TINJAUAN PUSTAKA
Praktikum klorida dan alkalinitas ini menguji sampel air pada depot air Elin
Anugrah. Sampel diambil pada hari Sabtu, tanggal 28 Oktober 2022 tepatnya pada
pukul 15.25 WIB. Lokasi sampling terletak pada koordinat 0° 55’ 24” LS 100° 26’
50” BT yang terletak pada elevasi 139 mdpl. Pada saat pengambilan sampel, cuaca
saat itu mendung berawan dengan suhu 25°C. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara menampung air sampel dengan botol lalu dihomogenkan kedalam
ember. Keadaan arus pada depot air Elin Anugrah adalah laminar. Setelah
dilakukan sampling, didapatkan nilai pH sampel sebesar 7,1 dan nilai DO sebesar
7,3.
Ion klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Sekitar 3 /4 dari klorin (Cl 2)
yang terdapat di bumi berada dalam bentuk larutan, sedangkan sebagian besar florin
(F2) berada dalam bentuk batuan mineral. Unsur klor dalam air terdapat dalam
bentuk ion klorida (Cl- ). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang
ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen
lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa Natrium Klorida (NaCl),
Kalium Klorida (KCl) dan Kalsium Klorida (CaCl2). Klorida tidak bersifat toksik
pada makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel
(Kusumaningrum, 2014).
Salah satu parameter kimia yang harus diketahui bahwa kadarnya di bawah kadar
maksimum yang diperbolehkan adalah parameter ion klorida. Klorida merupakan
anion yang mudah larut dalam sampel air. Anion klorida (Cl -) merupakan anion
anorganik yang terdapat dalam sampel perairan yang jumlahnya lebih banyak
daripada anion-anion halogen yang lain. Ion klorida Cl- dalam larutan bisa dalam
senyawa natirum klorida, kalium klorida, kalsium klorida. Kelebihan ion klorida
dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan tetapi, kekurangan ion klorida dalam
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Klorida, dalam bentuk ion Cl- merupakan unsur anion inorganik yang banyak
terdapat dalam air bersih dan air buangan. Kandungan dalam air ditunjukkan
dengan adanya rasa asin yang tergantung jumlah klorida didalam air tersebut.
Kandungan klorida didalam air buangan lebih tinggi dari air bersih dikarenakan
pengelolaan air tidak terproses sempurna. Daerah sepanjang pantai memungkinkan
terdapat klorida dalam konsentrasi tinggi akibat kebocoran sistem pengolahan air
buangan. Tingginya kandungan klorida dapat mengganggu dan merusak pipa
metalik dan strukutural serta tanaman yang tumbuh (Greenberg, 1992).
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal
dengan acid neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion dalam air yang dapat
menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas
penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH perairan. Penyusun alkalinitas
yang utama adalah anion bikarbonat , karbonat, dan hidroksida., borat, silikat,
fosfat, sulfida, dan amonia. Sebagai pembentukan alkalinitas yang utama adalah
bikarbonat, karbonat, hidroksida, dan bikarbonat adalah paling banyak terdapat
pada perairan alami (Bintoro, 2014).
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Peyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO 3), karbonat (CO3) dan
hidroksida (OH- ). Garam dari asam lemah lain seperti: Borat (H 2BO3), silikat
(HSiO3), fosfat (HPO4)2- dan H2PO4- ), sulfida (HS- ) dan ammonia (NH3) juga
memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah sedikit. Meskipun
banyak komponen penyebab alkalinitas perairan, penyebab utama dari alkalinitas
tersebut adalah hidroksida, karbonat dan bikarbonat. Pada keadaan tertentu (siang
hari) adanya ganggang dan lumut air dapat menyebabkan turunnya kadar karbon
dioksida naik dan menyebabkan pH larutan naik (Girsang, 2015)
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Alkalinitas adalah kemampuan anion dalam air dalam menetralkan kation hidrogen.
