Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................2


Daftar Isi............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

3.1 Normalitas............................................................................................ 6
3.2 Molaritas................................................................................................8
3.3 Ppm......................................................................................................11
3.4 %..........................................................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................15

Daftar Pustaka...................................................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat,


bukannya antara dua zat murni.  Satu tipe yang lazim dari campuran
adalah larutan. Dalam  alam kebanyakan   reaksi   berlangsung   dalam  
larutan   air.   Cairan   tubuh   baik   tumbuhan maupun hewan adalah
larutan dalam air dari banyak zat . jelas reaksi di samudera, danau ,dan
sungai melibatkan larutan. Dalam tanah reaksi utama berlangsung dalam
lapisan-lapisan tipis larutan yang diadsorpsi pada padatan, bahkan dalam
daerah gurun

sekalipun. Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan


disebut konsentrasi. Konsentrasi merupakan   faktor   penting   dalam
menentukan betapa cepatnya  suatu reaksi berlangsung dan, dalam
beberapa hal, dalam menentukan produk–produk apa yang terbentuk.
Dalam bab selanjutnya kita akan menguraikan beberapa cara yang
berguna dalam menyatakan konsentrasi.

Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran


karena susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya
begitu seragam sehingga batas antara zat-zat yang melarut dan pelarut
tidak dapat dibedakan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Campuran-campuran homogen dari gas, emas dan perunggu dapat
dikatakan pula sebagai larutan. Tetapi istilah larutan biasanya digunakan
untuk fasa cair.

Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut


sebagai zat terlarut (solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan
sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan sebagai pelarut apabila memiliki

2
jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam
kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan
perbandingan 50:50. Dari campuran tersebut sedikit meragukan untuk
menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut dan mana yang
bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air dan
alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai
zat terlarut.

Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu


larutan digunakan istilah konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada
umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan
berat atau satuan volume dan satuan kimia, misalnya mol, massa rumus,
dan ekivalen. Cara menyatakan konsentrasi: molar, normalitas, molal,
persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll.

Oleh karena itu penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai


konsentrasi Larutan. Terbatas hanya tentang Normalitas, Molaritas dan
Ppm. Untuk menyelesaikan akalah ini, maka metode yang penulis
pergunakan adalah  internet yaitu mengumpulkan data melalui internet
yang menunjang dan berkaitan langsung terhadap makalah yang ditulis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Normalitas, Molaritas, PPm, dan %?
2. Apa rumus-rumus dari Normalitas, Molaritas, PPm, dan %?
3. Bagaimana cara menyelesaikan soal dari Normalitas, Molaritas, PPm, dan
%?

1.3 Tujuan
4. Mengetahui apa itu Normalitas, Molaritas, PPm, dan %?
5. Mengetahui cama menyelesaikan soal dari Normalitas, Molaritas, PPm, dan
%?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Larutan Standar


Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang
secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan
melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam wadah pengukur,
biasanya yang digunakan adalah labu ukur. Larutan standar yang
dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standar
primer.
2.1.1 Larutan Baku Primer 

Larutan Baku Primer adalah larutan yang mengandung zat padat


murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepatmelalui
metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk
menetapkan konsentrasilarutan lain yang belum diketahui. Nilai
konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah
dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan
dilarutkan dalam volumetertentu

Syarat – syarat larutan baku primer :

a. Mempunyai kemurnian yang tinggi


b. Rumus molekulnya pasti
c. Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
d. Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan
dapat diabaikan)
e. Larutan stabil didalam penyimpanan

Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:

1. Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan


natrium arsenit NaASO2 yang dipakai untuk

4
menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan
iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
2. Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan
natrium etanolat, isopropanol atau DMF.
3. Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan
natrium tiosulfat Na2S2O3.
4. Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk
menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.
5. Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan
H2SO4, HCl dan HNO3.
6. Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan
AgNO3
7. Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai
untuk standarisasi larutan natrium nitrit.

2.1.2 Larutan Baku Sekunder

Larutan Baku Sekunder adalah larutan suatu zat yang


konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal
dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini
ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer,
biasanya melalui metode titrimetri.

Larutan standar sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya


ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan atau secara
langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan kestabilannya didalam
proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.

Syarat – syarat larutan baku sekunder :

a. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer


b. Berat ekivalennya tinggi
c. Larutan relatif stabil didalam penyimpanan

5
2.2 Standarisasi

Standarisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk


menentukan konsentrasi suatu larutan secara teliti atau bisa juga diartikan
sebagai penentuan konsentrasi eksak dari suatu larutan standar.
Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan proses
penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang
sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar). Titrasi asam basa
adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa (reaksi
penetralan). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah dengan
titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume dari suatu asam atau basa
yang bereaksi (Syukri, 2009).

Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah cairan yang


dibutuhkan untuk bereaksi dengan sejumlah cairan lain. Dalam satu cairan
yang mengandung reaktan ditempatkan dalam biuret, sebuah tabung yang
panjang salah satu ujungnya terdapat kran (stopkok) dengan skala
milimeter dan sepersepuluh milimeter. Cairan di dalam biuret disebut
titran dan pada titran ditambah indikator, perubahan warna indikator
menandai habisnya titrasi (Wahyudi, 2000).

Larutan merupakan campuran karena terdiri dari dua bahan dan


disebut homogen karena sifat-sifatnya sama disebuah cairan. Karena
larutan adalah campuran molekul biasanya molekul-molekul pelarut agak
berjauhan dalam larutan bila dibandingkan dalam larutan murni. Gaya
tarik inter molekul tidak sejenis menyebabkan pelepasan energi dan
entalpi menurun. Lerutan pada dasarnya adalah campuran homogen, dapat
berupa gas, zat cair maupun padatan. Menyebabkan komponen-komponen
dalam larutan saja tidak cukup memberikan larutan secara lengkap.
Banyak cara untuk memberikan konsentrasi larutan yang semuanya
menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut (atau larutan).
Dengan demikian setiap sistem konsentrasi menyatakan satuan yang
digunakan zat terlarut, kuantitasn zat terlarut pelarut (Annafi, 2007).

6
 Zat yang ada di dalam jumlah yang relatif besar disebut pelarut
(solvent). Sedangkan zat yang ada dalam jumlah yang relatif lebih sedikit
disebut zat terlarut (solut). Baik solut maupun solvent dapat berupa zat
padat, cair, ataupun gas (Andrian, 2003).

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering


dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui
konsentrasi sebenarnya perlu dilakukan standarisasi. Standarisasi sering
dilakukan dengan titrasi (Harjadi, 2000).

Larutan standar adalah larutan yang diketahui konsentrasinya,


yang akan digunakan pada analisis volumetri. 

Ada dua cara menstandarkan larutan yaitu:

1. Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni


dengan berattertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh
volume tertentu secara tepat. Larutan ini disebut larutan standar
primer, sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer.
2. Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zatkemudian melarutkannya untuk memperoleh
volum tertentu, tetapi dapatdistandartkan dengan larutan standar
primer, disebut larutan standar skunder. 

Zat yang dapat digunakan untuk larutan standar primer, harus memenuhi
persyaratan:

1. Mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang


diketahuikemurniannya. Pengotoran tidak melebihi 0,01 sampai
0,02.
2.  Harus stabil. 
3. Zat ini mudah dikeringkan tidak higrokopis, sehingga tidak
menyerap uap air, tidak meyerap CO2 pada waktu penimbangan
(Sukmariah, 2000).

7
Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar analisis tirimetri apabila
memenuhi persyaratan berikut, 

1. Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan


dalam waktu yang tidak terlalu lama. 
2. Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga
didapat kesetaraanyang pasti dari reaktan. 
3. Reaksi harus berlangsung secara sempurna. 
4. Mempunyai massa ekuivalen yang besar.

 Larutan standar biasanya kita teteskan dari suatu buret ke dalam


suatu erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya
sampai reaksi selesai. Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadi
perubahan warna. Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya
sendiri atau karena penambahan suatu zat yang disebut indikator. Titik di
mana terjadinya perubahan warna indikator ini disebut titik akhir titrasi.
Secara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik akhir teoritis
(titik ekuivalen). Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perbedaan yang
disebut kesalahan titrasi (Sukmariah, 2000).

Proses penentuan konsentrasi suatu larutan dipastikan dengan


tepat dikenal sebagai standarisasi. Suatu larutan standar kadang-kadang
dapat disiapkan dengan menggunakan suatu sampel zat terlarut yang
diinginkan, yang ditimbang dengan tepat, dalam volume larutan yang
diukur dengan tepat. Zat yang memadai dalam hal ini hanya sedikit,
disebut standar primer (Day, 2008).

8
BAB III

PENUTUP

9
DAFTAR PUSTAKA

http://chemist-try.blogspot.com/2012/10/larutan-standar-primer-dan-
sekunder_9913.html

https://www.academia.edu/11179531/Larutan_Baku_Primer_dan_Sekunder_pada_Titr
asi

https://belajarthp.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-standarisasi.html

https://belajarthp.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-standarisasi.html

10

Anda mungkin juga menyukai