Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK

Disusun oleh :
Rachel Wannda Azahro Siendy Putri

PROGAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


( TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK )

STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS


2021/2022
Pengenalan bahan dan Reagensia :

1.Apa yang di maksud dengan reagensia.


2.Jelaskan pembagian jenis bahan berdasarkan teknis dan pro analisis.
3.Tuliskan bahan-bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium medic
meliputi nama bahan, rumus kimia, sifat kimia dan fisika, organoleptic.

Jawaban :
1. Reagensia adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang
digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui
isi zat lain tersebut. Reagensia yang baik harus memiliki sifat : mudah
didapat, bahan murni, mudah dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan
lama, dapat membantu reaksi kimia, bereaksi sensitif dan spesifik dengan zat
uji.
Reagensia merupakan pereaksi yang paling banyak digunakan dalam
Laboratorium Klinik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan
hasil kegiatan uji. Untuk itu sebuah laboratorium selayaknya harus
mempersiapkan reagensia berupa larutan atau bubuk yang akan digunakan
untuk mereaksikan dengan bahan uji.
Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik
atau proses pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih
dahulu kemudian dicampur larutannya, ada juga yang teknik pelarutan
menggunakan katalisator seperti pemanasan, pembentukan ikatan kompleks
dan penggunaan pelarut khusus.
Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya tidak
tertukar, disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol
yang umumnya digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat
agar terhindar dari kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi
yang umum digunakan misal pada Indikator menggunakan persen (%), atau
larutan asam basa menggunakan normalitas (N) atau molaritas (M).
Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu
dibuang dan digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang
stabil hingga bertahun-tahun dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja.
Oleh sebab itu perlu pengetahuan lebih dalam kestabilan tiap reagensia yang
dibuat.
Berdasarkan jenis reagensia, dikelompok dalam 2 jenis yaitu :
a) . Reagensia Komersial
Direkomendasikan sebagai reagen yang digunakan dalam analisa di
laboratorium karena sudah diatur komposisi, ketelitian hingga keakuratan
untuk pemeriksaan.
b) Reagensia Buatan Sendiri
Reagensia yang dibuat sendiri karena tidak tersedianya reagensia
komersial.
III.1.4 Kentungan dan Kerugian Reagensia Buatan Sendiri.
Setiap reagensia yang dibuat selalu tercantum tulisan beserta petunjuk yang
biasa disebut sebagai etiket. Etiket yang harus dicantum pada reagensia yang
baru saja dibuat meliputi :
1) Nama Reagensia
2) Konsentrasi (satuan yang digunakan)
3) Tanggal Pembuatan
4) Tanggal Pemakaian
5) Batas kadaluarsa
6) Pembuat Reagensia
7) Petunjuk Lainnya
Sebaiknya etiket terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak terutama akibat
terkena reagensia tersebut, merekat kuat, mudah dilepas atau dibersihkan dan
mudah dibaca. Botol yang digunakan sebaiknya terbuat dari kaca, lebih baik
berwarna coklat atau gelap agar tidak dirusak oleh pengaruh sinar matahari.

2. Jenis bahan teknis dan pro analisis


a. Teknis
 Agak kasar
 Masih mengandung sedikit zat-zat kimia lain yang di anggap
mencemari zat asli ( bahan baku ).
 Digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi.
Bahan kimia teknis
Bahan kimia teknis adalah bahan kimia yg tidak memiliki kemurnian setinggi
bahan kimia pro analis dan biasa diperlukan dalam proses produksi, karena
harganya yang relatif jauh lebih murah daripada bahan kimia p.a. (pro analisa),
bahan kimia teknis dihitung kadar/konsentrasinya hanya dengan hitungan
stokiometri tanpa analisa secara kuantitatif. bahan kimia teknis hanya digunakan
sebagai larutan penambah, larutan pembersih atau penambah pengalaman
berkerja, sering digunakan pada industri-industri yang mengunakan bahan
kimia.
b. Pro analisis
 Zat ini sangat sempurna, dapat atau harus digunakan untuk analisis
yang memerlukan ketelitian tinggi.

Bahan kimia pro analisa


Bahan kimia Pro Analis/Pro Analisa (PA) adalah bahan kimia yang memiliki
kemurnian sangat tinggi (99,95%) dan biasanya digunakan untuk keperluan
laboratorium. Bahan kimia PA telah dianalisa, diteliti kadar / konsentrasinya
secara kuantitatif di laboratorium tempat bahan kimia itu diproduksi. Untuk
penggunaannya biasanya bahan kimia PA digunakan sebagai reagen
(pereaksi) baik itu primer atau sekunder di laboratorium.

3. Nama bahan kimia


 Asam sulfat.
 Asam sulfat, H₂SO₄, merupakan asam mineral yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Rumus:
H2SO4. Nama IUPAC: Sulfuric acid. Massa molar: 98,079 g/mol.
Kepadatan: 1,84 g/cm³. Rumus molekul: H2SO4. Viskositas: 26,7 cP (20 °C).
Sifat fisika:
1) Titik leleh : 10
2) Titik didih : 290
3) Tekanan uap : 1 mmHg ( 146 )
4) Berat jenis : 1,84 ( 100 % )
5) Berat jeni uap : 3,4 ( udara = 1 )
6) Larutan dalam air dalam segala perbandingan

