Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok

MAKALAH PRA-RANCANGAN PABRIK KIMIA I


INDUSTRI KOH

Oleh: Kelompok 3

Nama :

1. NADIRAH 09220190003
2. LISA 09220190013
3. AYU SALSABILLA N. T 09220210088
4. NUR AISYAH 09220210089

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemajuan dalam pembangunan suatu negara ditandai dengan pesatnya


perkembangan industri yang ada pada negara tersebut. Beberapa hal yang
mendorong berdirinya suatu industri adalah besarnya permintaan pasar akan suatu
produk dan ketersediaan bahan baku. Salah satu bahan kimia yang saat ini banyak
digunakan dalam industri di Indonesia sehingga kebutuhannya meningkat yaitu
Kalium Hidroksida. Bahan kimia yang juga dikenal sebagai Potassium Hydroxide
ini banyak digunakan dalam industri sabun, baterai alkaline, pembuatan karet,
industri pupuk, dan tekstil. Pada produk makanan, Kalium Hidroksida bertindak
sebagai agen pengendali pH, penstabil dan pengental.

Kalium hidroksida merupakan penamaan dalam bahasa Indonesia untuk


senyawa potassium hydroxide dan dikenal dengan nama lain seperti : caustic
potash, potassia, dan potassium hydrate. Kalium hidroksida merupakan senyawa
anorganik dengan rumus molekul KOH dimana unsur kalium ( K+ ) mengikat
sebuah gugus hidroksil ( OH- ). Seperti halnya natrium hidroksida, maka kalium
hidroksida merupakan basa kuat dan banyak digunakan pada industri kimia sebagai
pengontrol derajat keasaman suatu larutan maupun campuran.

Kalium pertama kali ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1807, dimana penemuan ini berhubungan dengan penemuan senyawa kalium
hidroksida. Penamaan kalium diambil dari bahasa Arab “Al Qaliy” yang berarti abu
hasil kalsinasi, kemudian dikenal luas dalam istilah “Alkali” untuk kemudian
diambil sebagai penamaan unsur “Kalium”.

Proyeksi kebutuhan Kalium Hidroksida dalam negeri semakin meningkat


seiring dengan peningkatan industri-industri yang menggunakannya. Oleh karena
itu, maka pendirian Pabrik Kalium Hidroksida akan membawa dampak positif.
Terlebih untuk pemenuhan kebutuhan kalium hidroksida adalah dengan mengimpor
dari negara lain. Berdasarkan data impor dari Badan Pusat Statistika (BPS),
peningkatan jumlah kebutuhan Kalium Hidroksida yang diimpor oleh Indonesia
selama kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu tahun 2013 hingga tahun 2017 dengan
kebutuhan rata-rata 16.904,27 ton/tahun. Sehingga, dengan didirikannya Pabrik
Kalium Hidroksida di Indonesia perindustrian dalam negeri semakin berkembang
serta dapat menekan jumlah impor dan dapat memenuhi kebutuhan Kalium
Hidroksida didalam negeri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kalium Hidroksida (KOH)?
2. Bagaimana sifat fisik-kimia bahan baku, bahan pembantu dan produk yang
dihasilkan?
3. Sebutkan jenis-jenis proses?
4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan jenis-jenis proses?
5. Jelaskan Proses pembuatan KOH (mulai dari persiapan bahan baku, tahap
reaksi dan tahap pemurnian produk/pengemasan produk)?
6. Gambarkan diagram alir kualitatif.
7. Sebutkan kegunaan Produk di setiap bidang

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Kalium Hidroksida (KOH)
2. Mengetahui sifat fisik-kimia bahan baku, bahan pembantu dan produk
KOH
3. Mengetahui jenis-jenis proses
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis-jenis proses
5. Mengetahui proses pembuatan KOH (mulai dari persiapan bahan baku,
tahap reaksi dan tahap pemurnian produk/pengemasan produk)
6. Mengetahui diagram alir kualitatif
7. Mengetahui kegunaan produk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kalium Hidroksida (KOH)


