Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

PADA AIR DAN LIMBAH CAIR

DOSEN PEMBIMBING:
Bu. Catur Puspawati, S.T, M.KM
Bpk. Kuat Prabowo, S.KM, M.Kes

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
Angelita Epriliani (1933009 )
Aulia Oktaviani (1933015 )
Elysa Ramdhan (1933022)
Galang Permana Putra Wijaya (1933029)

1D3A Kesehatan Lingkungan


Mata Kuliah : Teknik Pengambilan Sampel

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


2019
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12120
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
makalah kami dengan judul “Teknik Pengambilan Sempel Air dan Limbah Cair”
ini. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Terimakasih penulis ucapkan untuk kedua orang tua atas dukungan dan fasilitas
yang mereka berikan pada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Kepada petugas perpustakaan yang membantu penulis dalam
mencari buku refrensi dengan sabar. Dan yang terakhir saya ucapkan terimakasih
pada Dosen mata kuliah Teknik Pengambilan Sampel yaitu Bu. Catur Puspawati,
S.T, M.KM dan Bpk. Kuat Prabowo, S.KM.,M.Kes. Karena tugas beliaulah ilmu
penulis kembali terasah semakin tajam.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena
kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah
yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Jakarta, 10 September 2019

Penyusun

2
LAMPIRAN

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................2


Lampiran...........................................................................................................3

Daftar Isi............................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................6


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................7
1.3 Tujuan.................................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Persiapan pengambilan sempel air dan limbah cair............................. 8


2.1.1 Pengambilan Sempel Air...........................................................8
2.1.2 Pengambilan Sempel Air Limbah..............................................9
2.2 Berbagai jenis alat dan tata cara pengiriman sempel air.....................10
2.3 Penentuan titik dan pengambilan sempel air dan limbah cair.............14
2.3.1. Penentuan Jumlah Titik Sempel Air........................................15
2.3.2. Penentuan lokasi dan titik sempel limbah Cair........................17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................19
3.2 Saran....................................................................................................19

Daftar Pustaka..................................................................................................20

4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,


sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun,
air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak
benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat
dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.
Kondisi geografis suatu lokasi merupakan salah satu penyebab prosentase
jumlah sumber air bervariasi. Sehingga tidak jarang pula tempat yang
tidak memiliki sumber air bersih. Walaupun demikian, tempat yang
memiliki sumber air dengan debit yang cukup tinggi juga mendapat
masalah, misalnya kualitas sumber air yang kurang memenuhi syarat
sebagai air minum bahkan kurang memenuhi syarat untuk dijadikan
sumber air bersih. Yang lebih mengherankan lagi masalah tersebut
tidak terletak pada kualitasnya tetapi pada sistem distribusinya yang
kurang maksimal sehingga masyarakat kurang bias merasakan keberadaan
air bersih tersebut.

Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan


perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar
terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air
sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai
hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun,
begitupun dengan kuantitasnya. Pencemaran air yang terjadi di berbagai
wilayah di Indonesia dapat menyebabkan terjadinya krisis air bersih.
Itulah sebabnya perlu adanya pengawasan pemerintah dan penegakan

5
hukum secara benar guna mencegah terjadinya pencemaran air yang
dapat menyebabkan krisi air bersih. Pengawasan dapat dilakukan
dengan melakukan uji kualitas air secara berkala untuk mengetahui
apakah air yang tersedia layak untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
masyarakat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja persiapan pengambilan sempel air dan limbah air
2. Apa saja jenis-jenis alat pengambilan sempel
3. Bagaimana penentuan titik dan pengambilan sempel air dan limbah air
1.3 Tujuan
1. Mengetahui persiapan pengambilan sampel Air
2. Mengetahui berbagai jenis alat pengambilan dan tata cara pengiriman
sempel air dan limbah cair
3. Mengetahui penentuan titik dan pengambilan sampel air

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Pengamban Sempel Air dan Limbah Cair
2.1.1 Persiapan Pengambilan Sampel Air
Agar hasil pengambilan air menjadi bernilai, maka
diperlukan teknik sampling yang tepat, analisis yang cermat di
laboratorium dan interpretasi hasil yang berkualitas.
Langkah 1 : Persiapan wadah sampel untuk pengambilan sampel.

Wadah ini
tidak boleh
mengandung
salah satu
senyawa yang
sama dengan
sampel yang
akan
dianalisa.
Pengambilan sampel bahan botol harus sesuai untuk pengambilan
sampel air tanpa mempengaruhi senyawa tersebut.

Material
Sample bottle: 250 mL atau 500 mL
Cooler
Labels
Permanent marker

7
Dalam pengambilan sample,  botol yang paling cocok
untuk digunakan adalah yang terbuat dari polietilena atau gelas
dan dapat memuat satu liter.

Langkah 2 : Prosedur pengambilan sampel.


Hal ini harus ketat, memastikan bahwa sampel yang dikumpulkan
ialah sample yang representatif dan diusahakan tidak ada botol
sampel terkontaminasi oleh kolektor. Ini bukanlah hal yang sepele
ketika mengumpulkan sampel dengan senyawa tingkat rendah
seperti fosfor. Tergantung pada senyawa yang akan dianalisis,
pengawet yang mungkin diperlukan.

Langkah 3 : Pengangkutan ke laboratorium untuk analisis.

Hal ini perlu dilakukan dengan kondisi yang sesuai, biasanya


pada pendingin gelap dengan bungkus es.

Langkah 4: Pengolahan sampel air.


Sampel harus disaring sebelum pengujian. Dalam beberapa kasus,
langkah penyaringan harus segera dilakukan di lapangan  setelah
sampel telah dikumpulkan. Analisis sampel perlu dilakukan
sesuai dengan protokol yang tidak memasukkan kontaminan atau
membahayakan sampel. Setelah pengolahan yang sesuai, sampel
tersebut siap untuk dianalisis.

Langkah 5 : Analisis.
Langkah kelima ini juga dapat menimbulkan masalah.
Laboratorium harus memiliki pengendalian mutu/prosedur
jaminan di tempat sehingga nilai-nilai analisis tidak diragukan.

Langkah 6 : Interpretasi.
Lembaga atau individu pengamat sample tersebut perlu untuk

8
meninjau kembali dengan baik angka dan mengira-iranya. Karena
timbulnya kesalahan kemungkinan tetap ada baik satu atau dua
langkah dalam urutan, angka akan memberikan keterangan.

2.1.2 Persiapan Pengambilan Sampel Limbah Cair

Limbah cair/Air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau


kegiatan yang berwujud cair. Sampling adalah proses
mengumpulkan beberapa bagian dari suatu material. Maksud
pengambilan sample air limbah adalah mengumpulkan volume air
limbah dari suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah yang
sesedikit mungkin tapi masih mewakili, yaitu sesuai dengan tujuan
pengambilan sampel kualitas limbah cair tersebut.

2.2 Berbagai Jenis Alat Pengambilan dan Tata Cara Pengiriman Sempel
Air dan Limbah Cair
Persyaratan alat pengambil sampel :
a.  Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel.
b.  Mudah di cuci
c.  Mudah dipindahkan ke dalam botol penampung
d.  Mudah dan aman dibawa
e.   Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian

Alat pengambilan stempel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Terbuat dari bahan yang tidak terpengaruh sifat contoh (misalnya


untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak
terbuat daru logam)
2. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya
3. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung / wadah
penyimpan tanpa ada sisa bahan tersuspensi didalamnya.
4. Mudah dan aman dibawa.
5. Kapasitas 1-5 liter, tergantung dari maksud pemeriksaan

9
Alat pengambil sampel terdiri dari bermacam-macam bentuk
tergantung pada jenis pemeriksaan yang dibutuhkan. Karena peralatan
laboratorium di Puskesmas terbatas, makayang digunakan adalah alat
pengambil contoh tipe sederhana.Alat pengambil contoh tersebut adalah :

1. Alat pengambil contoh sederhana (lihat gambar 1) berupa :


a. botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada permukaan
air secara langsung;
b. botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada
kedalaman tertentu.

2. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar


Dipergunakan untuk mengambil contoh di sungai atau di tempat yang
airnya mengalir padakedalaman tertentu. Contoh alat ini adalah tipe
Wohlenberg. (lihat gambar 2)

3. Alat pengambil contoh setempat secara tegak.


Dipergunakan untuk mengambil contoh pada lokasi yang airnya
tenang atau alirannya sangatlambat seperti di danau, waduk, dan
muara sungai pada kedalaman tertentu. Contoh alat iniadalah tipe
Ruttner. (lihat gambar 3)

4. Alat pengambil sampel pada kedalaman yang terpadu untuk


pemeriksaan zat padattersuspensi atau untuk mendapatkan contoh
yang mewakili semua lapisan air. Contoh alat iniadalah tipe USDH.
(lihat gambar 4)

5. Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur


waktu dan volumeyang diambil.Digunakan untuk contoh gabungan

10
waktu dari air limbah atau air sungai yang tercemar, agadiperoleh
kualitas air rata-rata selama periode tertentu. (lihat gambar 5)

6. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan gas terlarut, yang


dilengkapi tutup, sehinggaalat dapat ditutup segera setelah terisi
penuh.Contoh alat ini adalah tipe Casella. (lihat gambar 6)

7. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi adalah botol


gelas yang ditutup kapas/alumunium foil, tahan terhadap panas dan
tekanan selama proses sterilisasi;

8. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan plankton berupa jaring


yang berpori 173 mesh/inci, yang biasa digunakan adalah jaring
plankton no. 20/SI (lihat gambar 7)

9. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan hewan benthos


disesuaikan dengan jenis habitat hewan benthos yang akan diambil,
beberapa contoh alat untuk jenis habitat tertentu, antara lain :
a. Eckman Grab, dibuat dari baja, yang beratnya ± 3,2 kg, dengan
ukuran 15 cm x 15 cm, dipergunakan untuk pengambilan
contoh pada sumber air yang alirannya relatif kecil dan
mempunyai dasar lumpur dan pasir, contoh alat ini adalah tipe
Ekcman Grab (lihat gambar 8);
b. Jala Surber, terbuat dari benang nilon yang ditenun dan
mempunyai ukuran mata jaring 0,595 mm dalam keadaan
terbuka, panjang jala 69 cm dan ukuran permukaan depan 30,5
cm x 30,5 cm, alat ini biasa dipergunakan pada sumber air yang
alirannya deras dan mempunyai dasar berbatu-batu, contoh alat
ini adalah tipe Jala Surber (lihat gambar 9);
c. Petersen Grab, terbuat dari baja yang luasnya antara 0,06 – 0,09
m2 dengan berat antara 13,7 – 31,8 kg, biasanya dipergunakan

11
pada sumber air yang mempunyai dasar keras, misalnya
lempung, batu dan pasir, contoh alat ini adalah tipe Petersen
Grab (lihat gambar 10);
d. Ponar Grab, terbuat dari baja yang luasnya 23 x 23 cm2 dengan
berat lebih kurang ± 20 kg, banyak dipergunakan di danau yang
dalam dan pada sumber air yang bervariasi, contoh alat ini
adalah tipe Ponar Grab (lihat gambar 11).

10. Jaring apung terbuat dari benang nilon yang ditenun, mempunyai
ukuran mata jaring 0,595 mm dan luas 929 cm2 , dipergunakan untuk
mengumpulkan METODE PENGAMBILAN CONTOH UJI
KUALITAS AIR 4 hewan yang hidup dipermukaan sumber air dan
lamanya waktu yang dipergunakan dalam satu kali pengambilan
adalah 3 jam (lihat gambar 12).

Alat pengukur parameter lapangan


a.  DO meter atau peralatan untuk metode Winkler.
b.  pH Meter
c.  Turbidimeter
d.  Konduktimeter
e.   Termometer, dan
f.   Alat pengukur debit
g.   Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengubah kadar zat
yang akan diuji.
h.  Pendingin
Alat ini dapat menyimpan sampel pada 4oC ±2oC, digunakan untuk
menyimpan sampel untuk pengujian sifat fisika dan kimia.

12
Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

1. Terbuat dari bahan gelas atau plastik.


2. Dapat ditutup dengan kuat dan rapat.
3. Mudah dicuci.
4. Tidak mudah pecah.
5. Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat
disterilkan.
6. Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh.
7. Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh
8. Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh.

2.3 Penentuan Titik dan Pengambilan Sempel Air dan Limbah CaiR
Langkah awal dalam menentukan lokasi pengambilan sampel air
sungai adalah mengetahui keadaan geografi sungai dan aktifitas di sekitar
daerah aliran sungai. Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu lokasi
yang belum tercemar. Lokasi ini berperan untuk identifikasi kondisi asal
atau base line system tata air
Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu lokasi di mana air sungai
dimanfaatkan untuk bahan baku air minum, air untuk rekreasi, industry,
perikanan, pertanian, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui
kualitas air sebelum dipengaruhi oleh suatu aktifitas
Daerah yang potensial terkontaminasi, yaitu lokasi yang
mengalami perubahan kualitas air oleh aktivitas industry, pertanian,
domestic, dan sebagainya. Lokasi ini dipilih untuk mengetahui hubungan
antara pengaruh aktivitas tersebut dan penurunan kualitas air sungai
Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya anak sungai.
Lokasi ini dipilih apabila terdapat aktivitas yang mempunyai pengaruh
terhadap penurunan kualitas air sungai

13
Daerah hilir atau muara, yaitu daerah pasang surut yang
merupakan pertemuan antara air sungai dan air laut. tujuannya untuk
mengetahui kualitas air
sungai secara
keseluruhan. Apabila data
hasil pengujian di daerah
hilir dibandingkan
dengan data untuk daerah
hulu, evaluasi tersebut
dapat menjadi bahan
kebijakan pengelolaan air sungai secara terpadu.

Gambar Lokasi pengambilan sampel air sungai

Khusus untuk pertemuan dua sungai


atau masuknya anak sungai, lokasi
pengambilan sampel adalah di daerah
di mana air di kedua sungai itu
diperkirakan telah tercampur secara
sempurna. Untuk mengetahuinya perlu
dilakukan uji homogenitas air sungai.
Uji homogenitas dilakukan dengan
mengambil beberapa sampel di sepanjang lebar sungai dan pada kedalaman
tertentu. Parameter ujinya adalah suhu, derajat keasaman atau pH, oksigen
terlarut atau DO, dan daya hantar listrik (DHL). Apabila hasil pengujian
parameter di beberapa titik tersebut tidak berbeda jauh, yaitu kurang dari
10%,6ű dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pencampuran sempurna di
antara dua air sungai tersebut.

14
Tabel 1 menggambarkan perkiraan jarak pencampuran sempurna untuk
penentuan lokasi pengambilan sampel.

2.3.1. Penentuan jumlah


titik pengambilan
sampel air
Apabila lokasi pengambilan telah ditetapkan, langkah selanjutnya
adalah menentukan titik pengambilannya. Jumlah titik tersebut
sangat tergantung pada debit rata-rata tahunan dan klasifikasi
sungai. Semakin banyak titik pengambilan sampel, semakin
tergambarkan kualitas air sungai sesungguhnya.

Tabel 2 memberikan ilustrasi jumlah titik pengambilan air sungai


sesuai klasifikasinya dan Jumlah titik pengambilan sampel air
sungai sesuai klasifikasinya
Catatan: (*) Sampel air sungai diambil pada 30 cm di bawah
permukaan air dan/ atau 30 cm di atas dasar sungai dan harus
dengan berhati-hati sehingga endapan dasar sungai (sedimen) tidak
terambil
Dalam prakteknya, jumlah titik tersebut sangat dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi air sungai. Untuk gambaran yang lebih detail,

15
Tabel 3 menunjukkan jumlah titik pengambilan sampel air sungai
berdasarkan klasifikasi dan debit rata-rata tahunan dan Jumlah titik
pengambilan sampel air sungai berdasarkan klasifikasi dan debit
rata-rata tahunan
Keterangan:
d : kedalaman air sungai;
L : lebar sungai

2.3.2. Penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel Limbah


Cair
Air limbah atau limbah cair industri adalah limbah berupa cairan
yang keluar dari setiap tahap proses produksi berupa air sisa, air
bekas pakai proses produksi termasuk bekas pencucian peralatan
dari suatu kegiatan industri. Sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, air limbah
industri harus dipantau setiap waktu yang ditetapkan. Lokasi
pemantauan dan titik
pengambilan sampel air
limbah harus representatif
sehingga data yang diperoleh
dapat menggambarkan kualitas
air limbah yang akan
disalurkan ke perairan
penerima.

16
Gambar 1 memberikan ilustrasi lokasi dan titik pengambilan
sampel air limbah industri.

Pemilihan lokasi dan titik pengambilan sampel air limbah


dilakukan berdasarkan pada tujuan antara lain:
1. engetahui efisiensi proses produksi, sampel diambil pada
bak kontrol air limbah sebelum masuk ke pipa atau saluran
gabungan menuju unit instalasi pengolahan air limbah
(IPAL). Pengambilan sampel pada lokasi ini dilakukan
apabila dalam suatu industri menghasilkan berbagai jenis
produk melalui proses berbeda dan menghasilkan
karakteristik limbah yang
berbeda pula. Data
pengujian air limbah ini
dapat digunakan untuk
mengevaluasi efisiensi
proses produksi. Semakin
kecil nilai konsentrasi air limbah yang dihasilkan dan beban
pencemarannya sedikit maka efisiensi proses produksi
semakin tinggi, begitu juga sebaliknya;
2. keperluan evaluasi efisiensi IPAL, sampel diambil pada
titik sebelum (inlet) dan setelah (outlet) IPAL dengan
memperhatikan waktu retensi. Pengambilan sampel ini
harus pada waktu proses industri berjalan normal;
3. keperluan pengendalian pencemaran air, sampel diambil
pada titik:
a. perairan penerima sebelum air limbah masuk ke
badan air. Pengambilan sampel pada titik ini untuk
mengetahui kualitas perairan sebelum dipengaruhi
oleh air limbah. Data hasil pengujian sampel yang

17
diperoleh pada titik ini biasanya digunakan sebagai
pembanding atau kontrol;
b. akhir saluran pembuang limbah (outlet) sebelum air
limbah disalurkan ke perairan penerima.
Pengambilan sampel pada titik ini untuk
mengetahui kualitas effluent. Apabila data hasil
pengujian effluent melebihi nilai baku mutu
lingkungan maka dapat disimpulkan bahwa industri
terkait melakukan pelanggaran hukum;
c. perairan penerima setelah air limbah masuk ke
badan air namun sebelum menerima air limbah
lainnya. Pengambilan sampel pada titik ini untuk
mengetahui kontribusi air limbah terhadap kualitas
perairan penerima.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini kami jadi tahu bagaimana tata
cara dalam melakukan teknik pengambilan sampel air, dan juga
kita bisa memantau kualitas air secara konsisten yang bertujuan
untuk mengamati kualitas air serta komposisi kimia di air

18
3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap agar kita
semua menyadari dampak dari adanya pencemaran air dan kita
harus bisa menanggulangi pencemaran air.

19
DAFTAR PUSAKA

https://lifepatch.org/Metode_Pengambilan_Sampel_Air
https://ngertiku.wordpress.com/tag/cara-pengambilan-sampel-air/

http://afinarifin.blogspot.com/2014/04/samping-dan-analisa-limbah-cair-udara.html

https://www.infolabling.com/2014/03/penentuan-lokasi-dan-titik-pengambilan.html?
m=1

https://www.google.com/amp/s/rinosafrizal.com/penentuan-lokasi-dan-titik-pengambilan-
sampel-air/amp/

20

Anda mungkin juga menyukai