Alkalinitas menggambarkan kemampuan air dalam menetralkan asam. Alkalinitas
juga dikatakan sebagai kapasitas penyangga tehadap perubahan pH dalam air.
Peyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO 3), karbonat (CO3) dan
hidroksida (OH-). Garam dari asam lemah lain seperti: Borat (H2BO3), silikat
(HSiO3), fosfat (HPO4)2- dan (H2PO4-), sulfida (HS-) dan ammonia (NH3) juga
memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah sedikit. Meskipun
banyak komponen penyebab alkalinitas perairan, penyebab utama dari alkalinitas
tersebut adalah hidroksida, karbonat dan bikarbonat. Pada keadaan tertentu (siang
hari) adanya ganggang dan lumut air dapat menyebabkan turunnya kadar karbon
dioksida naik dan menyebabkan pH larutan naik (Perdana, 2017).
Klorida merupakan salah satu anion anorganik utama yang ditemukan secara alami
di perairan. Keberadaan klorida berlebih di dalam air mengindikasikan bahwa air
tersebut telah mengalami pencemaran. Kadar klorida dalam air berpengaruh
terhadap tingkat keasinan air. Semakin tinggi konsentrasi klorida maka semakin
asin air yang menyebabkan menurunnya kualitas air tersebut ( Huljani, 2018)
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut
sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat,
dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut
di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman
dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l)
kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100
ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm
disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Alkalinitas juga berpengaruh
terhadap pH dalam suatu perairan. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan
membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam sehingga
keadaan pH menjadi netral, sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan
mengalami hidrolis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang
bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. Kondisi pH dipengaruhi oleh
alkalinitas karena alkalinitas merupakan penunjuk kapasitas penyangga pH dalam
fermentasi anaerobik. Semakin tinggi konsentrasi alkalinitas menyebabkan kondisi
pH cairan tidak turun, sehingga bakteri anaerobik dapat berkembang optimum pada
proses fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas (Utami, dkk. 2015).
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Pengolahan pada air yang mengandung klorida adalah dengan cara bioremediasi.
Bioremediasi merupakan suatu proses yang melibatkan mikroorganisme, fungi,
tanaman hijau maupun enzim yang dihasilkannya untuk mengembalikan kondisi
lingkungan yang telah diubah oleh adanya kontaminan menjadi seperti kondisi
sebelumnya. Metode yang digunakan dalam bioremediasi adalah dengan
menggunakan bakteri untuk mengumpulkan bahan pencemar dan mengambilnya
dari lokasi tercemar (Nugroho, 2013).
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
akhir titrasi. Titrasi mohr terbatas pada larutan-larutan dengan harga pH 6-10
(Chandra, 2012).
Jenis reaksi yang digunakan pada percobaan alkalinitas adalah titrasi asam-basa.
Larutan uji (larutan standar) ditambahkan sedikit demi sedikit, biasanya dari dalam
buret bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan larutan standar
ini diteruskan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia dengan larutan yang di
uji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar harus dihentikan,
digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan yang disebut larutan indicator
dan ditambahkan ke dalam larutan uji. Titik dalam titrasi asam-basa pada saat
indikator berubah warna disebut titik akhir (Chandra, 2014).
Berdasarkan SK PERMENKES No. 492 Tahun 2010 ditetapkan standar atau baku
mutu kadar klorida dalam air minum. Untuk menjamin kualitas air minum yang
diproduksinya, Pengelola wajib mengadakan pengawasan secara terus-menerus dan
berkesinambungan agar air yang diproduksi terjamin kualitasnya. Standar baku
mutu untuk klorida dalam air minum yaitu 250 mg/L. Standar baku mutu untuk pH
air ialah 6,5 – 8,5. Serta kesadahan air adalah 500 mg/L.
Tabel 2 Baku Mutu Air Menurut SK PERMENKES No. 492 Tahun 2010
NO Parameter Unit Standar Baku Mutu (kadar minimum/kisaran)
1 Klorida Mg/L 250
2 pH - 6,5 – 8,5
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
DEFRI AF 2110947001