BAGIAN UTILITY – I

DEPARTEMEN PRODUKSI – I

"sECARA UMUM”
 PROSES SECARA UMUM

Proses
Input Utilitas I Output

A. BAHAN UTAMA
• Hard Water SOFT WATER.

B. Bahan bakar I. LSU COOLING WATER

• SOLAR II. Cooling Tower I /II
• Gas Alam III . Drinking water system DRINKING WATER.
IV. DEMIN PLANT I/II
C. Bahan penolong V. WHB/BOILER DEMIN WATER
• SODA CAIR. VI. GTG
• ASAM SULFAT. STEAM
• KAPUR.
• PRAESTOL LISTRIK
 INTERKONEKSI PABRIK AMONIAK, UREA DAN UTILITY

GAS ALAM

POWER LISTRIK
STEAM
PABRIK
PABRIK
DEMIN WTR
COOLING WTR AMONIAK
AMONIAK
IA, PA, N2

PA FROM 101 J

AMONIAK

GAS CO2
UDARA

BAHAN BAKU
BAHAN BAKU AIR BAKU
PABRIK
PABRIK PROC , STEAM COND

UTILITY
UTILITY PROC , STEAM COND

BAHAN BAKAR
GAS, MFO, SOLAR
Gas , Solar POWER LISTRIK
STEAM
DEMIN WTR PABRIK
PABRIK UREA
COOLING WTR

IA, PA, N2
UREA
 DISTRIBUSI AIR
drinking water
TK-1202A
(south ring) 330 m3

Steam Cond.
from NH3 Plant
NH3 Plant
make up Proc. Cond. from
Demin plant II
TK-951 Cooling Tower NH3 Plant
15000 m3
B-2221
(WHB)

TK-10
5000 m3
Water Intake
Babat/
Gn. Sari LSU

300 m3/j
Demin plant I B-1101 A/B/C/D
B 1102

TK-1201
 Service Water 15000 m3
drinking water
TK-1103  Hydrant TK-1202B
(north ring) 330 m3
17000 m3  Export
 KEDUDUKAN UTILITAS I
• Utilitas I adalah Bagian dari Departemen Produksi I yang
mendukung proses produksi dalam menyiapkan energi yang
meliputi air ,listrik ,steam, intrument air , plan air, solar .

• Alat pendukung proses :

1 Cooling tower T 2211AB, T 1201 A.
2 Boiler B 1102.
3 WHB B 2220.
4 GTG GT 2280.
5 Unit Demin plant I / II.
6. Sirkulator R 2210 , R 2220 dan R 2230 .
7. Kompressor Udara Instrumen .
 Unit Penjenihan Air
Unit ini terdiri dari :
1. Intake sungai Brantas dan Bengawan Solo.
2. Settling pit.
3. Clariffier.
4. Sand Filter.
5. Filtered water basin.
6. Pompa-pompa & Boster Pump.
7. Pembangkit tenaga diesel (operasikan bila
PLN mati).
 Operasi secara umum
Pengambilan air dari sungai brantas maupun Bengawan Solo dialirkan kedalam suatu
bak pengedapan (settling pit ) secara gravity.
Dalam bak pengedapan / settling pit ini, air sungai diendapan lumpurnya dan
selanjutnya air pompakan masuk kedalam bak penjernihan air / clarifier.
Dalam bak penjernihan / clrifier ini, air sungai tersubut di injeksikan bahan-bahan
kimia penjernihan antara lain :
- Kapur
- Tawas
- Kapurit
- Polyelectrolite
Pada process penjernihan air ini terjadilah procss pengikatan kotoran-kotoran dalam
air menjadi lumpur dan mengendap kedasar clarifier. Lumpur-lumpur yang terkumpul
didasar clrifier tersebut, alirkan dibuang keluar secara teratur.
Sedang air terjadi hasil dari process penjernihan tersebut dialirkan ke sasnd filter
untuk kemudian di tampung di filtered water basin. Selanjutnya dari filtered water
basin air dipompakan ke Pabrik Petrokimia.
 HARD WATER
Sumber pasokan utama adalah :
1. Sungai Bengawan Solo
Pasokan ini dilengkapi Booster pump di Lamongan.
Flow rate = 1600 m3/Jam ( P 2105 ABC )
Flow rate = 2300 m3/jam ( P 2108 ABC )
Kwalitas
pH = 8- 9
TH = < 200 ppm
2. Sungai Brantas / Kali Surabaya.
Pasokan juga dilengkapi Booster di Kandangan.
Flow rate = 800 m3/jam
Flow rate = 1100 m3/jam
Kwalitas
pH = 8 – 9
TH = 220 ppm.
3. Tanki storage: TK 951 = 15.000 M3
TK 191 = 14.000 M3
TK 1103 = 17.000 M3
02 TK 951 = 14.500 M3
 Solar.

• Kebutuhan solar di Utilitas I tidak cukup besar.

• Solar digunakan sebagai ;
1. Bahan bakar ( Alternatif ) di GTG.
2. Bahan bakar diesel generator (emergency).
3. Bahan bakar diesel hydrant.
4. Melayani kebutuhan pabrik I sendiri .
 Soda.
• Kebutuhan soda dilayani dari pabrik Soda Waru.
• Soda digunakan sebagai reagent pada proses
regenerasi di unit Demin plant I dan Demin Plant II.
• Soda juga digunakan sebagai netralisasi limbah
buangan regenerasi.
• TK 1239 adalah tangki penampung soda dengan
kapasitas = 223,84 M3 pada ketinggian 4,685 M.
 Asam sulfat.

• Asam sulfat didatangkan dari pabrik Asam sulfat I.

( Acid plant ) namun belakangan dari PT Smelting .

• Asam sulfat digunakan sebagai reagent di unit Demin plant I dan II.

• Asam juga dipakai sebagai control pH di unit Cooling tower I dan II.
 Kapur.

• Kapur merupakan chemical yang dipakai sebagai proses

bantu penjernihan di Lime Softening Unit.
• Kapur didatangkan dari para pemasok binaan
Petrokimia.
• Kebutuhan kapur 8 – 10 Zak per shift a 50 Kg.
• Kadar yang diharapkan CaO aktif = 70 % (min)
IM = 2 % ( Max )
Mesh = 90 % (min )
 Praestol.

