Anda di halaman 1dari 11

PROSES PEMBUATAN ASAM KLORIDA (HCL)

1.1 PENGERTIAN ASAM KLORIDA (HCL)


Asam Hidroklorida merupakan larutan jernih, tidak berwarna dari hidrogen
klorida (HCl) dalam air. Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang
banyak kegunaannya dalam industri. Asam hidroklorida ditemukan di alam sebagai
asam lambung.
Secara historis disebut asam muriatat, dan roh garam, asam hidroklorida
dihasilkan dari vitriol (asam sulfat) dan garam biasa. Asam ini pertama kali muncul
selama Renaissance, dan kemudian digunakan oleh ahli kimia seperti Glauber,
Priestley dan Davy dalam penelitian ilmiah mereka.
Dengan produksi utama dimulai pada revolusi Industri, asam klorida
digunakan dalam industri kimia sebagai pereaksi kimia dalam produksi skala besar
vinil klorida untuk plastik PVC, dan MDI / TDI untuk poliuretan. Asam ini memiliki
banyak aplikasi-skala yang lebih kecil, termasuk pembersih rumah tangga, produksi
gelatin dan aditif makanan  lainnya, anti-kerak (descaling), dan pengolahan kulit.
Sekitar 20 juta ton asam klorida diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya.
Senyawa terkait dengan asam hidroklorida adalah asam hidrobromida dan asam
hidro-iodida.

1.2 SEJARAH PERKEMBANGAN INDUSTRI PEMBUATAN HCl


Proses pembuatan HCl pertama sekali diperkenalkan oleh Lavoiser pada tahun
1789. Pada saat itu HCl diperkenalkan sebagai gas ammonia yaitu berupa chlorine
dalam gugusan senyawa anorganik. Kemudian pada tahun 1810, Davy mempelajari
gugusan senyawa anorganik tersebut, dan kemudian beliau membuktikan bahwa gas
tersebut hanya mengandung gugus-gugus hydrogen dan chlorine sehingga kemudian
dikenal dengan nama hydrogen klorida (HCl). HCl mentah dibuat oleh ahli kimia
terdahulu dalam studi penyulingan minyak dan purifikasi logam.
Dari ketiga asam mineral dasar, yaitu asam nitrat, asam sulfat dan asam klorida,
asam klorida merupakan zat terakhir yang ditemukan. Mungkin karena uap yang
terbentuk tidak dapat langsung dikondensasikan tetapi harus diserap dengan air dahulu.
Pertama kali HCl dikenal dengan nama ‘spiritus salis’ yang dikemukakan oleh seorang
Itali yang bernama Basilius Valentinus pada abad XV.
Kira-kira pada tahun 1648, seorang ilmuwan bernama Glauber melakukan
eksperimen yang menghasilkan asam, yaitu dengan mereaksikan sulfuric acid dengan
garam. Pada tahun 1823 di Inggris, reaksi ini digunakan Leblanc untuk pembuatan
Sodium Carbonate. Dan akhirnya reaksi itu terus dipakai untuk pembuatan garam dan
HCl. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka proses
pembuatan HCl pun terus berkembang sampai saat ini.

1.3 SIFAT HCL


1.3.1 SIFAT DAN REAKSI KIMIA
Hidrogen klorida (HCl) adalah suatu asam monoprotik, yang berarti asam ini
dapat berdisosiasi (yaitu, mengion) hanya sekali untuk menghasilkan satu ion
H+ (proton tunggal). Dalam air asam hidroklorida, H+ bergabung dengan satu molekul
air membentuk ion hidronium, H3O+:
HCl + H2O → H3O+ + Cl−
Ion lain yang terbentuk ialah Cl−, ion klorida. Oleh karena itu, asam klorida
digunakan untuk membuat garam-garam yang disebut klorida, seperti natrium klorida
(NaCl). Asam klorida merupakan suatu asam kuat, karena ia secara esensial
terdisosiasi dengan sempurna di dalam air.
Asam monoprotik memiliki satu konstanta disosiasi asam, Ka, yang
menunjukkan tingkat disosiasi dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, Ka-nya besar.
Upaya teoritis untuk menetapkan Ka bagi HCl telah dibuat.[21] Bila garam klorida
seperti NaCl ditambahkan pada HCl encer mereka secara praktis tidak memiliki efek
terhadap pH, yang menunjukkan bahwa Cl− adalah basa konjugasi sangat lemah dan
HCl sepenuhnya terdisosiasi dalam larutan berair.
Bagi “zat-antara” untuk larutan asam klorida kuat, asumsi bahwa molaritas
H+ (unit konsentrasi) sama dengan molaritas HCl yang sangat baik, menyetujui empat
angka signifikan.
Dari enam asam mineral kuat yang umum dalam kimia, asam klorida
merupakan asam monoprotik yang paling tidak mungkin menjalani reaksi reduksi-
oksidasi.  HCl merupakan salah satu dari asam kuat paling berbahaya untuk ditangani,
terlepas dari keasamannya, asam ini terdiri dari  ion non reaktif dan non-toksik.
Larutan asam klorida dengan kekuatan sedang adalah sangat stabil pada penyimpanan,
mempertahankan konsentrasinya melampaui waktu. Atribut ini, ditambah fakta bahwa
HCl tersedia sebagai reagen murni, membuat asam klorida reagen pengasaman yang
baik.
Asam hidroklorida adalah asam yang lebih disukai dalam titrasi untuk
penentuan jumlah basa. Tintran asam kuat memberikan hasil lebih tepat karena titik
akhir yang lebih jelas. Azeotrop atau asam hidroklorida “bertitik didih konstan”
(secara kasar 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis
kuantitatif, meskipun konsentrasinya yang tepat bergantung pada tekanan atmosfir
ketika asam ini dibuat.
Asam hidroklorida sering kali digunakan dalam analisis kimia untuk
menyiapkan (“menghancurkan”) sampel untuk analisis. Asam klorida—begitu ia
sering disebut–dapat melarutkan banyak logam dan menjadi logam klorida dan gas
hidrogen, dan asam ini bereaksi dengan senyawa basa seperti kalsium karbonat atau
tembaga(II) oksida, yang membentuk klorida terlarut yang dapat dianalisis.

1.3.2 SIFAT FISIKA


Sifat-sifat fisika dari asam klorida, seperti titik didih dan titik lebur, densitas,
dan pH, bergantung pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan berair.
Molaritasnya berkisar dari larutan dalam air pada konsentrasi sangat rendah yang
mendekati 0% HCl hingga nilai bagi asam klorida berasap pada konsentrasi melebihi
40% HCl.

1.4 MANFAAT DAN KEGUNAAN HCl


1. Suatu aplikasi penting dari asam klorida berkualitas tinggi adalah regenerasi
pertukaran ion.
2. Kontrol pH dan penetralisir
Asam klorida digunakan mengatur pH suatu larutan. Banyak dipakai di industri
pada proses pemurnian (industri makanan, farmasi, air minum), asam klorida yang
berkualitas tinggi digunakan untuk mengendalikan pH dalam proses pemurnian air
di PDAM.
3. Pelapisan atau pengawetan permukaan metal, untuk memindahkan besi oksida atau
mengelupaskan karat dari besi atau baja sebelum pengolahan (extrusion, rolling,
galvanizing, dan teknik lain).
4. Garam kalsium klorida, nickel(II) klorida untuk penyepuhan dengan memanfaatkan
tegangan listrik, dan seng klorida untuk industri yang memproduksi baterai basah
(accu).
5. Konsumsi asam klorida terbesar pada industri pembuatan vinil klorida untuk pipa
atau bahan yang terbuat dari PVC, dan MDI dan TDI untuk polyurethane sebagai
campuran organik.
6. Asam klorida adalah suatu bahan kimia pokok, dan seperti halnya itu digunakan
untuk sejumlah besar aplikasi dari skala kecil, seperti bahan pembersih pada
rumah tangga, dan industri manufaktur/konstruksi bangunan. Meningkatkan
produksi minyak pada sumur pengeboran minyak dengan cara menyuntikan asam
klorida ke dalam batu karang pada pembentukan suatu sumur minyak,
menghancurkan sebagian dari batu karang, dan menciptakan suatu struktur lubang
yang besar.
7. Banyak reaksi kimia yang membutuhkan asam klorida dalam memproduksi
makanan, ramuan makanan, dan zat additif makanan. Jenis produknya meliputi
aspartame, fruktosa, asam citric, lysine, hydrolyzed (sayuran) protein sebagai
sumber makanan, dan juga pada proses pembuatan agar-agar.