Kalium hidroksida merupakan senyawa anorganik dengan rumus molekul
KOH dimana unsur kalium (K+) mengikat sebuah gugus hidroksil (OH-). Seperti
halnya natrium hidroksida, maka kalium hidroksida merupakan basa kuat dan
banyak digunakan pada industri kimia sebagai pengontrol derajat keasaman suatu
larutan maupun campuran.
Kalium hidroksida atau KOH, dibuat dari kalium klorida melalui proses
elektrokimia dan padat pada suhu kamar. Kita juga biasa menemukannya sebagai
larutan air. Kalium hidroksida juga dikenal sebagai kalium kaustik dalam dunia
kimia, adalah kombinasi bahan kimia mineral. KOH adalah hidroksida yang terbuat
dari atom kalium, satu oksigen dan satu hidrogen. Kalium hidroksida memiliki
banyak kegunaan dalam industri dan komersial. Sebagian besar berputar di sekitar
reaksi mereka dengan asam dan korosi alami mereka.
B. Sifat Fisik-Kimia Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Produk
1. Komponen bahan baku, produk utama dan pembantu sifat fisik dan
kimia
a. Kalium Klorida
Sifat fisika dan kimia
Sifat Hasil
Rumus Molekul KCL
Berat Molekul 74,551 g/mol
Titik Lebur 776 ℃
Titik Didih 1500 ℃
Densitas 1,984 g/𝑐𝑚3
Kelarutan Larut dalam alkohol (1 g/250 ml),gliserol (1 g/14 ml),
dan air
Entalpi Peleburan 26,53 kJ/mol (Perry, 1995)
Entalpi Pembentukan -436 kJ/mol
Standard
Entalpi Molar Standard 83 J/mol K (Steven, 2009)

Sifat kimia dari kalium klorida adalah senyawa polar yang dapat larut dalam
pelarut polar. Kalium klorida dalam air terionisasi menjadi ion 𝐾 + dan 𝐶 − .
Meskipun kalium lebih elektro positif dan natrium, KCL dapat dikurangi dengan
logam melalui reaksi dengan logam natrium pada suhu 850℃ karena kalium lebih
tidak stabil dan dapat dihilangkan dengan destilasi.
𝐾𝐶𝐿(𝑙) + 𝑁𝑎(𝑠) 𝑁𝑎𝐶𝐿(𝑙) + 𝐾(𝑆)
Metode ini merupakan metode utama dalam memproduksi logam kalium.
Elektrolisis (digunakan untuk garam) gagal karena kelarutan kalium yang tinggi
dalam KCL cair (Burges, 1978).
b. Air
Sifat fisika dan kimia
- Rumus Molekul : 𝐻2 𝑂
- Berat Molekul : 18 g/gmol
- Bentuk : Cairan
- Spesifik gravity :1
- Titik Lebur :0℃
- Titik Didih : 100 ℃
- Densitas (25 ℃ ) : 0,99708 g/ml
- Viskositas (25 ℃ ) : 1 Cp
- pH : 7 (netral)
- Bersifat melarutkan larutan
c. Produk (Kalium Hidroksida)
Sifat fisika dan kimia
Sifat Hasil
Rumus Molekul KOH
Berat Molekul 56,10 g/gmol
Bentuk Kristal
Warna Putih
Spesifik gravity 2,044
Titik Lebur 380 ℃
Titik Didih 1320 ℃
Titik Nyala Tidak dapat menyala, tetapi kontak
dengan air
Ph 13,5 (basa kuat)
Data Kelarutan 97 kg/100 kg 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 0 ℃ )
178 kg/100 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 100 ℃ )

d. Produk samping
1. Hidrogen
Sifat fisika dan kimia
Sifat Hasil
Rumus Molekul 𝐻2
Berat Molekul 2,016 g/gmol
Bentuk Gas
Warna Tak berwarna
Spesifik gravity 0,06948
Titik Lebur -259,1 ℃
Titik Didih -252,7 ℃
Data Kelarutan 2,1 kg/100 kg 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 0 ℃ )
0,85 kg/100 kg 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 100 ℃ )

2. Klorin
Sifat fisika dan kimia
- Rumus Molekul : 𝐶𝑙2
- Berat Molekul : 70,91 g/gmol
- Bentuk : Gas
- Warna : Tidak berwarna
- Spesifik gravity : 2,49
- Titik Lebur : -101,6 ℃
- Titik Didih : -34,6 ℃
- Temperatur kritis : 144 ℃
- Viskositas (20 ℃ ) : 2,3 x 10−4 lb/ft.menit
- Densitas : 1,563 g/𝑐𝑚3
- pH : 13,5 (basa kuat)
- Dengan hydrogen membentuk HCL
- Larut dalam 𝐻2 𝑂 dan alkohol sebagai HCL