 Asam klorida
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida. Ia adalah
asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Rumus : (HCL)
Berat molekul : 36,46
Sifat / karakteristik bahan :Tak berwarna,dalam air berwarna agak
kekuning-kuningan,berbau merangsang.
Sifat – sifat fisika
1) Titik leleh : – 144,5 ( gas) dan – 25,4 ( 39,17% )
2) Titik didih : – 85 ( gas ) dan 109 ( azeotrope,20,22 % )
3) Berat jenis : 105 ( 15 ,10,17 % )
4) Berat jenis uap : 1,268 ( udara = 1 )
5) Kelarutan dalam air : 82,3 g / 100 ml ( 0 )
 Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida, juga dikenal sebagai lindi dan soda kaustik atau soda
api, adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia NaOH.
Rumus : ( NaOH )
Berat molekul : 40,01
Sifat / karakteristik bahan : Padatan putih,tak berbau,berbentuk pelet atau
flakes.
Sifat – sifat fisika
1) Titik leleh : 318,4
2) Titik didih : 1390
3) Berat jenis : 2,130 (20 )
4) Kelarutan dalam air : 42 g / 100 ml (0 ) dan 347 g / 100 ml (100 )
5) Larut pula dalam : Alkohol,gliserin.
 Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah salah satu senyawa organik
yang berada dalam golongan asam alkanoat. Asam cuka memiliki rumus
empiris C ₂H ₄O ₂. Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH ₃–
COOH, CH ₃COOH, atau CH ₃CO ₂H.
Rumus : ( CH3COOH)
Berat molekul : 60,05
Sifat / karakteristik bahan : Tidak berwarna, berbau keras, higroskopis, dan
iritan terhadap mata dan kulit.
Sifat – sifat fisika
1) Titik leleh : 16,6
2) Titikdidih : 118
3) Berat jenis cair : 1.05 ( air = 1 )
4) Berat jenis uap : 2,1 ( udara = 1 )
5) Tekanan uap : 11,4 mmHg (20 )
6) Kelarutan : Larutan sempurna dalam air,larut dalam
hampir semua pelarut organik.
 Amonium Hidroksida
Amonium hidroksida, dikenal pula sebagai larutan amonia, air amonia,
larutan amoniakal, amonia encer, akua amonia, amonia berair, atau secara
sederhana hanya disebut sebagai amonia, adalah larutan amonia dalam air.
Senyawa ini disimbolkan sebagai NH₃
Rumus : (NH4OH)
Berat molekul : 35,06
Sifat / karakteristik : Bersifat iritan dan korosif
Sifat – sifat fisika
1) Titik leleh : – 77
2) Titik didih : 28
3) Berat jenis : 0,9 (25 )
4) Berat jenis uap : 1,2 ( udara = 1 )
5) Wujud zat : Cairan,bau menyengat
6) Kelarutan : Larut dalam air
7) Ambang bau : 0,043 – 53 ppm

 Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida adalah senyawa kimia dengan rumus H ₂O ₂. Dalam
bentuk murninya, ia berupa cairan bening berwarna biru pucat, sedikit lebih
kental daripada air. Hidrogen peroksida adalah peroksida paling sederhana.
H ₂O ₂ digunakan sebagai oksidator, zat pemutih, dan antiseptik
Rumus : ( H2O2)
Berat moekul : 34,02
Sifat / karakteristik bahan : Berupa cairan yang tak berwarna dan tak berbau.
Sifat – sifat fisika
1) Titik leleh : – 0,43
2) Titi didih : 152
3) Tekanan uap : 1 mmHg ( 15,3 )
4) Berat jenis uap : 1,2 ( udara = 1 )
5) Berat jenis cairan : 1,29 ( 20 )
6) Larut dalam alkohol dan eter, larut dalam air dalam segala
pertandingan
 Kalium hidroksida
Kalium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia
KOH, dan umumnya disebut sebagai potash kaustik. Bersama dengan
natrium hidroksida, padatan tak berwarna ini adalah suatu basa kuat. Rumus:
KOH. Nama IUPAC: Potassium hydroxide. Massa molar: 56,1056 g/mol.
Kepadatan: 2,12 g/cm³.
Sifat fisika
1) Titik didih: 1.327°C.
2) Larut dalam Air : 85 g/100 g (-23.2 °C)
97 g/100 mL (0 °C)
121 g/100 mL (25 °C)
138.3 g/100 mL (50 °C)
162.9 g/100 mL (100 °C)
Kelarutan : larut dalam alkohol, gliserol tidak larut dalam eter, cairan
amonia
Kelarut dalam methanol : 55 g/100 g (28 °C)
Kelarutan dalam isopropanol : 14 g / 100 g (28 °C)
 Hidrogen sianida.
Hidrogen sianida adalah senyawa anorganik dengan rumus molekul HCN.
Senyawa ini berbentuk cairan tak berwarna, dan sangat beracun, dengan titik
didih sedikit di atas suhu ruangan, 256 °C.
Rumus: HCN.
Nama IUPAC: formonitrile.
Bentuk molekul: Linear.
Rumus kimia: CHN.
Momen dipol: 2.98 D.
Kelarutan dalam air: Bercampur.
 Belerang dioksida.
Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO₂. Senyawa ini
merupakan gas beracun dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh gunung
berapi dan beberapa pemrosesan industri.
Rumus: SO2.
Nama IUPAC: Sulfur dioxide.
Massa molar: 64,066 g/mol.
Rumus molekul: SO2.
Bentuk molekul: Dihedral.
Kelarutan dalam air: 94 g dm−3.
 Kalsium karbonat.
Kalsium karbonat ialah senyawa kimia dengan formula CaCO₃. Senyawa ini
merupakan bahan yang umum dijumpai pada batu di semua bagian dunia,
dan merupakan komponen utama cangkang organisme laut, siput, bola arang,
mutiara, dan kulit telur.
Rumus: CaCO3.
Nama IUPAC: Calcium carbonate.
Massa molar: 100,0869 g/mol.
Titik didih: mengurai.
Kelarutan dalam air: 0.0013 g/100 mL (25 °C).
Struktur kristal: Segi tiga

Anda mungkin juga menyukai