• Chemical ini digunakan untuk proses

membantu flukulasi di Sirkulator unit LSU.
• Kebutuhan praestol untuk 300 M3 Hard water
sekitar 250 gram dalam bentuk bubukan.
 Proses di Bagian Utility terdiri dari
Unit – unit :

I. Unit Lime Softening

II Unit Cooling Tower I dan II
III Unit Demineralizing Plant I dan II
IV Unit WHB
V Unit GTG
VI Unit B 1102
 I. Unit Lime Softening.
Unit Lime Softening
Tugas unit ini mengolah hard water (pH 7-8 /TH 200 ppm) menjadi soft
water (pH 9-10 , TH < 100 ppm).
• Jumlah sirkulator 3 buah dengan kap : 150 M3/h.
• Unit ini dilengkapi dengan 8 buah sand filter dan pompa – pompa
chemical .
• TK 951 sebagai tangki bahan baku dengan kapasitas 15.000 m3
• TK 10/TK 1201 sebagai penampung produk dengan kapasitas 20.000 m3.
• Unit pemasok kebutuhan soft water ke seluruh pabrik Petrokimia yang
berjumlah sekitar 300 – 380 m3 / j .
• Dalam unit ini pula yang melayani permintaan hard water ke sekitar
perusahaan , anak perusahaan ( PetroCentral , Petrowidada , Petronika ,
Petrokimia kayaku dll ).
 Proses Softening/pelunakan air

Air yang mengandung garam-garam :

Air Sadah
- Kalsium, Ca2+
- Magnesium, Mg2+
Dimana anion garam dapat berupa
karbonat, bicarbonat, sulfat, klorida, dll

Problem  Menimbulkan kerak

akibat  Korosi
kesadahan  Over heating pada alat penukar panas
(HE)/boiler
 JENIS KESADAHAN

 Kesadahan Sementara (bicarbonate hardness)

Disebabkan oleh kandungan garam bikarbonat (HCO3-)

 Kesadahan Tetap (non-carbonate hardness)

Disebabkan oleh kandungan garam-garam :

 Sulfat, SO42-

 Khlorida, Cl -

 Nitrat, dll.
PELUNAKAN AIR (SOFTENING)
Proses pelunakan dapat dilakukan melalui :

1. Cold Softening Process

2. Hot Softening Process

 COLD SOFTENING
Proses Cold Softening :
1. Lime Softening
2. Lime Soda Softening
3. Excess Lime Softening
4. Excess Lime Soda Softening

1. Lime Softening
Penambahan lime, (Ca(OH)2), dengan jumlah yang ekuivalen dengan
jumlah bikarbonat yang ada yang akan membentuk endapan kalsium
karbonat
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2  2 CaCO3 + H2O
 COLD SOFTENING

2. Lime Soda Softening

Softening pada kesadahan tetap Kalsium dalam semua bentuk

garamnya
Penambahan soda abu, (Na2CO3), pada semua kesadahan
non-karbonat akan menghasilkan endapan CaCO3

CaSO4 + Na2CO3  CaCO3 + Na2SO4

 COLD SOFTENING
3. Excess Lime Softening
Softening pada kesadahan Magnesium dalam bentuk garamnya dengan
karbonat/bikarbonat
Proses pada metode (1) tidak efektif diterapkan pada magnesium karena
akan terbentuk MgCO3 yang soluble/larut.

Dengan mengatur PH sekitar 11, akan dihasilkan reaksi yang dapat

mengendapkan magnesium :

Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2  CaCO3 ↓ + MgCO3 + H2O

MgCO3 + Ca(OH)2  Mg(OH)2 ↓ + CaCO3

 COLD SOFTENING

4. Excess Lime Soda Softening

Proses yang menggunakan lime dan abu soda akan terbentuk endapan hasil softening
dengan volume yang signifikan. Akan tetapi dengan cara ini lime dapat di-recovery
dengan memadatkan lumpur CaCO3, membakar dan mencairkannya dengan Air :

CaCO3  CaO + CO2

CaO + H2O  Ca(OH)2
Dengan cara ini lime yang dihasilkan dapat melebihi kebutuhan untuk softening sendiri
sekaligus memecahkan problem buangan lumpur
Instalasi Lime soda softening
Instalasi Lime soda softening
 HOT SOFTENING
Hot Process Softening :
Sangat efektif untuk menurunkan kesadahan air

a) Hot Process Lime-Soda Softening

Efektif untuk menghilangkan silika untuk BFW (air yang diolah hardness-nya
sudah rendah)
Pengurangan hardness hanya sampai 10 – 30 ppm

b) Hot Process Phosphate Softening

Dilakukan dengan penambahan di/tri sodium phosfat
Suhu operasi : 100 °C (212 °F)
Penurunan hardness dapai mencapai "Zerro Hardness"
Aplikasi pada BFW untuk boiler tekanan tinggi
 HOT PROCESS SOFTENING
(Type Mixes Steam)

Direct contact
Vent condenser
Inlet control Vent
Steam inlet

Overflow

Wash-water return
Treated-water outlet

Wash water to filter

Raw water inlet

Sludge
meter
timer
To boiler
Sludge
blowoff

Chemical feed To waste Wash Filter

pump
 LIME SOFTENING UNIT
Cap @ 150 m3/h
Intermitten blow down ( 6 – 8 % solid )
Reaksi:
Ca(OH) sol 3 % w  Ca(OH)2+Ca(HCO3)2  2CaCO3+H2O
remove Handness 2Ca(OH)2+Mg(HCO3)2  2CaCO3+Mg(OH)2+2H2O

03TK-2203A/B Fil-2210-2280
vacuum
Poly Elect sol 
( FeCl2+6H2O 10% w P-2203 ABC
 remove Floculation

03TK-2202A/B Soft Water

pH 9 – 10
P-2205 ABC R-2210 TH 80 ppm max
HARD WATER
Ph : 7,5 – 8,5 /2220 1 st Tb 3 ppm max
Back wash 2 nd
Turb : 8,3 NTU mak
5 min Back wash
TH : 220 PPM MAX
15 min
TK-951 R-2201
(15.000 m3) RW 150 m3/hr
(300 m3)
Babat/
Babat/
Gn.
Gn. Sari
Sari P-2201 ABC C-2202 AB
P-2202 AB
•P-6403 AB : LCW to SA/SU ( 200 m3/hr)
BABAT ± 2500 m3/h •MJ 951 DEF : LCW to Pabrik III (120 m3/hr)
TK-10
G Sari ± 800 m3/h TK-1103
(5.000 m3) P-2206 ABC
(23.000 m3)

•P-6402 AB : Plant III (470 m3/hr)

•DP-9301 AB : Fire Hydrant Plant III (150 m3/hr)
•P-1247 : Buncob
•P-1245 : Pertamina
•MP-951 ABC
TK-1201
: Petrosida, Kayaku, Tank Yard
•P-2212 AB : Service Water to SU (15.000 m3)
•DP/MP 2251 B : Hydrant to SU
Gambar Sirkulator.
SAND FILTER
 II. Unit Cooling Tower I dan II.
• Cooling tower ialah suatu system yang
menggunakan air sebagai media yang
didinginkan melalui proses pertukaran dengan
udara sehingga diperoleh suhu yang lebih
rendah.