1.5 KEAMANAN HCL


Asam klorida pekat (asam klorida berasap) membentuk kabut asam. Baik kabut
asam maupun larutannya mem-punyai efek korosif terhadap jaringan tubuh manusia,
dengan berpotensi terhadap kerusakan organ pernafasan, mata, kulit, dan usus secara
irreversibel.
Pada pencampuran asam hidroklorida (HCl) dengan zat kimia pengoksidasi
biasa, seperti natrium hipoklorit (pemutih, NaClO) atau kalium permanganat
(KMnO4), menghasilkan racun gas klor.
NaClO + 2 HCl → H2O + NaCl + Cl2
2 KMnO4 + 16 HCl → 2 MnCl2 + 8 H2O + 2 KCl + 5 Cl2
Peralatan pelindung diri seperti sarung tangan karet atau PVC, kaca mata
pelindung, dan pakaian tahan-zat kimia dan sepatu harus digunakan untuk
meminimalkan resiko ketika menangani asam hidroklorida. Badan Perlindungan
Lingkungan Amerika Serikat mengatur tingkat asam klorida sebagai suatu zat
beracun.
Angka UN atau angka DOT adalah 1789. Angka ini ditampilkan pada sebuah
plakat pada wadahnya.

2. PROSES PEMBUATAN HCL


2.1 MACAM-MACAM PROSES PEMBUATAN HCl
Secara umum proses pembuatan HCl dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain:
a. Proses Salt-Sulfuric Acid
Pada proses ini terjadi 2 tahap reaksi yaitu:
NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl
NaHSO4 + NaCl Na2SO4 + HCl
Reaksi kedua bersifat endotermik sehingga dibutuhkan temperature yang
cukup tinggi sehingga diperlukan beberapa furnace dengan tipe yang berbeda.

b. Proses Hargreaves
Pada proses ini digunakan bahan baku garam, SO2, udara dan air dengan
reaksi : 4NaCl + 2SO2 + O2 + 2H2O Na2SO4 + 4HCl
Reaksi yang terjadi bersifat endotermik dan reaktan yang masuk harus
dinaikkan temperaturnya sampai 450 – 540oC.

Pada saat ini proses Salt-Sulfuric Acid dan proses Hargreaves jarang digunakan
lagi karena produk HCl yang dihasilkan kemurniannya sangat rendah.

c. Proses Direct Sintetic Hydrogen dan Chlorine


Pada prinsipnya proses ini merupakan proses yang mereaksikan hydrogen
dan klorin secara langsung dalam suatu reaktor. Produk HCl yang dihasilkan pada
proses ini mempunyai konsentrasi yang relatif tinggi  20oBaume. Reaksi yang
terjadi antara hydrogen dan klorin sangat eksotermik, sehingga reactor biasanya
dilengkapi dengan suatu system pendingin.
Gas HCl yang dihasilkan diturunkan temperaturnya dalam suatu cooler. Gas
tersebut kemudian dipisahkan dari gas-gas inert lain dalam suatu absorber,
sehingga produk yang didapat mempunyai kemurnian yang tinggi.

d. Recovery By-Product
Di sini HCl dihasilkan sebagai hasil samping dari suatu reaksi dalam
industri kimia, antara lain:
1. Vynil chloride dari Dehydrichlorinasi 1,2 dichloroetana
ClCH2CH2Cl CH2=CHCl + HCl
2. Isocyanates dari Phosgenasi amina
RNH2 + CoCl2 RNCO + 2HCl
3. Chlorinasi hydrocarbon alifatik
CH3Cl + 2Cl2 CHCl3 + 2HCl
4. Fluorocarbon dari alkyl chloride
CCl4 + 3HF CClF3 + 3HCl
HCl yang dihasilkan dari proses ini biasanya direcycle lagi untuk
kebutuhan proses industri yang bersangkutan. Hanya sebagian kecil HCl hasil
recovery-by product yang dijual sebagai produk komersil karena kemurniannya
tidak menentu.

2.2 PEMILIHAN BAHAN BAKU DAN PEMILIHAN PROSES


2.2.1 PEMILIHAN BAHAN BAKU
Berdasarkan proses yang dipilih, maka digunakan hydrogen dan chlorine
sebagai bahan baku dalam pembuatan asam klorida. Untuk bahan baku tersebut
dapat diperoleh hydrogen dan chlorine dari PT. ANEKA GAS di Jawa Timur.

