Oleh: Kelompok 3
Nama :
1. NADIRAH 09220190003
2. LISA 09220190013
3. AYU SALSABILLA N. T 09220210088
4. NUR AISYAH 09220210089
A. Latar belakang
Kalium pertama kali ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1807, dimana penemuan ini berhubungan dengan penemuan senyawa kalium
hidroksida. Penamaan kalium diambil dari bahasa Arab “Al Qaliy” yang berarti abu
hasil kalsinasi, kemudian dikenal luas dalam istilah “Alkali” untuk kemudian
diambil sebagai penamaan unsur “Kalium”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kalium Hidroksida (KOH)?
2. Bagaimana sifat fisik-kimia bahan baku, bahan pembantu dan produk yang
dihasilkan?
3. Sebutkan jenis-jenis proses?
4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan jenis-jenis proses?
5. Jelaskan Proses pembuatan KOH (mulai dari persiapan bahan baku, tahap
reaksi dan tahap pemurnian produk/pengemasan produk)?
6. Gambarkan diagram alir kualitatif.
7. Sebutkan kegunaan Produk di setiap bidang
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Kalium Hidroksida (KOH)
2. Mengetahui sifat fisik-kimia bahan baku, bahan pembantu dan produk
KOH
3. Mengetahui jenis-jenis proses
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis-jenis proses
5. Mengetahui proses pembuatan KOH (mulai dari persiapan bahan baku,
tahap reaksi dan tahap pemurnian produk/pengemasan produk)
6. Mengetahui diagram alir kualitatif
7. Mengetahui kegunaan produk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat kimia dari kalium klorida adalah senyawa polar yang dapat larut dalam
pelarut polar. Kalium klorida dalam air terionisasi menjadi ion 𝐾 + dan 𝐶 − .
Meskipun kalium lebih elektro positif dan natrium, KCL dapat dikurangi dengan
logam melalui reaksi dengan logam natrium pada suhu 850℃ karena kalium lebih
tidak stabil dan dapat dihilangkan dengan destilasi.
𝐾𝐶𝐿(𝑙) + 𝑁𝑎(𝑠) 𝑁𝑎𝐶𝐿(𝑙) + 𝐾(𝑆)
Metode ini merupakan metode utama dalam memproduksi logam kalium.
Elektrolisis (digunakan untuk garam) gagal karena kelarutan kalium yang tinggi
dalam KCL cair (Burges, 1978).
b. Air
Sifat fisika dan kimia
- Rumus Molekul : 𝐻2 𝑂
- Berat Molekul : 18 g/gmol
- Bentuk : Cairan
- Spesifik gravity :1
- Titik Lebur :0℃
- Titik Didih : 100 ℃
- Densitas (25 ℃ ) : 0,99708 g/ml
- Viskositas (25 ℃ ) : 1 Cp
- pH : 7 (netral)
- Bersifat melarutkan larutan
c. Produk (Kalium Hidroksida)
Sifat fisika dan kimia
Sifat Hasil
Rumus Molekul KOH
Berat Molekul 56,10 g/gmol
Bentuk Kristal
Warna Putih
Spesifik gravity 2,044
Titik Lebur 380 ℃
Titik Didih 1320 ℃
Titik Nyala Tidak dapat menyala, tetapi kontak
dengan air
Ph 13,5 (basa kuat)
Data Kelarutan 97 kg/100 kg 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 0 ℃ )
178 kg/100 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 100 ℃ )
d. Produk samping
1. Hidrogen
Sifat fisika dan kimia
Sifat Hasil
Rumus Molekul 𝐻2
Berat Molekul 2,016 g/gmol
Bentuk Gas
Warna Tak berwarna
Spesifik gravity 0,06948
Titik Lebur -259,1 ℃
Titik Didih -252,7 ℃
Data Kelarutan 2,1 kg/100 kg 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 0 ℃ )
0,85 kg/100 kg 𝐻2 𝑂 (𝐻2 𝑂 = 100 ℃ )
