Anda di halaman 1dari 218

www.wondershare.

com
• Nama : MOCH. ANGGA ALDINO SAHA
• ASAL : SEMARANG
• NIP : 8710057-Z
• PENDIDIKAN :
CHEMICAL ENGINEERING DIPONEGORO UNIVERSITY
• UNIT KERJA :
2009-sekarang : PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT SURALAYA
INTERNAL TREATMENT

1. Sistem air kondensat

Ammoniak (NH4OH) diinjeksikan kedalam dicharge


pompa kondensat ( Condensate Pump Discharge )
atau sesudah Condensate Polisher untuk mengatur pH
air condensate antara 9,2 – 9,4
2. INTERNAL TREATMENT

2. Sistem Air Pengisi

Tujuan Internal Treatment didaerah sistem air pengisi


ini adalah untuk mencegah korosi akibat gas Oksigen
dengan cara menginjeksikan Carbo Hidrazine (N2H3)2CO.

Kadar hydrazine dipantau dengan tujuan apakah hydrazine


yang diinjeksikan sudah tepat sehingga oksigen yang ada
dalam air umpan boiler sudah hilang. Hydrazine ini
berfungsi sebagai oksigen scavenger menurut reaksi sbb
(carbohydrazine) :

(N2H3)2CO + 2O2  3H2O + 2N2 + CO2


2. INTERNAL TREATMENT

3 . Sistem Air Boiler

Air boiler harus dijaga dalam kondisi normal ,


Internal boiler water pada boiler tekanan rendah
biasanya dengan injeksi garam fosfat , untuk
mengontrol pH air boiler dan mencegah terbentuknya
kerak Ca dan Mg sulfat atau silkat .
DESALT

FRESH WATER
RO
TANK

KSWTP
Na3PO4
Sampling Point SD : DEMIN WATER WTP

Sc = < 10 3300 C TANK

8.5 Kg/cm2
E-19
Ph = 9,2-9,5
Cl- = < 0,01
5380 C HP
TURBIN
IP TURBIN
LP TURBIN
1
LP TURBIN
2 GENERATOR

STEAM DRUM 179 Kg/cm2 P-28

3400 C
ECONOMIZER 400 C
PRIMARY HEATER
3360 C Sea water 350C TO
300C
Condensor OUT FALL
39.9 Kg/cm2
REHEATER
P-3
3360 C
39.9 Kg/cm2 Sampling Point CW :
Sc = < 10
Sampling Point FW :
SECONDARY HEATER Ph = 9,2-9,5
Sc = <10
SiO2 = < 0,02ppm
Sampling Ph = 9,2-9,5
Point BW :
SiO2 = <0,02 ppm
Sc = <20 350 C

Ph = 9,0-9,5 N2H4 = < 0,01-0,03 ppm


SiO2 = Condensat Polisher
< 0,185 ppm
PO4 =
0,3-1,0 ppm CO(N2H3)4
DEAERATOR Gland Steam Ejektor
E-15 (HEATER 4)
CO(N2H3)4
Ejektor Condensor
CBD E-5

1000 C

2000 C 1700 C 1500 C 750 C 600 C 400 C


2600 C

LPH 3 LPH 2 LPH 1 NH4OH


HPH 7 HPH 6 HPH 5 BFP

www.wondershare.com
Untuk mencegah terjadinnya korosi dan
deposit kerak yang sangat mengganggu
pada sistem , maka air baku perlu diolah
terlebih dahulu , yaitu dengan cara
pengolahan air ( Eksternal Water treatment
) , kemudian air yang masuk sistem diolah
dengan sistem internal Water Treatment .
Eksternal treatment
Water
Desalination
Treatment
Plant / RO
Plant

Waste
Water Unit PLTU
Treatment
Plant

Internal treatment
Dalam mengendalikan kualitas air dari konstituent nya maka dilakukan
pengolahan air.
Berikut ini adalah konstituent yang terkandung didalam air dan cara
pengendaliannya

• Mikro organisme → Chlorination Plant


• Zat Padat → Unit Penjernihan Air
• Kandungan Garam → Desalination Plant
• Kandungan Mineral → Demineralizer Plant
EKSTERNAL WATER TREATMENT

Pada dasarnya pengolahan air di pembangkit didasarkan


pada sumber air bakunya
1. Air Sungai/Tanah

Air Sungai → Penjernihan → Desalinasi → Demineralisasi

Filtrasi
RO Mixed Bed
Koagulasi
Multi Bed
Flokulasi
– Pada dasarnya pengolahan air di pembangkit didasarkan
pada sumber air bakunya
1. Air Laut

Air Laut → Chlorinasi → Penjernihan → Desalinasi → Demineralisasi

Filtrasi
MSF Mixed Bed
Koagulasi
MED
Flokulasi
RO
• Chlorination Plant adalah suatu alat yang dapat meng-
elektrolisa air laut dan menghasilkan Sodium Hypochlorite
(NaOCl). Selanjutnya diinjeksi-kan ke intake air pendingin.

• Pada instalasi pembangkit listrik thermal yang


memerlukan air laut untuk pendingin condenser, zat
NaOCl berfungsi melumpuhkan (disinfektan)
mikroorganisme laut agar tidak bersarang dan merusak
pada instalasi-instalasi yang menggunakan air laut.
Micro organisme jenis kerang (tritip) dapat menyumbat
saringan – saringan air pendingin , tube - tube kondensor ,
pompa – pompa dan mengurangi kecepatan pertukaran
panas.
Tritip
• Pada instalasi pembangkit listrik thermal yang
memerlukan air sungai untuk pendingin condenser, zat
NaOCl berfungsi mencegah timbulnya lumut dan bakteri
agar tidak merusak peralatan cooling tower.
Bakteri, ganggang/lumut merupakan salah satu jenis micro
organisme yang dalam air merusak bangunan – bangunan
cooling tower yang terbuat dari beton .
• Chlorine adalah zat beracun, dalam dosis yang besar dapat
membunuh kehidupan dalam laut dan pertumbuhan tanaman
laut.

• Sifat-Sifat Senyawa NaOCl (sodium hypochlorite):


- bau yang tidak sedap/menyengat
- menimbulkan iritasi pada kulit
- Gas chloor sangat beracun, dapat menyesakan nafas dan
dapat mematikan
• Kelebihan Senyawa Chlorin
- murah
- pembuatannya mudah
- bahan bakunya tersedia dalam jumlah banyak.

• Kekurangan Senyawa Chlorin

- dapat menyebabkan korosi pada pH rendah


Pemakaian chlorine ini harus diatur agar chlorine sisa pada
outlet sistem air sesuai dengan nilai ambang batasnya. Sodium
hypochlorite (NaOCl) dapat diproduksi dengan cara
mengelektrolisa air laut.
Tujuan dari adanya peralatan ini untuk mencegah pembentukan
biofouling pada peralatan disebabkan oleh adanya binatang laut
seperti mikroorganisme, bakteri, protozoa, dengan cara
menginjeksikan NaOCl

Tujuan jangka panjang penggunaan sodium hypochlorite adalah


menekan biaya perawatan, mempertahankan biaya operasional
dan memperpanjang usia peralatan.
Proses yang terjadi didalam Chlorination Plant adalah :

Electrolysis dalam Electrolyzer :


Aliran air laut berada diantara kedua elektrode (anode dan
cathode) dalam Electrolyser dihubungkan ke sumber arus DC, reaksi
kimia yang terjadi didalam electrolyzer antara chlorine dan caustic
soda yang dihasilkan oleh elektrolisis.

Reaksi Chlorinasi :
Arus searah, lewat melalui air laut yang mengalir dalam
Electrolyzer, dimana sodium chloride (NaCl) diuraikan menjadi ion
Na+ dan Cl-
Persamaan Reaksi:
2NaCl 2Na+ + 2Cl-
Katoda: 2Na+ + 2e- 2Na
2Na + 2H2O 2NaOH + H2
Anoda: 2Cl- Cl2 + 2e-
Cl2 + 2NaOH NaOCl + NaCl + H2O

2NaCl + 2H2O NaOCl + NaCl + H2O + H2


• Didalam air laut reaksi elektrokimia yang kedua (sekunder)
dengan Magnesium dan Calcium dapat terjadi pada sisi
Cathode. Reaksi dengan Magnesium akan menghasilkan
Mg(OH)2, sedang reaksi dengan Calcium membentuk
Ca(OH)2.