C. Jenis-Jenis Proses Pembuatan KOH


Proses pembuatan Kalium Hidroksida atau KOH dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya yaitu:
1. Proses Elektrolisis
Proses elektrolisis dilakukan dengan menggunakan Kalium Klorida (KCl).
Proses elektrolisis ini diawali dengan melarutkan KCl padatan dengan air pada
mixer yang nantinya akan diumpankan pada reaktor elektrolisis. Reaksi yang terjadi
pada proses elektrolisisnya yaitu:
KCl(aq) + H2O(l) KOH(aq) + H2(g) + Cl2(g) (1)

Pada bagian anoda, KCl akan terionisasi menjadi ion K+ dan ion Cl- dimana
ion K+ ini nantinya akan berikatan dengan ion OH- yang merupakan hasil ionisasi
H2O pada katoda untuk membentuk KOH. Sementara ion Cl- pada anoda akan
bergabung membentuk gas Klorin (Cl2) dan ion H+ pada katoda akan bergabung
untuk membentuk gas Hidrogen (H2).
Reaksi pada anoda:
KCl → K+ + Cl- (2)
2 Cl- → Cl2 (3)
Reaksi pada katoda:
H2O →H+ + OH- (4)
K+ + OH- → KOH (5)
2H+ → H2 (6)
Proses elektrolisis dengan menggunakan KCl merupakan proses yang saat
ini digunakan oleh hampir semua pabrik kimia dalam memproduksi KOH. Salah
satu hal yang membuat proses ini banyak digunakan adalah karena proses ini
menghasilkan KOH yang memiliki konsentrasi lebih tinggi daripada KOH yang
dihasilkan dengan proses boiling (O’Brien, 2005).
Proses elektrolisis juga terbagi menjadi beberapa proses lagi. Hal ini
berkaitan dengan sel pemisah yang digunakan selama proses berlangsung. Proses-
proses tersebut antara lain elektrolisis KCl dengan menggunakan sel diafragma,
elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri, dan elektrolisis dengan
menggunakan membran sel.
• Elektrolisis KCl dengan menggunakan sel diafragma
Pada proses ini, sel diafragma dipasang agar anolyte dan catolyte tidak
saling bercampur selama proses elektrolisis berlangsung. Selain dengan diafragma,
proses ini juga menjaga level anolyte agar selalu lebih tinggi dibandingkan dengan
catolyte. Ini dilakukan supaya hanya ion K+ saja yang dapat pindah ke katoda untuk
berikatan dengan ion OH- dan mencegah ion H+ bergerak ke anoda. Jika ion H+
dapat bergerak ke anoda dan berikatan dengan ion Cl- maka nantinya dapat
terbentuk HCl yang dapat mengurangi efisiensi arus pada katoda (O’Brien, 2005).
• Elektrolisis KCl dengan sel merkuri
Proses elektrolisis dengan cara ini sedikit berbeda dengan dua cara lainnya.
Proses ini memiliki dua alat utama, yaitu electrolyzer dan dekomposer. Reaksi
yang terjadi pada electrolyzer adalah :
𝐾𝐶𝑙 → 𝐾+ + 𝐶𝑙− (7)
𝐾+ + 𝐻𝑔− → 𝐾𝐻𝑔 (8)
2 𝐶𝑙− → 𝐶𝑙2 (9)
Pembentukan amalgam K-Hg terjadi pada katoda, sementara pembentukan
Cl2 terjadi pada anoda. Amalgam K-Hg selanjutnya disirkulasikan ke dekomposer
untuk mengionisasi ion K+ dan mengikat ion OH- membentuk senyawa KOH. Pada
dekomposer akan terjadi proses pembentukan gas H2 sementara merkuri selanjutnya
akan terendapkan sebelum diresirkulasi ke electrolyzer. Reaksi yang terjadi pada
de komposer adalah :
2𝐾𝐻𝑔 + 𝐻2𝑂 → 2𝐾𝑂𝐻 +𝐻2 + 2𝐻𝑔 (10)
Proses elektrolisis dengan cara ini mampu menghasilkan larutan KOH
dengan konsentrasi yang tinggi (larutan KOH 50%) tanpa harus melalui evaporasi
untuk pemekatan lebih lanjut.
• Elektrolisis KCl dengan membran sel
Elektrolisis KCl dengan membran sel memiliki cara kerja yang sama
dengan proses elektrolisis sel diafragma, hanya saja level pada anolyte tidak perlu
dijaga agar lebih tinggi daripada catolyte karena bahan untuk membran sel yang
digunakan mampu untuk meloloskan ion K+ dari anolyte ke catolyte dan menahan
ion OH- untuk tidak masuk anolyte. Reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda
untuk proses ini sama dengan reaksi pada anoda dan katoda proses elektrolisis
pada umumnya. Elektrolisis KCl dengan membran sel merupakan proses atau
teknologi yang paling baru di antara kedua proses lainnya. Kelebihan dari proses
ini ialah dapat menghasilkan larutan KOH yang sudah cukup tinggi
konsentrasinya (30%) serta proses lebih ramah lingkungan (O’Brien, 2005).
2. Proses Boiling
Proses boiling merupakan proses pembentukan KOH menggunakan Kalium
Karbonat (K2CO3) dan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) yang sebelumnya sudah
dicampur dan dipanaskan untuk menguapkan sebagian air yang terkandung. Proses
tersebut akan membentuk larutan KOH dan endapan Kalsium Karbonat (Ca(CO3)2).
Reaksi pada proses boiling yaitu:
K2CO3 (aq) + Ca(OH)2 (aq) KOH (aq) + Ca(CO3)2 (s)