• Untuk mempertahankan kondisi air pendingin

tetap stabil , maka gangguan terhadap air
pendingin tersebut harus kita hilangkan antara
lain :
 PROSES SISTEM COOLING WATER
SIRKULASI TERBUKA

 SISTEM COOLING WATER TERBUKA UMUMNYA

DIPERGUNAKAN PADA PABRIK PUPUK YANG TERGABUNG
DALAM KELOMPOK APPI , PERALATAN SISTEM COOLING
WATER SIRKULASI TERBUKA TERDIRI DARI BAK
PENAMPUNG AIR PENDINGIN , POMPA AIR PENDINGIN , ID
FAN DAN COOLING TOWER .
URAIAN PROSES COOLING TOWER
UTILITY I
 AIR PENDINGIN / COOLING WATER YANG ADA
PADA BAK COOLING WATER DIPOMPAKAN
DENGAN POMPA COOLING WATER

– P 1216 ABC UNTUK POWER HOUSE DAN

MEMBANTU PENDINGINAN C.W T2211 A
– P 1212 ABC UNTUK ZA I / III
– P 2211 ABCD UNTUK NH3
– P 2211 EF UNTUK UREA

KEMUDIAN COOLING WATER DIDISTRIBUSIKAN

PADA MASING MASING UNIT SEBAGAI MEDIA
PENDINGIN PADA ALAT PENUKAR PANAS UNTUK
GAS PROSES PENDINGIN STEAM CONDENSER
TURBIN DAN PENDINGIN LUBE OIL COOLER .
 SELANJUTNYA AIR PENDINGIN YANG TELAH
DIPERGUNANAKAN PADA UNIT NH3 , UREA ,
UTILITY DIALIRKAN DAN DIDISTRIBUSIKAN
PADA BAGIAN ATAS COOLING TOWER YANG
TERDIRI DARI KISI KISI ( FILER ) YANG TEBUAT
DARI PAPAN , PLASTIK SEBAGAI PEMECAH AIR
MENJADI BUTIRAN KECIL UNTUK
MEMPERCEPAT PENDINGINAN .

 SEBAGAI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN

UDARA YANG LEWAT MELALUI KISI KISI YANG
BERSINGGUNGAN DENGAN AIR YANG
DIDINGINKAN DAN MENGAMBIL PANAS DARI
MEDIA YANG DIDINGINKAN SECARA TERUS
MENERUS DAN LANGSUNG DIBUANG KE
UDARA MENGGUNAKAN ID FAN .
 SISTEM COOLING WATER
SIRKULASI TERTUTUP
 AIR PENDINGIN DISIRKULASIKAN DENGAN POMPA COOLING
WATER , SETELAH MENDINGINKAN PROSES MASUK KE ALAT
PENUKAR PANAS YANG BERBENTUK PLATE – PLATE BERJAJAR
( MARINE PLATE HEAT EXCHANGER ) . DI MPHE INI DI SATU
SISI DILEWATI SWEET / SOFT COOLING WATER SEDANGKAN
DISISI LAINNYA DILEWATI AIR LAUT SEBAGAI MEDIA PENDINGIN
DENGAN SISTEM SEKALI LEWAT ( ONCE THROUGH ) .

 SEBAGAI MAKE UP BILA TERJADI KEBOCORAN ATAU ADA YANG

HILANG MAKA DIGUNAKAN AIR DEMIIN ATAU RAW
CONDENSAT .

 SEBAGAI PENCEGAH KOROSI DAN KERAK DI INJEKSIKAN

CHEMICAL NITRIT , UNTUK MENCEGAH TUMBUHNYA MICRO
ORGANISME DI INJESIKAN CHEMICAL ANTIBIOCIDE .
 JENIS COOLING TOWER
 COUNTER FLOW
JENIS COOLING TOWER INI ADALAH UDARA
PENDINGIN YANG BERSINGGUNGAN DENGAN
MENGAMBIL PANAS PADA MEDIA YANG
DIDINGINKAN MELALUI KISI – KISI BAGIAN
BAWAH YANG DIHISAP DENGAN ID FAN
LANGSUNG DIBUANG KE UDARA .
 CROSS FLOW
JENIS COOLING TOWER INI ADALAH UDARA
YANG MENGAMBIL PANASNYA DIMULAI DARI
KISI –KISI BAGIAN ATAS SUDAH TERJADI
PENDINGINAN SAMPAI PADA KISI – KISI BAGIAN
BAWAH YANG DIHISAP OLEH ID FAN DIBUANG
KE UDARA .
 Macam Kontak

Cooling
Water

1. Counter Current.
Udara

Cooling
Water
2. Cross Flow.
Udara
Cooling tower Counter Flow

T-1201 AB
Cooling tower Cross Flow

T-2211 A B
 COOLING WATER AMONIAK

A B C D E F CO2 ZA
I/III
CT.1201

P-1216 A P-1216 B P-1216 C P-1212 C P-1212 B P-1212 A

F-1203 A-D

D E F G H

CT-2211 A

F-2213 A-D
AMONIAK
P-2211 D P-2211 C P-2211 B P-2211 A
 COOLING WATER UREA

P-2211 E P-2211 F
F-2213 E-F

CT-2211 B

A B C

UREA
 Masalah Unit Cooling Tower

1. Kerak dan pengerakan ( Scaling )

2. Korosi.( Corosi )
3. Pertumbuhan lumut.( Microbiologi )
4. Kotoran- kotoran.( Fouling )
Masalah – masalah yang timbul dalam
Cooling water.
1. Pembentukan kerak.
Unsur- unsur Yang larut dalam air seperi Ca, Mg,dan Si02.
Ca( HCO3 ) 2 -------- CaCO3 + CO2 + H2O
Proses pengendapan ;
Mg ( HCO3 ) 2 ------- MgCO3 + CO2 + H20
2. Terjadinya Korosi .
Air yang mengandung Oksigen dalam kondisi jenuh akan bersifat agresif terhadap logam.
Proses korosi :
Fe -------------- Fe +++ + 2 e
4 Fe ++ + 3 O2 ------------- 2 Fe2O3
Fe 2O3 + H2O ------------- Fe ( OH ) 3.

3. Terjadi Fouling.
Padatan yang tersuspensi didalam air pendingin jumlahnya bisa bertambah pekat karena partikal
yang diudara bisa terjaring oleh air didalam menara pendingin.Peristiwa ini bisa meng-urangi
efisiensi perpindahan panas dan mendorong terjadinya korosi yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi oksigen yang terjadi pada bagian bawah endapan .

4.Pertumbuhan lumut dan microba.