• Kedua endapan hydroxide berkumpul didalam sel generator.


Pengandapan-pengendapan tersebut dapat mengurangi
efisiensi dan efektifitas elektroliser sehingga menurunkan
kapasitas produksi NaOCl. Pengendapan yang cukup parah
dapat merusak elektrode. Gangguan inilah yang paling umum
terjadi pada instalasi ECP berbagai model karena faktor alam.
Tetapi hal tersebut dapat dicegah dengan desain yang baik.
Transformer / Rectifier

Injection Pump
BOOSTER PUMP STRAINER + - P=2,64 kg/cm2
Cap=100 m3/jam To Another Water Intake
CWP Unit 1
Sodium Hypochlorite
Generator
(Electrolyzer)
Unit 2
DSP
STORAGE TANK
+ - Cap: 60 m3

Transformer / Rectifier

Water Intake 7B Water Intake 7A


• Mula-mula air laut dipompa masuk oleh seawater booster pump ke modul
generator / elektroliser. Air laut ini terlebih dahulu melewati autocleaning
filter untuk penyaringan kotoran. Setelah melalui filter air laut memasukki
modul elektroliser yang dialiri arus listrik searah (DC) sebesar 8000A full
load dari trafo-rectifier yang diperoleh dari terminal listrik 6,3 kV.

• Arus untuk elektrolisa air laut dapat diatur besarannya dan periode
kenaikkannya hingga mencapai nilai yang telah ditetapkan.

• Produk sodium hypochlorite yang dihasilkan disimpan dalam storage


tank yang juga berfungsi sebagai degasing tank.
• Dua buah Hypo Chlorite Generator Streams, masing-masingnya dilengkapi
dengan Transformer / Rectifier. Sewaktu normal operasi, satu dari
Generator Streams beroperasi sebagai Continuous Dosing Stream dan
stream yang lain beroperasi sebagai Shock Dosing Stream.

• Tiap module-nya terdiri atas 14 cell. Tiap generator memerlukan laju aliran
70 m3/h dan kapasitas masing2 120 kg/h. Tiap sel terdiri dari Titanium
Cathode Tube dan Titanium Anode Tube yang dilapisi metal oxide atau Pt.
Sel-sel dibuat menjadi outer dan inner bipolar tube dan diatur sedemikian
rupa dengan polaritas yang berubah-ubah dan berdampingan. Sel-sel
dalam tiap module secara hidrolik dihubungkan seri dengan laluan air laut
yang melalui celah melingkar (annular gap) diantara inner dan outer tubes.
www.wondershare.com
Paket elektrochlorinasi ini dipasang dengan desain
menghasilkan secara terus menerus chlorine dalam bentuk
sodium hypochloride (NaOCl) dengan tujuan anti fouling di air
laut dengan jalan dua macam operasi yaitu :

 Continuous dosing
 shock dosing.
• Continuous dosing :
Injeksi/dosing sodium hypochlorite pada saluran masuk air
laut (seawater intake channel) diatur sebesar 1,75 ppm

• Shock dosing
Diatur sebesar 3,5 ppm selama 20 menit tiga hari sekali. Shock
dosing bertujuan mengganggu kekebalan biota laut terhadap
dosing sodium hypochlorite sebesar 1 ppm, sehingga
diharapkan dengan shock dosing ini biota-biota laut yang telah
beradaptasi dengan injeksi NaOCl sebesar 1 ppm dapat
dilumpuhkan
Sistem dengan desain Continuous Dosing memberikan dosis Hypochloride
dengan konsentrasi 1.75 ppm kedalam intake area air laut. Sistem dengan desain
Shock Dosing memberikan konsentrasi 3,5 ppm kedalam intake area air laut.

Keperluan produk hypochlorite untuk Continuous Dosing dihitung


sebagai berikut .

Concentration (mg/l) x Flow Rate (m3/h) x SG


Production rate (kg/h) = -------------------------------------------------------------
1000

Jika konsentrasi hypochlorite = 1.75 ppm dan untuk dua kanal intake = 2 x
30,500 m3/h = 61,000 m3/h.

1.75 x 61000 x 1.026


Production Rate = -------------------------------
1000

= 109.53 kg/h
Keperluan produk hypochlorite untuk Shock Dosing dihitung sebagai berikut .

Concentration (mg/l) x Flow Rate (m3/h) x SG


Production rate (kg/h) = -------------------------------------------------------------
1000

Jika konsentrasi hypochlorite = 3,5 ppm dan untuk dua kanal intake = 2 x
30,500 m3/h = 61,000 m3/h.

3,5 x 61000 x 1.026


Production Rate = -------------------------------
1000

= 219 kg/h
• Diharapkan kadar sodium hypochlorite yang diinjeksikan
turun menjadi 0,1 hingga 0,5 ppm pada seawater outlet
channel.

• Parameter ini sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan


Kementrian Lingkungan Hidup RI (KEP-03/MENKLH/1/1991)
sebesar 0,5 ppm.
CELL SAFETY CONTROL
 Dua buah Booster Pump
diberikan untuk kedua
streams dekat dengan PIT.
Kapasitas pompa 77 m3/h
dengan head perbedaan
tekanan 6,8 barg. Pompa
dilengkapi dengan seal
flushing menggunakan
service water (air servis)
melalui sebuah shutoff
valve yang dioperasikan
oleh solenoid dan sebuah
flow switch untuk
memonitor aliran.
BOOSTER PUMP
 Selanjutnya setelah booster pump ada
Strainer yang 100% dibersihkan secara
otomatis. Saringan ini dilengkapi dengan
Differential Pressure (DP) Switch untuk
mendeteksi adanya blokade saringan.
Element saringan meloloskan benda padat
sebesar 800 mikron. Back washing
(pencucian balik) diberikan dengan
membuka Drain Valve dengan
menjalankan Backwash Motor-nya. Air
pencucian yang mengandung kotoran
dibuang ke drain. Operasi Drain Valve ini
dikendalikan oleh interval waktu yang
sudah diset atau oleh perbedaan tekanan
yang tinggi. Inlet Valve, Booster Pump,
Strainer ini ditempatkan dalam
Generating Room.

STRAINER
RECTIFIER
HYPOCHLORITE GENERATOR
Disain Kontruksi Stroge Tank

 Dua buah Storage Tank ditempatkan


setelah Generator. Tiap Storage Tank
mempunyai kapasitas 7.5 m3 dan
didesain dengan puncak terbuka yang
mencegah air masuk tetapi
membolehkan gas hydrogen
diventing secara alami ke atmosfir.
Tangki ditempatkan diluar pintu
pada daerah yang aman. Tangki
diperlengkapi proteksi overflow dan
proteksi level cairan rendah dengan
jalan dipasangnya Level Transmitter
untuk setiap tangki dimana level
cairan dimonitor terus (sewaktu
operasi Continuous Dosing) dan Flow
Control (sewaktu/ segera mengikuti
operasi Shock Dosing).

NaOCl STORAGE TANK


INJECTION
Unit ini berfungsi untuk menjernihkan air dari
padatan-padatan yang terkandung didalan air,
diantaranya

1 . Padatan terlarut
2 . Padatan tersuspensi dan koloid
3 . Padatan sedimen
Padatan ini terdiri dari senyawa – senyawa anorganik dan
organik yang larut dalam air, seperti kalsium khlorida (CaCl2)
, magnesium sulfat (MgSO4) , magnesium chlorida(MgCl2) ,
natrium chlorida (NaCl), natrium silikat (Na2SiO3) .
Padatan jenis mempunyai ciri:
- air nya keruh
- tidak larut
- tidak dapat mengendap langsung

padatan ini tidak akan mengendap , kecuali bila


keseimbangannya terganggu oleh zat – zat lain seperti
tawas (alum) , sehingga terjadi penggumpalan dan
mengendap.
Sedimen adalah yang padatan yang dapat langsung
mengendap jika air didiamkan . Padatan yang
mengendap tersebut terdiri dari partikel – partikel padat
yang berukuran lebih besar dari padatan tersuspensi ,
relatif besar dan berat, seperti pasir (SiO2) yang dapat
menimbulkan erosi pada material dan penyumbatan
aliran air .
1. KOAGULASI DAN FLOKULASI

2. FILTRASI
koagulasi dan Flokulasi merupakan proses
penyatuan partikel – partikel padatan
tersuspensi dan koloid menjadi gumpalan yang
lebih berat sehingga dapat dipisahkan antara
gumpalan dengan air jernihnya .
Koagulasi

Proses dimana partikel tersuspensi di dalam air


baku akan dinetralisir muatannya dengan bahan
kimia koagulan, sehingga terbentuk floc kecil ( pin
floc) yang masih mempunyai kecepatan endap
yang relatif rendah.

Ada beberapa macam koagulan yang dipakai ,


seperti garam alumunium sulfat AI2 ( SO4 ),
Fery sulfat Fe2 ( SO4 )3 , Fery Chlorida ( FeCI3
),PAC dll.
Proses Koagulasi

particles PAC
Proses Koagulasi
Flokulasi

Adalah proses dimana pinfloc yang sudah terbentuk


akan dijala oleh rantai polymer yang mana
tujuannya adalah memperbesar ukuran floc dan
memperkuat floc sehingga tidak mudah pecah dan
mengendap lebih cepat. Bahan kimai yang
digunakan berupa polyelektrolit.
Flokulasi
Koagulasi dan Flokulasi
• Ada beberapa macam saringan untuk menjernihkan air
dari partikel – partikel yang tersuspensi dan terendap ,
antara lain yang sering terpakai adalah sand filter (saringan
pasir ) dan carbon filter ( saringan carbon ) .
1. Sand Filter

Merupakan filter yang tersusun dari meterial pasir


(kuarsa/silika) yang berfungsi untuk menyaring partikel –
partikel padatan terendap.
1. Sand Filter

Operasi dari filter ini adalah service dan


backwash cleaning.

Service merupakan proses produksi/proses


penyaringan air baku ke dalam sand filter.

Sedangkan backwash cleaning merupakan


proses pembersihan media filter setelah
mengalami kejenuhan.
Sand Filter In Service
2. Carbon Filter

Merupakan filter yang tersusun dari meterial carbon,


umumnya dari arang. Berfungsi untuk menyaring Zat-zat
organik (menyerap warna , bau dan rasa).
Gambar proses pengolahan air dengan system flokulasi,koagulasi,pengendapan kimia,
filtrasi/penyaringan ( Instalasi Pengolahan air minum mini dengan bahan baku air sungai )
BAK AIR BAKU
SAND

FILTER BAK PENGENDAP

POMPA POMPA

DRAIN
POMPA
1234
DRAIN

TOWER
SUNGAI
CARBON

ACTIVE

FILTER

KE PERUMAHAN
SAND
FILTER

KETERANGAN :
INJEKSI BAHAN KIMIA.
1. CAUSTIC SODA.
2. ALUMUNIUM SULPHATE(TAWAS/ALUM)
3. POLYELECTROLYTE.
4. CALSIUM HYPOICHLORITE(KAPORIT) )(DESINFEKTAN ).
Adalah Alat untuk mengurangi kadar garam didalam air..Ada
beberapa sistem Desalination plant yang dipakai di PLTU/
PLTGU ,diantaranya adalah multiple stage flash evaporator (one
through/ recirculating), multiple effect desalination dan Reverse
Osmosis.
1. Multi Stage Flash Destilation Once Trough

Adalah jenis desal yang terdiri dari beberapa stage pemanas


atau brine heater menggunakan uap kemudian melalui
penguapan dan pengembunan pada evaporator dengan
aliran paralel dengan tekanan vacum dan temperature stage
pada berikutnya semakin rendah. Uap pemanas yang
mengembun disebut kondensat terpisah dengan uap air laut
yang mengembun yang disebut destilat.
LIHAT FLOW DIAGRAM MSF

1.SISTEM AIR LAUT :


DARI AIR LAUT MASUK DESAL TUBE-TUBE KONDENSOR EVAPORATOR
 BRINE HEATER FIRST STAGE LAST STAGE BLOW DOWN.

2.SISTEM UAP BANTU :


A)UNTUK VAKUM EJEKTOR EVAPORATOR.
B)UNTUK SUPLAY ENERGI PANAS KE BRINE HEATER

3.SISTEM KONDENSAT :
DARI BRINE HEATER  POMPA KONDENSAT KEMBALI KE SISTEM

4.SISTEM DISTILAT :
DARI TRAY KONDENSAT  TANGKI DISTILAT  POMPA DISTILAT  FRESH
WATER TANK
PT.PLN (Persero)
DESALINATION PLANT
UDIKLAT SURALAYA

Ejektor T0
Drain
Ejektor cooler
Condensor

Lp.
steam Chemichal Inj.
Flash evaporator Pump

Drain Sea Water


steam Strainer Supply Pump
Brine
heater Ball
strainer pump Ball
colector

Condensat Pump Destilat pump


From
Ejektor

Drain cooler
Brine Blow Down Pump
(1). Sirkit Air Laut
Air laut digunakan sebagai media pendingin Condenser dan alat bantu, tetap ia juga
dapat dijadikan “fresh water” untuk keperluan penambahan air kedalam sirkit PLTU.
Air laut dipompa oleh Seawater feed pump di water intake dan memasok air laut ke
Desalination Plant. Air laut mengalir dalam Condenser tube evaporator.
Sebagian kecil dari air laut pada inlet evaporator ini dicabangkan dan digunakan
sebagai air pendingin untuk Ejector Condenser. Aliran air laut dikendalikan oleh Flow
Control Valve yang dipasang pada inlet Evaporator.
Air laut kemudian mengalir melalui tingkat demi tingkat sambil dipanasi oleh Vapour
Condensing disetiap stage condenser. Selanjutnya dipanasi oleh brine heater sampai
mencapai temperatur yang ditetentukan. Air laut sekarang memasuki Flash chamber
tingkat pertama, tekanan dipertahankan sedikit lebih rendah dari tekanan jenuhnya.
Oleh karena itu, air laut akan menguap ketika memasuki flash chamber tingkat
pertama.
2nd 1st Hogging Ejector
Ejector steam
BRINE HEATER
PI6449 DESUPER
FT6437 PV6313 STEAM
HEATER

CV6421 PT6421 CV6343

Ejector condenser
TE6340
TE6311
TE6426
DISC
HCV6312 TIC6343

FT6305 TE6308
PT6344
LT6428

ST 17 ST 1

Sea Water Supply TE6308 HOTWELL


ST.19 ST.18 ST.17 ST.01
LT6347
Heat Rejection
CT6417 CV6411 FT6414

MAKE UP

HCV6346
DUMP CV6319 FT6319
A
PRODUCT WATER NOR
PUMP A
NOR PCV6423
B DISC
STB FEED A
B STB
STB
SAMPLING
BLOWDOWN PUMP
POINT CV6420 FT6435 TE6434
DUMP B
NOR
BRINE RECERCULATION
V6336 CV6436
PUMP A
STB
CONDENSATE

SAMPLING
POINT
B BRINE RECERCULATION
NOR
(2) Sirkit Brine Blowdown
Dari tingkat terakhir air laut dikeluarkan oleh Brine Blowdown Pump dan
dibuang ke tempat keluar air laut. Jumlah dari blowdown ini secara otomatis
diatur oleh level air pada tingkat terakhir.
2nd 1st Hogging Ejector
Ejector steam
BRINE HEATER
PI6449 DESUPER
FT6437 PV6313 STEAM
HEATER

CV6421 PT6421 CV6343

Ejector condenser
TE6340
TE6311
TE6426
DISC
HCV6312 TIC6343

FT6305 TE6308
PT6344
LT6428

ST 17 ST 1

Sea Water Supply TE6308 HOTWELL


ST.19 ST.18 ST.17 ST.01
LT6347
Heat Rejection
CT6417 CV6411 FT6414

MAKE UP

HCV6346
DUMP CV6319 FT6319
A
PRODUCT WATER NOR
PUMP A
NOR PCV6423
B DISC
STB FEED A
B STB
STB
SAMPLING
BLOWDOWN PUMP
POINT CV6420 FT6435 TE6434
DUMP B
NOR
BRINE RECERCULATION
V6336 CV6436
PUMP A
STB
CONDENSATE

SAMPLING
POINT
B BRINE RECERCULATION
NOR
(3). Pengolahan Air Laut.