Secara keseluruhan tahapan-tahapan yang ada dalam proses ini masih


sederhana dan cukup mudah untuk dilakukan. Selain itu bahan baku yang
digunakan seperti K2CO3 dan kapur padam harganya masih relatif murah dan cukup
mudah didapatkan. Akan tetapi, proses ini sudah banyak ditinggalkan karena
konsentrasi produk larutan KOH yang dihasilkan kecil.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JENIS-JENIS PROSES
Berdasarkan uraian macam proses diatas, maka dapat ditabelkan perbandingan
masing-masing proses sebagai berikut :
Macam Proses
Parameter
Boiling Elektrolisa
Bahan Baku Utama K2CO3 dan CaO KCl
Pelarutan dan Pemisahan dan
Proses
Pengendapan Elektrolisa
Bahan Baku Pembantu Ca(OH)2 , H2O H2O
Produk samping CaCO3 H2, Cl2
Suhu operasi 105oC 60oC - 70oC
Utilitas Mahal Ekonomis
Aliran Proses Sederhana Komplek
Kadar Produk 45% - 50% minimum 90%

Dari tinjauan proses pembuatan kalium hidroksida diatas, Adapun kelebihan


dan kekurangan jenis-jenis proses yaitu:
• Proses elektrolisis lebih efisien dalam hal energi. Hal ini terlihat dari
konsumsi energi dimana untuk besar energi yang sama, larutan KOH yang
dihasilkan oleh proses elektrolisis memiliki konsentrasi yang lebih pekat.
• Bahan baku pada proses boiling merupakan senyawa karbonat sementara
pada proses elektrolisis digunakan KCl yang merupakan senyawa netral
sehingga pretreatment di awal hampir tidak ada atau jikapun ada prosesnya
tidak serumit pretreatment untuk bahan baku proses boiling.
• Produk samping dari proses elektrolisis memiliki nilai jual produk yang
cukup tinggi meskipun penangannya lebih rumit dibandingkan dengan proses
boiling.
E. PROSES PEMBUATAN KOH
Proses produksi Kalium Hidroksida (KOH) dari Kalium Klorida dengan
proses elektrolisis dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah air dan kalium klorida
• Bahan baku serbuk Kalium Klorida (KCl) ditampung stock pile KCl.
KCl kemudian diumpankan pada Silo (SL-01) dengan menggunakan
belt conveyor (BC-01) menuju mixer.
• Menambahkan air dari tangki penyimpanan (TU-05) dengan suhu 30 oC
dan tekanan 1 atm ke dalam mixer. Mixer yang digunakan yaitu jenis
tangki silinder tegak dengan atap dan alas torispherical yang dilengkapi
dengan jaket pemanas dan dioperasikan secara kontinyu.
• Proses pelarutan KCl dilakukan selama 20 menit dengan sumber panas
yang digunakan untuk jaket pemanas berupa steam, sehingga diperoleh
larutan KCl dengan konsentrasi 24% dan suhu 90°C.
• Larutan KCl yang keluar dari mixer selanjutnya diumpankan ke bagian
anoda pada reaktor elektrolisis
• Air dialirkan dari tangki penyimpanan TU-05 ke HE-02 untuk dinaikkan
suhunya dari 30°C sampai 90°C sebelum di umpankan ke bagian anoda
dari reaktor elektrolisis.