2. Klorin
Sifat fisika dan kimia
- Rumus Molekul : 𝐶𝑙2
- Berat Molekul : 70,91 g/gmol
- Bentuk : Gas
- Warna : Tidak berwarna
- Spesifik gravity : 2,49
- Titik Lebur : -101,6 ℃
- Titik Didih : -34,6 ℃
- Temperatur kritis : 144 ℃
- Viskositas (20 ℃ ) : 2,3 x 10−4 lb/ft.menit
- Densitas : 1,563 g/𝑐𝑚3
- pH : 13,5 (basa kuat)
- Dengan hydrogen membentuk HCL
- Larut dalam 𝐻2 𝑂 dan alkohol sebagai HCL
Pada bagian anoda, KCl akan terionisasi menjadi ion K+ dan ion Cl- dimana
ion K+ ini nantinya akan berikatan dengan ion OH- yang merupakan hasil ionisasi
H2O pada katoda untuk membentuk KOH. Sementara ion Cl- pada anoda akan
bergabung membentuk gas Klorin (Cl2) dan ion H+ pada katoda akan bergabung
untuk membentuk gas Hidrogen (H2).
Reaksi pada anoda:
KCl → K+ + Cl- (2)
2 Cl- → Cl2 (3)
Reaksi pada katoda:
H2O →H+ + OH- (4)
K+ + OH- → KOH (5)
2H+ → H2 (6)
Proses elektrolisis dengan menggunakan KCl merupakan proses yang saat
ini digunakan oleh hampir semua pabrik kimia dalam memproduksi KOH. Salah
satu hal yang membuat proses ini banyak digunakan adalah karena proses ini
menghasilkan KOH yang memiliki konsentrasi lebih tinggi daripada KOH yang
dihasilkan dengan proses boiling (O’Brien, 2005).
Proses elektrolisis juga terbagi menjadi beberapa proses lagi. Hal ini
berkaitan dengan sel pemisah yang digunakan selama proses berlangsung. Proses-
proses tersebut antara lain elektrolisis KCl dengan menggunakan sel diafragma,
elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri, dan elektrolisis dengan
menggunakan membran sel.
• Elektrolisis KCl dengan menggunakan sel diafragma
Pada proses ini, sel diafragma dipasang agar anolyte dan catolyte tidak
saling bercampur selama proses elektrolisis berlangsung. Selain dengan diafragma,
proses ini juga menjaga level anolyte agar selalu lebih tinggi dibandingkan dengan
catolyte. Ini dilakukan supaya hanya ion K+ saja yang dapat pindah ke katoda untuk
berikatan dengan ion OH- dan mencegah ion H+ bergerak ke anoda. Jika ion H+
dapat bergerak ke anoda dan berikatan dengan ion Cl- maka nantinya dapat
terbentuk HCl yang dapat mengurangi efisiensi arus pada katoda (O’Brien, 2005).
• Elektrolisis KCl dengan sel merkuri
Proses elektrolisis dengan cara ini sedikit berbeda dengan dua cara lainnya.
Proses ini memiliki dua alat utama, yaitu electrolyzer dan dekomposer. Reaksi
yang terjadi pada electrolyzer adalah :
𝐾𝐶𝑙 → 𝐾+ + 𝐶𝑙− (7)
𝐾+ + 𝐻𝑔− → 𝐾𝐻𝑔 (8)
2 𝐶𝑙− → 𝐶𝑙2 (9)
Pembentukan amalgam K-Hg terjadi pada katoda, sementara pembentukan
Cl2 terjadi pada anoda. Amalgam K-Hg selanjutnya disirkulasikan ke dekomposer
untuk mengionisasi ion K+ dan mengikat ion OH- membentuk senyawa KOH. Pada
dekomposer akan terjadi proses pembentukan gas H2 sementara merkuri selanjutnya
akan terendapkan sebelum diresirkulasi ke electrolyzer. Reaksi yang terjadi pada
de komposer adalah :
2𝐾𝐻𝑔 + 𝐻2𝑂 → 2𝐾𝑂𝐻 +𝐻2 + 2𝐻𝑔 (10)
Proses elektrolisis dengan cara ini mampu menghasilkan larutan KOH
dengan konsentrasi yang tinggi (larutan KOH 50%) tanpa harus melalui evaporasi
untuk pemekatan lebih lanjut.
