Anda di halaman 1dari 108

PRESSURE SAFETY

RELIEF VALVE
DR. IR. NAILA MUBAROK MSi
UUD 1945

KESELAMATAN KETENAGA KEGIATAN USAHA


KERJA KERJAAN MIGAS

UU No 1 th UU No. 13 UU No.22 th
1970 th 2003 2001

PP No. 23 th 2004  MPR 1930 ,


PP No 19 th 1973 PP No. 31 th 2006  PP No.17 th 1973
PERPRES NO.8 th  PP NO 11 TH 1979,
2012  PP LAIN TERKAIT

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH


MENTERI ESDM
DASAR HUKUM
 1. MPR 1930, pasal 226 menjelaskan :
1) Pesawat-pesawat harus dilengkapi dengan alat-alat yang
dapat menghindarkan bahwa tekanan dalam pesawat itu
tidak terlalu tinggi.
2) Pesawat dimana ada gas atau cairan bertekanan tinggi
harus dilengkapi alat yang dapat dipasang manometer.
 2. UU N0 1 TAHUN 1970 Tentang KESELAMATAN KERDJA :
Berlaku dalam tempat kerdja di mana : Dilakukan usaha
pertambangan dan pengolahan : gas, minjak atau mineral lainnja
 3. PP Nomor : 19 Tahun 1973 Pengaturan Dan Pengawasan
Keselamatan Kerja Dibidang Pertambangan.
Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
pengaturan dan pengawasan KESELAMATAN KERJA dilakukan oleh
Menteri Pertambangan.
Peraturan ini tidak berlaku bagi pengaturan dan pengawasan
terhadap Ketel Uap
4. PP 11 th 1979,pasal 12 dan 15 menjelaskan :

1) Perlengkapan untuk cairan/gas bertekanan tinggi harus


DIPASANG pengaman yang selalu bekerja dengan baik di
atas batas tekanan aman.

2) Kompesor, pompa, bejana tekan dan pipa penyalur harus


DIPASANG alat-alat pengaman yang selalu bekerja
dengan baik di atas batas tekanan kerja aman yang telah
ditentukan untuk peralatan tersebut.
5.
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN
PENGELOLAAN LINKUNGAN HIDUP

USAHA MENEKAN / MENGURANGI :

KONDISI TIDAK AMAN

TINDAKAN TIDAK AMAN

MENAGEMEN TIDAK AMAN


PIC OVERHEAD GAS
CONDENSER
WATER
COOLER

LIC

OVERHEAD DRUM

REFLUX
= LIC

FIC
FIC
=

WATER
EXCHANGER

FEED
DISTILLAT

LIC TIC

DISTILLATION
TOWER

REBOILER

STEAM
GLYCOL BOILER

From LIC flash drum


Gas & water

TI

CHEMINEY
PACKING
(Pall rings) Reflux (water)

Balance line
TI
PACKING
(Pall rings) Rich glycol
STILL COLUMN
STRIPPER
FLAME DETECTOR
Burner Management System

PI TI TIC BMS
BURNER

LT
Stripping
gas
Fuel-gas

CORRUGATED TUBE
PILOT

GLYCOL BOILER COMBUSTION


GLYCOL BOILER

Lean glycol to surge drum Air


3 - PHASE SEPARATOR

WATER
BAFFLE OIL
COALESCING PACK

DIVERTER PLATE GAS IN GAS OUT


PSV

PI
TI SCREEN PACK

ADJUSTABLE
LT WEIR
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z LT
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z

LIQUID
FI FI
STABILIZER
SAND JET ANTI VORTEX

WATER INJECTION DRAIN

WATER OIL OR
CONDENSATES
TYPICAL WELL

2) Wing valve
1) Wire line connection

3) Choke valve

4) Upper master valve


7) Flow line

5) Lower master valve 16) Packing seal

6) Conductor pipe
8) Casing vent

9) Casing

200 m
13) Cement (h=100m)

1000 m

2
10) Down hole safety valve 0
(SSV or DHSV)
0
11) Packer 0
m
15) Reservoir 12) Tubing

CIS/CATEX1999 14) Liner


12

20” GAS TO
2”
FLARE PROCESS
12”

2” BALANCE LINE

(GAS IN)
FLARE 20”

P 2” NITROGE
D N
I

PIG TRAP
PIG 20”
DETECTOR
PIG 20”
(receiver)

2”
PIG
GAS
DOOR
FROM
2”
SEA LINE
20” BALL VALVES

FULL BORE
2” DRAIN LINE

(TO CLOSE DRAIN)


PIC OVERHEAD GAS
CONDENSER
WATER
COOLER

LIC

OVERHEAD DRUM

REFLUX
= LIC

FIC
FIC
=

WATER
EXCHANGER

FEED
DISTILLAT

LIC TIC

DISTILLATION
TOWER

REBOILER

STEAM
GLYCOL BOILER

From LIC flash drum


Gas & water

TI

CHEMINEY
PACKING
(Pall rings) Reflux (water)

Balance line
TI
PACKING
(Pall rings) Rich glycol
STILL COLUMN
STRIPPER
FLAME DETECTOR
Burner Management System

PI TI TIC BMS
BURNER

LT
Stripping
gas
Fuel-gas

CORRUGATED TUBE
PILOT

GLYCOL BOILER COMBUSTION


GLYCOL BOILER

Lean glycol to surge drum Air


3 - PHASE SEPARATOR

WATER
BAFFLE OIL
COALESCING PACK

DIVERTER PLATE GAS IN GAS OUT


PSV

PI
TI SCREEN PACK

ADJUSTABLE
LT WEIR
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z LT
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z
Z Z Z Z Z

LIQUID
FI FI
STABILIZER
SAND JET ANTI VORTEX

WATER INJECTION DRAIN

WATER OIL OR
CONDENSATES
TYPICAL WELL

2) Wing valve
1) Wire line connection

3) Choke valve

4) Upper master valve


7) Flow line

5) Lower master valve 16) Packing seal

6) Conductor pipe
8) Casing vent

9) Casing

200 m
13) Cement (h=100m)

1000 m

2
10) Down hole safety valve 0
(SSV or DHSV)
0
11) Packer 0
m
15) Reservoir 12) Tubing

CIS/CATEX1999 14) Liner


TOOL/ACUAN YANG DIGUNAKAN

PERATURAN PERUNDANGAN

SPESIFIKASI PERUSAHAAN MIGAS

SPESIFIKASI PABRIK PEMBUAT


PERALATAN

STANDAR NASIONAL (SNI SKKN) :


REGIONAL (JIS,ASME,API )
INTERNASIONAL (ISO)

HARUS DI TERAPKANKAN
KOMPETENSI KERJA
1. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pasal 1

Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang


mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
KEPUTUSAN DIRJEN MIGAS
NO.84K/380/DMJ/1998
1. Katup Pengaman :
 Safety valve
 Relief valve
 Safety relief valve
 Pilot safety valve
 Vacum relief valve

2. Dokumen Katup Pengaman


 Data sheet
 P&ID
 Type katup pengaman: - Konventional
- Balance
- Pilot
 Surat kelayakan test bench
 Kaliberasi alat ukur
 Perhitungan Cold Diff
3. Pengujian Katup Pengaman :
 Uji Poping
 Uji Kebocoran
4. Pengisian Formulir Pengujian Katup
Pengaman
5. Penyegelan Katup Pengaman yang
Dinyatakan Baik
PETUGAS PEMUTUS SEGEL KP
MIGAS
1. Sertifikat Kp Migas berlaku 3 tahun.
 Kondisi operasi, KP mengalami :

a. Korosi
b. Ngepop terus (flasing)
c. Perbaikan cepat
d. Memutus segel

 Perlu mengangkat petugas pemutus segel KP :

a. Memutus segel KP dalam keadaan darurat.


b. Menyegel kembali KP untuk sementara.
c. Membuat berita acara pemutusan segel KP dan
dilaporkan ke Dir. Teknik Migas
2. Pengangkatan Petugas Pemutus Segel KP
Migas.
 Mengajukan calon :
a. Surat pimpinan perusahaan ditujukan Dir Teknik Migas.
b. Petugas pemutus segel utama 1 (satu) orang.
c. Pembantu petugas pemutus segel lebih dari 1 (satu)
orang.
 Dir Teknik Migas mengadakan ujian tulis &
wawancara.

 Ujian tulis & wawancara di kantor Migas dengan


materi:
a. Katup pengaman
b. Pemeriksaan dan pengujian KP

 Pengangkatan petugas pemutus segel


PENGERTIAN KATUP PENGAMAN
Secara umum :
Alat yang dipasang pada suatu peralatan
bertekanan berfungsi melindungi dan menjaga agar
tekanan di dalam peralatan tersebut tidak melebihi
tekanan kerja kemampuan peralatan tersebut
(MAWP) akibat sesuatu hal.
1. SAFETY VALVE :
Suatu Katup Pengaman automatis berpegas yg
bekerja karena tekanan statis dari arah hulu dan
akan membuka penuh.
Penggunaan :
Bejana ketel uap (Steam drum boiler), bejana
uap panas lanjut (Superheater) dan sistim uap
lainnya.
Dibatasi tidak boleh :
Daerah korosif, saluran outlet ada tekanan
balik (back pressure), jenis fluida cair, pipa
outlet panjang.
Relief Valve :
Katup pengaman automatis yang bekerja
karena tekanan statis dari arah hulu dan
membuka secara proporsional sebanding
kenaikan tekanan.
Pengunakan :
 Peralatan bertekanan berisi fluida cair dan
tidak boleh digunakan pada fluida uap, udara,
gas dan pada sisi hilir ada variasi tekanan
balik.
3. Safety Relief Valve
Katup autommatis yang bekerja karena
tekanan statis dari arah hulur dan akan
membuka penuh dan dapat sebagai safety atau
relief valve.
Penggunaan:
Pada peralatan kilang migas, service corrosive,
saluran buang yang panjang. - Tidak boleh
digunakan untuk ketel uap, bejana uap, pipa
uap dan sejenisnya.
4. Pilot Safety Relief Valve :
Katup pengaman terdiri dua bagian yaitu
katup utama berupa piston dan pilot sebagai
penggerak. Pilot merupakan spring load
valve/diapragma yang mengukur kenaikan
tekan yang menyebabkan katup utama
membuka secara penuh.
Penggunaan :
Relief area luas pada tekanan buka tinggi.
Tekanan operasi dan tekanan buka mempunyai
perbedaan tinggi
Tekanan balik tinggi
Diperlukan blowdown kecil.
5.Thermal Relief Valve
Suatu jenis katup pengaman yang bekerja secara
automatis dan membuka apabila terjadi tekanan
statis dari arah hulu yang disebabkan ada kenaikan
temperatur.

6.Vacuum Relief Valve


Peralatan pembebas tekanan atau vacuum yang
bekerja akibat kenaikan tekanan atau vacuum.

Penggunaan
Untuk melindungi tangki penimbun akibat adanya
perbedaan tekanan dan atmosfir lebih pada tangki
penimbun.
Click icon to add
picture
KARAKTERISTIK KATUP PENGAMAN

Back Pressure
Tekanan balik pada bagian hilir (outlet)
katup yang berusaha menutup katup
kembali.

1. Buil-up Back Pressure


Tekanan pada discharge header yang
terjadi akibat adanya aliran cairan setelah
safety relief valve membuka.

2. Super Imposed Back Pressure.


Tekanan pada discharge header sebelum
katup membuka.
Buil-up Back
Pressure
Superimpus
Continue BP

Superimpus variable BP
4. Blowdown Pressure
Perbedaan tekanan antara popping pressure
dengan tekanan dimana katup menutup dan
tidak ada fluida yang keluar lagi.

5. Set Pressure
Suatu tekanan dimana katup pengaman
bekerja membuka dan fluida keluar serta
mengepop.

6. Cold Differential test


Tekanan buka pengetesan katup pengaman
setelah dikurangi back pressure dan
ditambah temperatur koreksi.
7. Opening Pressure
Tekanan yang dibebankan kepada katup sampai
membuka dan mengeluarkan fluida bertekanan

8. Popping Pressure
Tekanan yang diberikan katup pengaman
sampai mengeluarkan suara letupan akibat
membukanya disk dengan cepat dan
mengeluarkan fluida bertekanan tinggi pada
blowdown chamber yang mempunyai tekanan
rendah.

9. Leak Test
Tekanan 10 % lebih rendah dari set pressure
yang dibebankan pada katup pengaman setelah
mengalami popping.
10. Reseating Pressure
Tekanan yang dibebankan pada katup pengaman
berhenti membuang tekanan dan menutup
kembali.

11. Temperatur Koreksi


Suatu angka untuk mengoreksi effect terhadap
set pressure katup pengaman.
Anga koreksi pada umumnya ditentukan oleh
manufaktur katup pengaman yaitu berkisar 1 – 4
% dari set pressure pada temperature operasi
200 – 600 C
Click icon to add
picture
PENGUJIAN KATUP PENGAMAN
Sebelum melakukan pengujian katup
pengaman, terlebih dahulu harus melakukan
verifikasi data :
1. Data sheet,
2. P&ID
3. Name plate katup pengaman
Ketiga data tersebut harus sama.
Data diisi berdasakan Spesifikasi perusahaan
meliputi data proses, aspek safety
kemungkinan terjadi, pemelihan material,
kapasitas serta ketentuan yang disyaratkan
dalam standar.
1. Data Sheet katup pengaman menginformasikan data
yang essential antara lain :
 No. katup pengaman (PSV)
 Peralatan yang dilindungi (pipa/bejana tekan) (P &
ID)
 Jenis katup pengaman (Conventional, Bellows, Pilot)
 Ukuran flang inlet / outlet
 Dasar pemilihan : Blocked, Fire, Other
 Jenis fluida
 Kapasitas yang diisyaratkan
 Berat mokulel \ spesifik garfity
 Tekanan operasi \ tekanan buka
 Temperature operasi \ temperature buka
 Tekanan balik (back pressur)
 Over pressure
 Luas area orifice perhitungan
 Luas area orifice yang dipilih
 Tanda kelompok orifice
2. Data P & ID antara lain :
- No. PSV & set pressure
- No peralatan yang dilindungi
- Design pressure \ temperature
- Data Kapasitas peralatan yang dilindungi

3. Plat Nama Katup Pengaman, periksa data


- UV Stamp ASME
- No. PSV
- Set pressur
- Ukuran PSV
- Capasitas
- No. Type / no serie
4 Perhitungan tekanan uji cold dif. : diperlukan
data :
- Back pressure
- Temperature koreksi (1 – 4 % set pres)
- Jenis katup pengaman (Conventional)
- Cold Diff = tekanan uji – back pres + temp
koreksi

5. Data Peralatan untuk Pengujian :


- Kelayakan test bench
- Sertifikat kalibrasi alat ukur (range 1,5
pressure)
- Fluida test Nitrogen / udara
- Rating gasket
6. Uji Tekan Buka dan Uji Bocor

- Perhatikan dan amati kenaikan pressur gauge.


- Pastikan penunjuk angka pressure gauge
dengan set pressure sewaktu katup buka
(popping)
- Turunkan tekanan 10 % dari set pressure
amati kebocoran. Batasan toleransi kebocoran
yang dibolehkan mengacu kepada standar API
527.
PRESSURE RELIEF DEVICES
ALAT PELEPAS TEKANAN
(SNI 05 3563/ASME VIII)
UG-125 UMUM

(A) Semua bejana bertekanan dalam Ruang lingkup


Divisi ini, tanpa memandang ukuran atau tekanan,
HARUS dilengkapi alat pelepas tekanan yang sesuai
dengan persyaratan UG-125 sampai dengan UG-137

Pemakai bejana bertekanan bertanggung-jawab untuk


memastikan bahwa alat pelepas tekanan yang
disyaratkan telah dipasang dengan semestinya sebelum
dioperasi

Alat pelepas tekanan ini tidak perlu dipasok oleh


Manufaktur bejana
BEJANA TEKAN HARUS DIPASANG
PSV
(B) Bejana uap yang tidak dinyalakan, seperti dide-
finisikan dalam U-1(g), harus dilengkapi alat pelepas
tekanan yang disyaratkan oleh Seksi I sejauh alat itu
berlaku untuk servis instalasi tertentu.

(C) Semua bejana bertekanan selain harus dilindungi


dengan alat pelepas tekanan yang harus mencegah
tekanannya naik lebih dari 10% atau 3 psi di atas tekanan
kerja maksimum yang dibolehkan kecuali dibolehkan
dalam (1) dan (2) di bawah ini :

(C).1 Bila alat pelepas tekanan tipe multipel disediakan


dan disetel sesuai dengan UG-134(a), maka alat itu
harus mencegah tekanannya naik lebih dari 16% atau 4
psi di atas tekanan kerja maksimum yang dibolehkan.
UG-134
  PENYETELAN TEKANAN ALAT PELEPAS TEKANAN
(a)
 Bila alat pelepas tekanan digunakan, maka yang disetel
dan bertanda di alatnya tidak boleh melebihi tekanan
kerja maksimum yang dibolehkan yang dimiliki bejana itu.

 Bila kapasitas yang diperlukan tersedia dalam lebih dari


satu alat pelepas tekanan, maka hanya satu alat pelepas
tekanan yang perlu disetel pada atau di bawah tekanan
kerja maksimum yang dibolehkan, dan

 alat pelepas tekanan tambahan boleh disetel untuk


terbuka pada tekanan yang lebih tinggi, tapi bukan sama
sekali pada tekanan yang lebih tinggi dari 105% dari
tekanan kerja maksimum yang dibolehkan, kecuali
sebagaimana ditetapkan dalam (b) di bawah ini.
(C).2. Bila bahaya pemaparan api atau sumber panas
lain terhadap bejana tekan maka harus dipasang alat
pelepas tekanan. Alat pelepas tekanan itu harus
dapat mencegah tekanannya naik lebih dari 21%
di atas tekanan kerja maksimum.
Alat pelepas tekanan yang sama boleh dipakai
untuk memenuhi ketentuan tentang kapasitas (C)
atau (C)(1) di atas dan paragraf ini asalkan
persyaratan UG-134(a) tentang penyetelan
tekanan dipenuhi.

(C).3. Alat pelepas tekanan untuk melindungi bejana


tekan dari paparan api atau sumber lain yang tak
terduga yang dipasang di bejana yang tidak
memiliki sambungan suplai permanen dan dipakai
untuk penyimpanan kompresi gas cair pada
temperatur kamar bukan refrigerasi, dikecualikan
dari persyaratan (C)(1)dan (C)(2) di atas, asalkan:
Click icon to add
picture
3.a) alat pelepas tekanan dapat mencegah tekanan
naik lebih dari 20% di atas tekanan kerja
maksimum yang dibolehkan bejana tekan;
 
3.b) setelan tekanan yang ditandai di alat ini tidak
boleh melebihi tekanan kerja maksimum yang
dibolehkan bejana tekan i;
 
3.c) bejana itu memiliki ullage untuk mencegah
kondisi penuh cairan tertentu;
 
3.d) tekanan kerja maksimum yang dibolehkan bejana
tekan itu tempat dipasangnya alat pelepas
tekanan lebih besar daripada tekanan uap gas
kompresi cair tersimpan pada temperatur
maksimum yang diantisipasi yang akan dicapai
oleh gas itu dalam kondisi atmosfer; dan
3.e) katup pelepas tekanan yang dipakai untuk
memenuhi ketentuan ini juga harus memenuhi
persyaratan UG-129(a)(5), UG-131(c)(2), dan UG-
134(d)(2).

(D) Katup pelepas tekanan harus dikonstruksi,


ditempatkan, dan harus dipasang sehingga alat itu mudah
diakses untuk diinspeksi, untuk diganti, dan untuk diperbaiki,
sehingga alat itu tidak mudah mengalami gangguan (lihat
Lampiran M), dan harus diseleksi berdasarkan servisnya.
 
(E) Katup pelepas tekanan atau alat pelepas tekanan yang
tidak menutup boleh digunakan untuk melindungi dari
keadaan kelebihan tekanan. Alat pelepas tekanan yang tidak
menutup boleh digunakan dalam keadaan sendiri atau, bila
berlaku, dalam kombinasi dengan katup pelepas tekanan di
bejana.
 
(F) Bejana yang beroperasi dalam keadaan penuh berisi
cairan harus dilengkapi alat pelepas tekanan yang
didisain untuk servis cairan, kecuali kalau dengan cara
lain dilindungi dari keadaan kelebihan tekanan.
(G) Alat pelepas tekanan yang disyaratkan dalam (A) di
atas tidak perlu dipasang langsung di bejana bertekanan
bila sumber tekanannya dari luar bejana dan terkontrol
secara positif dalam keadaan tertentu sehingga tekanan
dalam bejana tidak dapat melebihi tekanan kerja
maksimum yang dibolehkan kecuali sebagaimana
dibolehkan di (C) di atas (lihat UG-98).
Catatan: Katup penurun tekanan dan alat kendali secara mekanik
atau listrik yang mirip, kecuali untuk katup pelepas tekanan yang
dioperasikan secara pilot sesuai yang diijinkan pada UG-26(b), tidak
dianggap cukup beraksi untuk mencegah tekanan berlebih saat
dibuat
(H) Katup pelepas tekanan untuk servis uap harus
memenuhi persyaratan UG-131(b).
UG-126 KATUP PELEPAS TEKANAN

(a) Katup keselamatan, katup pelepas untuk


keselamatan, dan katup pelepas harus merupakan tipe
per yang dapat dimuati langsung.
(b) Katup pelepas tekanan yang dioperasikan dengan alat
pandu boleh dipakai, asalkan alat pandu itu teraktifkan
sendiri dan katup utamanya akan terbuka secara otomatis
pada tekanan yang tidak lebih dari yang ditetapkan dan
akan mengeluarkan kapasitas rating penuhnya bila suatu
bagian penting dari alat pandu terganggu.
(c) Per dalam katup pelepas tekanan tidak boleh disetel
lebih dari 5% di atas atau di bawah tekanan katupnya
sudah diberi tanda, kecuali kalau berada dalam ruang
lingkup disain per yang ditetapkan Manufaktur katup atau
yang diakui oleh Manufaktur.
Penyesuaian awal harus dilakukan oleh pihak
Manufaktur, wakil resminya, atau pihak Perakit, dan
label data katup harus disediakan yang mengidentifikasi
kapasitas tekanan yang sudah disetel dan tanggalnya.
Katup harus disegel identitas Manufaktur, wakil
resminya, atau pihak Perakit yang melakukan
penyesuaian.

(d) Toleransi tekanan yang sudah disetel, plus atau


minus, tidak boleh melebihi 2 psi (13,8 kPa) untuk
tekanan sampai dan termasuk 70 psi (483 kPa dan 3%
untuk tekanan di atas 70 psi (483 kPa).
UG-127 ALAT PELEPAS TEKANAN YANG TIDAK
MENUTUP KEMBALI
(a) Alat Cakram Retakan (Rupture Disk )45
(1) Umum. Setiap cakram retakan harus memiliki tekanan
retakan bertanda yang ditetapkan oleh peraturan UG-
137(d)(3) dalam ruang lingkup disain manufaktur pada
temperatur cakram yang sudah ditetapkan dan harus
diberi tanda dengan nomor lot. Toleransi tekanan
retakan pada temperatur cakram yang sudah ditetapkan
tidak boleh melebihi 2 psi (13,8 kPa) untuk tekanan
retakan bertanda sampai dengan 40 psi (276kPa).
(2) Kapasitas Pelepas. Kapasitas alir yang diberi rating
dalam sebuah sistem pelepas tekanan yang menggunakan
alat cakram retakan sebagai satu-satunya alat pelepas
yang ditentukan oleh nilai yang dihitung berdasarkan
persyaratan (a) dengan memakai koefisien luaran atau
(b) yang memakai resistansi alir di bawah ini.
(a) Bila alat cakram retakan langsung ke atmosfer dan

(1) dipasang 8 Xdiameter pipa dari lubang masuk


nosel bejana; dan
 
(2) panjang pipa discharge yang tidak lebih dari 5X
diameter pipa dari alat cakram retakan; dan
 
(3) diameter nominal lubang masuk dan pipa discharge
sama dengan atau lebih dari designator NPS yang dicap
yang ada di alat, kapasitas pelepas terkalkulasi dalam suatu
sistem pelepas tekanan tidak boleh melebihi nilai yang
didasarkan pada persamaan alir teoretis yang berlaku [lihat
UG-131 (e)(2) dan Lampiran 11] untuk mengetahui
berbagai media yang dikalikan dengan sebuah koefisien
luaran K yang sama dengan 0,62. Luas A dalam persamaan
alir teoritis merupakan luas alir neto minimum sebagaimana
ditetapkan oleh Manufaktur alat cakram retakan.
(b) Kapasitas terkalkulasi dalam sistem pelepas
tekanan apa pun boleh ditentukan dengan menganalisis
resistansi sistem totalnya terhadap aliran.
Analisis ini harus mempertimbangkan resistansi alir
alat cakram retakan, pipa dan komponen pipa
termasuk nosel tempat keluar di bejana, siku-siku,
belokan, alat pengurang, dan katup.
Kalkulasi harus dibuat dengan memakai praktik
rekayasa yang sudah diakui untuk menentukan aliran
fluida melalui sistem pipa. Kapasitas pelepas
terkalkulasi harus dikalikan dengan faktor sebesar 0,90
atau kurang guna memperhitungkan ketidak-pastian
terpadu dalam metode ini.
Resistansi alir yang disahkan KR untuk alat cakram
retakan, yang dinyatakan sebagai hilangnya kecepatan
(velocity head loss), harus ditentukan sesuai dengan
UG-131 (k) sampai dengan (r).
(3) Penerapan Cakram Retakan
 (a) Alat cakram retakan boleh digunakan sebagai satu-
satunya alat pelepas tekanan pada sebuah bejana.
 
CATATAN: Ketika alat cakram retakan digunakan,
direkomendasikan bahwa tekanan disain bejana mencukupi
diatas tekanan operasi yang dikehendaki untuk mendapatkan
perbedaan yang cukup antara tekanan operasi dan tekanan
retak cakram retakan untuk mencegaj keretakan awal dari
cakram retakan akibat kelelahan atau retak perlahan
 
Penggunaan alat cakram retakan untuk servis cairan
harus dievaluasi hati-hati untuk menjamin bahwa
disain alat cakram retakan dan energi dinamik dari
sistem dimana alat ini dipasang akan menghasilkan
bukaan yang tidak cukup dari cakram retakan.
(b) Alat cakram retakan boleh dipasang di antara katup
tekanan dan bejana asalkan:
 
(1) kombinasi katup pelepas tekanan dan alat cakram retakan
memiliki kapasitas yang cukup besar untuk memenuhi persyaratan UG-
133 (a) dan (b);
 
(2) kapasitas bertanda yang dimiliki suatu katup pelepas tekanan
(tipe nosel bila dipasang dengan alat cakram retakan di antara lubang
masuk katup dan bejana harus dikalikan dengan sebuah faktor 0,90
kapasitas pelepas yang memiliki rating yang ada dalam katup
itu saja, atau sebagai alternatif, kapasitas kombinasi semacam itu
harus ditetapkan sesuai dengan (3) di bawah ini;
 
(3) kapasitas kombinasi alat cakram retakan dan katup pelepas
tekanan boleh ditetapkan sesuai dengan paragraf yang benar yakni UG-
132;
 
(4) ruang di antara alat cakram retakan dan katup
pelepas tekanan harus dilengkapi alat ukur tekanan,
sambungan pencoba, alat ventilasi bebas, atau alat
indikator yang sesuai. Pengaturan ini memungkinkan
terdeteksinya retakan atau kebocoran cakram.
 
(5)Lubang yang disediakan melalui cakram retakan,
setelah terjadinya retakan, sudah cukup untuk untuk
memungkinkan adanya aliran yang sama dengan
katup [(2) dan (3) di atas], dan tidak ada
kemungkinan gangguan terhadap katup yang berfungsi
dengan benar; tapi luas ini sama sekali tidak boleh
kurang dari luas lubang masuk katup kecuali kalau
kapasitas dan berfungsinya kombinasi spesifik antara
alat cakram retakan dan katup pelepas tekanan telah
ditetapkan dengan uji yang sesuai dengan UG-132.
(c) Alat cakram retakan boleh dipasang di sisi lubang
keluar yang ada di katup pelepas tekanan yang
dibuka dengan aksi langsung tekanan dalam bejana
asalkan:
 
(1) katup pelepas tekanan tidak boleh tidak
terbuka pada setelan tekanan yang benar tanpa
memandang tekanan belakang yang mungkin
berakumulasi antara cakram katup pelepas
tekanan dan cakram retakan. Ruang di antara
cakram katup pelepas tekanan dan cakram retakan
harus diberi ventilasi atau harus dialirkan guna
mencegah akumulasi tekanan, atau sarana yang
sesuai harus disediakan untuk memastikan bahwa
akumulasi tekanan tidak mempengaruhi
pengoperasian katup pelepas tekanan secara benar.
(2)Kapasitas katup pelepas tekanan cukup besar
untuk memenuhi persyaratan UG-125(c);
 
(3)tekanan retakan bertanda yang dihasilkan oleh
cakram retakan pada temperatur cakram yang
telah ditetapkan plus tekanan dalam pipa lubang
keluar tidak boleh melebihi tekanan disain bagian
lubang keluar yang dimiliki katup pelepas tekanan
dan pipa apa pun atau sambungan antara katup dan
alat cakram retakan. Meskipun demikian, tekanan
retakan bertanda yang dihasilkan oleh cakram
retakan pada temperatur cakram yang telah
ditetapkan plus tekanan pada pipa lubang keluar
sama sekali tidak boleh melebihi tekanan kerja
maksimum yang dibolehkan yang ada di bejana
tersebut atau tekanan setelan katup pelepas
tekanan.
(4)Lubang yang disediakan melalui alat cakram retakan
setelah terjadinya retakan sudah cukup untuk
memungkinkan adanya aliran yang sama dengan kapasitas
yang diberi rating yang ada di katup terpasang yakni katup
pelepas tekanan tanpa melebihi kelebihan tekanan yang
dibolehkan;
 
(5) pipa apa pun yang berada di luar cakram retakan
tidak boleh dihalangi oleh cakram retakan atau oleh
fragmen;
 
(6) sistemnya didisain untuk mempertimbangkan dampak
merugikan oleh kebocoran melalui katup pelepas tekanan
atau melalui alat cakram retakan sisi lubang keluar guna
memastikan kinerja dan keandalan sistemnya.
 
(7) alat penutup penyeimbang atau katup pelepas
tekanan tipe diafragma harus diberi ventilasi guna mencegah
akumulasi tekanan dalam penutup.
UG-128 KATUP PELEPAS TEKANAN CAIR
Setiap katup pelepas tekanan cair yang digunakan harus
sedikitnya NPS ½.
UG-129 PENANDAAN
 
(a) Setiap katup keselamatan, katup pelepas untuk
keselamatan, katup pelepas, katup pelepas tekanan
cairan, dan katup pelepas yang dioperasikan dengan
alat pandu, NPS ½ (DN 15) dan yang lebih besar
harus diberi tanda dengan jelas oleh Manufaktur
atau Perakit plus data yang diperlukan, dengan cara
tertentu sehingga tanda itu tidak akan terhapus
selama pengoperasian. Tanda itu boleh ditempatkan
pada katup atau plat yang memenuhi persyaratan
UG-119:
(1) nama, atau singkatan (yang telah diakui), Manufaktur dan
Perakit;
(2) disain atau nomor tipe Manufaktur; 
(3) ukuran NPS ______ (ukuran pipa nominal lubang masuk
katupnya); 
(4) tekanan yang sudah disetel ______ psi, dan jika berlaku
menurut UG- 136(d)(4), tekanan uji diferensial dingin
______ psi; 
(5) kapasitas yang disahkan (sebagaimana berlaku): 
a) lb (pound)/jam uap jenuh pada kelebihan
tekanan sebesar 10% atau 3 psi (20,6 kPa), yang mana
pun yang lebih besar untuk katup yang disahkan yang
menggunakan uap dan yang memenuhi ketentuan UG-
131(b); atau
 
b) galon/menit air pada 70F (21C) pada kelebihan
tekanan sebesar 10% atau 3 psi (20,6 kPa), yang
mana pun yang lebih besar untuk katup yang
disahkan yang menggunakan air; atau
c) SCFM [(kaki kubik standar per menit pada 60F dan
14,7 psia (16C dan 101 kPa)], atau
lb(pound)/menit udara pada kelebihan tekanan
sebesar 10% atau 3 psi (20,6 kPa), yang mana pun
yang lebih besar.
Katup yang kapasitasnya telah disahkan sesuai
dengan UG- 131(c)(2) harus diberi tanda ‘pada
kelebihan tekanan sebesar 20%’.
d) Selain dari salah satu fluida yang ditetapkan di
atas, pihak Manufaktur boleh menunjukkan
kapasitas dalam fluida yang lain (lihat Lampiran 11);
(6) Tahun pembuatan, atau sebagai alternatif
mencantumkan kode Manufaktur atau Perakit katup
dapat mengidentifikasi tahun perakitan atau pengetesan

(7) Simbol ASME seperti ditunjukkan dalam Gambar UG-


129.1. Alat pandu katup pelepas tekanan yang
dioperasikan dengan alat pandu harus ditandai dengan
jelas oleh Manufaktur atau Perakit yang memperlihatkan
nama Manufaktur, disain atau nomor tipe Manufaktur,
dan tekanan yang disetel dalam satuan pound per inci
persegi, dan tahun pembuatannya, atau sebagai
alternatif, kode Manufaktur untuk mengidentifikasi
tahun pembuatannya.

Pada katup < NPS ½ (DN 15), tanda boleh dibuat label
logam dipasang dengan kawat atau alat perekat yang
memenuhi persyaratan UG- 119.
Gambar UG-129.1 Simbol Resmi Untuk Cap Guna Menunjukkan
Standar ASME
untuk Katup Pelepas Tekanan
(b) Katup pelepas tekanan keselamatan yang telah disahkan untuk
kapasitas discharge uap berdasarkan ketentuan Seksi I dan yang
mencantumkan Cap Simbol Kode resmi dalam Seksi I untuk
katup keselamatan boleh dipakai pada bejana bertekanan.
Keputusan yang diberi rating dalam pengertian fluida lain harus
ditentukan dengan metode konversi yang diberikan dalam
Lampiran 11. [Lihat UG- 131(h)].
(c) Katup pelepas tekanan yang dikombinasikan dengan alat cakram
retakan harus diberi tanda tentang kapasitas yang ditetapkan
sesuai dengan UG- 127(a)(3)(b)(2) (yang memakai faktor 0,90)
atau faktor kapasitas kombinasi yang ditetapkan dengan uji
sesuai UG- 132(a) atau (b), selain pemberian tanda UG- 129(a)
dan (f) di bawah ini.
Tanda itu boleh dipasang pada katup pelepas tekanan atau alat
cakram retakan atau plat yang memenuhi persyaratan UG-119.
Tanda itu harus meliputi yang berikut ini:
(1) nama Manufaktur pembuat katup;
 
(2) disain atau nomor tipe katup;
 
(3) nama Manufaktur pembuat alat cakram
retakan;
 
(4) disain atau nomor tipe alat cakram retakan;
 
(5) kapasitas atau faktor kapasitas kombinasi;
 
(6) nama perusahaan yang bertanggung-jawab
memasang tanda ini. Ini harus merupakan
pemakai bejana, Manufaktur pembuat bejana,
Manufaktur pembuat cakram retakan,
Manufaktur pembuat katup pelepas tekanan.
 
(e) Alat cakram retakan. Setiap cakram retakan harus diberi tanda
dengan jelas oleh pihak Manufaktur dengan cara tertentu
sehingga tanda itu tidak akan terhapus selama pengoperasian.
Tanda untuk cakram retakan boleh dipasang pada flensa
cakram atau label logam yang memenuhi persyaratan UG-119.
Tanda itu harus meliputi yang berikut ini:
 
(1) nama atau merek identifikasi Manufaktur;
 
(2) disain atau nomor tipe Manufaktur;
 
(3) nomor lot;
 
(4) bahan cakram;
 
(5) ukuran ___ (NPC wadah cakram retakan);
 
 
6) tekanan retakan bertanda ____ psi;
 
(7) temperatur cakram yang ditetapkan ____F;
 
(8) luas alir neto minimum _____ inci persegi;
 
(9) resistansi aliran yang telah disahkan KR _____ ;
 
(10) simbol ASME seperti diperlihatkan dalam Gambar UG-
129.2;
 
(11) tahun pembuatan, atau sebagai alternatif, kode boleh
dicantumkan pada katup sedemikian rupa sehingga
Manufaktur alat cakram retakan dapat mengidentifikasi
tahun perakitan atau pengetesan alat cakram retakan;
Gambar UG- 129.2 Simbol Resmi Untuk Cap Guna Menunjukkan
Standar ASME
Untuk Alat Cakram Retakan
UG-130 STEMPEL SIMBOL KODE
Setiap alat pelepas tekanan yang akan meterapkan
Simbol Kode (lihat Gambar UG- 129.1 dan UG- 129.2),
harus sudah difabrikasi atau dirakit oleh pihak Manufaktur
atau Perakit yang memiliki Sertifikat Pemberian Kuasa
yang absah (UG-117) dan kapasitas yang telah disahkan
sesuai dengan persyaratan Divisi ini.

UG-131 PEMBERIAN SERTIFIKAT TENTANG KAPASITAS ALAT


PELEPAS TEKANAN
(a) Sebelum Simbol Kode diterapkan pada alat pelepas
tekanan, Manufaktur harus meminta pengesahan kapasitas
alatnya sesuai dengan ketentuan paragraf ini. Untuk katup
pelepas tekanan, (b) sampai dengan (j) di bawah ini
berlaku dan untuk alat cakram retakan, (k) sampai dengan
(r) di bawah ini berlaku kecuali jika ada catatan.
b(1) Uji sertifikasi kapasitas untuk katup pelepas
tekanan untuk fluida yang dapat
dikompresikan harus dilakukan dengan
menggunakan uap jenuh kering, atau udara,
atau gas. Bila dipakai uap jenuh kering, maka
batas untuk keperluan uji harus memiliki
kualitas minimum 98% dan 20F (11C)
superheat maksimum.

(2)Uji klasifikasi kapasitas harus diadakan


untuk katup pelepas tekanan untuk fluida
yang tidak dapat dikompresikan harus
dilakukan dengan menggunakan air pada
temperatur antara 40F dan 125F (4C dan
52).
(c)(1) Uji sertifikasi kapasitas harus dilakukan
pada tekanan yang tidak melebihi tekanan yang
untuk itu katup pelepas tekanan disetel untuk
beroperasi sebesar lebih dari 10% atau 3 psi (20,6
kPa), yang mana pun yang lebih besar, kecuali
sebagaimana ditetapkan dalam (c) (2) di bawah
ini. Tekanan minimum untuk uji sertifikasi
kapasitas harus sekurang- kurangnya 3 psi (20,6
kPa) di atas tekanan yang sudah disetel. Tekanan
dudukan kembali harus diperhatikan dan dicatat.

  (2) Uji sertifikasi kapasitas terhadap katup pelepas


tekanan yang akan dipakai sesuai dengan UG- 125(c)
(3) boleh dilakukan pada tekanan yang tidak lebih
dari 120% dari tekanan yang telah disetel dan
tercantum dalam capnya, yakni tekanan katup. 
(3) (a)Katup pelepas tekanan untuk fluida yang
dapat dikompresikan yang memiliki konstruksi
blowdow’ yang dapat disesuaikan harus
disesuaikan sebelum pengetesan sehingga
blowdow’ tersebut tidak melebihi 5% dari
tekanan yang telah disetel atau 3 psi (20,6
kPa), yang mana pun yang lebih besar.
 
(b)Blowdown katup pelepas tekanan untuk
fluida yang tidak dapat dikompresikan dan
katup pelepas tekanan untuk fluida yang
dapat dikompresikan yang memiliki blowdown
yang tidak dapat disesuaikan harus
diperhatikan dan dicatat.
(e) sebagai pengganti sertifikasi kapasitas tersendiri sebagaimana
ditetapkan dalam (d) di atas, maka sebuah koefisien discharge K
boleh ditetapkan untuk suatu disain katup pelepas tekanan spesifik
menurut prosedur berikut ini.
 
(1) Untuk setiap disain maka pihak Manufaktur katup pelepas tekanan
harus mengajukan, untuk uji, sekurang-kurangnya tiga katup untuk
masing-masing dari tiga ukuran yang berbeda (sejumlah sembilan
katup) bersama-sama dengan gambar yang terperinci yang
memperlihatkan konstruksi katup dimaksud. Setiap katup berukuran
tertentu harus disetel pada tekanan yang berbeda.
 
(2) Uji harus dilakukan terhadap setiap katup pelepas tekanan guna
menentukan daya angkat, tekanan letup dan tekanan blow down,
dan kapasitas yang sesungguhnya dalam pengertian fluida yang
digunakan dalam uji. Koefisien KD harus ditetapkan untuk setiap
proses uji sebagai berikut:
di mana aliran sesungguhnya ditentukan secara
kuantitatif oleh uji, dan aliran teoretis dikalkulasi
oleh rumus yang sesuai sebagai berikut:

Untuk uji yang menggunakan uap jenuh kering,

WT = 51.5AP

CATATAN: untuk tekanan uap jenuh kering lebih dari


1500 psig dan hingga 3200 psig, harga WT, dihitung
dengan persamaan diatas, dikoreksi dengan
mengalikan faktor berikut: 
 0,1906 P - 1000 
 
 0,2292 P - 1061 
Untuk uji yang menggunakan udara,

WT = 356 AP M
T
Untuk uji yang menggunakan gas alam,
 

M
WT = CAP
TZ

Untuk uji yang menggunakan air,


 
WT = 2047A (P- Pd) W
di mana :
WT = aliran teoretis, lb (pound)/jam
A = luas luahan sesungguhnya melalui katup pada
angkatan yang dikembangkan, inci persegi
P = (tekanan yang disetel  1,10) plus tekanan
atmosfer, psia, atau tekanan yang disetel plus 3 psi plus
tekanan atmosfer, yang mana pun yang lebih besar
 Pd =tekanan pada discharge dari katup, psia
M = berat molekul
T = temperatur absolut pada lubang masuk, F + 460F
C = konstan untuk gas atau uap berdasarkan rasio panas
spesifik
k = Cp /Cv (lihat Gambar 11-1)
Z = faktor kemampuan terkompresi yang berhubungan
dengan P dan T
UG-133 PENENTUAN PERSYARATAN PELEPAS TEKANAN
(a) Kecuali sebagaimana diperkenankan dalam (b) di bawah ini,
kapasitas alat pelepas tekanan yang dihubungkan bejana tekan
atau sistem bejana untuk melepaskan cairan, udara, uap,
atau tipe uap lain harus cukup untuk memperoleh kuantitas
maksimum yang dapat dihasilkan atau dipasok kepada
peralatan tanpa menimbulkan kenaikan tekanan bejana tekan
lebih dari 16% di atas tekanan kerja maksimum yang
dibolehkan ketika alat pelepas tekanan terbuka.
(b) Alat pelepas tekanan dibolehkan dalam UG- 125(c)(2),
sebagai pelindung dari tekanan berlebihan disebabkan oleh
paparan api atau sumber lain berupa panas , harus memiliki
kapasitas cukup untuk mencegah tekanan naikr lebih dari
21% di atas tekanan kerja maksimum yang dibolehkan
bejana dimaksud ketika semua alat pelepas tekanan terbuka.
 
(c) Bejana yang dihubungkan bersama oleh suatu
sistem pipa dalam jumlah cukup tanpa katup
yang dapat mengisolasikan bejana apa pun boleh
dianggap sebagai satu unit dalam
memperkirakan kapasitas pelepas yang
disyaratkan yakni kapasitas pelepas tekanan
yang harus disediakan.
 
(d) Alat penukar panas dan bejana serupa harus
dilindungi dengan menggunakan alat pelepas
tekanan yang berkapasitas cukup besar untuk
dapat mencegah kelebihan tekanan jika terjadi
gangguan dari dalam.
(e) Kapasitas resmi yang diberi rating, atau resistansi
alir yang disertifikasikan dan luas alir neto minimum
suatu alat pelepas tekanan harus merupakan kapasitas
yang tercantum dalam cap di alat tersebut yang
dijamin Manufaktur.
 
(f) Kapasitas pelepas tekanan yang diberi rating yang
dimiliki oleh suatu katup pelepas tekanan untuk yang
lain dari uap air atau udara harus ditentukan oleh
metode konversi yang diberikan dalam Lampiran 11.
 
(g) Untuk dapat mendistribusikan secara proporsional
kapasitas pelepas pada tekanan pelepas yang lebih dari
1,10p, sebagaimana dibolehkan menurut UG-125, maka
suatu pengali boleh diterapkan pada kapasitas pelepas
resmi suatu alat pelepas tekanan sebagai berikut:
UG-134 PENYETELAN TEKANAN ALAT PELEPAS TEKANAN
 
(a)Bila alat pelepas tekanan digunakan, maka yang disetel
dan bertanda di alatnya tidak boleh melebihi tekanan
kerja maksimum yang dibolehkan yang dimiliki bejana
tekan.
Bila kapasitas yang diperlukan tersedia dalam lebih dari
satu alat pelepas tekanan, maka hanya satu alat
pelepas tekanan yang perlu disetel pada atau di bawah
tekanan kerja maksimum yang dibolehkan,
dan alat pelepas tekanan tambahan boleh disetel untuk
terbuka pada tekanan yang lebih tinggi, tapi bukan
sama sekali pada tekanan yang lebih tinggi dari 105%
dari tekanan kerja maksimum yang dibolehkan, kecuali
sebagaimana ditetapkan dalam (b) di bawah ini.
(b) alat pelepas tekanan sesuai UG- 125(c)(2) sebagai
perlindungan dari kelebihan tekanan disebab-
kan paparan api atau sumber panas eksternal,
maka tekanan yang disetel dan yang ditandai di
alat itu tidak boleh melebihi 110% dari
tekanan kerja maksimum bejana tekan.
Kalau alat pelepas tekanan semacam itu digunakan
memenuhi persyaratan UG-125(c) dan UG- 125(c)(2),
maka tekanan di setel dan ditandai di alat itu
tidak boleh lebih dari tekanan kerja maksimum
yang dibolehkan.
 
(c) Tekanan yang disetel oleh alat pelepas tekanan
harus termasuk dampak tekanan statis dan tekanan balik
yang konstan.
 
(d)(1) Toleransi tekanan yang disetel untuk
katup pelepas tekanan tidak boleh
melebihi 2 psi (13,8 kPa) untuk tekanan
sampai dengan 70 psi (483 kPa) dan 3%
untuk tekanan di atas 70 psi (483 kPa),
kecuali sebagaimana tercakup dalam d(2) di
bawah ini.
 
(2) Toleransi tekanan yang disetel untuk
katup pelepas tekanan yang memenuhi
ketentuan UG- 125(c)(3) harus berada
dalam -0%, +10%.
(d)(1) Toleransi tekanan yang disetel untuk katup pelepas
tekanan tidak boleh melebihi 2 psi (13,8 kPa) untuk
tekanan sampai dengan 70 psi (483 kPa) dan 3% untuk
tekanan di atas 70 psi (483 kPa), kecuali sebagaimana
tercakup dalam d(2) di bawah ini.
 
(2) Toleransi tekanan yang disetel untuk katup pelepas
tekanan yang memenuhi ketentuan UG- 125(c)(3) harus
berada dalam -0%, +10%.
 
(e)Toleransi tekanan retakan untuk alat cakram retakan
pada temperatur cakram yang ditetapkan tidak boleh
melebihi 2 psi (13,8 kPa) untuk tekanan retakan sampai
40 psi (276 kPa) dan 5% dari tekanan retakan bertanda
sebesar 40 psi (276 kPa) ke atas.
 UG-135 INSTALASI
  
 (a)Alat pelepas tekanan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam servis fluida yang dapat
dikompresikan harus dihubungkan dengan
bejana tersebut dalam ruang uap (vapor) di
atas cairan apa pun yang terkandung atau
dihubungkan dengan pipa yang disambungkan
dengan ruang uap dalam bejana yang harus
dilindungi.
 Alat pelepas tekanan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam servis cairan harus
dihubungkan di bawah tingkat cairan yang
normal.
(b)(1) Lubang yang melalui pipa, sambungan, dan
alat pelepas tekanan yang tidak menutup
kembali (kalau dipasang) antara bejana
bertekanan dan katup pelepas tekanannya harus
memiliki sekurang-kurangnya luas lubang masuk
katup pelepas tekanan.
Karakteristik sistem ke arah hulu ini harus dalam
keadaan tertentu sehingga turunnya tekanan tidak
akan mengurangi kapasitas pelepas di bawah
kapasitas yang diperlukan atau merugikan
pengoperasian yang semestinya oleh katup pelepas
tekanannya.
 
(2) Lubang dalam dinding bejana harus didisain untuk
dapat memberikan aliran tanpa hambatan antara
bejana dimaksud dan alat pelepas tekanannya (lihat
Lampiran M).
(c) Bila dua atau beberapa alat pelepas tekanan ditempatkan
pada sambungan, maka luas penampang lubang harus memiliki
ukuran untuk dapat mencegah aliran pembatas ke alat pelepas
tekanan atau dibuat sekurang-kurangnya sama dengan luas
kombinasi lubang masuk yang dimiliki alat keselamatan yang
dihubungkan dengannya. Karakteristik alir yang dimiliki sistem
ke arah hulu harus memenuhi persyaratan (b) di atas. (Lihat
Lampiran M).
(d)Tidak boleh ada katup penyetop yang mengintervensi antara
bejana dan alat atau alat pelepas tekanan, atau antara alat
atau alat pelepas tekanan dan titik discharge kecuali:
(1) ketika katup penyetop ini dibuat dengan cara tertentu
atau secara positif dikontrol sehingga penutupan jumlah
katup blok yang mungkin terjadi pada suatu saat tidak akan
mengurangi kapasitas pelepas tekanan yang diberikan oleh
alat pelepas tekanan yang tidak terkena pengaruh di bawah
kapasitas pelepas yang disyaratkan; atau
(2) dalam keadaan yang dijelaskan dalam Lampiran M.
 
 (e) Alat pelepas tekanan pada semua bejana harus
dipasang dengan cara tertentu sehingga proses fungsinya
yang benar tidak akan terhambat oleh sifat isi bejana
tersebut.
  
 (f) Lini discharge dari alat pelepas tekanan harus
didisain untuk memudahkan drainase atau harus
dipasangi pipa drainase untuk mencegah cairan tertahan
di sisi luahan alat pelepas tekanan, dan lini semacam itu
harus menju ke tempat luahan yang aman. Ukuran lini
discharge harus dalam keadaan tertentu sehingga
tekanan yang mungkin ada atau berkembang tidak akan
mengurangi kapasitas pelepas alat pelepas tekanan di
bawah kapasitas yang disyaratkan untuk dapat dengan
semestinya melindungi bejananya, atau merugikan
pengoperasian yang semestinya oleh katup pelepas
tekanannya. [Lihat UG-136(a)(8) dan Lampiran M].
Pressure Relief Valve Specification Sheet
Sheet No . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Req. No. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Job No.. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Date .

1 Tag Number
2 Service
3 Line/Vessel Number
4 Full/Semi Nozzle
5 Safety/Relief
GENERAL
6 Conventional/Bellows/Pilot
7 Operated Quantity
8 Size: Inlet/Orifice/Outlet
9 Flange Rating
10 Flange Faces
11 Body/Bonnet/Top Plate
12 Nozzle
13 Disc
14 Guide
CONNECTIONS 15 Spring
16 Resilient Seals
17 17 Cap Type
17A Lover
17B Test Gag

18 Field Test Connection


19 Pilot Supply Filter
OPTIONS 20 Test Button or Lever
21 Back Flow Preventer
22 Remote Pressure Pickup
23 Other
24 Code
25 25 Fire
BASIS
26 26 Rupture Disc
27

28 28 Fluid and State


29 29 Required Capacity
30 30 Molecular Weight / Specific Gravity
31 Set Pressure
31A Operating Presure
INPUT DATA 32 Operating Temperature
32A Flowing Temperature
33 Back Pressure - S/V
34 -
35 - Total
36 Allowable Overpressure
37 Overpressure factor
38 Compressibility Factor
39 Latent Heat of Vaporization
INPUT DATA
40 Ratio of Specific Heat
41 Operating Viscosity

42
43
CALCULATED 44 Calculated Area
VALUES 45 Selected Area
46 Orifice Designation
47 Manufacturer
48 48 Model Number
49

COMMENTS

Anda mungkin juga menyukai