Mikro organisme yang berasal dari air baku terjaring dari udara , pada umumnya memperoleh
suasana lingkungan yang sesuai dengan sarat hidupnya, suhu yang lebih hangat serta nutrisi yang
cukup.
 KERAK / SCALE

 KERAK YANG ADA DI SISTEM COOLING WATER

DIANTARANYA :

 CALCIUM CARBONAT ( Ca CO3 ) . ADALAH

KERAK YANG PALING UMUM

CALCIUM PHOSPATE ( Ca3 ( PO4 ) 2 )

CALCIUM SULPATE ( Ca SO4 )

 PENCEGAHAN PEMBENTUKAN KERAK
 PENGATURAN PH
 pH Yang Efektif Untuk Mencegah Terbentuknya Scale Adalah
Antara 7.0-8.5 .
 Kelarutan Dari Unsur Pembentuk Scale Biasa pH Naik .
 Pencegahan Terjadinya Pencegahan Scale Dilakukan Dengan
Menurunkan pH Cooling Water .
 Namun Pada pH 6.5 Atau Kurang , Korosi Akan Berlangsung
Cepat Sehingga pH Harus Dikontrol Secara Efektif .
 PENINGKATAN KONDISI OPERASI HEAT EXCHANGER
 Menaikan Flow Air Akan Meningkatkan Efektifitas Pencegahan
Scale
 PEMAKAIAN AIR DEMIN SEBAGAI MAKE UP
 Dengan Menggunakan Air Demin Masalah Kerak Tidak Terjadi ,
Sebab Mineral Terlarut Tidak Ada Lagi
 KOROSI
 KOROSI ADALAH Suatu Proses Elektro Kimia
Dimana Proses Ini Terjadi Jika Ada Perbedaan
Potensial Listrik Antara Dua Logam Yang
Berlainan Atau Pada Bagian Logam Yang Sama .
Dengan Adanya Perbedaan Potensial Tersebut
Akan Timbul Listrik Yang Mengalir Sehingga
Mengakibatkan Reaksi Pada Sisi Anoda Dan
Katoda . Sisi Anoda Berpotensial Lebih Rendah
Dibanding Sisi Katoda Sehingga Pada Anoda
Akan Berlangsung Pelarutan Sejumlah Besar
Logam Sehingga Timbul Korosi .
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KOROSI
 PH AIR , Pada Temperatur Normal , Logam Mempunyai Laju Korosi Yang
Lambat Pada PH 6,5 – 11,5 .

 GARAM TERLARUT , KONSENTRASI KENAIKAN GARAM DALAM

AIR PENDINGIN AKAN MENINGKATKAN LAJU KOROSI

 GAS TERLARUT , GAS – GAS YANG TELARUT AKAN MENINGKATKAN

KOROSIFITAS KARENA SELAIN AKAN MENURUNKAN PH JUGA AKAN
MENGAKTIFKAN POLARISASI PADA KATODA SEHINGGA REAKSI ELEKTROKIMIA
DAPAT BERLANGSUNG

 TEMPERATUR YANG TINGGI AKAN MENINGKATKAN LAJU KOROSI

KARENA OKSIGEN TERLARUT LEBIH MUDAH TERLEPAS SEHINGGA
MENGAKTIFKAN POLARISASI KATODA
 PENCEGAHAN TERHADAP KOROSI
 CATODIC PROTECTION
Adalah Dengan Menghubungkan Logam Dalam Aliran Listrik
Dengan Kutup Negatif Suatu Dc Generarator , Sedangkan Kutup
Positif Generator Dihubungkan Dengan Tanah ( Grounded ) .

 MEMBUAT LAPISAN
Adalah Memberi Lining Dan Coating Atau Melapisi
Permukaan Pipa Dengan Material Khusus . Namun Cara
Ini Akan Menurunkan Efisiensi Perpindahan Panas .

 PEMILIHAN MATERIAL
Adalah Sangat Menentukan Laju Korosi
 LENDIR / SLIME
 PENCEGAHANNYA
 Pengotoran Kecuali Hasil Korosi Dan Kerak Disebut Slime .
Pada Beberapa Kasus Slime Terjadi Bersama Dengan
Korosi Dan Kerak .

 Slime Terbentuk Dari Mikro Organisme Yang Tedapat

Didalam Air . Slime Ini Selain Menyebabkan Turunnya
Efesiensi Perpindahan Panas Juga Menyebabkan Korosi
Pada Peralatan Perpipaan . Pencegahan Tehadap
Timbulnya Slime Dapat Dilakukan Dengan Cara Pemakaian
Bahan Pencegah Slime Seperti Anti Biocid , Gas Chlorine ,
Larutan Sodium Hypochloride .
 CONTROL LIMIT
EFECT THE SYSTEM
CONTROL CONTROLED
NO PARAMETER
RANGE BY < RANGE >RANGE

1 PH 7.3 - 7.8 H2SO4 COROSI SCALING

2 Ca-HARDNES 400 - 600 B. DOWN -------------- SCALING
3 Mg - HARDNES < 700 B.DOWN -------------- SCALING
4 M - ALKALINITY 35 - 150 H2SO4 COROSI SCALING
5 SILICA/ PPM < 150 B.DOWN -------------- SCALING
6 IRON/ PPM <2 B.DOWN -------------- DEPOSIT
7 ZINC/PPM 0.5 MIN N - 7359 COROSI --------------
8 ORTHO PO4 / PPM 5 - 7 N - 7359 COROSI DEPOSIT
9 PO4SOLUBILITY % 80 MIN N - 73202 DEPOSIT --------------
10 CONDUCTIVITY < 3000 B.DOWN -------------- COROSI
11 FREE CHLORINE 0.2 - 0.5 CL2 MICRO COROSI
 TROUBLE SHOOTING
TROUBLE SHOOT
N
PARAMETER
O < CONTROL LIMIT > CONTROL LIMIT

1 PH  KURANGI STROKE P. H2SO4  TAMBAH BLOW DOWN DAN

 CHECK PH . METER , IRON ,
ORTOPHOSPHAT
2 Ca – HARDNES  KURANGI BLOWDOWN
PPM CaCO3  CHECK Ca DALAM MAKE UP
WATER
3 Mg – HARDNES
PPM CaCO3
4 M – ALKALINITY  CHEK PH
PPM CaCO3  KURANGI STROKE P. H2SO4
STROKE P.H2SO4 .
 CHECK PH METER DAN
ORTOPHOSPHAT SOLUBE
 TAMBAH BLOW DOWN
 CHECK Ca DALAM MAKE
UP
WATER
 TAMBAH BLOW DOWN
 CHECK Mg DALAM MAKE
WATER
 CHECK PH
 TAMBAH STROKE P. H2SO4

5 SILICA . PPM  TAMBAH BLOW DOWN

SIO2  CHECK SILICA DALAM
MAKE UP WATER
 TROUBLE SHOOTING
TROUBLE SHOOT
N
PARAMETER
O < CONTROL LIMIT > CONTROL LIMIT
6 IRON / PPM Fe  TAMBAH BLOW DOWN
 CHECK PH
 CHECK Zn DAN O – PO4

7 ZINC , PPM Zn  CHECK N – 7359 POMPA

 TAMBAH STROKE P. N 7359
 CHECK TRASAR CONTROLER
DAN IRON
8 O – PHOSPHAT  CHECK P. N 7359 CHECK P, N – 7359
PPM PO4  TAMBAH STROKE P. N 7359 KURANGI STROKE P. N7359
 CHECK TRASAR , Ca , PH , CHECK TRASAR
IRON COTROLER
9 PO4 SOLUBILITY CHECK PH DAN Ca
 TAMBAH STROKE P. N – 73202
 CHECK TRASAR

10 CONDUCTIVITY  TAMBAH BLOW DOWN

 CHECK PH

11 FREE CLORINE  TAMBAH CL2 / CHECK N 7342  KURANGI CL2 / CHECK PH, Fe
 Pengendalian CW
• Yang harus di kendalikan antara lain :
- pH = 7.0 – 7,5
- PO4 = 5 – 8 ppm
- Residual Cl2 = 423 ppm mak
- Consenatrasi Ratio.
- Saturation Index
- Stability Index
 CHEMICAL COOLING WATER

• Kebutuhan chemical untuk cooling water di Utility I

saat ini dipenuhi oleh Perusahaan PT NALCO .
• Chemical tersebut antara lain :

Nalco – DT-190 untuk mematikan mikroba

Nalco – DT-129 untuk mematikan mikroba
Nalco – 7342 untuk pengendali pospat sebagai pelapis
Nalco – TCCA untuk pengganti Clorine
 III. Drinking water.

• Kebutuhan air minum ke sebagian instalasi perusahaan

( perumahan dan pabrik I ) dilayani dengan membentuk
jaringan yang melingkar .
• Kebutuhan air minum sekitar 220 m3/jam.
• Jaringan yang melingkar meliputi ring utara dan selatan yang
ujungnya saling bertemu.
• Alat yang mendukung TK 1202 AB dengan pompa P 1207 AB
untuk ring utara ,sedangkan P 1207 CD untuk ring selatan.
• Kwalitas yang diharapkan ph = 6,8 – 8,4
Turbidity = 5 NTU ( max )Nephelometric Turbidity Units

Cl2 sisa = 0,2 ppm ( max ).

 Drinking water
F-1204 AB

TK-1201 North Ring

Cl2: 0,02 ppm
(15.000 m3)
P-1207 AB
P-1243 TK-1202A
AB Chlorine (330 m3)
Tank

F-1104

TK-951
(15.000 m3) Cl2: 0,02 ppm South Ring
P-1240
TK-1202B
(330 m3) P-1207 CD
Chlorine
Tank

P-1243 CD
F-1204 CD F-1205 CD
 Alur Proses Air minum

- RING UTARA
Hard Water P-1243AB F-1204AB TK-1202A  P-1207AB
TK-951/191/1203 Carbon Filter

- RING SELATAN
Hard Water P-1243CD F-1204CD F-1205CD TK-1202B

 P-1240 F-1104
Carbon Filter P-1207CD
 IV. Unit Demineralisasi
• Fungsi unit ini adalah untuk membuat air industri ( soft water ) menjadi air
yang bebas mineral ( demin water ) untuk umpan boiler dan air proses dengan
kapasitas pada Demin plant I = 105 m3/jam ,sedangkan Demin plant II = 100
m3/jam.
• Spesifikasi demin water adalah sbb:
pH = 5,4 – 7,5 yang diharapkan min= 7,5
Cond= 2 mmhos ( max )
Si02 = 0,2 ppm ( max )
TH = 0.
• Unit ini terdiri dari
a. Quartzite filter ( F 1202 ABCD di DP I , F 2211 AB di DP II )
b. Cation Exchanger ( D 1208 ABCD di DP I, D 2211 AB di DP II )
c. Degasifier ( D 1221 di DP I , D 2212 di DP II ).
d. Anion Exchanger ( D 1209 ABCD di DP I , D 2218 AB di DP II ).
e. Mixbed Exchanger ( D 1210 ABC di DP I , D 2218 AB di DP II ).
pH 9 - 10
Tot Hd 80 ppm
Blok Diagram Demin Plant I
TB 3 ppm mak

Soft Water
Existing Unit - Utilitas I
from LSU

pH 2,9
FMA 70

pH 7,5
Cond 2,1
SiO2 < 0,2

D-1210 ABC
F-1202 ABCD D-1208 ABCD D-1221 D-1209 ABCD
Carbon Filter Cation Exchange Degasifier Anion Exchange Mix Bed
Exchange

pH 5,5– 8
Cond 0,4
SiO2 < 20 ppb

TK 1206
190 m3
To Boiler

Kapasitas 80 m3/jam
P-1213 ABC
 UNIT DEMIN PLANT - I
• Unit ini bertugas untuk mengubah soft water
menjadi air bebas mineral yang digunakan untuk air
proses dan air umpan boiler
ALUR KERJA
• Air dari TK1201 melalui pompa ( P1203 ABC )
disaring di filter ( F1202 ABCD ) , kemudian dialirkan
ke cation exchanger ( D1208 ABCD ) melalui nozzle .
Setelah keluar dari cation air dialirkan bagian atas
degasifier ( D1221 ) dengan dihembus udara dari
blower ( C1243 ) yang masuk melalui bagian bawah
degasifier .
 Dari bagian bawah degasifier air dipompa oleh
( P1241 ABC ) melalui nozzle bagian atas anion
exchanger ( D1209 ABCD ) , kemudian air
dialirkan ke mixbed exchanger ( D1210 ABC ).

 Air produk dari mixbed sebagian besar

langsung dipakai sebagai air umpan dan
ditampung di TK 1206 dan TK1209 untuk
regenerasi unit di demin plant sendiri dan
untuk membantu kekurangan air proses di
demin plant II ( S.U ) bila diperlukan , serta
untuk proses di urea ( shut down ).
 QUARTZITE FILTER ( F1202 ABCD )

 Alat ini berisi Carbon Aktif berfungsi menurunkan

turbiditi soft water hingga 2 ppm kapasitas desain
tiap vessel 35 m3/jam . Indikator kejenuhan filter
dapat dilihat kenaikan delta press dan turbiditi air ,
untuk memfungsikan kembali filter yang jenuh
dilakukan back wash .

 Back wash dilakukan dengan cara menghembuskan

udara dari bawah vessel agar pasir yang menggumpal
terurai , secara bersamaan di alirkan air soft water dari
TK1201 dengan P1203 ABC sampai air jernih ,
kemudian dilakukan pembilasan dengan memakai soft
water.
 CATION EXCHANGER ( D1208 ABCD )

Vessel ini berisi resin yang berfungsi untuk mengikat ion – ion positif melalui
reaksi berikut :
RH2 + 2NaCI  RNa2 + 2HCI melepas H+
RH2 + CaCO3  RCa + H2CO3
RH2 + BaCI2  RBa + 2HCI
Resin ini akan jenuh yang ditandai dengan
- Conduktivity anion naik
- FMA ( free mineral acid ) turun
- PH naik
- TH ( total hardnes ) > 10
Reaksi yang terjadi selama regenerasi resin
RNa2 + H2SO4  RH2 + Na2SO4
. RCa + H2SO4  RH2 + CaSO4
RBa + H2SO4  RH2 + BaSO4
PROSEDUR REGENERASI CATION

 Level discharge selama 5 menit

 Backwash selama 20 menit dengan menggunakan air
filter
 Level discharge selama 5 menit
 Regen 1 dengan H2SO4 ( 2% ) dimixing air dari filter
dengan flow 47 m3/jam selama 23 menit dengan
densitas 1.01 gr/mI
 Regen 2 dengan H2S04 ( 4% ) flow air dirubah menjadi
23 m3/jam selama 22 menit dengan densitas 1.02
gr/mI
 Washing 1 dengan air filter flow 23 m3/jam selama 40
menit
 Washing 2 dengan air filter flow 27 m3/jam selama 2
jam washing selesai bila PH : 3.0 TH : 0 FMA : konstan
 ANION EXCHANGER ( D1209 ABCD )

Unit berfungsi untuk mengikat ion – ion negatif yang

terkandung dalam air dengan menggunakan resin melalui
reaksi berikut :
R(OH)2 + H2SO4  RSO4 + 2H20 melepas OH-
R(OH)2 + HCI  RCI2 + 2H20
R(OH)2 + H2CO3  RCO3 + 2H20
Resin ini akan jenuh dengan indikasi
PH turun
SIO2 > 0.2
Conductivity turun drastis
Reaksi yang terjadi selama ragenerasi resin adalah
RSO4 + 2NaOH  R(OH)2 + Na2SO4
RCI2 + 2NaOH  R(OH)2 + 2NaCI
RCO3 + 2NaOH  R(OH)2 + Na2CO3
 PROSEDUR REGENERASI ANION

1. Level dishcharge selama 5 menit

2. Back wash selama 20 menit menggunakan air demin

3. Level dishcharge selama 5 menit

4. Preheating selama 15 menit dengan air demin yang dilewatkan pada heat
exchanger hingga temperatur 50 derajat dijaga konstan

5. Atur flow soda (NaOH) selama 60 menit dengan flow air 15 m3/jam dari air
cation sampai diperoleh konsentrasi 4% ( density 1.034 )

6. Washing 1 dilakukan selama 60 menit menggunakan air cation dengan flow

15 m3 ( stop pompa soda )

7. Washing 2 dilakukan selama 90 menit menggunakan air demin.Start P1218

dan tutup steam atur flow air 27.5 m3

8. Washing selesai bila PH >7.5 . SIO2 < 0.2. Cond 45 mµ

 MIXBED EXCHANGER ( D 1210 ABC )

• Unit berfungsi untuk mengikat sisa sisa anion atau cation yang
masih terkandung dalam air setelah melewati cation dan anion
exchanger. Mixbed exchanger berisi campuran resin anion dan
cation , karena perbedaan berat jenis resin anion berada lapisan
atas dan resin cation pada lapisan bawah
• Resin pada mixbed dapat mengalami kejenuhan dengan indikasi
- PH cenderung naik terus atau turun terus
- TH > 0
- SIO2 > 0.2
- Cond naik terus ( diatas 2ppm )
• Spesifikasi air mixbed
PH : 7.0
Cond : < 2 mohms
SIO2 : < 0,2 ppm
•
 PROSEDUR REGENERASI MIXBED

1. Level discharge selama 5 menit

2. Back wash menggunakan air demin selama 20 menit

3. Level discharge selama 10 menit

4. Regenersi Anion dengan larutan NaOH 4% selama 60 menit dengan flow air 8,5 m3/jam dari
cation, density 1.034 ( prosedur regenerasi sama dengan anion exchanger )

5. Washing 1 menggunakan air cation dengan flow 8.5 m3/jam ( yang dimatikan hanya pompa
sodanya ) selama 60 menit

6. Washing 2 menggunakan air demin selama 30 menit dengan flow 25 m3/jam

7. Level discharge selama 5 menit ( tinggi air sampai leher angsa )

8. Regenerasi Cation dengan larutan H2SO4 (4%) selama 55 menit dengan flow 6 m3 dari air
filter, density 1.03

9. Washing 1 hanya mematikan pompa H2SO4 flow tetap 6 m3/jam selama 15 menit ,
kemudian alirkan air demin dengan flow 6 m3/jam selama 30 menit

10. Washing 2 flow air demin ditambah menjadi 25 m3 selama 25 menit

11. Final washing dengan air demin flow 30 m3/jam selama 60 menit
 Flow Diagram demin plant II
Pabrik I
TK-1206
Demin Plant I
(190 m3)
(60-100 m3/jam)

Steam Condensate NH3

TK-2214 (100 m3/jam)
(1000 m3) TK-2212
(400 m3)

Process Condensate NH3

Polisher (50 m3/jam)
TK-2213 D-2215
P-2214 (400 m3) A/B/C/D Cation Unit
A/B/C Fil-2212A/B;
D-2214A/B Demin Plant II
(50-100 m3/jam)

109-C 102-C
Lean Solution
Cooler 101-U
Deaerator 123-C1/C2 101-F
Steam Drum
EA-802
106-C 104-J
LTS Eff. Cooler

103-C1/C2
131-C

FB-801
Condensate
Tank Process Condensate
Treatment (Urea)
TK-2221
WHB (200 m3)
Polisher EA-801 Steam Condensate Urea
Urea
 Blok Diagram Demin Plant II
Soft Water Kapasitas 100 m3/jam
from LSU
pH 2,9
pH 9 - 10
FMA 70
Tot Hd 80 ppm
TB 3 ppm mak
pH 7,5
Cond 2,1
SiO2 < 0,2

F-2211 AB D-2211 AB D-2212 D-2213 AB D-2218 AB

Cation Degasifier Anion Exchange Mix Bed Exchange
Carbon Filter
Process Cond. Exchange pH 6–8
Cond <20
from Ammonia SiO2 < 0,2 ppm
pH 5,5– 8
pH 4,1 Cond 0,4
FMA 4 SiO2 < 20 ppb

TK 2212
F-2212 AB D-2214 AB 400 m3 D-2215 ABCD TK 2213 TK 2214
Carbon Cation Mixbed 400 m3 1000 m3
Filter Exchange pH 8,5 Polisher
Cond 4,3 pH 8,5
Steam SiO2 70 ppb Cond 4,3 pH 8,5
Cond 4,3
Cond. To Ammonia
SiO2 27 ppb
SiO2 27ppb
from Plant
Ammonia pH 8 - 9
Cond 30 us mak
P-2214ABC
 Flow Diagram Demin plant Pabrik I

TK-1206
Demin Plant I
(190 m3)
(60-100 m3/jam)

Steam Condensate NH3

TK-2214 (100 m3/jam)
(1000 m3) TK-2212
(400 m3)

Process Condensate NH3

Polisher (50 m3/jam)
TK-2213 D-2215
P-2214 (400 m3) A/B/C/D Cation Unit
A/B/C Fil-2212A/B;
D-2214A/B Demin Plant II
(50-100 m3/jam)

109-C 102-C
Lean Solution
Cooler 101-U
Deaerator 123-C1/C2 101-F
Steam Drum
EA-802
106-C 104-J
LTS Eff. Cooler

103-C1/C2
131-C

FB-801
Condensate
Tank Process Condensate
Treatment (Urea)
TK-2221
WHB (200 m3)
Polisher EA-801 Steam Condensate Urea
Urea
Gas Turbine Tenerator
 Gas Turbine Generator

• Manufacture : General Electric

• Kapasitas : 33 WM
• Penggunaannya : Power untuk Pabrik I : 15,5 WM
• Pabrik II : 8,1 WM
• Pabrik III : 2,5 WM
• Dibangun tahun : 1992
• Dioperasikan : 1993
• Sistem control GTG & WHB
- Satu unit GTG sistem kontrol : Speedtronic MARK VI
- WHB sistem kontrol : DCS
 Gas Turbine Generator
Air Filter
Gas Turbine - GE •448 filter tubes
Load Gear •3 stages Air Compressor
•Self cleaning
5100 rpm  3000 rpm •5100 rpm •17 stages
•10 burners •5100 rpm
Generator – GE
•Max 34 MW
•Normal 27 MW
•3000 rpm

GT-2201

4 auxiliary burners if GTG trip,

WHB online Fuel Gas
Auxiliary
Fan:
If GTG trip
By-pass
stack Main stack

B-2221
3 main
burners
Substation:
•11.5 kV  6 kV  380 V
GAS TURBINE GENERATOR
 GAS TURBINE GENERATOR

• Turbin Gas adalah suatu mesin yang mengubah energi

panas menjadi energi mekanik, dimana energi panas
didapatkan dari proses pembakaran bahan bakar di
ruang bakar (combustion chamber).
• Perbedaan dengan motor-motor bakar lainnya adalah
dalam pengubahan energy, dimana pada turbin gas
proses pemberian panas (proses pembakaran)
berlangsung secara kontinyu sedangkan pada motor
diesel atau motor bakar proses ini terjadi secara
periodik.
Brayton Cycle
 OPERATIONAL TURBINE GAS
• PERALATAN UTAMA TURBINE GAS
• FILTER UDARA
• KOMPPRESOR AKSIAL
• RUANG BAKAR
• TURBINE AKSIAL
• EXHAUST SYSTEM
• BEBAN / GENERATOR
• AKSESORI
• KONTROL SYSTEM / SPEEDTRONIC
 FILTER UDARA
• BERGUNA UNTUK MENYARING PARTIKEL-
PARTIKEL YANG DAPAT MERUSAK SUDU-SUDU
KOMPRESOR MAUPUN TURBINE
• FILTER UDARA DILENGKAPI DENGAN SYSTEM
PEMBERSIHAN FILTER YANG TELAH JENUH
OLEH DEBU/ KOTORAN. PEMBERSIHAN
DILAKUKAN MENGGUNAKAN UDARA DARI
EKSTRASI COMPRESSOR DENGAN CARA
DIHEMBUS DARI DALAM KELUAR
FILTER UDARA GTG
 COMPRESSOR AKSIAL

• KOMPRESSOR TERDIRI DARI 17 TINGKAT YANG

MENGHASILKAN UDARA DENGAN TEKANAN
7 - 8 Kg/Cm2
• DILENGKAPI DENGAN VARIABLE INLET GUIDE
VANE (IGV) YANG BERGUNA MENGATUR SUHU
GAS BUANG TETAP PADA SUHU 1040 OF
 RUANG BAKAR

• ADA 10 RUANG BAKAR YANG DIPASANG SECARA RADIAL

DIANTARA DISCHARGE COMPRESSOR DAN INLET NOZZLE

• HANYA ADA 2 RUANG BAKAR YANG DIPASANGI BUSI/ IGNITOR,

SEDANG RUANG BAKAR LAIN TERBAKAR KARENA ADA CROSS
FIRE TUBE YANG MENGHUBUNGKAN MASING- MASING RUANG
BAKAR.

• PADA MASING- MASING RUANG BAKAR DILENGLAPI DENGAN

COMBUSTION LINER YANG BERGUNA SEBAGAI PENGATUR
ALIRAN UDARA BAKAR DAN UDARA PENDINGIN.

• TERDAPAT TRANSITION PIECE PADA MASING MASING RUANG

BAKAR SEBAGAI PENGARAH KE INLET NOZZLE TURBINE
PROCESS FLOW DIAGRAM
PERALATAN TURBINE
 PERALATAN TURBINE
• SYSTEM COMPRESSOR /TURBINE SECARA DETIL
ROTOR GENERATOR
 KONTRUKSI GENERATOR

Bearing
Rotor Winding
Stator Winding
Connections
 Persiapan Start Up
1. Level Lube Oil penuh
2. Cooling Water tersedia untuk Lube Oil Cooler, Support Leg
dan udara pendingin Generator.
3. Exhaust system aman, dan WHB dipastikan telah
siap/ready.
4. Power DC dan AC untuk menjalankan peralatan assesori
telah ON.
5. Pompa Auxiliary Lube Oil 88 QA, 88 BQ, 88 QV (PAKET
RACHET) telah jalan, dan yakinkan Lube Oil telah sirkulasi
sampai di Bearing/Point yang paling ujung.
6. Rotor sudah berputar oleh Ratchet, dan yakinkan tidak ada
gesekan atau suara aneh.
7. Bahan bakar telah tersedia Liquid atau Gas, dan yakinkan
telah bebas dari kotoran dan air.
 Persiapan Start Up
9. Starting System telah siap,
10. System pemadam kebakaran intern telah siap,
mobil pemadam kebakaran juga perlu disiagakan.
11. Main Breaker di stanbykan
12. Crew Pemeliharaan, Listrik, Instrumen, Mekanik
telah siap untuk keamanan dan kecepatan
penanganan Trouble.
 START UP
TAHAPAN SEPENUHNYA DILAKUKAN SECARA
AUTOMATIC OLEH SPEEDTRONIC (MARK VI)
YANG MELIPUTI :

1. STARTING
2. CRANKING
3. FIRING
4. FULL SPEED NO LOAD (FSNL)
 STARTING
• Diesel starting online bersamaan dengan
pompa-pompa auxiliary 88 HQ (Main Pump),
88 BT (Blower di turbien Kompartemen) , (88
QA, 88 BQ, 88 QV)/packet Ratchet ON, pompa
bahan bakar solar 88 FD juga akan OL salah
satu (jika memilih fuel liquid/solar), dan IGV
membuka 34o. Kemudian Diesel akan Idle
selama 2 menit dengan speed 640 rpm.
 Cranking
• Setelah Diesel Idle selama 2 menit kemudian
Diesel akan akselerasi hingga speed 2100
kemudian speed akan turun ke 1800 rpm dan
Jaw Clutch masuk sehingga muncul speed
level L 14 HR dan 88 VG akan online. Turbin
akan cranking selama 10 menit, pada saat
speed turbin/TNH menunjuk >16% maka akan
muncul speed level L 14 HM. Selanjutnya akan
konstan di TNH = 20% speed/ 1800 rpm.
 FIRING
• Setelah cranking selesai, dilanjutkan dengan Firing. Bila FSR
start up sudah masuk dan busi menyala dengan delay time
30 detik, 28 FD(Flame Detector) muncul minimal 2 item
maka sequence firing akan berlanjut. Tetapi bila hanya satu
yang muncul dan delay time habis maka turbin akan
trip/Failure to Ignition.
• Apabila step firing berhasil maka akan dilanjutkan ke step
berikutnya yaitu :
- warming up
- Akselerasi, sampai Full Speed No Load (FSNL), sehingga
speed turbin dari 20% akan akselerasi menuju 100%.
 Firing
• Saat TNH mencapai >50% speed, akan
muncul speed level L 14 HA. Pada speed 60%
Jaw Clutch akan lepas dan Diesel Idle selama
5 menit dengan speed 640 rpm kemudian
auto stop. Ketika TNH mencapai 85%, IGV
akan membuka dari 34o menuju 57o.
 Full Speed No Load
• Speed turbine dari 85% akan terus naik menuju 100%. Saat
menyentuh 95% speed, akan muncul speed level L 14 HS dan 88
TK1,2 akan online, sedangkan 88 HQ dan 88QA akan auto stop
karena perannya telah diganti oleh main pump yang digerakkan
menggunakan Accessories Gear dan Blade Valve akan close.
• Bila speed turbin mencapai 100%/FSNL, alarm breaker
Generator open, turbin incompleted dan kondisi GTG aman.
Maka breaker 52 G di PS 2280(SS II) siap dimasukkan/GTG siap
di sinkronkan dengan PLN. Setelah Breaker 52 G masuk dari
incoming I di PS 2280 power dari GTG sudah masuk berarti GTG
sudah siap untuk dibebani.
Start up Curve
TURBINE MONITORING
TURBINE MONITORING
 Waste Heat Boiler ( WHB )

• Design kapasitas : 70 ton / j

• Pressure : 65 kg/cm²
• Temperature : 460 °C
• Produk steam dipergunakan : Urea
 Waste Heat Boiler (B-2221)
BFW
T : 150oC
± 65 T/hr pH : 8,5–9
(Normal) FC22221
N2H4 : min 0,03
90 T/hr (max) ppm
TC22227 458 oC
Fe tot : max 0,03 P-2221 A/B
1 kg/cm2g
PC22226 65 kg/cm2g
D21 (PO4) PC22211 D31 (NH3)
Steam Header D-2221

D11 (N2H4)
VENT D-2223 D-2222
VENT
566 C o

TI22202 XA-22202
AB

XA-22201 B-2222
250 oC TI22207
Exhaust AB 560 oC
150 oC
Gas 700 oC

HP HP HP HP HP LP LP
S2 S1 EV EV EC EV EV
FI22250 1500 Nm3/hr
PI22201 B-2221
Fuel Gas 0.01 kg/cm2g
TC22205
615 oC P-2222 A/B
 ALUR PROSES WHB
• BFW system
Air demin dari TK 2221 dipompa oleh P.2221 dikirim ke
Deaerator untuk Stripping dihilangkan O2 dan CO2
dengan menginjeksi N2H4 , injeksi Amin untuk mengatur
pH 8 – 9,5 , pressure diatur 0,5 kg/cm² , level dijaga 70 –
80 % sehingga down comer dan tube sudah terisi semua .
BFW dari Deaerator dipompa P 2222 A/B di kirim ke HP
drum melalui Economizer HP s/d tube dan down comer
terisi semua level Hp drum di jaga 70 % , di Hp drum
diijeksi PO4 untuk menjaga pH 9.2 – 10.2
 B - 1102
HP HEADER to NH3
T = 410 °C
P = 44 kg/cm² PV110
F = 125 t/j 5 LV110
5

MV610
E1102
B 2 D 1105

DEAERATOR
D11021
BR11022

FV640A/B

BR11021
D11022
T 11021
E11021
A

FV60B FV60A
DM – I / DM - II
D11024

FASH TANK TK 1206

FIQR660
C-11021
PCV1103A/B/C
FD FAN D11021 D11022 D11023
D11025 LV 620

P11021A/ P11022A/B P11023A/B P1103A/B/C P1108A/B

BLOWDOWN BOILER B
TANK B
HYDRAZIE AMINE
1101 P1213 C/D
PHOSPHAE ED42013
 INTERKONEKSI POWER PT.PETROKIMIA GRESIK

GTG PLN UBB STG PB III

33 MW 17 MW 32 MW 20 MW
26 MW 0 MW 25,6 MW 0 MW

PB I PB II ZA II OFFICE - PB II INTERNAL PB III

RUMDIS
15,5 MW 8,1 MW 2,5 MW 16,7 MW UBB 0 MW
2,5 MW
5 MW

TR - I / TR – 13 TR – 11 TR – 12 TR – 14
09 TR 101 5,9 WM 4,4 MW 4,6 WM 4,1 MW
1. TK -06 : 0,5 MW 1.03 PH3 : 2 MW 1. TK -11 : 0,7 MW 1. PF-1 U300 : 2 ,1 MW
PH-I : 2,2 MW 2. HVS 24 2. NPK 1-4 : 2,4 MW 2. 12 PH2 : 0,95 MW 2. 02 PH 2 : 1,9 MW
– Petrosida : 0,5 MW 3. PIER KC 1 : 0,5 MW 3. BAGGING : 0,1 MW
- 23 PH3 : 1,2 MW 4. U100 – 200 PF-1 : 2 MW
3. U100-200 PF-2 : 2 MW 5. CB – 9 : 0,4 5 MW
4. M7010 Pb III : 0,21 MW - Petronika
5. LSV 26 SP 36 : 0,36 MW - Petrowidodo
- Utilitas
TR – 15
6. CSU : 1 MW
7. ZK : 0,13 MW - Kantor
- Workshop
3,6 MW
1. TK-25 : 1 MW
2. PH 4 : 2,6 MW
 BLOK DIAGRAM POWER LISTRIK
GTG STG
PLN
GENERAL FRANCO
150 KV TOSSI
ELECTRIC

PLN
JARINGAN JARINGAN
20 KV
11,5 KV 6 KV

TR-2281 D
MAK 2,5 KV

PKG JARINGAN PKG

6 KV 6 KV 380 V

JARINGAN DIESEL
PKG
380 V
EMERGENCY
380 V
800 KVA

USER USER
 INTERKONEKSI STEAM SYSTEM
VENT

P 65 Kg/cm²
F 71 T/J PC 22220

WHB
173C GT 101
VENT Cond
S/D MGS 6477
PCA 1013
PCA 1015 PC 702 VENT
HPS 123Kg/cm²
NH3
PC 703
MPS 22 Kg/cm²
UREA
101 JT 103 JT
VENT
HC 1042
Cond Cond MPS 42 Kg/cm² PCA 1014
NH3
VENT
VENT Turbine
HC 610 ZA I PCA 1016 PCA 1017
To
LPS 4 Kg/cm² D 1105
B-1102 P 44 Kg/cm²
VENT F 105 T/J
UBB