• Elektrolisis KCl dengan membran sel
Elektrolisis KCl dengan membran sel memiliki cara kerja yang sama
dengan proses elektrolisis sel diafragma, hanya saja level pada anolyte tidak perlu
dijaga agar lebih tinggi daripada catolyte karena bahan untuk membran sel yang
digunakan mampu untuk meloloskan ion K+ dari anolyte ke catolyte dan menahan
ion OH- untuk tidak masuk anolyte. Reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda
untuk proses ini sama dengan reaksi pada anoda dan katoda proses elektrolisis
pada umumnya. Elektrolisis KCl dengan membran sel merupakan proses atau
teknologi yang paling baru di antara kedua proses lainnya. Kelebihan dari proses
ini ialah dapat menghasilkan larutan KOH yang sudah cukup tinggi
konsentrasinya (30%) serta proses lebih ramah lingkungan (O’Brien, 2005).
2. Proses Boiling
Proses boiling merupakan proses pembentukan KOH menggunakan Kalium
Karbonat (K2CO3) dan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) yang sebelumnya sudah
dicampur dan dipanaskan untuk menguapkan sebagian air yang terkandung. Proses
tersebut akan membentuk larutan KOH dan endapan Kalsium Karbonat (Ca(CO3)2).
Reaksi pada proses boiling yaitu:
K2CO3 (aq) + Ca(OH)2 (aq) KOH (aq) + Ca(CO3)2 (s)
KCI H20
1 atm, 30OC 1 atm, 30OC
Boiler
H20 steam H20 steam H20 steam
1 atm, 145OC 1 atm, 135OC 1 atm, 130OC
Air Pendingin
Mixer 1 atm, 25OC
H20 steam
Larutan KCI 1 atm, 120OC
1 atm, 30OC Kondesor
H20
Evaporator 3 Evsporator 2 Evaporator 1 1 atm, 50OC
H20
1 atm,90OC
KOH steam KOH steam KOH steam
1 atm, 135OC 1 atm, 130OC 1 atm, 120OC
Reaktor
Elektrolisis Unit
KOH
1 atm, 90OC Pengolahan
Air
2 30
PC 4
PC
P-01
P-03
Kondensat
1
U 30 HE-02
SL-01 1
1
TC
Steam 90
4
BC-01
LC
M-01 1
90
1
P-02 90
8,8 8,8 1 1
7
30 124 30 90
7 HE-05 7 7 HE-04 7
C12 HE-03
C-01 H2
PC TC
P-10TC
TC T-01
T-02 Air Pendingin
Air Pendingin
Air Pendingin
90
P-04
HE-07
PC 1
120
9
TC
HE-06
1
25
TC
P-08 14
Air Pendingin
1
130 1
Air Pendingin
135
8
8 T-03
1 TC
50
15
TC
120
1
P-09 EV-03 10
EV-02
130
12 EV-01 1
135
CD-01 13
HE-01
P-05 P-06
P-07 TC
Air Pendingin
Keterangan Alat:
SL : Silo EV : Evaporator C : Compressor
BC : Belt Conveyor CD : Condensor T : Tangki Penyimpanan
M : Mixer HE : Heat Exchanger
R : Reaktor P : Pompa
B. KEGUNAAN PRODUK
Kalium hidroksida atau KOH dapat digunakan untuk sejumlah aplikasi,
seperti:
• Prekursor bagi senyawa kalium lain.
Banyak garam kalium dibuat dengan reaksi netralisasi melibatkan KOH.
