Anda di halaman 1dari 5

1.

Identifikasi bahan dan bahaya


No katalog : 109970
Nama produk : Hydrochloric acid (asam hydrochlorida) for 1000 ml, c(HCl) = 1
mol/l (1 N) Titrisol®
Nomor Registrasi : REACH Produk ini adalah suatu preparasi.

2.
3.
4.
5.
6. Sifat Fisik dan Kimia
Sifat fisik : Rumus molekul : HCL
Massa molekul : 36,5 gr/mol
Densitas : 1,0455 g/cm³
Titik didih : -85°C
Titik beku : -144°C
Berat jenis : 27,9% HCL (1,142 sp.gr), 32% HCL (1,16 sp.gr) dan 35,8%
HCL (1,179 sp.gr)
Warna : Tidak berwarna
Densintas : 1,0455 gr/ml
Enthalpy (ΔHf(298)) : -167,20 kJ/mol
Energi bebas Gibbs (ΔG) : -100,4 kJ/mol
Sifat kimia : - Larut dalam air
- Larut dalam alkohol
- Melarutkan magnesium hidroksida
Bau : Pedas, iritasi (strong)
Warna : Tak berwarna nyala
pH (1% soln/air) : Asam
Tekanan Uap : 16 kPa (@ 20°C) rata-rata
Kepadatan Uap : 1,267 (Air = 1)
Bau Threshold : 0,25 sampai 10 ppm
Kelarutan : Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter
Stabilitas : Produk ini tidak stabil
Kondisi Ketidakstabilan : Bahan yang tidak kompatibel, sangat reaktif dengan
logam. Reaktif dengan agen oksidasi, bahan organik, alkali dan air.
Korosivitas : Sangat korosif dihadapan alumunium, tembaga,stainless
steel (304), Non-korosif terhadap kaca.

7. Stabilitas dan Reaktifitas


Hindari kontak dengan oksidator kuat, basa, logam, oksida logam,
hidroksida, amina, dan bahan alkali lainnya. Tidak cocok dengan sianida,
sulfida, dan formaldehida. Beresiko meledak dengan Logam basa, konsentrasi
sulfuric acid. Resiko ignisi dan pembentukan gas atau uap yang tidak menyala
dengan carbides, lithium silicide, Fluorin. Menghasilkan gas atau uap yang berbahaya
jika mengalami kontak dengan Aluminium, hydrides, formaldehyde, Logam, alkalis
kuat, Sulfida. Reaksi eksotermik dengan Amin, potassium permanganate, garam
oxyhalogenic acids, semimetallic oxides, senyawa hidrogen semimetalik, Aldehida,
vinylmethyl ether. Menghasilkan panas saat diencerkan dengan air. Produk ini stabil
secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).

8. Informasi Toksikologi dan ekologi

a. Toksikologi
 Toksisitas oral akut
Tanda-tanda: Iritasi pada membran mukosa mulut, pharink, oeseophagus dan
saluran gastrointestinal.
 Toksisitas inhalasi akut
Tanda-tanda: iritasi mukosa, batuk, napas tersengal, kerusakan yang mungkin
kerusakan saluran pernapasan
 Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal
Campuran dapat menyebabkan gangguan alat pernapasan.
Organ-organ sasaran: Sistem pernapasan
 Iritasi kulit
Campuran menyebabkan gangguan pada kulit.
 Iritasi mata
Campuran menyebabkan gangguan mata berat.
 Organ target: Saluran pernapasan, gigi, kulit, mata.
Komponen
- Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Korosif
Pedoman Tes OECD 404
-Iritasi mata
Kelinci
Hasil: Efek yang tidak dapat pulih pada mata
Pedoman Tes OECD 405
-Sensitisasi
Tes maksimumisasi Kelinci percobaan
Hasil: Tidak menyebabkan sensitisasi kulit
Metoda: Pedoman Tes OECD 406

