ANALISIS KUANTITATIF
Disusun Oleh:
Kelompok 3
KELAS 4A
FAKULTAS KESEHATAN
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................48
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
penetesan larutan standar melalui buret ke dalam larutan yang ingin
diketahui konsentrasinya pada Erlenmeyer hingga mencapai titik
ekuivalen (Budi et al., 2020).
Menurut Raymond Chang (2005), dasar titrasi menggunakan
beberapa reaksi kimia diantaranya yaitu, reaksi yang melibatkan
asam kuat dan basa kuat, reaksi yang melibatkan asam lemah dan
basa kuat, serta reaksi yang melibatkan asam kuat dengan basa
lemah. Suatu zat asam dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (zat basa) ataupun
menerima pasangan electron bebas dari suatu zat basa. Berbagai
macam zat asam yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu cuka yang mengandung asam asetat, jeruk
yang mengandung asam sirat, dan anggur yang mengandung
asam tartrat (Keenan, 1984).
Sedangkan larutan basa merupakan larutan dengan kandungan
pH lebih dari 7. Suatu zat basa dapat didefinisikan sebagai zat
yang menerima proton dan menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air. Berbagai macam zat basa yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu air kapur, obat maag,
sabun (Keenan, 1984).
Berdasarkan uraian di atas tentang analisis kuantitatif titrasi
asam basa, maka laporan ini akan membahas lebih lanjut tentang
analisis kuantitatif titrasi asam basa yang dilakukan di
Laboratorium Kimia Farmasi Universitas Sari Mulia, Banjarmasin.
1.2. KOMPETENSI PRAKTIKUM
1. Memahami prinsip-prinsip metode analisis titrasi asam basa
2. Menetapkan kadar asam cuka dalam perdagangan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
3. Asam Oksalat (Menurut Depkes RI, 1979)
Rumus Kimia : H2C2O4
Pemerian : Hablur dan tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Titik lebur :
Titik didih :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :
6
6. Magnesium Hidroksida ( Menurut FI IV)
Magnesium Hidroksida yang telah dikeringkan pada suhu 105 °C
selama 2 jam mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari
100,5% Mg(OH)2
Rumus Kimia : Mg(OH) 2
Pemerian : Serbuk putih; ruah
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut
dalam asam encer.
Titik lebur : 350 °C (662 °F)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
7
8. Indikator PP (Menurut FI III)
Membentuk larutan tidak berwarna dalam suasana asam dan
alkali lemah dan memberikan warna merah dalam alkali kuat
(trayek pH 8,3 sampai 10)
Rumus Kimia : C20H14O4
Pemerian : Serbuk hablur putih; putih atau agak kekuningan; larut
dalam etanol; agak sukar larut dalam eter.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95%
Titik lebur : 260°C
Titik didih : 557,8 °C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai larutan indikator
8
2.2. DESKRIPSI BAHAN HASIL PRAKTIKUM
9
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Bahan
a) Larutan NaOH 0,1 N
b) Asam cuka perdagangan
c) Asam oksalat
d) Aqua destillata
e) Larutan HCl 0,1 N
f) Magnesium Hidroksida (obat Promagh)
g) Natrium tetraborat
h) Indikator PP
i) Indikator Metyl Orange
10
3.2 Prosedur Kerja
a. Percobaan 1
Penentuan Kadar Asam Cuka Dalam Perdaganngan
11
Standarisasi
baku larutan
NaOH
12
Penetapan kadar asam
ditambah cuka
perdagangan
Ambil 10 ml larutan
diatas
Lakukan percobaan
sebanyak 2 kali
13
b. Percobaan II
Penentapan Kadar Magnesium Hidroksida
Timbang natrium
tetraborat sebanyak 950
Tambahkan 50 ml
mg dan masukkan
aqua destilata
kedalam erlenmeyer
14
Standarisasi
baku larutan
HCL
15
Penetapan kadar
Magnesium Hidroksida
Tambahkan aquadest
add tanda
Titrasi dilakukan
sebanyak 2 kali
16
BAB IV
HASIL
17
Cuka
Ambil 10 ml larutan diatas kemudian
dititrasi dengan NaOH menggunakan
indikator PP (3 tetes) sampai TAT.
Titrasi dilakukan sebanyak 2 kali
18
Gambar 7. Standarisasi NaOH
19
4.2 Hasil Percobaan II (Penentuan Kadar Magnesium Hidroksida)
Tabel 4.2 Prosedur Kerja Percobaan II
No Prosedur Kerja Gambar
1. Standarisasi baku primer (Natrium
Tetraborat)
20
indikator metyl orange (3 tetes) sampai
TAT. Titrasi dilakukan sebanyak 2 kali
21
N HCl = 0,1 N
BE MgOH2 = 29,16
Faktor pengencer = 25 ml/10 ml = 2,5 ml
Mg sampel = 50 mg
V HCl x N HCl x BE MgOH 2 x Fp
Kadar Magnesium Hidroksida=
Mg sampel
Gambar 16. Hasil Penentuan
x 100% Kadar MgOH2
g
0,5 ml x 0,1 N x 29,16 x 2,5 ml
mol x 100%
¿
50 mg
3,645
= x 100%
50
= 7,29 %
22
BAB V
PEMBAHASAN
23
hasil hidrolisis dalam larutan menyebabkan larutan pada titik ekuivalen
bersifat sedikit basa (Indiyatmi, 2020).
Sampel yang digunakan adalah asam cuka dengan konsentrasi asam asetat
sebesar 5%, namun saat percobaan didapat kadar asam cuka (asam asetat)
sebesar 37,531% yang mana menujukkan perbedaan kadar asam cuka yang
sangat jauh antara sampel dengan percobaan di lab. Beberapa faktor yang
memungkinkan antara hasil percobaan dengan teori berbeda, yaitu larutan
titran (NaOH 0,1 N) terjadi pembiasan (keruh atau tidak murni lagi), kurang
tepat saat melakukan proses titrasi.
5.2 Percobaan II (Penentuan Kadar Magnesium Hidroksida dari Obat
Promagh)
Pada percobaan ke II ini dilakukan titrasi Asam Basa menggunakan
sampel Magnesium Hidroksida dari obat Promagh dengan indikator metyl
orange. Titrasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kadar Magnesium
Hidroksida pada obat Promag yang beredar dipasaran. Titrasi Asidimetri
adalah titrasi terhadap larutan basa dengan larutan standar asam. Asidimetri
merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa
yang bersifat basa dengan menggunakan larutan baku asam.
Larutan baku primer yang digunakan adalah Natrium Tetraborat (Na 2S2O3)
yang terlebih dahulu distandarisasi dan didapat normalitasnya sebesar 0,1 N.
Selanjutnya dilakukan standarisasi baku larutan HCl (baku sekunder)
menggunakan indikator metyl orange. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali
dan dihitung volume rata-rata dari HCl. Perhitungan normalitas HCl didapat
sebesar 0,1 N. Kemudian dilakukan penetapan kadar MgOH2 menggunakan
sampel obat Promag. Pada percobaan yang berperan sebagai larutan titran
adalah HCl dan digunakan indikator metyl orange. Titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna larutan, semula tidak berwarna kemudian berwarna
menjadi orange kemerahan. Reaksi ini terjadi antara basa lemah (MgOH 2)
dengan asam kuat (HCl). Perhitungan kadar MgOH2 dalam obat Promag
didipatkan hasil sebesar 7, 29%. Kandungan MgOH2 didalam obat Promag
adalah 150 mg.
24
BAB VI
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26