Garam kalium dari karbonat, sianida, permanganat, fosfat, dan berbagai
silikat disusun dengan cara memperlakukan baik oksidanya atau asamnya
dengan KOH. Kelarutan tinggi kalium fosfat diharapkan dalam pupuk.
• Pembuatan biodiesel.
Meskipun lebih mahal daripada menggunakan natrium hidroksida, KOH
bekerja dengan baik dalam pembuatan biodiesel melalui transesterifikasi
dari trigliserida dalam minyak nabati. Gliserin dari biodiesel diproses-
kalium hidroksida berguna sebagai suplemen makanan murah untuk
ternak, setelah metanol beracun dihilangkan
• Pembuatan sabun
Saponifikasi dari lemak dengan KOH digunakan untuk mempersiapkan
“sabun kalium” yang sesuai, yang lebih lembut dibandingkan sabun pada
umumnya yang berasal dari natrium hidroksida (NaOH). Karena
kelembutan dan kelarutan yang lebih besar, sabun kalium membutuhkan
lebih sedikit air untuk mencairkan, dan dengan demikian dapat berisi agen
pembersih lebih banyak dibandingkan sabun cair natrium.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kalium hidroksida adalah basa yang sangat kuat. Dalam bentuknya yang
berair, penampilannya merupakan larutan yang bening. Dalam bentuk
padatnya, KOH dapat ada sebagai benjolan, serpih, pelet, atau batang
berwarna putih hingga agak kuning. Tidak ada bau khas yang dapat
dikaitkan dengan senyawa ini dalam kondisi padatnya. Kalium hidroksida
larut dalam air, dapat larut secara bebas dalam etanol, metanol, dan gliserin
Tidak mudah terbakar tetapi sangat korosif. Dan banyak digunakan dalam
pembuatan bahan kimia, senyawa pembersih, dan pemurnian minyak bumi.
2. Jenis-jenis proses pembuatan KOH yaitu:
• Proses Elektrolisis: Proses elektrolisis ini diawali dengan
melarutkan KCl padatan dengan air pada mixer yang nantinya akan
diumpankan pada reaktor elektrolisis Proses Elektrolisis dibagi
menjadi tiga yaitu Elektrolisis KCl dengan menggunakan sel
diafragma, elektrolisis KCL dengan sel merkuri dan elektrolisis KCl
dengan membrane sel
• Proses Boiling: proses pembentukan KOH menggunakan Kalium
Karbonat (K2CO3) dan Kalsium Hidroksida (Ca (OH)2) yang
sebelumnya sudah dicampur dan dipanaskan untuk menguapkan
sebagian air yang terkandung.
3. Kelebihan dan kekurangan jenis-jenis proses yaitu:
• Proses elektrolisis lebih efisien dalam hal energi. Hal ini terlihat dari
konsumsi energi dimana untuk besar energi yang sama, larutan KOH
yang dihasilkan oleh proses elektrolisis memiliki konsentrasi yang
lebih pekat.
• Bahan baku pada proses boiling merupakan senyawa karbonat
sementara pada proses elektrolisis digunakan KCl yang merupakan
senyawa netral sehingga pretreatment di awal hampir tidak ada atau
jikapun ada prosesnya tidak serumit pretreatment untuk bahan baku
proses boiling.
• Produk samping dari proses elektrolisis memiliki nilai jual produk
yang cukup tinggi meskipun penangannya lebih rumit dibandingkan
dengan proses boiling.
4. Kalium hidroksida atau KOH dapat digunakan untuk sejumlah aplikasi,
seperti:
• Prekursor bagi senyawa lain
• Pembuatan biodiesel
• Pembuatan sabun
B. SARAN
Pembaca diharapkan memberi masukan pada makalah ini serta cermat dan
bijak yang dapat membangun penulis dalam pembuatan makalah
selanjutnya Tentunya makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak
kesalahan dan kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA