Anda di halaman 1dari 13

Daring 5. OTK XI KI3. Kelanjutan BAB II Aliran Fluida ( 11.08.

2020 )
Guru Mapel : Imam Muhlis, S.T

Tugas :
1. Apa yang Kalian ketahui tentang Osborme Reynolds’ Demonstration
2. Apa yang Kalian ketahui tentang Energy losses in pipes
3. Tulis dibuku catatan dan di foto
4. Kirim di Classroom sekolah maksimum jam 14.00 WIB

Catatan :
- Pelajari materi praktik dibawah ini
- Pelaksanaan praktik praktik nunggu info lebih lanjut

ALIRAN FLUIDA
Pelatihan peralatan aliran fluida :
Osborme Reynolds’ Demonstration dan Energy losses in pipes

Tujuan
1. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan guru dapat memahami teori aliran fluida,
bilangan Reynold, turbulensi aliran, dan kehilangan energi pada aliran lewat pipa
2. Guru mampu mengoperasikan peralatan dan melakukan perawatan ringan
3. Guru mampu menggunakan dan mengembangkan peralatan sebagai sarana
pembelajaran

Teori dan Dasar Kerja Peralatan


- Obsorme Reynolds’ Demonstration
Sebuah aliran dapat berperilaku berbeda-beda tergantung pada kekuatan yang
mendominasi didalam nya. Aliran yang pelan didominasi oleh kekuatan kekentalan
yang dinamakan aliran laminer, dimana bila kita injeksikan warna kedalam aliran
tersebut akan tampak bahwa zat warna mengalir dengan pola seperti garis lurus.
Sedangkan untuk aliran yang cepat, faktor densitas akan berperan lebih besar
daripada kekuatan kekentalan(viscositas). Pola aliran yang terjadi disebut aliran
turbulen, dimana terlihat pola aliran zat warna yang tidak beraturan ( terjadi aliran
putar ). Perubahan dari pola aliran laminar ke turbulen dinamakan pola aliran transisi,
yang nampak dengan aliran yang berbelok-belok.
Dasar kerja peralatan adalah mengalirkan fluida secara steady dalam pipa transparan,
dimana sebelum masuk kedalam pipa lebih dulu diinjeksikan zat warna untuk
mengamati perilaku alirannya.
- Energy Losses in Pipes
Analisa momentum dasar dari aliran fully developdalam pipa lurus yang berukuran
bagian melintang seragam menunjukan bahwa perbedaan tekanan diantara dua titik
dalm pipa disebabkan oleh pengaruh viskositas yang menimbulkan gesekan fluida
dengan dinding pipa. Sehingga jumlah energi yang hilang sebanding dengan besarnya
penurunan tekanan fluida.
Dasar kerja peralatan adalah perbedaan tekanan sebuah aliran dalm pipa ditunjukkan
dengan perbedaan level manometer yang dipasang pada dua posisi di pipa yang
berbeda.

Peralatan
F1-10 ditambah dengan :
- Osbome Reynolds’ Demonstration : F1-20
- Energy Losses in Pipes : F1-18

Perawatan
- Osborme Reynolds’ Demonstration
1. Mengosongkan tangki penyimpanan air dan air didalam pipa kerja
2. Zat warna dikeluarkan dari tangki penampungannya kemudian beserta valve
pengaturnya dibersihkan dengan air
3. Semua valve selalu dibersihkan
4. Sebelum menggunakan peralatan di tambahkan wetting agent ke dalam tangki
penampung air
- Energy Losses in Pipes
1. Mengosongkan tangki penyimpan air dan air didalam pipa kerja
2. Tidak perlu mengeluarkan air raksa dan air di atasnya dalam manometer
Materi Praktikum
1. Pola aliran fluida.
2. Penurunan tekanan aliran dalam pipa.

Pola aliran fluida

Tujuan
Mengamati pola aliran laminar, transisi, dan turbulen fluida dalam pipa.

Metoda
Pengamatan perilaku aliran dilakukan dengan menginjeksikan suatu bahan celup kedalam
aliran steady yang ada dalam pipa. Metoda seperti ini pertama sekali diakukan oleh Osbome
Reynold pada abad ke 19 di Manchester.
Peralatan
Supaya pengamatan lebih sempurna, kita membutuhkan peralatan :
 F1-10 Hidraulics Bench yang memudahkan kita untuk mengukur aliran dengan
penampungan sejumlah volume tertentu dalam waktu tertentu.
 F1-20 peralatan Reynold.
 Sebuah Stopwatch sehingga bisa menentukan laju alir air.
 Termometer

Data Teknik :
Dimensi peralatan berikut digunakan dalam perhitungan. Jika diperlukan dimensi tersebut
bisa diukur ulang sebagai bagian dari prosedur prcobaan yang dilakukan dan menguunakan
data yang diukur sendiri tersebut dalam perhitungan.

Diameter pipa d = 0.010 m


Luas penampang pipa A = 7. 854 x 10-5m2

DESCRIPTION
Teori
Suatu aliran mempunyai perilaku yang berbeda-beda yang tergantung pada gaya-gaya yang
bekerja terhadapnya. Aliran pelan karena didominasi oleh gaya-gaya viscous dan sering
disebut aliran laminer. Fluida dalam aliran pipa laminer berkelakuan seperti lapisan
konsentris yang saling mendorong satu sama lain dengan kecepatn maksimum berada pada
axis, kecepatan nol pada dinding pipa dan distribusi kecepatannya parabolik. Bahan celup
yang disuntikan dengan hati-hati pada suatu titik dalam aliran pipa laminer akan terbawa oleh
aliran membentuk satu garis. Pencampuran yang mungkin terjadi hanyalah disebabkan oleh
diffusi molekuler.

Dengan naiknya laju alir akan mengubah perilaku aliran secara dramatis, karena gaya inertia
fluida (karena densitinya) menjadi lebih berpengaruh dibandingkan gaya-gaya viscous; dan
aliran menjadi turbulen. Dalam aliran pipa turbulen, bahan celup yang disuntik pada suatu
titik dengan cepat tercampur karena gerakan fluida dan bahan celup menjadi cepat menyebar.
Gerakan tersebut bergerak secara acak dan terus menyebar dalam aliran. Perilaku secara
detail tidak mungkin dapat diprediksikan kecuali dengan pengetahuan statistikal mekanik.
Diantara kedua tahapan diatas, terjadi aliran transisi, dimana gerakan bahan celup terlihat
menyebar dan kelihatannya seakan akan mau menyebar, tapi masih memiiki perilaku laminer
yang cukup besar.

Bilangan Reynold, Re, yang digunakan untuk mengkarakterisasikan aliran, didefinisikan


sebagai: ϑD
Re =
v
dimana:
v = viskositas kinematik
ϑ = kecepatan rata-rata = laju alir volume per luas penampang pipa
D = diameter pipa

Seacara praktis biasanya diambil bilangan Reynold 2000 untuk memisahkan aliran laminer
dan turbulen. Namun, dalam hal ini tidak tercantum daerah transisi dan juga masih mungkin
untuk menjaga aliran tetap laminer walaupun bilangan Reynold 10000 atau lebih. Juga, aliran
pipa dengan bilangan Reynold ¿ 1800 sudah merupakan sifat dari aliran laminer.

Prosedur Penyusunan Peralatan

Tempatkan peralatan Reynolds pada sutau tempat, bebas getaran dan rata (horizontal).
Pasang bell-mouth entry dan masukkan kelereng ke dalam tangki atas, seperti terlihat pada
diagram. Kombinasi ini menghasilkan gerakan pada bagian pengujian dengan gangguan
minimal. Sambungkan pipa aliran pada meja ke pipa masukan pada tangki atas. Sambungkan
pipa luapan tangki atas ke tangki penampung. Sambungkan slang keluaran ke katup pengatur
aliran peralatan Reynold dan kepit ujung slang tersebut pada posisi yang tetap di atas tangki
penampung, sisakan ruang secukupnya untuk memasukkan silinder pengukuran.

Catatan : Pemindahan ujung slang keluaran selama pengujian akan menyebabkan perubahan
laju alir volume, yang dihasilkan oleh perbedaan tinggi antara permukaan atas
tangki dan titik keluaran.

Hidupkan pompa, buka katup meja dan katup pengatur aliran peralatan hingga sistim terisi
dengan air. Kemudian, atur katup pengatur pada meja sehingga keluaran dari tangki atas
cukup pelan. Aliran yang melewati bagian pengujian diatu dengan katup pengatur aliran
keluar. Bila laju air pada bagian pengujian ingin dikurangi, atur katup pada meja untuk
menjaga laju luapan menjadi rendah.

Sebelum memasang penyuntik bahan celup, masukkan bahn celup ke penampungnya hingga
mendekati 2/3 volume penampung, katup pengatur bahan celup tetap tertutup. Pasang jarum
suntik, dan buka katup untuk menguji bahan celup bisa keluar atau tidak. Gunakan jarum
kecil untuk membersihkan jarum suntik, jika bahan celup tidak bisa keluar dengan lancar.
Selanjutnya pasang penyuntik bahan celup pada tangki atas dan rendahkan penyuntik tersebut
hingga keluarannya tepat berada diatas dan tengah-tengah bell-mouth.

Tutup katup pengatur keluaran peralatan; buka katup pada meja dan isi perlahan-lahan tangki
atas sampai agak meluap, lalu tutup katup masukkan. Pastikan bagian pengujian sudah terisi
air. Biasrkan peralatan diam paling tidak selama 5 menit sebelum pengujian dilakukan.

Prosedure Pengambilan Data


Buka katup pengatur pada meja pelan-pelan hingga air mulai mengucur dari pipa luapan.
Buka katup pengatur keluaran sebagian dan atur katup pengatur bahan celup hingga bahan
celup yang terikut ke aliran air kelihatan dengan jelas alirannya. Untuk mengamati profil
kecepatan dalam aliran laminer, tutup katup pada meja dan buka katup pengatur bahan celup
sehingga keluar setetes ke bell-mouth entry. Ketika katup pengatur keluaran dibuka amati
bahan celup yang mulai menyebar untuk mngambil tiga profil aliran yang berbentuk
parabola.
Ukur laju alir volume dengan cara mencatat berapa lama cairan mencapai volume tertentu
dalam tangki penampungan dan ukur suhu cairan yang keluar (yaitu cairan yang mengumpul
dalam silinder pengukuran). Tentukan viskositas kinematik dalam tabel suhu viskositas
kinematik dan hitung apakah bilangan Reynold lebih kecil dari 1800.

Naikkan laju alir dengan membuka katup pengatur aliran peralatan Reynold dan ulangi
suntikan bahan celup untuk mengamati aliran transisi dan selanjutnya, pada laju alir yang
paling tinggi, aliran turbulen. Sebagai catatan bahwa aliran dengan laju sedang mungkin saja
masih membentuk karakteristik aliran laminer pada bagian atas pipa uji, yang berubah
menjadi aliran transisi ketika turun ke bagian bawahnya. Perilaku bagian atas ini disebut inlet
length flow, yang artinya lapisan batas belum menjulur ke arah radiaus pipa.

Kinematic Viscosity Water at Atmospheric Pressure

Temperature Kinematic Viscosity Temperature Kinematic Viscosity


v v
(degrees C) (10 x m2/s)
6
(degrees C) (10 x m2/s)
6

0 1.793 25 0.893
1 1.732 26 0.873
2 1.674 27 0.854
3 1.619 28 0.836
4 1.568 29 0.818
5 1.520 30 0.802
6 1.474 31 0.785
7 1.429 32 0.769
8 1.386 33 0.753
9 1.346 34 0.738
10 1.307 35 0.724
11 1.270 36 0.711
12 1.235 37 0.697
13 1.201 38 0.684
14 1.169 39 0.671
15 1.138 40 0.658
16 1.108 45 0.602
17 1.080 50 0.554
18 1.053 55 0.511
19 1.027 60 0..476
20 1.002 65 0.443
21 0.978 70 0.413
22 0.955 75 0.386
23 0.933 80 0.363
24 0.911 85 0.342

Eg. At 20º C the kinematic viscosity of water is 1.002 x 10̄6m2/ s.

Penurunan Tekanan Aliran Fluida

Tujuan
Mencari kehilangan energi karena gesekan dalam aliran air melalui pipa dan menentukan
faktor gesek, dengan variabel laju alir dan karakteristik aliran untuk laminar dan turbulen.
Metoda
Denngan pengukuran beda tekanan antara dua titik padda slang lurus yang dipasang
sedemikian aliran dapat bersikulasi. Laju aliran diatur sehingga bisa menghasilkan aliran
laminer dan turbulen.

Peralatan
Percobaan ini membutuhkan peralatan-peralatan berikut:
 F1-F10 meja hidrolik untuk pengukuran laju aliran dengan cara penampungan
sejumlah volume dalam selang waktu tertentu.
 F1-F8 Perpipaan
 Sebuah stopwatch yang digunakan untuk menenntukan laju aliran.
 Termometer

Data Teknik:
Ukuran Peralatan yang digunakan untuk perhitungan seperti tertera di bawah ini. Bila
diperlukan bisa dilakukan pengukuran sendiri sebagai bagian dari prosedure percobaan.

Panjang pipa pengujian L = 0,500 m


Diameter pipa pengujian D = 0,03 m

DESCRIPTION

Teori
Pengembangan analisa momentum pada suatu pipa lurus dengan luas penampangnya tetap
menunjukkan bahwa perbedaan tekanan (P1 - P2) antara dua titik dalam pipa disebabkan oleh
pengaruh viskositas (gesekan fluida). Kehilangan energi Δh berbanding lurus dengan beda
tekanan:
(P1 - P2)
Δh = (m)
ρg

Dan faktor gesekan, f, dihubungkan terhadap kehilangan energi ini dengan persamaan
fLϑ2
Δh = (m)
2gD

Dimana D adalah diameter pipa dan, dalam percobaan ini, Δh diukur secara langsung dengan
manometer yang menghubungkan 2 titik tekanan dengan jarak L; ϑ adalah kecepatan rata-rata
yang dinyatakan sebagai:
4Qv
ϑ = π D2

Hasil teoritis untuk aliran laminer adalah :


64
f=
Re

Dimana Re adalah bilangan Reynold yang didefinisikan sebagai :


ϑD
Re =
v

Dimana v adalah viskositas kinematik.


Untuk aliran turbulen dalam pipa halus, hasil dari plot data percobaan dihasilkan :

f = 0.316 Re-0,25

Prosedur Penyusunan Peralatan

Pasang peralatan pada meja hidroli dan atur kakinya sehinggan datar (horizontal) dan
manometer vertikal.

Pastikan bahwa manometer terisi oleh merkuri (Hg), sebaiknya tidak dilakukan oleh
praktikan krena bahan tersebut berbahaya. Pasang sebuah kepitan Hoffman pada masing-
masing manometer yang bersambungan dengan slang dan tutup rapat.

Susunan Peralatan untuk Laju Air Cepat

Keluaran slang harus dipasang suatu kapitan untuk memastikan bagian keluaran benar-benar
tetap.

Hubungkan masukkan pipa peralatan ke penghubung aliran pada meja hidrolit dengan suatu
pompa. Pompa keadaan mati.

Tutup katup pada meja, buka katup pengatur aliran peralatan secara penuh dan hidupkan
pompa. Lalu buka katub pada meja pelan-pelan sehingga terjadi sirkulasi air dan udara yang
terperangkap dalam air keluar semuannya.

Buka kepit hoffman sehingga udara yang terperangkap pada pipa manometer.

Susunan Peralatan untuk Laju Alir Pelan (dengan menggunakan beader tank)
Pasang kepit hoffman pada masing-masing manometer yang disambungkan slang dan tutup
rapat.

Dengan sistim buangan udara, tutup katup pada meja, matikan pompa, tutup katup keluaran
dan pndahkan kepit hoffman dari sambungan manometer alir.

Lepaskan slang pengujian bagian masukkan dan jaga agar cairannya tidak tumpah.

Sambung slang masukkan pada meja ke masukkan header tank, jalankan pompa dan buka
katup pada meja sehinggan cairan dapat mengalir. Ketika terjadi aliran keluar dari
sambungan header tank, lepaskan sambungan tersebut dan pasang slang pengujian bagian
masukkan padanya, pastikan tidak ada udara yang terperangkap.

Bila terjadi tumpahan dari header tank, buka penuh katup pengatur keluaran.

Buka pelan-pelan celah udara pada bagian atas manometer air dan biarkan udara masuk
hingga tinggi cairan dalam manometer mencapai level yang tidak berubah, lalu tutup celah
udara tersebut. Jika diperlukan, pengaturan level cairan dapat dilakukan dengan
menggunakan pompa tangan untuk menaikkan tekanan udara manometer tersebut.

Prosedur Pengambilan Data

Percobaan dengan laju aliran cepat

Gunakan kepit hoffman pada tiap-tiap sambungan manometer air dengan slang (terutama
untuk kepit mencegah terjadinya aliran paralel pada bagian pengujian).

Tutup katup pengatur aliran rangkaian peralatan pengujian dan ambil posisi bacaan nol dari
pada manometer Hg (mungkin saja tidak nol karena terkontaminasi dengan dinding slang).

Dengan katup pengatur aliran terbuka penuh, ukur kehilangan energi hHg yang ditunjukkan
oleh manometer.
Tentukan laju alir dengan penampung yang terwaktukan dan ukur suhu cairan yang
tertampung. Viskositas kinematik air pada tekanan atmosfir dapat ditentukan dari tabel yang
disediakan dalam manual ini.

Ulangi prosedur ini paling tidak unyuk 9 laju alir; hHg paling kecil kira-kira 30 mmHg.

Percobaan dengan laju aliran lambat

Ulangi prosedur seperti diatas tapi dengan menggunakan manometer air.

Dengan katup pengatur aliran terbuka penuh, ukur kehilangan energi hHg yang ditunjukkan
oleh manometer.

Tentukan laju alir dengan penampung yang terwaktukan dan ukur suhu cairan yang
tertampung. Viskositas kinematik air pada tekanan atmosfir dapat ditentukan dari tabel yang
disediakan dalam manual ini.

Ulangi prosedur ini paling tidak untuk 9 laju alir; hHg paling kecil kira-kira 30 mmHg.

Plot grafik: Ln (faktor gesekan) versus In (bilangan Reynold) dan Ln (kehilangan energi)
versus In (kecepatan)

Anda mungkin juga menyukai