Pada Desalination plant ini dilengkapi dengan sistem injeksi


kimia untuk pengolahan air laut. Sistem pengolahan ini terdiri
dari satu Chemical tank (tangki kimia) dengan sebuah mixer,
chemical injection pump, pemipaan, instrumentasi dan kontrol.
Merpakan sebuah skid.
2nd 1st

PI6449
FT6437 PV6313
Hogging Ejector

Ejector SW DISC
condenser TE6311

DISC

FT6305 TE6308
Sea Water Supply MAKE UP SEA
WATER STRAINER

DESALINATION
SUPPLY PUMP POLYPHOSPHATE
DISTILATE TANK Q=2650 L
Q= 1700 M3/H ST.19 ST.18

Heat Rejection

CV6411 EVAPORATOR
FT6414
POLYPHOSPHATE
MAKE UP SEA WATER INJECTION PUMP
CT6417 Q=1,3 L/Min
CV6319 P=4-6 Kg/Cm2
FT6319
A
NOR A
NOR CV 6320
DUMP B A B
STB DISC

PRODUCT WATER PUMP B


STB BLOWDOWN PUMP Q=320 M3/H
Q=A 320 M3/H; B 174 M3/H
P=A 0,95 Kg/Cm2; B 0,65 Kg/Cm2
P=4-5 M3/H
SAMPLING
POINT
SHORT RECIRCULATION/
A MIN.FLOW VALVE ANTI FOAM INJECTION
STB PUMP Q=0,325 L/Min
V6336 FT 6336 ANTI FOAM
P=5-6 Kg/Cm2
BRINE RECIRCULATION TANK Q=308 L
PUMP Q=1814 m3/jam
P=1,8 Kg/cm2 DISC
BRINE RECIRCULATION A B
B
NOR
a. Anti Scale Chemical (kimia anti kerak)
Bahan kimia anti kerak ini digunakan untuk menghalangi deposit
kerak dalam tube-tube pemindah kalor pada brine heater dan
evaporator.

b. Anti Foam Agent ( bahan anti busa)


Bahan anti busa ini digunakan untuk mengurangi pembusaan air laut
ketika berada dalam Flash Evaporator Chamber. Pengendalian
pembusaan ini menjamin tidak adanya brine carry-over yang dapat
mencemari produk air distilat.
Air distilat yang dikumpulkan dalam Distillate Outlet box,
ditarik/dikeluarkan oleh Distillate Pump. Besarnya aliran air
distilat secara otomatis dikontrol sesuai dengan besarnya
produk dengan jalan level control dalam Distillate Outlet Box.
2nd 1st Hogging Ejector
Ejector steam
BRINE HEATER
PI6449 DESUPER
FT6437 PV6313 STEAM
HEATER

CV6421 PT6421 CV6343

Ejector condenser
TE6340
TE6311
TE6426
DISC
HCV6312 TIC6343

FT6305 TE6308
PT6344
LT6428

ST 17 ST 1

Sea Water Supply TE6308 HOTWELL


ST.19 ST.18 ST.17 ST.01
LT6347
Heat Rejection
CT6417 CV6411 FT6414

MAKE UP

HCV6346
DUMP CV6319 FT6319
A
PRODUCT WATER NOR
PUMP A
NOR PCV6423
B DISC
STB FEED A
B STB
STB
SAMPLING
BLOWDOWN PUMP
POINT CV6420 FT6435 TE6434
DUMP B
NOR
BRINE RECERCULATION
V6336 CV6436
PUMP A
STB
CONDENSATE

SAMPLING
POINT
B BRINE RECERCULATION
NOR
Sistem Kondensat dan uap

Uap dengan tekanan rendah dipasok ke


desalination plant dari jalur uap bantu (aux
steam line) power plant. Uap yang digunakan
mempunyai dua tujuan yaitu memanaskan iar
laut dalam brine heater dan menggerakan
ejector.
2nd 1st Hogging Ejector
Ejector steam
BRINE HEATER
PI6449 DESUPER
FT6437 PV6313 STEAM
HEATER

CV6421 PT6421 CV6343

Ejector condenser
TE6340
TE6311
TE6426
DISC
HCV6312 TIC6343

FT6305 TE6308
PT6344
LT6428

ST 17 ST 1

Sea Water Supply TE6308 HOTWELL


ST.19 ST.18 ST.17 ST.01
LT6347
Heat Rejection
CT6417 CV6411 FT6414

MAKE UP

HCV6346
DUMP CV6319 FT6319
A
PRODUCT WATER NOR
PUMP A
NOR PCV6423
B DISC
STB FEED A
B STB
STB
SAMPLING
BLOWDOWN PUMP
POINT CV6420 FT6435 TE6434
DUMP B
NOR
BRINE RECERCULATION
V6336 CV6436
PUMP A
STB
CONDENSATE

SAMPLING
POINT
B BRINE RECERCULATION
NOR
1.KONDISI SUPLAY AIR LAUT
A.TEMPERATUR : 30°C - TEKANAN ; 4 BAR G
B.TDS :< 45.000 PPM -FLOW RATE :440.000 KG/JAM
C.KADAR Ca : 825 -3950 PPM. CaCO3 -CHLORIDA:13.498-22.176 PPM
 2.KEBUTUHAN UAP :<7.180 KG/JAM
 3.TEKANAN 6,0 BARG AN TEMP :164,2º C
 4.KEBUTUHAN LISTRIK :55,4 KW
 5.AIR DISTILAT
 *.TEMPERATUR :39,0º C *.TEKANAN :2,0 BAR G *FLOW RATE:41.670 KG/JAM
 *TDS : 10 PPM , TOTAL FE <0,2 PPM
 6.AIR KONDENSAT
 *TEMPERATUR : 50º C, TEKANAN : 2,0 BAR G, FLOW RATE : 6.770 KG/JAM
 7,RATIO OUTPUT GAIN :>6,0 KG.DESTILAT/KG,HEATING STEAM
 8.OUTPUT ALIRAN AIR KONTINU :> 1000 TON/HARI
 9.TOP BRINE TEMPERATUR : 90°C
Untuk melihat efisiensi desalt plant, dapat dilihat dari nilai Gain Output
Ratio (GOR).
Destilate
Gain Output Ratio (GOR) :
Steam
WD
GOR=
WS

Ws = Wc x Rc x Wse

Wd = product water flow


Ws = steam flow to desalt kg/jam
Wc = condensate flow rate
Rc = Density condensate
Wse = Steam ejector

Nilai ideal GOR 6-8


www.wondershare.com
Trouble shooting ini untuk menjelaskan sebab-sebab dan
membantu kemungkinan trouble yang terjadi selama unit
operasi.
Dalam hal trouble terjadi,operator harus mempertimbangkan
keselamatan unit dan operasinya, kemudian mencoba untuk
mendapatkan penyebabnya dan ambil tin- dakan yang benar.
Trouble shooting yang mungkin terjadi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Indikator : Distillate Conductivity (Recorder)
Alarm : Distillate conductivity high
Penyebab :
Level air laut tinggi dalam tingkat2.
– Atur tinggi rendahnya level air laut.
Busa air laut.
– Naikan aliran injeksi bahan kimia
– Cek sistem injeksi bahan kimia
– Cek larutan tidak terlalu lma disimpan
Out of proper operating conditions
– Bandingkan kondisi operasi dengan tipikal panas dan diagram
keseimbangan.
Conductivity equipment malfunction
– Minta staf pemeliharaan untuk mengecek fungsi dari instrumentasi.
– Minta orang labor untuk mengecek konduktiviti air distilate yang
dihasilkan.
Demisters inproperly installed or broken.
– Shutdown unit dan periksa demister-demister pada tiap-tiap tingkat
Faulty stage condenser tube.
– Shutdown unit dan tes kebocoran udara untuk menemukan tube-tube
yang bocor, diplug, perbaiki atau diganti.
Indikator : Condensate conductivity (Recorder)
Alarm : Condensate conductivity high
Conductivity equipment malfungtion.
– Minta staf pemeliharaan untuk mengecek fungsi dari instrumentasi.
– Minta orang labor untuk mengecek konduktiviti air kondensat
Impure heating steam
– Cek konduktiviti uap pada outlet boiler
Faulty stage condenser tube
– Shutdown unit dan tes kebocoran udara untuk menemukan tube-tube
yang bocor, diplug, perbaiki atau diganti.
Indikator : Heating steam temperature (Controller )
Alarm : Heating steam temperature high

Poor desuperheating water flow.


– Cek tekanan aliran kebawah air desuperheater yang menuju strainer
– Ganti saringan dan cek serta bersihkan
– Shutdown dan cek nozzle spray desuperheater
– Cek nilai steam temperature (°C )
Steam is superheated excessively
– Cek supply temperatur uap
– Minta kondisi uap yang benar dari unit
Poor venting of brine heater
– Cek vent valve dan dibuka
Air in leakage into steam pipe
– Cek semua drain dan vent-vent, valve, trap dan sambungan pipa
Scaled brine heater tube
– Cek operasi dari sistem injeksi kimia
– Operasikan ball cleaning
– Shutdown dan laksanakan acid cleaning
Indikator : Chemical tank level
Alarm : Chemical tank level low

No decreasing of tank level during operation


– Cek barangkali valve pengisi air tertutup rapat atau tidak
The solution is used up
– Tambah larutan
Indikator : Chemical feed flow
Alarm : Chemical feed flow low
No solution in the chemical tank
– Buat larutan kimia
Faulty chemical feed pump
– Ganti pada pompa yang standby
– Cek performance pompa
Faulty function of pressure relief valve
– Cek pressure relief valve
Clogging of piping system
– Temukan lokasi penyumbatan dan bersihkan
Incorrect valve operation
– Cek semua line valve dalam keadaan terbuka
• Adalah jenis desal yang terdiri dari beberapa effect evaporator
maupun condensor yang disusun dengan aliran bertingkat paralel
dengan tekanan vacum dan temperature stage pada berikutnya
semakin rendah.

• Uap pemanas yang mengembun tergabung dengan kondensasi dari


uap yang berasal dari pemanasan air laut yang disebut destilat.

• Uap dari pemanasan air laut dari effect pertama yang terbentuk
memanaskan air laut pada effect kedua selanjutnya uap air laut pada
effect kedua yang terbentuk memanaskan pada effect selanjutnya
sampai effect terakhir.
Steam
Supply
steam
Feed Water Vent
Scale ejector
Feed water Inhibitor

Sea
Water To
Outfall

Seawater
Supply

Heat
Rejector

1st Effect 2nd Effect 3rd Effect 4th Effect


Brine

Destillate
PLN STAR

Evaporator Chamber / Effect


PLN STAR

Main Ejector Vent Ejector


PLN STAR

Sea water Pump Brine Pump


PLN STAR

Strainner
Stainer Inlet Desal dibersihkan
PLN STAR

Heat Rejection Heat Rejection


PLN STAR

Scale Inhibitor Dossing system


PLN STAR

Zink Catodik area Zink Catodik area


Heat Rejection brine box
PLN STAR

Heat rejection
Demister bagian dalam
No Parameter Outlet

1 Conductivity <15 micro S/cm

2 Total Dissolved solid <10 mg/l


PENYEBAB LANGKAH ANTISIPASI/
No PERMASALAHAN
PENYELESAIAN
Motor valve (MOV) Berat, lama tidak Sebelum desal
1 macet operasi. dioperasikan lakukan buka
tutup secara manual.

2 Desal trip karena Gangguan boiler dan Amati presure steam inlet
tekanan steam terlalu Auxiliary steam desal, lakukan pengaturan
tinggi atau terlalu auto, jika tidak lakukan
rendah. pengontrolan secara
manual.

3. Alarm sea water flow Strainer discharge sea Lakukan operasi manual
low water desal pump sampai alarm dapat di
kotor reset

Strainer inlet desal Change over strainer dan


kotor, DP tinggi bersihkan manual.
PENYEBAB LANGKAH ANTISIPASI /
No PERMASALAHAN
PENYELESAIAN
Vacum tidak dapat Masih ada valve Check dan pastikan semua
4 tercapai (lama > 40 terhubung chamber valve terhubung chamber
menit) yang terbuka tertutup

Kebocoran vent ejector Shutdown, dan lakukan


perbaikan
5 Conduktivity tinggi Air laut berbusa Injeksi bahan kimia anti
foaming

Kerusakan demister Shutdown dan perbaiki


demister

Kemungkinan terdapat Shutdown, check


kebocoran kebocoran dan plug pipa
yang bocor
PENYEBAB LANGKAH ANTISIPASI /
No PERMASALAHAN
PENYELESAIAN
Destilate dumper Tekanan udara Check lakukan pemulihan
6 control valve fault instrumen turun,

Kondisi control valve Posisikan auto


masih lokal manual

Tidak mau open Lakukan shut down dan


karena gangguan perbaiki control valve
isntrumen control
7 Temperature effect •Temperature steam •Buka sprai water sampai
1st high terlalu tinggi . bisa di reset.
•Flow sea water inlet •Check flow effect 1st jika
effect 1st terlalu alarm/kurang dari 16
rendah (biasanya alrm m/jam, check dan atur
low level) pembukaan valve sea
water inlet effect 1st
PENYEBAB LANGKAH ANTISIPASI /
No PERMASALAHAN
PENYELESAIAN
Differensial Kemungkinan pipa Shut down dan lakukan
8. Temperature antara heat rejection kotor pembersihan dengan
Inlet dan outlet sea yang diakibatkan mechanical cleaning atau
water pada heat deposit maupun kerak dengan chemical cleaning
rejection tinggi
9 Kadar Total Iron (Fe) •Zink katodik sudah •Shut down dan lakukan
pada outlet produk habis, atau kurang penggantian zink catodik
destilat trend tinggi berfungsi, biasanya yang baru.
zink catodik diganti
setiap 1 th sekali.

10. pH air produk destilat •Unsur–unsur •Lakukan pemilihan


rendah halogenida dan material yang tahan seperti
karbonat ikut terbawa stailess atau PVC
pada uap
•Injeksi basa
www.wondershare.com
APA ITU REVERSE OSMOSIS ?????
Concentrated Dilute
permeating
membrane

Concentrated Dilute
Penambahan
volume dari dilute

permeating
membrane

Concentrated Dilute
External
pressure

RO membrane

Concentrated
Dilute solution
solution
Reverse Osmosis

R.O. (Reverse Osmosis) adalah suatu metode pemurnian melalui


membran semi permeable di mana suatu tekanan tinggi (50-60 bar)
diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga akan memaksa air
melewati proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki
kepekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama
proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang
sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil
dari pori-pori R.O. akan melewati pori-pori membran dan hasilnya
adalah air yang murni.
Bagian utama RO treatment PLTU

1. Disc Filter

2. UF Filter

3. Cartridge Filter

4. SWRO

5. BWRO
BLOK DIAGRAM RO SYSTEM

DF : Disk Filter SWRO :Sea Water Reverse Osmosis (Cond < 500 US/cm)

SW : Sea Water BWRO : Breakist Water Reverse Osmosis (Cond < 15 US/cm)

UF : Ultra Filtation
FLOW DIAGRAM RO SYSTEM

DF / AUTO FILTER (>100 um)

CARTRIDGE FILTER
( > 5 Um )
ULTRA FILTRATION ( > 0,2 um )
Urutan Proses Penyaringan

www.wondershare.com
1. Disc Filter

Filter ini bertujuan untuk memisahkan padatan tersuspensi dengan ukuran >
10 mikron. Arkal mempunyai kapasitas 143 m3/jam. Arkal bisa melakukan back
wash secara otomatis, dengan setting 25 detik back wash, 5 detik delay
(pindah modul).back wash dilakukan di tiap pasang modul yang bergantian
dengan modul lain dengan memanfaatkan perbedaan tekanan antara produk
arkal dengan saluran drain. Terdapat 2 buah train,tiap train terdiri dari 6 pasang
modul,antar modul dihubungkan dengan three way valve. Produk arkal
ditampung di dalam sea water tank.
Fase Filtrasi / penyaringan

Adalah fase kerja unit filter selama melakukan proses


penyaringan selama dalam melakukan proses penyaringan
kotoran dalam air .
Air Masuk

Air Keluar

Gbr. Fase Filtrasi / penyaringan


Pencucian Terbalik / back wash

Adalah fase pencucian kotoran yang me-


nempel pada dinding – dinding element
filter, dengan cara memompakan / meng-
alirkan air bersih kedalam unit filter deng-an
arah aliran yang berlawanan terhadap aliran
air pada filtrasi / penyaringan
Air Keluar

Air Masuk

Gbr. Pencucian Terbalik / back wash


Ketentuan : Waktu back wash :
BACK WASH DF  dP : 0,5 Bar atau  20 detik setiap pasang
 Service 20 menit  Jeda waktu 10 detik
Ganguan Kemungkinan Penanganan
Masalah
Jumlah air yang keluar Tekanan air yang masuk Periksa kapasitas pom-
rendah rendah, kemungkinan pa
Filter sudah jenuh/kotor Cuci filter

Proses pencucian balik Selenoid valve ada yang Periksa semua selenoid
tidak sempurna tidak berkerja dengan valve ( ganti bila rusak )
sempurna

Proses pencucian balik Selenoid valve tidak Ganti selenoid


tidak dapat berhenti dapat tertutup sempurna
, O ring selenoid bocor

Drain valve tidak terbuka Tekanan udara drain Naikan Tekanan Udara
sempurna valve terlalu rendah
2. Ultra Filtration ( UF )

Sistem UF menggunakan membran Hol-low Fiber, dapat mengalirkan


cairan dalam jumlah yang besar. Filter ini memisahkan partikel
dengan ukuran > 0,01 mikron yang telah melewati Arkal. Terdapat 2
buah train, 1 train terdiri dari 84 modul.Didalam Ultra Filtration juga
terjadi backwash secara otomatis yang pengaturannya berdasarkan
timer, yaitu 30 menit produksi,berhenti,kemudian back wash yang
semuanya berlangsung dalam 1 train. Back wash berlangsung
selama 210 detik, dengan rincian 70 detik pertama aliran udara,140
detik sisanya aliran air.Air yang di accept di filter ini ditampung pada
UF tank dengan kapasitas produksi 125 m3/jam. Di UF tank di cek
kadar Cl2 yang keluar dari Arkal.
ULTRA FILTER
www.wondershare.com
2. ULTRA FILTRATION

Ketentuan :  SWT > 60%


To Step

From SWT AVP-UF1

AVP-UF2

Step A Step B Step C


Sistem Proses UF ada

3 mode operasi
1. Mode penyaringan
2. Mode Pencucian Terbalik ( back Wash )
- Pencucian terbalik – bawah ( Back Wash Bottom )
- Pencucian terbalik – atas ( Back wash Top )
- Pencucian terbalik atas dan bawah
3.Mode Pembersihan ( Cleaning Mode )

- Inlet Preasure 20 Psi ( 1,4 bar )

- Bahan kimia yang digunakan untuk cleaning adalah :


- Larutan Caustic pH tinggi ( pH : 12 )
- Larutan pH rendah Hydrochloric Acid
( pH < 2 )
Hal - hal yang harus di perhatikan dalam proses
cleaning membran UF adalah :

Suhu Larutan sekitar 38‘ C


Laju aliran air sekitar 15 gpm ( 3,4 m3/h ) untuk tiap
modul
Sirkulasi larutan pembersih selama 45 menit dengan
kondisi valve filtrasi di tutup rapat.
Buka Valve Sirkulasi dan Filtrasi, dan sirkulasi selama 45
menit
Priode pembersih antara 1 sampai 2 bulan sekali.
Gangguan Kemungkinan Penanganan
Masalah
Jumlah air yang keluar valve inlet tidak tebuka periksa semua kondisi
rendah dengan sempurna valve
UF ada yang tidak periksa tekanan udara ke
beroperasi actuartor valve
Filter tersumbat Cuci filter
Tekanan drop tidak kembali Waktu Backwash tidak Tambah waktu backwash
/ naik setelah back wash cukup
Penurunan tekanan sangat Interval backwash terlalu Kurangi waktu interval
cepat sebelum back wash lama back wash
Aliran Cocentrad rendah Tambah aliran
Aliran Recicle rendah concentrate, Recical, dan
Aliran Back wash kecil backwash

Tekanan backwash terlalu Aliran Backwash terlalu Kurangi aliran back wash
tinggi besar
Parameter tinggi Membrane bocor Ganti membrane UF
Laju aliran tinggi Kurangi laju air
Drop tekanan terlalu Bersihkan membrane
tinggi
3. CARTRIDGE FILTER
Filter ini menyaring partikel dengan ukuran > 0,001 mikron. Filter ini
dipasang untuk mengntisipasi bila ada partikel yang lolos dari UF.
Sebelum masuk catridge filter, air diinjeksikan anti klorin, yaitu Na2SO3
dan anti scalant, yaitu poli karboksilat. Tujuan penginjeksian anti klorin
adalah karena catridge filter mempunyai bahan yang tidak tahan
terhadap klorin. Bila terpapar pada klorin, maka serat catridge akan
meluruh. Sedangkan tujuan ditambahkannya anti scalant adalah untuk
mencegah terbentuknya endapan pada RO yang dikhawatirkan akan
menyumbat RO dan mengganggu kinerja dan efisiensi RO.
Na2SO3 + Cl2 2NaCl + SO3-
3. CARTRIDGE FILTER

Ukuran filter : 5 um
Back-up ketika UF Gagal
www.wondershare.com
adalah perangkat untuk memurnikan air dari partikel-partikel pengotor dari air
laut. SWRO terdiri dari 11 vessel, dengan tiap tabungnya mempunyai 6 lembar
membrane yang tergulung di dalamnya. Jenis membrane yang digunakan
adalah Thin Film Composite (TSC). Pada SWRO proses masuknya air adalah
dari luar membran dan produknya ke luar dari bagian dalam membrane dengan
aliran paralel, artinya air masuk ke dalam 11 tabung secara bersama - sama. Air
masuk SWRO mempunyai conductivity 46200 µЅ dengan dipompakan HPP
SWRO (P = 38 bar).Keluar SWRO dengan conductivity < 500 µЅ. SWRO
mempunyai kapasitas 50 m3/jam. Produk SWRO kemudian ditampung dalam
SWRO tank sebelum dialirkan ke BWRO. SWRO mempunyai kemampuan
reject 75% dan permeat 25%.
4. SEA WATER RO
Cond. 40.000 uS/cm  < 500 uS/cm
www.wondershare.com
Pada dasarnya BWRO sama dengan SWRO. Bedanya adalah BWRO
berfungsi untuk memurnikan air sungai. Pada hal ini air dari SWRO dianggap
sebagai air tawar yang berkarakteristik hampir sama dengan air sungai. Pada
BWRO terdapat 7 tabung membrane, dengan tiap tabungnya terdiri dari 4
lembar membrane. Berbada dengan SWRO,pada BWRO aliran airnya
seri,terbagi menjadi 3 stage:
• Stage pertama terdiri dari 4 vessel,produknya ke BWRO tank,sedangkan
rejectnya ke stage ke dua.
• Stage ke dua terdiri dari 2 vessel,produknya ke BWRO tank,sedangkan
rejectnya ke stage ke tiga.
• Stage ketiga terdiri dari 1 vessel,produknya ke BWRO tank,sedangkan
rejectnya ke stage ke UF permeat tank.
Produk BWRO mempunyai conductivity < 15 µЅ lalu kemudian ditampung
dalam BWRO tank. BWRO mempunyai kemampuan reject 25% dan
permeat 75%. Hal ini karena pada BWRO air yang lewat sudah lebih
murni sehingga tidak banyak pengotor yang tertahan. Pada BWRO juga
dilakukan pengecekan parameter yang sama dengan SWRO. Dari BWRO
tank, air kemudian dialirkan ke Fresh Water Tank untuk kemudian
dilakukan demineralisasi di mixed bed demineralizer.

Pada RO, diambil sampel :


•Inlet Arkal, dicek residual Cl2.
•Outlet Ultra Filter, dicek SDI (Silk Density Indeks).
•Permeate SWRO, dicek pH, SC.
•Permeate BWRO, dicek pH, SC, SiO2, Cl-.
•Inlet SWRO, dicek residual Cl2.
5. BRAKISHWATER
RO

Cond. 500 uS/cm  < 15 uS/cm


www.wondershare.com
PERSIAPAN PENGOPERASIAN

1. Pengecekan kesiapan semua peralatan


2. Mempersiapkan sistim kelistrikan
3. Mempersiapkan sistim injeksi kimia
4. Mempersiapkan pompa-pompa
5. Dll.
Feed Delta Permeate penyebabnya Tindakan
Preasure Pressure Conductivty
Naik Normal Normal Waktu normal Ganti element
untuk karna sudah
penurunan fluk waktunya

Normal Normal Naik Usia Ganti element


Membrane karna sudah
waktunya

Tinggi ke Tinggi ke Tinggi ke Fouling Pre sistem


normal normal normal Treatment
perlu dilihat
kembali dan
bersihkan
Tinggi Tinggi Tinggi ke Scaling Cek recovery
normal rate, pH dan
quality feed

Rendah ke Normal Tinggi di semu O ring bocor Ganti O ring


normal tube
Adapun yang di monitoring pada RO
sistem

Turbiditi , pH
Temperature , pressure , TDS
Logam, Hardness, Silika.
Feed water Flow rate
TYPICAL KEMAMPUAN RO
CONSTITUENT (mg/l)
AIR MASUK AIR KELUAR

Hardness as 380 20
CaCO3

Alkalinity as 215 16
CaCO3

Total Electrolyte as 445 29


CaCO3

Silica as SiO2 25 3

pH 7,2 6,0

CO2 25 25
Reverse Osmosis

Karakteristik membran RO
• Untuk mendapatkan air dengan TDS < 100 ppm perlu dilakukan 2 pass
system (2 stages).
• Membran tidak dapat dioperasikan pada temperatur tinngi.
• Umur teknis membran 2-3 tahun (tergantung penanganan).
Reverse Osmosis

Keuntungan RO diantaranya :
1. Penggunaan energi yang jauh lebih rendah dibanding proses
destilasi karena tidak ada perubahan fasa, pemakaian
energinya hanyalah energi untuk menggerakkan pompa.
2. Peralatan dan perawatannya mudah dan murah, karena
proses terjadi pada suhu normal sehingga memperkecil
problem-problem karena kerak dan korosi.
3. Area yang dibutuhkan relatif sedikit.
4. Sistem dapat dibuat modular, sehingga dpt dioperasikan
sesuai kebutuhan.
5. Harga investasi lebih murah.
Kelemahan RO diantaranya :
1. Membran sangat sensitif terhadap fouling sehingga
dilakukan proses pre treatment untuk menghilangkan
senyawa organik dan total suspended solid (carbon actif,
sand filter, clarifier, koagulan, injeksi asam, dll).
www.wondershare.com
Pertukaran ion

Reaksi kimia antara zat padat ( penukar ion ) dan


fluida yang mana ion – ion ditukar dari satu zat ke zat
yang lain . Ada 2 macam penukar ion

1. dari alam

2. Buatan
Pertukaran ion

Penukar ion Dari Alam

Zeolit adalah penukar kation yang


tersusun secara alamiah dari Natrium ,
Alumunium dan pasir .( Na2O. YAI2O3
2SiO2.aH2O ) berfungsi mengadakan
pertukaran kation antara yang terlarut
dalam air terutama ion calsium ( Ca++)
dan Magnesium ( Mg++) dengan ion
Natrium (Na) yang terdapat pada Zeolite .
Pertukaran ion

Penukar Ion Buatan

Berupa Resin Anion dan resin


kation. Anion berfungsi untuk
menukar ion negatif dan kation
untuk menukar ion positif
Sehingga air yang mengalami
pertukran ion oleh resin ini
kandungan mineralnya akan
hilang atau disebut juga Air
demin
MULTI BED
MIX BED

www.wondershare.com
Filter Cation Anion Mixed
Pump Exchanger Bed Unit
CO2 Removed Exchange
r
Raw
Water

Degassifie
r
Tower

Baffles Cation and


Anion
Fan Resin
Cation
Pump Anion
Resin
Resin

Demineralize
d
Water

HCl NaOH
1. KATION FILTER

Reaksi :

Na+CL- + R-H+ H+Cl- + R-Na+


Resin Kation

www.wondershare.com
2. DEGASSIFIER

Berfungsi untuk membuang gas-gas yang terkandung didalam air

www.wondershare.com
1. ANION FILTER

Reaksi :
H+Cl- + R+OH- H+OH- + R+Cl-
Resin Anion

www.wondershare.com
www.wondershare.com
9
drain

1 2

Kation

4 6

5 7

HCl 10

8
9
drain

Air dr unit kation 1 2

Anion basa
3

4 6

5 7

NaOH
10

8
Unit mixed bed merupakan suatu unit berisi campuran resin
kation dan resin anion yang berfungsi untuk mengadakan
pertukaran ion-ion positif dan negatif yang terkandung didalam
air yang masuk melalui unit ini, sehingga air yang keluar akan
bebas dari mineral ion positif dan negatif, kecuali ion hidrogen
dan ion hidroksil.
www.wondershare.com
Dilakukan berdasarkan 2 hal :

1. Berdasarkan total flow produksi


2. Berdasarkan konduktifity
BERDASARKAN TOTAL FLOW PRODUKSI

• Setelah 1300 m3 air diolah, unit secara otomatis ditempatkan


dalam posisi regenerasi. Jika diperlukan regenerasi dapat
dilakukan secara manual dengan operasi berikut :
• set saklar “Control” ke posisi “Man”
• set saklar “Operation” ke posisi “Operation”
• Set saklar “Regene Select “ke A atau B
• Tarik saklar “Regene Start”
BERDASARKAN KONDUKTIVITY
• Kondisi ini dilakukan ketika flow total belum mencapai set
pointnya , tetapi konduktivity menyentuh set point, maka
dilakuakan prosedur sebagai berikut
• set saklar “Control” ke posisi “Man”
• set saklar “Operation” ke posisi “Operation”
• set saklar “Fast Rinse” ke posisi “Man”
• Set saklar “Regene Select “ke A atau B
• Tarik saklar “Regene Start”
Distillate water booster pump dioperasikan.
DESTILLED
BOOSTER PUMP B4 Setel katup (A-W2) untuk mendapatkan
W6 aliran 12 m3/hr. Buka penuh katup (A-B1)
R5
dan (A-W3). Langkah ini dilangkhi pada
DESTILLED
WATER
regenerasi pertama kali, juga setting2 yang
B1
W1 R-OH dibuat pada langkah2 yang lain. Katup (A-
W5 R-H B2 W5) ditutup.
W3 Kecepatan aliran : 12 m3/hr
W2 B3 Waktu : 20 menit
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump
DESTILLED tetap dioperasikan.
BOOSTER PUMP B4
W6 Katup (A-W2), (A-W3)ndan (A-
R5
DESTILLED
B1) ditutup
WATER B1
W1 R-OH Katup (A-W5) dibuka penuh.
W5 R-H B2
Waktu : 10 menit
W3

W2 B3
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump tetap
dioperasikan.
Katup (R1) diatur agar aliran caustic 2,5
m3/hr.
DESTILLED
BOOSTER PUMP B4 Katup (R2) diatur agar 276 liter larutan
W6 caustic diinjeksikan selama 20 (40)
R5 menit.
DESTILLED Katup R3 diatur agar aliran acid 2,4
WATER
W1
B1
R-OH
m3/hr.
W5 R-H B2 Katup (A-R5) , (A-R6, (A-W3)) dan (A-B2)
dibuka penuh.
W3
Katup (A-W5) ditutup.
W2 B3
Katup PS1 diatur agar temperatur larutan
R6 TO
W4
DEMIN
caustic secara perlahan-lahan naik
MA1
TANK mencapai 55 oC.

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump
tetap dioperasikan.
DESTILLED
BOOSTER PUMP
W6
B4
Katup (R1), (R3), (A-R6), (A-
R5 W3), dan (A-B2) masih
DESTILLED
WATER
terbuka.
B1
W1 R-OH
R-H B2
Katup (R2) ditutup.
W5

W3
Katup (PS1) masih terbuka.
W2 B3 Katup (A-W5) masih tertutup.
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
• Distillate water booster pump
tetap dioperasikan.
• Katup (R1), (A-R5), (R3), (A-R6), (A-
DESTILLED W3) dan (A-B2) masih terbuka.
BOOSTER PUMP
W6
B4
• Katup (A-W5) masih tertutup.
R5 • Katup (R4) ditutup.
DESTILLED • Katup (R4) diatur sehingga 128
WATER B1 liter larutan asam diinjeksikan
W1 R-OH selam 20 menit.
W5 R-H B2
• Kecepatan aliran caustic (down)
W3 2,5 m3/hr
W2 B3 • Kecepatan aliran acid (Up) 2,4
R6
m3/hr

TO
MA1
W4
DEMIN Kecepatan aliran di-set pada valve
TANK : R1, R3, R4
• Waktu : 20 menit
MIXING AIR PS1
RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump
tetap dioperasikan
Katup (R1), (A-R5), (R3), (A-R6), (A-
W3) dan (A-B2) masih terbuka.
DESTILLED Katup (A-W5) masih tertutup.
BOOSTER PUMP B4
W6 Katup (R4) ditutup.
R5
DESTILLED Kecepatan aliran larutan caustic
WATER
W1
B1
R-OH
(down) 2,5 m3/hr
W5 R-H B2
Kecepatan aliran larutan acid (Up)
W3 2,4 m3/hr
B3
W2
R6 TO
Kecepatan aliran di-set pada valve
MA1
W4
: R1, R3
DEMIN
TANK
Waktu : 20 menit
MIXING AIR PS1
RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
• Distillate water booster pump tetap dioperasikan
• Katup (R1), (A-R5), (R3), dan (A-R6) tertutup
DESTILLED
BOOSTER PUMP B4 • Katup (A-W5) masih tertutup.
W6 • Katup (A-B2) dan (A-W3) masih terbuka.
R5
• Katup (A-W6) dan (A-W2) dibuka.
ESTILLED
WATER B1 • Katup (A-W6) diatur agar aliran menjadi 9,6 m3/h
W1 R-OH
• Kecepatan aliran (down) 9,6m3/hr
B2

W5 R-H
Kecepatan aliran (Up) 12 m3/hr
W3 • Kecepatan aliran di-set pada valve : W6, W2
W2 B3 • Waktu : 20 menit
R6
W4
• TO Catatan : Urutan pemindahan (transfer) kimia
MA1 DEMINdijalankan pada langkah ini.
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump
tetap dioperasikan
DESTILLED
BOOSTER PUMP B4 Katup (A-B1) dan (A-B4) dibuka.
W6
R5
Katup (A-B2) masih terbuka
DESTILLED Katup (A-W2) dan (A-W3)
WATER
W1
B1
R-OH
ditutup
W5 R-H B2 Katup (A-W5) dibuka)
W3 Waktu : 20 menit.
W2 B3
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump tetap
dioperasikan
DESTILLED
B4
Air mengalir dari bawah kolom dan
BOOSTER PUMP melonggarkan/melepaskan (loosening) resin
W6
bed.
R5
Katup (A-W2) dan (A-W3) dibuka
DESTILLED
WATER B1 Katup (A-W5) ditutup.
W1 R-OH Katup (A-B1), (A-B2) dan (A-B4) ditutup.
R-H B2
W5 Kecepatan aliran : (12 m3/hr)
W3 Kecepatan aliran di-set pada valve : W2
W2 B3 Waktu : 5 menit
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump tetap
dioperasikan
Air mengalir dari bawah kolom dan
DESTILLED
B4
melonggarkan/melepaskan (loosening) resin
BOOSTER PUMP
W6
bed.
R5 Katup (A-W2) dan (A-W3) dibuka
DESTILLED Katup (A-W5) ditutup.
WATER B1
W1 R-OH Katup (A-B1), (A-B2) dan (A-B4) ditutup.
W5 R-H B2 Kecepatan aliran : (12 m3/hr)
W3 Kecepatan aliran di-set pada valve : W2
W2 B3 Waktu : 5 menit.
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump dioperasikan.
Katup (A-B4) masih terbuka.
DESTILLED
BOOSTER PUMP B4 Katup (A-MA1), (A-B1) dan (A-W3) ditutup
W6 Katup (A-W5) dibuka.
R5
Katup (A-W1) dan (A-B3) dibuka.
DESTILLED
WATER B1 Kecepatan aliran : 65 m3/hr sampai 90
W1 R-OH m3/hr
W5 R-H B2 Waktu : 5 menit
W3

W2 B3
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
Distillate water booster pump masih
dioperasikan.
Katup (A-B4) ditutup
DESTILLED
BOOSTER PUMP B4 Katup (A-W1) dan (A-B3) masih dibuka
W6 Katup (A-B3) diatur agar aliran mencapai 65
R5 m3/hr.
DESTILLED Kecepatan aliran : 65 m3/hr
WATER B1
W1 R-OH Waktu : 20 menit
W5 R-H B2 Amati Conductivity meter. Conductivity
W3
berangsur-angsur turun ke nilai yang
memuaskan. Maka regenerasi selesai dan unit
B3
W2 diposisikan melayani.
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


NaOH
DESTILLED
BOOSTER PUMP B4 Setel katup (A-W4)
W6
R5
agar aliran 65 m3/hr.
DESTILLED
WATER B1
W1 R-OH

W5 R-H B2

W3

W2 B3
R6 TO
W4
MA1 DEMIN
TANK

MIXING AIR PS1


RECEIVER

DW2 DW1

R3 R1

EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP R4 R2


HCl NaOH
www.wondershare.com
Urutan neutralizing dijalankan secara manual ketika sump
level mencapai level yang ditetapkan. Level bersesuaian
dengan waste regenerant (limbah regenerasi) dari 2 siklus
regenerasi demineralizer dan 1 siklus regenerasi condensate
polishing.
Yakini kondisi ini sebelum start :
• Sump level diatas batas yang ditetapkan.
• Regenerasi tidak dalam “in progress” didalam demineralizer
dan condensate polishing plant.
• Distillate water booster pump dalam keadaan operasi untuk
memberikan air perapat Effluent discharge pump.
Effluent discharge pump dioperasikan
Katup (NW5), (NW3), dan (NW2) dibuka.
– Waktu 60 menit.
– Amati pH indicator
Effluent dischrge pump masih dioperasikan.
Katup (NW5), (NW3) dan (NW2) masih dibuka.
Set katup (NW7) dan (NW6) sambil mengamati kontrol pH.
Apabila pH lebih rendah dari 7, katup (OH3) dan (NW7) dibuka
untuk periode tertentu tergantung kepada range pH sebagai
berikut :

pH range Time
lebih rendah di 3
antara 3 sampai 5 (setelah start up)

diatas 5 sampai 7
Effluent discharge pump masih dioperasikan.
Valve (NW2) dan (NW3) ditutup
Katup (NW5) masih terbuka.
Katup (NW1) dibuka.
Kira2 60 menit dibutuhkan untuk membuang larutan
sampai sump level mencapai level nol.
Amati discharge pH meter.
Yakinkan bhwa sump hampir kosong setelah
pembuangan.
Set katup (NW1) sehingga tekanan keluar pompa
menjadi 2.5 kg/cm2 (g). Atur katup air contoh agar
mengalir ke pH meter.
www.wondershare.com

Anda mungkin juga menyukai