Anda di halaman 1dari 5

Penggunaan air di Kota Semarang

5.3.1. Kebutuhan Air untuk Domestik

Penggunaan air tanah untuk kebutuhan domestik sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan
fasilitas umum.

a. Kebutuhan Air Penduduk

Jumlah penduduk di kota Semarang yang meliputi 16 Kecamatan pada tahun 2008 adalah
sebesar 1.481.644 jiwa. Kota Semarang dengan jumlah penduduk > 1,4 juta jiwa adalah
termasuk kategori Kota metropolitan, dengan syarat kebutuhan air bersih sebesar 150 - 200
liter per orang per hari (Kimpraswil, 2003)

Instalasi Pengolah Air (IPA) Kudu yang terletak di kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk.
Air IPA Kudu sumber airnya dari bendungan Kedung Ombo yang dialirkan melalui saluran
terbuka (sungai Klambu). Kapsitas IPA ini adalah 1.250 L/dt dan masih bisa ditingkatkan
lagi, dengan debit rata-rata 759,29 L/dt,

b. Kebutuhan Air untuk Fasilitas Umum

Kota Semarang disamping menjadi ibu kota propinsi Jawa Tengah, juga menjadi kota
metropolitan, maka kota Semarang fungsi kotanya menjadi pusat pemerintahan, kegiatan
industri, perdagangan, transportasi, pendidikan, pariwisata dan lingkungan permukiman.

Diperkirakan rata-rata penggunaan air untuk fasilitas umum sekitar 10 – 15% dari
penggunaan air untuk satu rumah tangga (KK) (Oky Setyanto. 2006). Berdasarkan hasil
perhitungan Dinas Kesehatan kota Semarang (2009), bahwa rata-rata dalam 1 KK terdiri
dari 4 jiwa, sehingga besarnya penggunaan air untuk fasilitas umum diambil rata-rata
tertimbang yaitu sebesar 12,5 % dari penggunaan satu rumah tangga.
5.3.2. Kebutuhan Air untuk Industri
Sesuai dengan visi kota Semarang yaitu sebagai kota investasi, maka perdagangan dan
industri pengolahan berperan amat dominan dalam perekonomian Kota Semarang.
Kontribusi kedua sektor tersebut terhadap PDRB lebih dari 65 persen. Kota Semarang
merupakan pusat industri besar dan sedang terbesar di Propinsi Jawa Tengah.

Klasifikasi Industri di Kota Semarang menurut bidang usahanya pada tahun 2008
didominasi industri yang bergerak dibidang usaha pengolahan yang beragam jenisnya.
Begitu pula halnya dalam penyerapan atau jumlah tenaga kerja. baik untuk industri besar,
sedang maupun kecil pada tahun 2008. Pada tahun 2009 keadaannya hampir tidak berubah
dimana industri pengolahan masih mendominasi baik ditinjau dari jumlah unit usahanya
maupun penyerapan tenaga kerjanya.

Industri di kota Semarang dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu

1) industri besar/sedang.
Berdasarkan Laporan tahunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Semarang
(2009) diketahui bahwa jumlah industri besar/sedang adalah sebesar 781 unit,
2) industri kecil
sedangkan jumlah industri kecil adalah 15.347 unit, namun dalam analisa penelitian
ini penggunaan air bersihnya tidak dibedakan antara industri besar/sedang dan
industri kecil.

Perkembangan jumlah unit usaha atau industri ini tentu tidak lepas dari adanya berbagai
insentif yang ada di Kota Semarang, selain memilki beberapa 72 Kawasan Industri yang
siap huni juga insentif lainnya baik dari faktor keamanan, kelancaran distribusi, maupun
kemudahan dalam perijinan dan lain-lain.

Berdasarkan hasil perhitungan (proyeksi) eksponensial, untuk tahun 2010, jumlah industri
di kota Semarang adalah 17.514 unit.dengan tingkat pertumbuhan 6%, dan jumlah industri
untuk tahun 2050 adalah 177.777 unit. Kebutuhan air untuk industri besar/sedang adalah
sebesar 222.5 m3 /unit/tahun, sedangkan untuk industri kecil sebesar 180 m3 /unit/tahun.
Dalam analisa penelitian ini tidak dibedakan kebutuhan air antara industri besar/sedang dan
industri kecil, karena air digunakan sebagai bahan proses industri, bukan sebagai bahan
baku industri, sehingga kebutuhan akan air hampir sama. Kebutuhan air untuk industri
ditentukan berdasarkan rata-rata timbang kebutuhan air antara kedua jenis industri tersebut
dan berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku industri yaitu sebesar 201,25 m3
/unit/tahun, sehingga kebutuhan air bersih untuk industri pada tahun 2008 sebesar 3,33 x
106 m3 /unit/tahun, dan pada tahun 2050 sebesar 35,78 x 106 m3 /unit/tahun.

5.3.3. Kebutuhan Air untuk Hotel

Untuk memperlancar kegiatan perekonomian kota Semarang yang telah dicanangkan


sebagai kota investasi, diperlukan fasilitas-fasilitas yang memadai, yang salah satunya
adalah hotel. Berdasarkan data yang ada, jumlah hotel di kota Semarang pada tahun 2008
adalah 83 buah dengan klasifikasi 27 berbintang dan 56 kelas melati. Jumlah kamar adalah
3.280, dan jumlah tempat tidur adalah 6.248 buah.

Dalam pemakaian air bersih hotel, diasumsikan bahwa hotel terisi 75%, dan tiap kamar
memiliki 2 tempat tidur. Jumlah kebutuhan air bersih untuk penghuni hotel dianggap sama
dengan kebutuhan air bersih penduduk yaitu sebesar 150 L/orang/hari, sehingga kebutuhan
air bersih hotel pada tahun 2008 sebesar 253.044 m3 /tahun. Untuk perencanaan
selanjutnya diasumsikan bahwa perkembangan tingkat pertumbuhan hotel di kota
Semarang adalah 2% per tahun, maka berdasarkan hasil proyeksi eksponensial jumlah hotel
pada tahun 2010 sebesar 86, dan pada tahun 2050 sebesar 191 buah, sehingga kebutuhan
air pada tahun 2010 adalah sebesar 263.267 m3 /th, dan pada tahun 2050 sebesar 581.304
m3 /th. Hasil analisa disajikan dalam Tabel 24.

Anda mungkin juga menyukai