, berikut sistem transmisi, distribusi dan bangunan pelengkapnya.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari tugas besar TPAM ini adalah:


1. Merancang sistem penyediaan air minum dan memperkirakan kebutuhan air di Kecamatan
Bayang Utara, Bayang, dan Koto XI Tarusan berdasarkan jumlah penduduk yang
diproyeksikan sampai 15 tahun kemudian;
2. Memproyeksikan fasilitas, pelayanan serta tahap perencanaan penyediaan air minum dalam
kurun waktu 15 tahun mendatang.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari tugas besar TPAM ini meliputi :


1. Proyeksi jumlah penduduk diproyeksikan untuk jangka 15 tahun kedepan yang kemudian
dibagi kedalam 3 tahap;
2. Analisis data-data yang berhubungan dengan jumlah penduduk, jenis tempat tinggal, tata
guna lahan, dan fasilitas perkotaan;
3. Metoda-metoda yang digunakan dalam proyeksi jumlah penduduk, yang diproyeksikan
untuk jangka 15 tahun kedepan;
4. Perhitungan kebutuhan air, baik kebutuhan domestik ataupun kebutuhan non domestik
dengan memperhitungkan semua kebutuhan Kecamatan;
5. Penentuan kriteria fluktuasi kebutuhan air dan perhitungan perkiraan fluktuasi;
6. Perencanaan sistem transmisi, yang mencakup perencanaan bangunan penangkap air,
pemilihan jalur transmisi, perencanaan perletakan dan perlengkapan pipa, penentuan
dimensi pipa, penentuan kehilangan tinggi tekan, serta perhitungan HGL dan EGL;
7. Perencanaan sistem distribusi, meliputi perencanaan reservoir, perencanaan pipa induk,
penentuan daerah pelayanan, distribusi kebutuhan air masing-masing daerah pelayanan, dan

KELOMPOK VA 2
perhitungan dimensi pipa distribusi dengan menggunakan software Epanet serta detail
sambung pipa yang digunakan dalam sistem transmisi.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas besar ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, maksud dan tujuan tugas serta ruang lingkup
dari perencanaan tugas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi mengenai sumber air, metode penentuan kebutuhan air, sistem
transmisi dan sistem distribusi.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


Bab ini berisi mengenai gambaran topografi, hidrologi, geologi dan tata guna lahan
wilayah studi, serta aspek sosial, ekonomi dan budaya wilayah tersebut.

BAB IV RENCANA UMUM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


Bab ini berisi tentang gambaran umum dari sistem penyediaan air minum di
Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Bayang, dan Koto XI Tarusan yang meliputi
jumlah penduduk, tingkat pelayanan, jumlah penduduk yang terlayani, sistem
distribusi, sistem transmisi, sumber air, dll.

BAB V RANCANGAN DETAIL SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


Bab ini berisi mengenai perhitungan proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air,
kriteria penentuan dan perhitungan fluktuasi pemakaian air, serta perencanaan sistem
transmisi dan sistem distribusi.

BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran untuk perbaikan sistem
penyediaan air minum yang telah maupun yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

KELOMPOK VA 3

Anda mungkin juga menyukai