BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Normalitas............................................................................................ 6
3.2 Molaritas................................................................................................8
3.3 Ppm......................................................................................................11
3.4 %..........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................15
Daftar Pustaka...................................................................................................16
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam
kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan
perbandingan 50:50. Dari campuran tersebut sedikit meragukan untuk
menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut dan mana yang
bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air dan
alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai
zat terlarut.
1.3 Tujuan
4. Mengetahui apa itu Normalitas, Molaritas, PPm, dan %?
5. Mengetahui cama menyelesaikan soal dari Normalitas, Molaritas, PPm, dan
%?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan
iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
2. Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan
natrium etanolat, isopropanol atau DMF.
3. Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan
natrium tiosulfat Na2S2O3.
4. Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk
menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.
5. Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan
H2SO4, HCl dan HNO3.
6. Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan
AgNO3
7. Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai
untuk standarisasi larutan natrium nitrit.
5
2.2 Standarisasi
6
Zat yang ada di dalam jumlah yang relatif besar disebut pelarut
(solvent). Sedangkan zat yang ada dalam jumlah yang relatif lebih sedikit
disebut zat terlarut (solut). Baik solut maupun solvent dapat berupa zat
padat, cair, ataupun gas (Andrian, 2003).
Zat yang dapat digunakan untuk larutan standar primer, harus memenuhi
persyaratan:
7
Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar analisis tirimetri apabila
memenuhi persyaratan berikut,
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
http://chemist-try.blogspot.com/2012/10/larutan-standar-primer-dan-
sekunder_9913.html
https://www.academia.edu/11179531/Larutan_Baku_Primer_dan_Sekunder_pada_Titr
asi
https://belajarthp.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-standarisasi.html
https://belajarthp.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-standarisasi.html
10