2.2.2 PEMILIHAN PROSES


Pada pembuatan asam klorida ini dipilih proses sintesa langsung antara
hydrogen dan chlorine. Pemilihan proses ini berdasarkan pada pertimbangan,
sebagai berikut :
 Bahan baku yang digunakan tersedia dan tidak beragam, serta proses yang
digunakan sederhana.
 Proses ini menghasilkan HCl dengan kemurnian tinggi dengan proses
pemisahan yang sederhana dibandingkan dengan proses lain.
 Tingkat pencemaran lingkungan lebih rendah, karena tidak menghasilkan
produk samping yang berbahaya karena hampir seluruh reaktan terkonversi
menjadi HCl.
2.3 KOMPONEN BAHAN BAKU, PRODUK UTAMA DAN SAMPINGAN, SIFAT
FISIKA DAN KIMIANYA
1. Hydrogen
Rumus molekul : H2
Berat molekul, Kg/Kmol : 2,014
Wujud : gas
Warna : tidak berwarna
Titik didih, oC : -252,77
Titik leleh, oC : -254,40
Temperature kritis, oC : -240,74
Tekanan kritis, atm : 12,8
Kapasitas panas, Kj/KmoloC : 8,28 + 0,00056T

2. Chlorine
Rumus molekul : Cl2
Berat molekul, Kg/Kmol : 70.906
Wujud : gas
Warna : hijau kekuningan
Titik didih, oC : -34,05
Titik leleh, oC : -100,98
Temperature kritis, oC : 1144
Tekanan kritis, Mpa : 7,71
Kapasitas panas, Kj/KmoloC :6,62 + 0,00081T

3. Nitrogen
Rumus molekul : N2
Berat molekul, Kg/Kmol : 28,02
Wujud : gas
Warna : tidak berwarna
Titik didih, oC : -195,8
Titik leleh, oC : -209,86
Temperature kritis, oC : -147,1
Kapasitas panas, Kj/KmoloC : 0,51 + 0,00012T
Tekanan kritis, atm : 33,5
4. Hydrochloric acid
Rumus molekul : HCl
Berat molekul, Kg/Kmol : 36,461
Wujud : liquid
Warna : tidak berwarna
Titik leleh, oC : -52,7
Titik didih, oC : 108,58
Viskositas pada 25oC,cP : 0,95366
Refractive index pada 1 atm : 0,000415

5. Air
Rumus molekul : H2O
Berat molekul, Kg/Kmol : 18,02
Wujud : liquid
Warna : tidak berwarna
Titik didih, oC : 100
Titik leleh, oC :0
Kapasitas panas, Kj/KmoloC : 17,995
Tekanan kritis, atm : 218,4
Temperature kritis, oC : 374,15

2.4 BLOK DIAGRAM PEMBUATAN HCl


H2
Sintesa HCl
produk purifikasi penyimpanan
Cl2
- reactor - absorber - tanki
- Tail tower
2.5 FLOWSHEET PEMBUATAN HCl

C-01 VENT

H-03
P-03

1 atm 1 atm
o H-04 o
1 atm 40 C 40 C
o
149 C P-04

H2 T-02
BL-04 TT-01 1 atm
o
AB-01 40 C

BL-01 P-02
H-01 BL-03
R-01

Cl 2 T-01
1 atm
o
40 C

BL-02 H-02
P-01

Keterang :
AB-n = Absorber
BL-n = Blower
C-n = Cooler
H-n = Heater
P-n = Pompa
R-n = Reaktor
T-n = Tangki
TT-n = Tail Tower

2.5.1 DESKRIPSI PROSES PEMBUATAN


Proses ini dimulai dengan mengumpankan reaktan hydrogen (H 2), dan chlorine
(Cl2) ke reactor (R-01), dimana sebelumnya mssing – masing reaktan temperaturnya
dinaikkan dengan menggunakan Heater (H-01) untuk hydrogen dan Heater (H-02)
untuk chlorine sampai temperaturnya mencapai 149oC. pada reactor terjadi reaksi
antara H2 dan Cl2 dimana konversi H2 menjadi HCl mencapai 90%, reaksi akan
berlangsung dengan cepat dan eksotermis sehingga akan menaikkan temperatur, untuk
menjaga temperaturnya maka pada reactor dilengkapi dengan jacket pendingin.
Gas yang keluar dari reactor diturunkan temperaturnya dengan menggunakan
Cooler-01 (C-01) dengan air sebagai media pendingin, di sini temperature gas
diturunkan sampai 40oC. Kemudian gas ini dialirkan ke bagian bottom Absorber-01
(AB-01), sedangkan air sebagai absorbennya mengalir dari bagian Top-Absorber (AB-
01). Absorber yang digunakan bertipe Packed Tower, kondisi operasinya 40 oC, 1 atm
dan di sini hampir 90% gas HCl akan terserap. Sisa gas HCl yang tidak terserap di AB-
01 dan gas sisa lain masuk ke bagian bottom Tails Tower, sedangkan produk HCl pada
bagian bottom Absorber dialirkan ke Storage yaitu Tanki-01 (T-01).
Sisa gas HCl dan gas-gas inert lain akan masuk Tails Tower (TT-01) yang
berfungsi untuk menyerap HCl yang masih terkandung dalam tail gas. Kondisi operasi
di Tails Tower yaitu 40oC, 1 atm. Gas buang keluar dari bagian top TT-01 dan produk
HCl akan mengalir masuk Storage yaitu Tanki-02 (T-02). Produk HCl dari AB-01 dan
TT-01 konsentrasinya 38,76% atau sekitar 23,89oBaume.

2.5.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Tanki-01 (T-01) ; tempat menyimpan produk HCl dari bottom Absorber-01 (AB-
01).
2. Tanki-02 (T-02) ; tempat menyimpan produk HCl dari bottom Tail Tower (TT-
01).
3. Blower-01 (B-01) ; mengalirkan H2 ke reactor-01 (R-01).
4. Blower-02 (B-02) ; mengalirkan Cl2 ke reactor-01 (R-01).
5. Blower-03 (B-03) ; mengalirkan gas dari top reactor-01 (R-01) ke bottom
Absorber-01 (AB-01).
6. Blower-04 (B-04) ; mengalirkan gas dari top Absorber-01 (AB-01) ke bottom Tails
Tower-01 (TT-01).
7. Heater-01 (H-01) ; menaikkan temperatur gas H2 yang masuk reactor-01 (R-01).
8. Heater-02 (H-02) ; menaikkan temperatur gas Cl2 yang masuk reactor-01 (R-01).
9. Heater-03 (H-03) ; menaikkan temperatur air solven yang masuk absorber-01
(AB01).
10. Heater-04 (H-04) ; menaikkan temperatur air solven yang masuk Tails tower- 01
(TT01).
11. Cooler-01 (C-01) ; menurunkan temperatur gas yang keluar dari reactor-01 (R-01).
12. Pompa-01 (P-01) ; mengalirkan produk HCl dari bottom Absorber-01 (AB-01) ke
tanki-01 (T-01).
13. Pompa-02 (P-02) ; mengalirkan produk HCl dari Tails Tower-01 (TT-01) ke Tanki-
02 (T-02).
14. Pompa-03 (P-03) ; mengalirkan air solven ke absorber-01 (AB-01).
15. Pompa-04 (P-04) ; mengalirkan air solven ke Tails Tower-01 (TT-01).
16. Reaktor-01 (R-01) ; tempat bereaksinya H2 dan Cl2 menghasilkan produk HCl.
17. Absorber-01 (AB-01) ; tempat terjadinya penyerapan gas HCl keluaran reaktor
-01 (R-01) dengan menggunakan solven air.
18. Tails Tower-01 (TT-01); tempat terjadinya penyerapan gas HCl keluaran Absorber-
01 (AB-01) dengan menggunakan solven air.
DAFTAR PUSTAKA

Ansarikimia. 2014. ASAM HIDROKLORIDA (HCL) DAN KEGUNAANNYA.


https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/08/asam-hidroklorida-hcl-
dan-kegunaannya/
Manullang, Maria Theresia. 2010. PERTEMUAN KE-7 (INDUSTRI PEMBUATAN
ASAM KLORIDA). http://dokumen.tips/documents/pertemuan-ke-7-industri-
pembuatan-asam-klorida.html

Anda mungkin juga menyukai