b. Ekologi

 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan


Terdapat berbagai proses abiotik dan biotik di alam ini yang berfungsi
menguraikan zat kimia di lingkungan. Banyak zat kimia yang pada awalnya
berbahaya bagi lingkungan, namun melalui proses biotik dan abiotik ini
terjadi penurunan resiko ”toksisitas”-nya di lingkungan, karena melalui
proses ini waktu paruh toksikan di lingkungan yang relatif singkat.
 Potensi bioakumulasi
Koefisien partisi (n-oktanol/air)
 Hasil dari asesmen PBT dan vPvB
Bahan-bahan dalam campuran tidak memenuhi kriteria untuk PBT atau vPvB
sesuai dengan peraturan (EC) No 1907/2006, Lampiran XIII, atau penilaian
PVT/vPvB tidak dilakukan.
 Efek merugikan lainnya
Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan
Komponen
-Keracunan untuk ikan
Lepomis macrochirus (Ikan bluegill sunfish): 20,5 mg/l; 96 h
Pedoman Tes OECD 203
-Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup
dalam air
EC50: 1,3 mg/l; 48 h
Pedoman Tes OECD 202

9. Pembuangan Limbah
Metode penanganan limbah
Limbah harus dibuang sesuai dengan petunjuk serta peraturan nasional dan lokal
lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan dicampurkan dengan
limbah lain. Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri .

10. Pembuatan dan Pemanfaatan


A. Pembuatan
Asam klorida pada umumnya tercipta dari larutan garam NaCl yang dielektrolisa.
Elektrolisa NaCl memproduksi larutan NaOH (soda api), gas Cl2 (gas klorin), dan gas
H2 (gas hidrogen). Gas Cl2 dan H2 lalu disatukan untuk sintesa gas HCl. Sintesa gas
HCl ialah reaksi eksotermik yang memproduksi panas tinggi. Gas HCl yang terbentuk
lalu dimasukkan ke dalam air murni, dan larut sebagai larutan asam klorida.

HCl juga diproduksi dari proses pembuatan senyawa sodium sulfat (Na2SO4).
Sodium sulfat dibuat memakai bahan aram (NaCl) dan larutan asam sulfat pekat
(H2SO4). Kristal garam bereaksi dengan suatu larutan H2SO4, memproduksi kristal
Na2SO4 dan gas HCl. Lalu gas HCl disuling dan masukan ke air tawar agar menjadi
larutan HCl.

Dikarenakan sifatnya suhu normal yang berfase gas, jadi larutan HCl pekat selalu
mengeluarkan asap yang berupa gas HCl. Semakin tinggi konsentrasinya, semakin
banyak asap yang keluar saat larutan ini terbuka di udara bebas. Oleh sebab itu
larutan HCl komersil hanya terdapat dalam konsentrasi 32% dan maksimum 36%.

B. Pemanfaatan
 Asam klorida digunakan sebagai industri logam untuk menghilangkan karat
atau kerak besi oksida atau baja.
 Sebagai bahan baku penting dalam pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer
pembuatan plastik polyvinyl chloride atau PVC.
 HCl merupakan bahan baku sebagai pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan
polyalumunium chloride (PAC), yakni bahan kimia yang dipakai sebagai bahan
baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan dipakai pada pengolahan
air.
 Asam klorida dimanfaatkan sebagai untuk mengatur pH (keasaman) air
limbah cair industri, saat dibuang ke badan air penerima.
 HCl digunakan sebagai proses regenerasi resin penukar kation (cation
exchange resin).
 Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan sebagai titrasi penentuan
kadar basa dalam suatu larutan.
 Asam klorida berguna juga sebagai bahan pembuatan cairan pembersih
porselen.
 HCl digunakan sebagai proses produksi gelatin dan bahan aditif di dalam
makanan.
 Di skala industri, HCl juga digunakan juga sebagai proses pengolahan kulit.
 Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau dengan sebutan aqua
regia, ialah campuran sebagai melarutkan emas
 Kegunaan lainnya dari asam klorida diantaranya ialah sebagai proses
produksi baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.
 Lalu pada bidang budidaya HCl digunakan sifat korosifnya sebagai proses
desinfeksi baik alat atau lokasi,yang pasti hanya sifat korosifnya yang lebih
dipergunakan.

Anda mungkin juga menyukai