Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting

Praktikum klorida dan alkalinitas ini menguji sampel air pada depot air Elin
Anugrah. Sampel diambil pada hari Sabtu, tanggal 28 Oktober 2022 tepatnya pada
pukul 15.25 WIB. Lokasi sampling terletak pada koordinat 0° 55’ 24” LS 100° 26’
50” BT yang terletak pada elevasi 139 mdpl. Pada saat pengambilan sampel, cuaca
saat itu mendung berawan dengan suhu 25°C. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara menampung air sampel dengan botol lalu dihomogenkan kedalam
ember. Keadaan arus pada depot air Elin Anugrah adalah laminar. Setelah
dilakukan sampling, didapatkan nilai pH sampel sebesar 7,1 dan nilai DO sebesar
7,3.

2.2 Pengertian Klorida dan Alkalinitas

2.2.1 Pengertian Klorida

Ion klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Sekitar 3 /4 dari klorin (Cl 2)
yang terdapat di bumi berada dalam bentuk larutan, sedangkan sebagian besar florin
(F2) berada dalam bentuk batuan mineral. Unsur klor dalam air terdapat dalam
bentuk ion klorida (Cl- ). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang
ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen
lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa Natrium Klorida (NaCl),
Kalium Klorida (KCl) dan Kalsium Klorida (CaCl2). Klorida tidak bersifat toksik
pada makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel
(Kusumaningrum, 2014).

Salah satu parameter kimia yang harus diketahui bahwa kadarnya di bawah kadar
maksimum yang diperbolehkan adalah parameter ion klorida. Klorida merupakan
anion yang mudah larut dalam sampel air. Anion klorida (Cl -) merupakan anion
anorganik yang terdapat dalam sampel perairan yang jumlahnya lebih banyak
daripada anion-anion halogen yang lain. Ion klorida Cl- dalam larutan bisa dalam
senyawa natirum klorida, kalium klorida, kalsium klorida. Kelebihan ion klorida
dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan tetapi, kekurangan ion klorida dalam
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

tubuh juga dapat menurunkan tekanan osmotik cairan ekstraseluler yang


menyebabkan meningkatnya suhu tubuh (Ngibad, 2019).

Klorida, dalam bentuk ion Cl- merupakan unsur anion inorganik yang banyak
terdapat dalam air bersih dan air buangan. Kandungan dalam air ditunjukkan
dengan adanya rasa asin yang tergantung jumlah klorida didalam air tersebut.
Kandungan klorida didalam air buangan lebih tinggi dari air bersih dikarenakan
pengelolaan air tidak terproses sempurna. Daerah sepanjang pantai memungkinkan
terdapat klorida dalam konsentrasi tinggi akibat kebocoran sistem pengolahan air
buangan. Tingginya kandungan klorida dapat mengganggu dan merusak pipa
metalik dan strukutural serta tanaman yang tumbuh (Greenberg, 1992).

2.2.2 Pengertian Alkalinitas

Alkalinitas adalah pengukuran kapasitas air untuk menetralkan asam-asam lemah,


meskipun asam lemah atau basa lemah juga dapat sebagai penyebabnya. Penyusun
alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3-), dan
hidroksida (OH- ). Garam dari asam lemah lain, seperti borat (HBO 3-), silikat
(HSiO3-), fosfat (HPO42- dan H2PO4-), sulfida (HS- ), dan amonia (NH3) juga
memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah sedikit (Yanti, 2016).

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal
dengan acid neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion dalam air yang dapat
menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas
penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH perairan. Penyusun alkalinitas
yang utama adalah anion bikarbonat , karbonat, dan hidroksida., borat, silikat,
fosfat, sulfida, dan amonia. Sebagai pembentukan alkalinitas yang utama adalah
bikarbonat, karbonat, hidroksida, dan bikarbonat adalah paling banyak terdapat
pada perairan alami (Bintoro, 2014).

DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

2.3 Sumber Klorida dan Alkalinitas

2.3.1 Sumber Klorida

Alkalinitas adalah pengukuran kapasitas air untuk mentralkan asam-asam lemah,


meskipun asam lemah atau basa lemah juga dapat sebagai penyebabnya. Peyusun
alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO 3), karbonat (CO3) dan
hidroksida (OH- ). Garam dari asam lemah lain seperti: Borat (H2BO3), silikat
(HSiO3), fosfat (HPO4)2- dan H2PO4 - ), sulfida (HS- ) dan ammonia (NH3) juga
memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah sedikit. Meskipun
banyak komponen penyebab alkalinitas perairan, penyebab utama dari alkalinitas
tersebut adalah hidroksida, karbonat dan bikarbonat. Pada keadaan tertentu (siang
hari) adanya ganggang dan lumut air dapat menyebabkan turunnya kadar karbon
dioksida naik dan menyebabkan pH larutan naik. Penyusun alkalinitas perairan
adalah anion bikarbonat (HCO3), karbonat (CO3) dan hidroksida (OH- ). Garam dari
asam lemah lain seperti: Borat (H2BO3), silikat (HSiO3), fosfat (HPO4)2- dan
H2PO4, sulfida (HS- ) dan ammonia (NH3) juga memberikan kontribusi terhadap
alkalinitas dalam jumlah sedikit. Bila kadar keasaman terlalu tinggi dapat
menyebabkan karat pada pipa. Sebaliknya keasaman yang rendah dan tidak
seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak pada dinding pipa yang
dapat memperkecil penampang pipa (Girsang, 2015).

2.3.2 Sumber Alkalinitas

Peyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO 3), karbonat (CO3) dan
hidroksida (OH- ). Garam dari asam lemah lain seperti: Borat (H 2BO3), silikat
(HSiO3), fosfat (HPO4)2- dan H2PO4- ), sulfida (HS- ) dan ammonia (NH3) juga
memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah sedikit. Meskipun
banyak komponen penyebab alkalinitas perairan, penyebab utama dari alkalinitas
tersebut adalah hidroksida, karbonat dan bikarbonat. Pada keadaan tertentu (siang
hari) adanya ganggang dan lumut air dapat menyebabkan turunnya kadar karbon
dioksida naik dan menyebabkan pH larutan naik (Girsang, 2015)

DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Alkalinitas adalah kemampuan anion dalam air dalam menetralkan kation hidrogen.
Alkalinitas menggambarkan kemampuan air dalam menetralkan asam. Alkalinitas
juga dikatakan sebagai kapasitas penyangga tehadap perubahan pH dalam air.
Peyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO 3), karbonat (CO3) dan
hidroksida (OH-). Garam dari asam lemah lain seperti: Borat (H2BO3), silikat
(HSiO3), fosfat (HPO4)2- dan (H2PO4-), sulfida (HS-) dan ammonia (NH3) juga
memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah sedikit. Meskipun
banyak komponen penyebab alkalinitas perairan, penyebab utama dari alkalinitas
tersebut adalah hidroksida, karbonat dan bikarbonat. Pada keadaan tertentu (siang
hari) adanya ganggang dan lumut air dapat menyebabkan turunnya kadar karbon
dioksida naik dan menyebabkan pH larutan naik (Perdana, 2017).

2.4 Dampak Klorida dan Alkalinitas

2.4.1 Dampak Klorida

Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh klorida pada lingkungan adalah


menimbulkan pengkaratan atau dekomposisi pada logam karena sifatnya yang
korosif. Ikan dan biota air tidak bisa bertahan hidup dalam kadar klorida yang
tinggi. Oleh karena itu terjadi kerusakan ekosistem pada perairan terbuka. Klorida
juga menyebabkan eutrofikasi atau pertumbuhan abnormal dari tumbuhan
(Nugroho, 2013).

Klorida merupakan salah satu anion anorganik utama yang ditemukan secara alami
di perairan. Keberadaan klorida berlebih di dalam air mengindikasikan bahwa air
tersebut telah mengalami pencemaran. Kadar klorida dalam air berpengaruh
terhadap tingkat keasinan air. Semakin tinggi konsentrasi klorida maka semakin
asin air yang menyebabkan menurunnya kualitas air tersebut ( Huljani, 2018)

DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

2.4.2 Dampak Alkalinitas

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut
sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat,
dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut
di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman
dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l)
kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100
ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm
disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Alkalinitas juga berpengaruh
terhadap pH dalam suatu perairan. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan
membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam sehingga
keadaan pH menjadi netral, sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan
mengalami hidrolis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang
bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. Kondisi pH dipengaruhi oleh
alkalinitas karena alkalinitas merupakan penunjuk kapasitas penyangga pH dalam
fermentasi anaerobik. Semakin tinggi konsentrasi alkalinitas menyebabkan kondisi
pH cairan tidak turun, sehingga bakteri anaerobik dapat berkembang optimum pada
proses fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas (Utami, dkk. 2015).

Penurunan kapasitas penyangga dari alkalinitas disebabkan karena peningkatan laju


alir umpan. Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam suatu perairan. Dalam
kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion
hidrogen yang bersifat asam sehingga keadaan pH menjadi netral, sebaliknya bila
keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolis menjadi ion bikarbonat
dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali
netral. Kondisi pH dipengaruhi oleh alkalinitas karena alkalinitas merupakan
penunjuk kapasitas penyangga pH dalam fermentasi anaerobik. Semakin tinggi
konsentrasi alkalinitas menyebabkan kondisi pH cairan tidak turun, sehingga
bakteri anaerobik dapat berkembang optimum pada proses fermentasi anaerobik
untuk menghasilkan biogas (Utami, dkk. 2015).

DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

2.5 Pengolahan Klorida dan Alkalinitas

2.5.1 Pengolahan Klorida

Pengolahan pada air yang mengandung klorida adalah dengan cara bioremediasi.
Bioremediasi merupakan suatu proses yang melibatkan mikroorganisme, fungi,
tanaman hijau maupun enzim yang dihasilkannya untuk mengembalikan kondisi
lingkungan yang telah diubah oleh adanya kontaminan menjadi seperti kondisi
sebelumnya. Metode yang digunakan dalam bioremediasi adalah dengan
menggunakan bakteri untuk mengumpulkan bahan pencemar dan mengambilnya
dari lokasi tercemar (Nugroho, 2013).

2.5.2 Pengolahan Alkalinitas

Cara penanggulangan alkalinitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti


demineralisasi, yaitu proses untuk mengurangi atau menghilangkan semua
kandungan mineral - mineral yang ada di dalam air. Selain itu terdapat pula cara
reverse osmosis sebuah metode filtrasi yang mampu menyisihkan banyak jenis
molekul dan ion besar dari larutan dengan memberikan tekanan pada larutan yang
berada pada salah satu sisi membran (Ismet, 2016).

2.6 Metode Titrasi

2.6.1 Metode Titrasi Argentometri cara Mohr

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah Metode Mohr


(Argentometrik). Metode ini menggunakan larutan Perak Nitrat untuk titrasi dan
berdasarkan metode standar. Larutan Perak Nitrat dapat menjadi standar terhadap
larutan Klorida standar yang dipersiapkan dari Natrium Klorida murni. Proses
titrasi ion Klorida ini akan menghasilkan endapan Perak Klorida putih. Metode
Mohr (pembentukan endapan berwarna) dapat digunakan untuk menetapkan kadar
klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO 3 dan
penambahan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi mohr dari klorida dengan ion perak
yang dalam hal ini ion kromat digunakan sebagai indikator. Penampilan utama yang
tetap dari endapan perak kromat yang kemerah-merahan dianggap sebagai titik

DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

akhir titrasi. Titrasi mohr terbatas pada larutan-larutan dengan harga pH 6-10
(Chandra, 2012).

2.6.2 Metode Titrasi Asam Basa

Jenis reaksi yang digunakan pada percobaan alkalinitas adalah titrasi asam-basa.
Larutan uji (larutan standar) ditambahkan sedikit demi sedikit, biasanya dari dalam
buret bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan larutan standar
ini diteruskan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia dengan larutan yang di
uji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar harus dihentikan,
digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan yang disebut larutan indicator
dan ditambahkan ke dalam larutan uji. Titik dalam titrasi asam-basa pada saat
indikator berubah warna disebut titik akhir (Chandra, 2014).

2.7 Peraturan terkait

Berdasarkan SK PERMENKES No. 492 Tahun 2010 ditetapkan standar atau baku
mutu kadar klorida dalam air minum. Untuk menjamin kualitas air minum yang
diproduksinya, Pengelola wajib mengadakan pengawasan secara terus-menerus dan
berkesinambungan agar air yang diproduksi terjamin kualitasnya. Standar baku
mutu untuk klorida dalam air minum yaitu 250 mg/L. Standar baku mutu untuk pH
air ialah 6,5 – 8,5. Serta kesadahan air adalah 500 mg/L.

Tabel 2 Baku Mutu Air Menurut SK PERMENKES No. 492 Tahun 2010
NO Parameter Unit Standar Baku Mutu (kadar minimum/kisaran)
1 Klorida Mg/L 250
2 pH - 6,5 – 8,5

3 Kesadahan Mg/L 500

Sumber: SK PERMENKES No. 492 Tahun 2010

DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

DEFRI AF 2110947001

Anda mungkin juga menyukai