2. Proses Pembuatan Produk


Larutan KCl kemudian diumpankan masuk ke reactor elektrolisis. Reaksi
yang terjadi pada reaktor elektrolisis adalah sebagai berikut:

KCl (aq) + H2O (l) → KOH (aq) + H2 (g) + Cl2 (g)


Reaksi pada anoda:
KCl → K+ + Cl-
2 Cl- →Cl2
Reaksi pada katoda:
H2O → H+ + OH-
K+ + OH- → KOH
2H+ → H2
Proses elektrolisis beroperasi pada tekanan 1 atm dan suhu 90°C. Pada
reaktor elektrolisis terdapat membran sel yang memisahkan anolyte dan catolyte.
Proses elektrolisis diawali dengan ionisasi larutan KCl menjadi ion K+ dan ion Cl-
pada bagian anolyte. Ion K+ selanjutnya bergerak menuju bagian catolyte melewati
membran sel. Ionisasi air yang terjadi pada catolyte akan membentuk ion H+ dan
Ion OH- akan berikatan dengan ion K+ dan membentuk KOH. Sedangkan ion H+
dijaga agar tidak berpindah ke anolyte dan berikatan dengan ion Cl- membentuk
HCl yang dapat membahayakan reaktor elektrolisis. Oleh karena itu dipilih
membran sel yang dapat meloloskan ion K+ ke arah catolyte dan tidak dapat
meloloskan ion H+ ke arah anolyte. Ion H+ pada katoda akan bergabung dan
membentuk gas Hidrogen (H2), begitu juga dengan ion Cl- akan bergabung dan
membentuk gas Klorin (Cl2). Larutan KOH yang dihasilkan pada reaktor
elektrolisis mempunyai konsentrasi 30%. Produk KOH ini masih perlu disesuaikan
lagi dengan produk larutan KOH yang dijual dipasaran sehingga KOH perlu
dipekatkan sampai didapatkan produk KOH dengan konsentrasi 50%.
3. Pemurnian Produk
• Larutan KOH dengan konsentrasi 30% akan di pekatkan dengan
menggunakan triple effect evaporator dengan sistem backward feed untuk
menghasilkan larutan KOH dengan konsentrasi 50%. Pemekatan pada
evaporator EV-03 dilakukan menggunakan steam sebagai media pemanas
yang didapat dari evaporator EV-02 dan steam dari boiler.
• Hasil pemekatan larutan KOH pada evaporator EV-03 yaitu menjadi 35%.
Uap air yang dihasilkan pada evaporator EV-03 selanjutnya akan di
kondensasikan pada kondenser. Pada evaporator EV-02 larutan KOH akan
di pekatkan menggunakan steam dari evaporator EV-01 dan steam dari
boiler lalu hasil uap airnya akan digunakan untuk memekatkan larutan KOH
pada evaporator EV-03.
• Hasil pemekatan larutan KOH pada evaporator EV-02 yaitu menjadi 42%.
Setelah itu pada evaporator EV-01 larutan KOH selanjutnya dipekatkan
hingga konsentrasi 50% menggunakan steam dari boiler.
• Larutan KOH 50% yang keluar dari evaporator EV-01 kemudian
didinginkan oleh HE-01. HE-01 digunakan untuk mendinginkan larutan
KOH 50% dari suhu 135°C sampai suhu 30°C menggunakan air pendingin
sebelum nantinya dialirkan dan disimpan dalam tangki penyimpanan T-03.
• Selain larutan KOH, elektrolisis larutan KCl juga menghasilkan produk
samping berupa gas Hidrogen (H2) dan gas Klorin (Cl2). Gas Hidrogen dapat
dijual ke pabrik kimia yang menggunakan gas Hidrogen sebagai sebagai
bahan baku pembuatan suatu produk dengan menyimpannya terlebih dahulu
pada tangki penyimpanan H2 (T-01).
• Gas Hidrogen yang keluar dari reaktor elektrolisis masih berada dalam
kondisi yang panas, sehingga perlu didinginkan terlebih dahulu pada HE-03
untuk menurunkan suhunya dari 90°C menjadi 30°C dengan menggunakan
air pendingin sebelum di simpan didalam tangki penyimpanan.
• Sebelum ingin menjual gas Klorin (Cl2) kepada pabrik kimia yang
membutuhkan, hendaknya gas Klorin tersebut dicairkan terlebih dahulu.
Gas Klorin yang keluar dari reaktor elektrolisis di turunkan suhunya terlebih
dahulu dengan menggunakan HE-04. Penurunan suhu dilakukan hingga
suhu 30°C.
• Selanjutnya gas Klorin di lewatkan pada kompresor untuk dinaikkan
tekanannya menjadi 8,8 atm agar nilai titik embun gas Klorin naik. Gas
Klorin yang sudah di kompresi kemudian didinginkan dengan HE-05 untuk
diturunkan suhunya dari 124°C menjadi 30°C dengan menggunakan air
pendingin. Setelah itu gas Klorin akan berubah fase menjadi cair karena
suhunya sudah dibawah titik embunnya. Klorin cair yang terbentuk
kemudian dialirkan dan disimpan di dalam tangki penyimpanan T-02.
F. DIAGRAM ALIR KUALITATIF

KCI H20
1 atm, 30OC 1 atm, 30OC

Boiler
H20 steam H20 steam H20 steam
1 atm, 145OC 1 atm, 135OC 1 atm, 130OC
Air Pendingin
Mixer 1 atm, 25OC

H20 steam
Larutan KCI 1 atm, 120OC
1 atm, 30OC Kondesor

H20 steam H20 steam


1 atm, 130OC 1 atm, 130OC

H20
Evaporator 3 Evsporator 2 Evaporator 1 1 atm, 50OC

H20
1 atm,90OC
KOH steam KOH steam KOH steam
1 atm, 135OC 1 atm, 130OC 1 atm, 120OC

Reaktor
Elektrolisis Unit
KOH
1 atm, 90OC Pengolahan
Air

Dialirkan ke pabrik kimia


Ke unit pencairan gas
yang memerlukan
C12
H2
1 atm, 90OC
1 atm, 90OC
A. FLOWSHEET PEMBUATAN KOH
1
30 1

2 30
PC 4
PC

P-01
P-03
Kondensat
1

U 30 HE-02
SL-01 1
1
TC
Steam 90

4
BC-01

LC

M-01 1

90

1
P-02 90
8,8 8,8 1 1
7
30 124 30 90

7 HE-05 7 7 HE-04 7

C12 HE-03
C-01 H2

PC TC
P-10TC
TC T-01
T-02 Air Pendingin

Air Pendingin
Air Pendingin

90

P-04
HE-07
PC 1

120

9
TC
HE-06
1

25
TC
P-08 14
Air Pendingin
1

130 1
Air Pendingin
135
8
8 T-03

1 TC
50

15
TC

120
1

P-09 EV-03 10
EV-02
130

12 EV-01 1

135

CD-01 13
HE-01
P-05 P-06
P-07 TC

Air Pendingin

Keterangan Alat:
SL : Silo EV : Evaporator C : Compressor
BC : Belt Conveyor CD : Condensor T : Tangki Penyimpanan
M : Mixer HE : Heat Exchanger
R : Reaktor P : Pompa
B. KEGUNAAN PRODUK
Kalium hidroksida atau KOH dapat digunakan untuk sejumlah aplikasi,
seperti:
• Prekursor bagi senyawa kalium lain.
Banyak garam kalium dibuat dengan reaksi netralisasi melibatkan KOH.
Garam kalium dari karbonat, sianida, permanganat, fosfat, dan berbagai
silikat disusun dengan cara memperlakukan baik oksidanya atau asamnya
dengan KOH. Kelarutan tinggi kalium fosfat diharapkan dalam pupuk.
• Pembuatan biodiesel.
Meskipun lebih mahal daripada menggunakan natrium hidroksida, KOH
bekerja dengan baik dalam pembuatan biodiesel melalui transesterifikasi
dari trigliserida dalam minyak nabati. Gliserin dari biodiesel diproses-
kalium hidroksida berguna sebagai suplemen makanan murah untuk
ternak, setelah metanol beracun dihilangkan
• Pembuatan sabun
Saponifikasi dari lemak dengan KOH digunakan untuk mempersiapkan
“sabun kalium” yang sesuai, yang lebih lembut dibandingkan sabun pada
umumnya yang berasal dari natrium hidroksida (NaOH). Karena
kelembutan dan kelarutan yang lebih besar, sabun kalium membutuhkan
lebih sedikit air untuk mencairkan, dan dengan demikian dapat berisi agen
pembersih lebih banyak dibandingkan sabun cair natrium.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kalium hidroksida adalah basa yang sangat kuat. Dalam bentuknya yang
berair, penampilannya merupakan larutan yang bening. Dalam bentuk
padatnya, KOH dapat ada sebagai benjolan, serpih, pelet, atau batang
berwarna putih hingga agak kuning. Tidak ada bau khas yang dapat
dikaitkan dengan senyawa ini dalam kondisi padatnya. Kalium hidroksida
larut dalam air, dapat larut secara bebas dalam etanol, metanol, dan gliserin
Tidak mudah terbakar tetapi sangat korosif. Dan banyak digunakan dalam
pembuatan bahan kimia, senyawa pembersih, dan pemurnian minyak bumi.
2. Jenis-jenis proses pembuatan KOH yaitu:
• Proses Elektrolisis: Proses elektrolisis ini diawali dengan
melarutkan KCl padatan dengan air pada mixer yang nantinya akan
diumpankan pada reaktor elektrolisis Proses Elektrolisis dibagi
menjadi tiga yaitu Elektrolisis KCl dengan menggunakan sel
diafragma, elektrolisis KCL dengan sel merkuri dan elektrolisis KCl
dengan membrane sel
• Proses Boiling: proses pembentukan KOH menggunakan Kalium
Karbonat (K2CO3) dan Kalsium Hidroksida (Ca (OH)2) yang
sebelumnya sudah dicampur dan dipanaskan untuk menguapkan
sebagian air yang terkandung.
3. Kelebihan dan kekurangan jenis-jenis proses yaitu:
• Proses elektrolisis lebih efisien dalam hal energi. Hal ini terlihat dari
konsumsi energi dimana untuk besar energi yang sama, larutan KOH
yang dihasilkan oleh proses elektrolisis memiliki konsentrasi yang
lebih pekat.
• Bahan baku pada proses boiling merupakan senyawa karbonat
sementara pada proses elektrolisis digunakan KCl yang merupakan
senyawa netral sehingga pretreatment di awal hampir tidak ada atau
jikapun ada prosesnya tidak serumit pretreatment untuk bahan baku
proses boiling.
• Produk samping dari proses elektrolisis memiliki nilai jual produk
yang cukup tinggi meskipun penangannya lebih rumit dibandingkan
dengan proses boiling.
4. Kalium hidroksida atau KOH dapat digunakan untuk sejumlah aplikasi,
seperti:
• Prekursor bagi senyawa lain
• Pembuatan biodiesel
• Pembuatan sabun

B. SARAN
Pembaca diharapkan memberi masukan pada makalah ini serta cermat dan
bijak yang dapat membangun penulis dalam pembuatan makalah
selanjutnya Tentunya makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak
kesalahan dan kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Kalium Hidroksida (KOH) dan Cara Pembuatannya.


https://adalah.top/kalium-hidroksida/. Diakses pada tanggal 26 Februari
2022
Burgess, J. 1978. Metal Ion in Solution. New York: Ellis Horwood. ISBN 0-85312-
0277
H. Yustica, Clara dan Prameswara Dwi C. 2018. Prarancangan Pabrik Kalium
Hidroksida dari Kalium Khlorida dengan Proses Elektrolisis Kapasitas
15.000 Ton/tahun. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Nuravifah, Utari., dkk. 2015. Prarancangan Pabrik Kalium Hidroksida dari
Kalium Khlorida Secara Elektrolisis Kapasitas 25.000 Ton/Tahun.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
O’Brien, Thomas dkk. 2005. Handbook of Chlor-Alkali Technology-Volume I :
Fundamentals. USA : Springer Science+Business Media LLC
Perry, D.L. 1995. Handbook of Inorganic Compounds. London: CRC Press
Steven, S. 2009. Chemical Principle 6 th Ed. Houghton: Mifflin Company
Vogel, 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Jakarta: PT.
Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai