Anda di halaman 1dari 9

Pengambilan Sempel

Pengambilan sampel merupakan bagian dari penelitian yang sangat penting, karena
sampel merupakan cerminan dan populasi yang ada. Metode pengambilan sampel
menggunakan metode purposif sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu (Singarimbun, et al 1989, dalam tesis Azwir 2006).
Pengambilan sampel yang telah direncanakan dengan baik akan mendukung
pelaksanaan yang optimal. Dengan demikian pengambilan sampel merupakan tahap awal
yang dilakukan dalam penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada
berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan Quality
Control (QC) pengambilan sampel.
Dalam memahami prinsip dasar pengambilan sempel pada pemeriksaan kualitas terdapat 3 aspek pokok
bahasan yaitu :

1. Macam – macam Pemeriksaan Kualitas Lingkungan


Pengambilan sampel pada pemeriksaan kualitas lingkungan dapat diambil dalam berbagai cara, pemeriksaan
tersebut meliputi:
a. Penentuan Bidang Uji Kualitas Lingkungan.
Penentuan bidang uji kualitas lingkungan sangat tergantung pada tujuan yang ditetapkan. Bidang uji tersebut
dibedakan menurut media lingkungan yang ada.
Contoh:
o Air permukaan
o Air tanah
o Air limbah
o Air laut
o Udara ambient
o Parameter Uji
b. Parameter Uji
Parameter yang harus dianalisis disesuaikan dengan baku mutu lingkungan hidup. Pemeriksaan kualitas lingkungan
berupa:
1. Pemeriksaan Kualitas Udara
Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantungpada keadaaan dan suhu
udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Yang dapat diuji untuk mengukur kualitas udara yaitu : NO2, SO2, Ox,
dsb.
2. Pemeriksaan Kualitas Air
Air merupakan materi ememerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Parameter uji yang dapat
dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air yaitu : Parameter Fisik, Kimia dan Biologi sensial bagi kehidupan makhluk
hidup, karena makhluk hidup.
3. Pemeriksaan Kualitas Tanah
Di samping sebagai ruang hidup, tanah memiliki fungsi produksi, yaitu antara lain sebagai penghasil biomassa. Selain
itu, tanah juga berperan dalam menjagakelestarian sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup secara umum.
Parameter uji yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan kualitas tanah yaitu : Parameter Fisika Tanah, Biologi Tanah dan
Kimia Tanah.
4. Pemeriksaan Makanan dan Minuman
Pemeriksaan makanan dan dilakukan untuk mengetahui apakah makanan tersebut layak dikonsumsi tubuh sehari-hari
2. Prinsip Dasar Pengambilan Nilai

Dalam prakteknya, pengambilan sampel dan pengujian parameter kualitas lingkungan


merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena polutan lingkungan mempunyai sifat
yang dinamis serta bermigrasi seiring dengan pengaruh situasi dan kondisi setempat.
Disamping faktor migrasi terhadap ruang dan waktu, kadar parameter kualitas
lingkungan yang berasal dari air, udara dan tanah yang umumnya rendah merupakan
problem analitik yang sering muncul ketika menganalisis sampel lingkungan di
laboratorium. Untuk mengatasi permasalahan yang kompleks tersebut, perencanaan
pengambilan sampel yang komprehensif harus merupakan bagian integral dari suatu
kegiatan pengujian parameter kualitas lingkungan.
3. Pertimbangan umum pengambilan sampel
a. Permasalahan pengambilan sampel lingkungan
1. Polutan bersifat dinamis dan bermigrasi sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi
setempat.
2. Konsentrasi parameter kualitas lingkungan rendah
Menyebabkan degradasi, deteriosasi, dan kontaminasi dari berbagai sumber saat pengambilan sampel.
3. Sulit mendapatkan sampel yang homogen.
b. Aspek-aspek yang harus di pertimbangkan
1. Lokasi dan titik pengambilan sampel
Pertanyaan penting:
a. Apa tujuan pengambilan sampel yang akan dilakukan?
b. Adakah lokasi dan titik sesuai dengan ketentuan yang berlaku?
c. Apakah lokasi dan titik tersebut representatif?
2. Parameter kulitas lingkungan
a.Parameter primer : senyawa kimia yang masuk ke lingkungan tanpa berinteraksi dengan senyawa
lain, misalnya peptisida dan logam berat
b.Parameter sekunder: terbentuk akibat adanya interaksi, transformasi atau reaksi kimia antar
parameter primer menjadi senyawa lain misalnya dalam pembentukan hujan asam sulfur
dioksida (SO2) menjadi asam sulfat (H2SO4) karena bereaksi dengan uap air (H2O) di atmosfer.
c.Parameter kunci: parameter yang mewakili kualitas lingkungan. Misalnya, untuk mengetahui
kualitas air limbah adalah suhu (C).
d.Parameter lapangan: memastikan kesahihan hasil pengujian. Contohnya, pada saat mengambil
sampel air sungai yang perlu diukur adalah pH, suhu.
3. Ukuran, jumlah, dan volume sampel
Ukuran, jumlah dan volume sampel tergantung pada parameter yang akan diuji, metode
pengujian yang digunakan, dan distribusi polutan di lingkungan. Apabila sampelnya berlebihan,
biaya pengambilan sampel, transportasi, wadah, bahan pengawet, dan pengolahan sisa sampel
setelah pengujian di labolatorium akan bertambah.
Sebaliknya juga, jumlah sampel yang terlalu sdikit akan mengganggu pengujian baik saat
mereplikasi maupun membuat arsip sampel yang disimpan di labolatorium.
4. Homogenitas sampel
Homogenitas sampel atau uji homogenitas adalah sesuatu yang mempunyai komposisi yang sama
pada setiap titik dan setiap saat (Kateman&Buydens,1993). Adapun yang harus diperhatikan ketika uji
homogenitas dtersebut dilakukan,yaitu:
• Pengambilan sampel lingkungan yang homogen sangat sulit.
• Jika sampel lingkungan seragam secara visual dilakukan pengambilan sampel sesaat.
• Jika tidak seragam, dilakukan pengambilan sampel gabungan atau sampel terpadu.
5. Jumlah titik pengambilan sampel
Penetapan jumlah titik pemgambilan sampel merupakan hal yang sangat menentukan representatif
atau tidaknya suatu sampel lingkungan. Tergantung pada biaya, masalah yang dihadapi dan tujuan yang
ditetapkan.
6. Waktu pengambilan sampel
Tidak ada peraturan kapan pengambilan sampel lingkungan harus dilakukan. Pendekatannya
adalah dengan mengasumsikan saat media lingkungan cukup homogen sehingga sampel dapat mewakili
kondisi yang disyaratkan .
 
c. Kaidah ilmiah dan hukum
• Hasil uji kualitas lingkungan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan hukum karena dapat digunakan sebagai dasar perencanaan,
evaluasi dan pengawasan dalam pegelolaan lingkungan hidup.
• Kaidah ilmiah dan peraturan perundang-undangan dijadikan dasar dalam
pengambilan sampel.
• Filosofi “benar sejak awal” harus diterapkan dalam menghasilkan data kualitas
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai