Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR KIMIA FARMASI II

PERCOBAAN 2
PENETAPAN KADAR TABLET NATRIUM BIKARBONAT DENGAN
METODE TITRASI ACIDIMETRI

Disusun oleh :
Semester 4_kelas 2C_kelompok 2A

Fathul Abdil Khobir 219793 Jihan Khairunnisa 219811


Ferry Herliwisandi 219796 Juwanti 219814
Fitroh Rezky Akbar M. 219799 Khaisya Sabila 219817
Gideon Zean Agasi 219802 Maratus Sholihah 219820
Herlyana 219805 Maya Sari 219823
Iqklima Syah Ada 219808 Muhammad Amin 219829

Dosen pembimbing : Erwan Kurnianto, M.Farm., Apt

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
TAHUN 2023
PERCOBAAN 2
PENETAPAN KADAR TABLET NATRIUM BIKARBONAT
DENGAN METODE TITRASI ACIDIMETRI

I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prinsip dan cara penentuan kadar Tablet Na.Bikarbonat secara
acidimetri
2. Menentukan kadar Na. Bikarbonat dalam tablet menggunakan metode titrasi
acidimetric

II. Dasar Teori


Natrium bikarbonat merupakan senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Senyawa ini
termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga
baking soda (soda kue), natrium bikarbonat, natrium hydrogen karbonat dan lain-lain.
Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. NaHCO3
biasanya digunakan dalam industri makanan salah satunya dalam pembuatan roti atau
kue karena dapat bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida sehingga
roti menjadi mengembang. Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit
maag atau tukak lambung), karena bersifat alkaloid (basa) (Pambudi dan Widjanarko,
2015).
Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan terjadi
perbahan pH larutan yang dititrasi. Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam
kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah. Titrasi dengan larutan titer asam kuat
(HC1 0,1 N atau H2SO4 0,1 N) disebut asidimetri.
Titrasi Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk
menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam cuka,
asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan dari
asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa untuk menentukan
asam (Daintith, 1997).
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan
den gan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrasi ditambahkan titer sedikit
demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen(Chadijah, Siti. 2011).
Prinsip penentuan kadar bikarbonat dapat dilakukan dengan metode titrasi asam basa.
Metode titrasi yang digunakan adalah penetapan kadar dengan cara Asidimetri.
Asidimetri merupakan titrasi menggunakan larutan standar asam yang digunakan untuk
menentukan basa. Asam-asam yang biasa digunakan adalah asam cuka, asam klorida,
asam oksalat, dan asam borat.
Senyawa bikarbonat merupakan serbuk kristal berwarna putih yang memiliki rasa asin
dan mampu menghasilkan karbondioksida. Natrium bikarbonat sering disebut juga
dengan soda kue atau baking powder. Baking powder merupakan campuran antara
sejumlah soda dan pati yang memisahkannya sehingga mencegah reaksi selama
penyimpanan. Soda akan terlarut dalam larutan dingin dan asam secara cepat dan
segera melepaskan CO2 dari soda. Senyawa natrium bikarbonat larut sempurna dalam
air, tidak higroskopis, tidak mahal, banyak tersedia di pasaran dalam lima tingkat
ukuran partikel (mulai dari serbuk halus sampai granula seragam yang mengalir bebas),
dapat dimakan dan digunakan secara luas dalam produk makanan sebagai soda kue.
Natrium bikarbonat merupakan alkali natrium yang paling lemah, mempunyai pH 8,3
dalam larutan air dalam konsentrasi 0,85%. Zat ini menghasilkan kira-kira 52%
karbondioksida. Senyawa bikarbonat merupakan sumber utama penghasil
karbondioksida, larut sempurna dalam air, nonhigroskopis dan harganya murah.
Natrium bikarbonat sering juga digunakan sebagai soda kue atau baking powder.
Reaksi dari sodium bikarbonat dan asam klorida, akan menghasilkan garam dan asam
karbonat, yang mudah terurai menjadi karbon dioksida dan air:
NaHCO3 + HC1 - NaCl +H2CO3
H2CO3 → H2O + CO2 (gas)
MONOGRAFI :
a. Natrium Bikarbonat ( fi ed III hal 424 )
NATRII SUBCARBONAS
Natrium Subkarbonat
Natrium bikarbonat
NaHCO3 BM 84,01
Pemberian : serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram; tidak berbau; rasa
asin
Kelarutan : larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : Antasidum
- Sifat – sifat fisika dan kimia
Bentuk : serbuk Warna putih
Bau : Tak berbau
Ambang Bau :Tidak berlaku
pH: kira-kira 8,6 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur : 270 °C (penguraian)
Titik didih/rentang didih : Tidak berlaku
Titik nyala : Tidak berlaku
Terendah batas ledakan : Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan: Tidak berlaku
Densitas : 2,22 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif : Tidak tersedia informasi.
Kelarutan : dalam air 96 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air) : Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri: Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian > 50 °C
Viskositas, dinamis : Tidak berlaku
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
- Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
Setelah menghirup: hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.

b. Natrium karbonat ( fi ed III hal 400 )


NATRII CARBONAS
Natrium Karbonat
Na2CO3.H2O BM 124,00
Pemberian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih.
Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan; keratolitikum
- sifat – sifat fisika dan kimia
bentuk : Kristal atau bubuk putih
bau : tidak berbau
kelarutan : tidaklarut dalam alcohol
titik lebur : 456 o C
gravitasi spesifik : 2, 54
- pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
Jika terhirup: Pindahkan korban ke udara segar dan jaga posisi istirahat yang
nyaman untuk bernafas
Jika di mata: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika ada dan mudah dilakukan Lanjutkan pembilasan
(P305 + P351 + P338). Jika iritasi mata berlanjut, dapatkan nasihat atau
perhatian medis (P337 +P313)
Jika pada kulit: Cuci dengan banyak air. Jika iritasi kulit terjadi; Dapatkan
saran atau perhatian medis (P332 + P313).
Jika tertelan: Bilas mulut.
c. Asam Sulfat ( fi ed III hal 58 )
ACIDUM SULFURICUM
Asam Sulfat
H2SO4 BM 98,07
Pemberian : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika
ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan
- Sifat – sifat fisika dan kimia
Titik cair: Informasi tidak tersedia
Gravitasi yang digunakan : 1.84
Titik Didih: Informasi tidak tersedia
Persentase Penguapan: Informasi tidak tersedia
Tekanan uap: 1mm Hg @ 145.8°C
Tingkat Penguapan: <1
Kepadatan Uap: <0.3 @ 25°C
- Pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
Pertolongan Pertama: Panggil dokter.
KULIT: bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling Sedikit 15
menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan lagi.
MATA: basuh mata dg air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup
pelupuk mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
PERNAPASAN: Segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernapas, berikan
pernapasan buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
TERTELAN: Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa
kali muntah, jangan memasukkan apapun kedalam mulut orang yang tidak
sadar.
d. Indikator metil merah ( fi ed III hal 705 )
BENZOAT HIDROKSIDA
Metil Merah
C15H15N3O2 BM 305,76
Pemberian : serbukmerah tua atau hablur lembayung
Kelarutan : agak sukar larut dalam air; larut dalam etanol
Khasiat dan kegunaan : sebagai indikator
- Sifat – sifat fisika dan kimia
Bentuk : Padat
Warna : ungu-kemerahan
Bau : lemah
Titik lebur : 178 - 182 °C
Kelarutan dalam air pada 20 °C : sedikit larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) log Pow: 3,83 (dihitung) (Lit.)
Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
- Pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
e. Aquadest ( fi ed III hal 96 )
AQUA DESTILLATA
Air Suling
Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

III. Metodologi
a. Alat dan Bahan
1. Alat
- Mortir dan stamper - buret,klem, dan statif
- Erlenmeyer 250 mL - gelas ukur 100 mL
- Pipet volume 10 mL - labu takar 500 mL
- Corong - beaker glass 100 mL, 250 mL, 500 mL
- Neraca analitik

2. Bahan
- Tablet Na.Bic
- Na2CO3 anhidrat
- H2SO4
- Indikator metil merah
- Akuades bebas CO2

b. Prosedur kerja
1. Pembuatan Larutan Baku primer Na2CO3 0,1000 N sebanyak 500 mL ( BM :
106 g/mol; valensi : 2 )

Bahan

➢ Ditimbang dengan seksama sejumlah Na2CO3 yang telah


dikeringkan dalam oven pada suhu 260-270° C selama 1 jam
➢ Dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL, tambahkan 100 mL
aquadest bebas CO2 aduk hingga larut
➢ Ditambahkan aquadest bebas CO2 hingga tepat 500 mL

Hasil
2. Pembuatan Larutan Baku Sekunder H2SO4 0,1 N sebanyak 500 mL ( BM;
98g/mol; valensi : 2 )

Bahan

➢ Dimasukkan sekitar 100 mL aquadest bebas CO2 ke dalam labu


takar 500 mL
➢ Ditambahkan H2SO4 pekat sesuai perhitungan
➢ Ditambahkan aquades bebas CO2 hingga tepat 500 mL ( hati-hati
larutan akan mengeluarkan hawa panas )

Hasil

3. Pembuatan indikator Metil Merah ( MM ) 1% sebanyak 100mL

Bahan

➢ Ditimbang serbuk MM sebanyak 100 mg


➢ Dilarutkan ke dalam etanol 95 % sampai 100 mL, diaduk hingga
larut
➢ Jika terdapat endapat, disaring

Hasil

4. Pembakuan larutan H2SO4 dengan Larutan Baku Primer Na2CO3

Bahan

➢ Pipet 10,0mL larutan Na2CO3, masukkan ke dalam erlenmeyer


➢ Ditambahkan 3 tetes indikator MM
➢ Titrasi dengan larutan H2SO4 sampai terbentuk warna merah muda
➢ Dipanaskan larutan sampai mendidih, apabila warna merah muda
tidak hilang maka titrasi dihentikan. Akan tetapi jika warna merah
muda hilang, maka titrasi dilanjutkan hingga terbentuk warna
merah muda yang konstan
Hasil
5. Penetapan Kadar Aspirin dalam Tablet ( BM : 180,16 g/mol )

Bahan

➢ Dimasukkan 1 tablet aspirin yang telah digerus halus dan


ditimbang ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest 10 mL
➢ Ditambahkan 3 tetes indikator MM
➢ Titrasi dengan larutan H2SO4 sampai terbentuk warna merah muda
➢ Kemudian larutan dipanaskan sampai mendidih, apabila warna
merah muda tidak hilang maka titrasi dihentikan. Akan tetapi jika
warna merah muda hilang, maka titrasi dilanjutkan hingga
terbentuk warna merah muda yang konstan

Hasil
% kadar = vNaOH x N NaOH x Mr Na.Bic (84 g/mol) x100%
Massa Na Bic

IV. Hasil
Sampel : sodium bicarbonat
Zat dalam sampel : Na Bic
Bentuk sediaan : tablet
Pembakuan H2SO4
Volume NaCO2 Volume H2SO4
10,00 mL 9,80 mL
10,00 mL 9,60 mL
10,00 mL 11,20 mL
10,00 mL 10,70 mL
Rata – rata : 10,00 mL 10,33 mL

Perhitungan pembakuan : V NaCO2 x N NaCO2 = V H2SO4 x N H2SO4


10, 00 mL x 0,1 N = 10,33 mL x N H2SO4
NNaOH = 10,00 mL x 0,1 N
10,33 mL
= 0,097 N
Penetapan kadar aspirin
Volume Na Bic Volume H2SO4
105 mg 12,90 mL
105 mg 11,80 mL
105 mg 13,00 mL
105 mg 13,20 mL
Rata – rata : 105 mg 12,73 mL

Perhitungan kadar : %kadar= VH2SO4 x N H2SO4 x Mr Na Bic (84 g/mol) x 100%


Massa Na Bic
= 12,73 mL x 0,097 N x 84 g/mol x 100%
100 mg
= 103,72%
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, persentase kadar Na Bic memenuhi
syarat yaitu rentang ≥ 95,0% - ≤105,0%. Hasil yang didapat adalah 103,72%.

V. Pembahasan
Dalam pembuatan larutan, dikenal larutan baku, dimana larutan baku adalah larutan
yang kepekaannya diketahui dengan tepat dan dapat dibuat melalui dua cara. Kedua
cara tersebut masing-masing tergantung dari penggunaan bahan baku. Bahan baku
adalah bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk membuat larutan baku primer dan
untuk menetapkan kenormalan larutan baku sekunder.Larutan baku primer adalah
suatu larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode
gravimetri, sedangkan larutan baku sekunder adalah suatu larutan dimana
konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer
dan biasanya melalui metode asidimetri.
Praktikum kali ini menggunakan titrasi asidimetri dimana larutan standar asam
(Larutan Baku Sekunder) yang dipakai untuk titrasi adalah H2SO4. Larutan H2SO4
sebelum digunakan untuk titrasiharus distandarisasi terlebih dahulu dengan Na2CO3
(Larutan Baku Primer). H2SO4 harus distandarisasi karena mudah menguap.
Standarisasi larutan H2SO4 bertujuan untuk menguji kadar suatu larutan baku yang
digunakan untuk menetapkan suatu larutan yang belum diketahui kadmya. Selain itu,
standarisasi juga dilakukan dengan maksud memperkecil tingkat kesalahan dalam
perhitungan penetapan kadar suatu larutan. Na2CO3 dipilih karena berat molekulnya
lebih besar, mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan
murni, tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.
Prosedur pembakuan dilakukan dengan Dipipet 10,00 ml larutan H2SO4 masukkan
kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes Indicator MM. Alasan penggunaan
indikator metil merah yaitu karena indicator tersebut memiliki rentang pH sekitar 4,2-
6,2 dan pada titrasi ini larutan yang digunakan adalah larutan H2SO4 yang bersifat
asam kuat dengan larutan yang bersifat garam basa, sehingga akan dihasilkan larutan
garam dengan pH dibawah 7. Penambahan indikator dengan jumlah yang sangat sedikit
yaitu 3 tetes sangat tepat karena apabila penambahan indikator dilakukan dalam jumlah
banyak dikhawatirkan akan mempengaruhi nilai pH dalam larutan karena indikator
metil merah merupakan asam organik lemah. Kemudian dititrasi dengan larutan H2SO4
sampai terbentuk warna merah muda. Larutan dipnaskan sampai mendidih hingga
warna merah muda tidak hilang . Tujuan di lakukan pemanasan adalah untuk
mempercepat reaksi antara H2SO4 dan Na2CO3 Perubahan yang terjadi karena
meningkatnya pH dari proses penataan ulang pada struktur Metil merah .
Saat proses titrasi pembakuan larutan terjadi reaksi sebagai berikut

Pada Penetapan kadar, Na.Bic yang digunakan jenisnya adalah tablet, dimana sebelum
distandarisasi kita perlu untuk melarutkannya dengan menggunakan aquades.
Penggunaan aquades yang sifatnya netral agar saat dititrasi tidak bereaksi dengan
komponen yang lain.Setelah dilarutkan dalam aquades, maka di goyang-goyangkan
tujuannya adalah agar serbuk Na.Bic larut dalam aquades.. Pemakaian aquades ini
cocok untuk mengencerkan Na.Bic, karena aquades merupakan larutan yang sifatnya
netral dan inert. Setelah itutambahkan 3 tetes indikator MM . Pemberian 3 tetes
indikator MM sudah dianggap cukup,karena jika kita meneteskan lebih dari 3 tetes
nantinya akan mempengaruhi volume Na.Bic.
Saat larutan Na.Bic ditambahkan MM warnanya masih bening, kemudian dititrasi
dengan larutan H2SO4 sambil digoyang-goyangkan, setelah mencapai titik ekivalen
dimana mol Na.Bic tepat bereaksi dengan H2SO4 menghasilkan produk dengan warna
merah muda. Larutan dipanaskan sampai mendidih hingga warna merah muda tidak
hilang . Tujuan di lakukan pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi antara H2SO4
dan Na.Bic Perubahan yang terjadi karena meningkatnya pH dari proses penataan ulang
pada struktur Metil merah.
Saat proses titrasi penetapan kadar terjadi reaksi sebagai berikut

Ketentuan farmakope indonesia Edisi III % kadar Natrium Bicarbonat tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 105%. Pada praktikum ini kadar Natrium Bicarbonat yang
didapat memenuhi syarat yaitu 103,72%.

VI. Kesimpulan
Dari Praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip dari Asidimetri berarti penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat asam kuat dengan menggunakan baku basa.
2. Kadar Natrium Bicarbonat yang didapat memenuhi syarat yaitu 103,72%.
Daftar Pustaka
Chadijah, Sitti. (2011). Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar: UIN Press. Hal. 71-72

Daintith, J,(1997).Kamus Lengkap Kimia, 7, 17. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 34-40

Pambudi, S. dan S. B. Widjanarko. 2015. Pengaruh Proporsi Natrium Bikarbonat dan Ammonium
Bikarbonat sebagai Bahan Pengembang terhadap Karakteristik Kue Bagiak. Jurnal
Pangan dan Agroindustri. Vol 3. Hal 61-67.
Tim Dosen. 2023. Buku Penuntun Praktikum Kimia Farmasi II. Akademi Farmasi Yarsi Pontianak
LAMPIRAN LEMBAR PENGAMATAN
1. Fathul Abdil Khobir 2. Ferry Herliwsandi

3. Fitroh Rezky Akbar Maulana 4. Gideon Zean Agasi


5. Herlyana 6. Iqklima Syah Ada

7. Jihan Khairunnisa 8. Juwanti


9. Khaisya Sabila 10. Maratus Sholihah

11. Maya Sari 12. Muhammad Amin


LAMPIRAN DOKUMENTASI

Kelompok Pembakuan Penetapan kadar

1. 10,00 mL Na2CO3 3 tetes indicator MM Serbuk Na Bic+10 ml aquadest 3 tetes indicator MM

Dititrasi dipanaskan Dititrasi dipanaskan

Volume H2SO4 Volume H2SO4

2. 10,00 mL Na2CO3 3 tetes indicator MM Serbuk Na Bic+10 ml aquadest 3 tetes indicator MM

Dititrasi dipanaskan Dititrasi dipanaskan


Volume H2SO4
Volume H2SO4

3. 10,00 mL Na2CO3 3 tetes indicator MM sebuk Na Bic + 10 ml aquadest 3 tetes indicator


MM

Dititrasi dipanaskan
Dititrasi dipanaskan

Volume H2SO4
Volume H2SO4

4.
10,00 mL Na2CO3 3 tetes indicator MM sebuk Na Bic + 10 ml aquadest 3 tetes indicator
MM
Dititrasi dipanaskan Dititrasi dipanaskan

Volume H2SO4 Volume H2SO4

Anda mungkin juga menyukai