Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

II.1 Latar belakang

Salah satu cara menentukan kadar larutan asam basa adalah melalui
proses alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya
mudah dan cepat ketelitian dan ketepatannya pun cukup tinggi.

Titrasi pada praktikum dibagi menjadi dua yaitu Acidimetri dan


Alkalimetri. Namun yang akan di bahas adalah alkalimetri.

Alkalimetri adalah kebalikan dari Acidimetri yaitu yang menggunaka


standar basa yang menetukan asam dalam air reaksi asam basa juga dapat
berlangsung pelarut non air. Sebenarnya pemeriksaan ini agak baru dalam ilmu
kimia. Tapi untuk pemakaiannya kini digunakan untuk senyawa oraganik
maupun non organic. Sesungguhnya dalam titrasi bebas air ini juga berlangsung
reaksi netralisasi.

Untuk senyawa yang tidak bisa larut dalam air, dapat larut dalam
perekasi yang mudah di dapat dan dikenal sehingga untuk menentukan kadarnya
tidak kesulitan dalam mencari pelarut yang lain untul melarutkannya
keuntungan dengan memakai metode ini adalah karena dalam percobaan
digunakan pelarut non air seperti asam asetat.

Pada percobaan ini adalah penentuan kadar dengan metode alkalimetri


menggunakan indicator PP hal ini dilakukan karna jika menggunakan indicator
yg lain adanya kemungkinan krayeknya jauh dan titk ekuevalen.
Dalam bidang farmasi Alkalimetri dapat juga digunakan untuk
menetukan suatu kadar obat dengan teliti karena dengan titrasi ini.
Penyimpanan titik eksivalen lebih kecil sehingga lebih mudah untuk
mengetahui titik aktif titrasinya yang di tandai dengan waktu yang digunakan
seevisien mungkin.

II.2 Maksud tujuan dan prinsip percobaan

II.1.1 Tujuan percobaan

Mengetahui cara membuat NAOH 0,1 N dan membakukannya


serta beberapa penggunaan larutan NAOH 0,1 N.

II.1.2 Maksud percobaan \

Mengenal macam-macam larutan baku dan cara membuat larutan


baku dengan konsentrasi tertentu.

II.1.3 Prinsip percobaan

Reaksi netralisasi dimana larutan titer adalah basa dan zat uji
adalah asam dan menggunakan indikator pp yg titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan indikator dan titik warna menjadi ungu muda.
I.2 Uraian Bahan

1. Aquadest (DepKes RI 1997)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan tidak berwarna tidak berbau tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Asam Klorida ( DepKes RI 1997 )


Nama Resmi : ACIDUM ASCORBICUM)
Nama Lain : Asam Klorida
RM/BM : HCL/36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna berasap, bau merangsang, bobot jenis
kuat dari 1,18.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Baku primer

3. Asam Sulfat ( DepKes RI 1997 )


Nama Resmi : ACIDUM
Nama Lain : Asam Sulfat
RM/BM : H2SO4/ 98,07
Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat
tajam dan korosif, bobot jenis lebih kurang 1,84.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Baku primer.
4. Asam Asetat ( DepKes RI 1997 )
Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama Lain : Asam Asetat.
BM/RM : 60,08/ch3cooh.
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna bau khas munusuk, rasa asam
yang menusuk.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Baku primer.

5. Acidum Citricum ( DepKes RI 1997 )


Nama Resmi : ACIDUM CITRICUM
Nama Lain : Asam Sitrat
RM/BM : CH2(COOH), (OH)CH2COOH/210,14.
Pemerian : Hablur bening tidak berwarna atau serbuk hablur granul
putih, halus, tidak berbau atau praktis tidak larut, rasa sangat
asam.

6. Kalium Hidrogen ( DepKes RI 1997 )


Nama Lain : Kalium Hidrogen Flatat
RM/BM : CO2H.C6H12.CO2K/204.23
Pemerian : Larut perlahan lahan dalam air, larut jernih, tidak berwarna.
Kegunaan : Baku primer.

7. Natrium Hidriksida ( DepKes RI 1997 )


Nama Resmi : NARII HIDRIKSIDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksidum
RM/BM : NAOH/40
Pemerian : Putih, massa melebur berbentuk pallet, serpihan atau batang
atau bentuk lain, keras rapih dan menunjukkan pecahan
hablur.
Penyimpanan : Dalam wadah tertuttup rapat.
Kegunaan : Baku primer.

8. Pheniftalein ( DepKes RI 1997 )


Nama Resmi : PHENOL PHTHALIUM
Nama Lain : Phenoftalein
RM/BM : C2H14O2/318.133)
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, stabil diudara.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Indikator.
BAB III
METODE KERJA

II.1 Alat dan Bahan

II.1.1 Alat yang digunakan

 Buret
 Bulb/karet penghisap
 Corong
 Erlenmeyer
 Gelas kimia 100 ml
 Gelas kimia 250ml
 Neraca analitik
 Labu ukur 100 ml
 Pipet tetes
 Pipet volume

II.1.2 Bahan

 Air suling
 Asam asetat
 Asam sulfat
 Asam clorida
 Asam sitrat
 Kalium hydrogen flatat
 Natrium hidoksida
 Phenol fthalein (indikator)

II.2 Prosedur Kerja


a. Pembakuan larutan baku NAOH 0,1N
1. Menggunakan khf sebagai baku primer
 Hitunglah jumlah KHF yang di perlukan untuk 1 kali titrasi NAOH
0,1Nsetara dengan 20 ml NAOH 0,1N
Mg = V.N.BE.KHF
= 20x0,1x204,23
= 400,46mg.
= 0, 40046g(p3)

 Didihkan air suling kira-kira 100ml


 Tambahkan khf kira-kira sesuai perhitungan diatas, lalu masukkan
keerlenmeyer, lakukan untuk titrasi triple.
 Larutkan dengan masing-masing kira-kira sesuai perhitungan diatas
lalu masukkan keerlenmeyer, lakukan untuk titrasi triple.
 Larutkan masing-masing dengan kira-kira 25ml air yang baru
didihkan.
 Tambahkan 3 tetes pp setiap baku Erlenmeyer
 Titrasi dengan larutan NAOH yang hendak di bakukan sampai
titrasi. (tepat berbentuk warna merah jambu)

2. Menggunakan larutan HCL/H2SO4 baku


 Ukur seksama 15 ml (menggunakan pipet volume) larutan baku
asam yang telah dibuat sebelumnya. Kedalam baku Erlenmeyer
250ml
 Titrasi dengan larutan NAOH yang hendak di bakukan sampai titik
akhir tercapai, dengan menggunakan indikator pp.
b. Dengan Pengenceran
1. Ukur H2S04 / HCL sebanyak 56ml, dimasukkan kedalam labu ukur
100ml, tambahkan aquadest sampai tanda, homogenkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data Pengamatan Dan Perhitungan

A. Pembakuan larutan baku NAOH 0,1N


1. Dengan baku primer kalium Hidrogen p.talat
a. Reaksi O
C C
H

OH + NaOH Na + H2O

C O C O

OK

b. Perhitungan yang ditimbang


timbang kalium hydrogen p.talat p.a dalam jumlah dengan 20ml
NAOH 0,1N untuk 1 kali titrasi
Dik : V = 20ML
N= 0,1N
BE kalium hydrogen p.talat = 202,22
BM = 202,22
Dit : mg =…?
Penyelesaian : mg = V. N. BE
= 20. 0,1. 202,22
= 404 mg 0,404 gr
c. Data Titrasi
Berat khp pembacaan skala buret

N Titik Volume
Penimbangan Titik awal
O Akhir Titrasi
1. 0,4074 0ml 24,8 ml 24,8 ml
2. 0,4043 0ml 23,9 ml 23,9 ml
3. 0,4070 0ml 23,6 ml 23,6 ml

d. Perhitungan normolitas
 Mgrek NAOH = Mgrek kalium hydrogen flatat
V. N = mg/BE
24,8.N = 407,4/202,22
N = 0,0812 N

 Mgrek NAOH = Mgrek kalium hydrogen flatat


V.N = mg/BE
23,9N = 404,3/202,22
N =0,0836 N

 Mgrek NAOH = Mgrek kalium hidrogen flatat


V.N = mg/BE
23,6 N = 407/202,22
N = 0,0852 N

Normalitas rata-rata = N1+N2+N3


3

= 0,0812 + 0,0836 + 0,0852


3
N= 0,0833

B. Penggunaan larutan NAOH 0,1N


1. Penetapan kadar acidum Citricum
a. Reaksi

CH2 COOH CH2 COONa

CH COOH + 3NaOH CH COONa+H2O

CH2 COOH CH2 COONa

1 Mol Asam Sitrat setara dengan 1Mol OH-


b. Perhitungan yang akan ditimbang
c. Asam Sitrat setara dengan 60ml NAOH 0,1N
Dik : V = 60ML
N= 0,1N
BE = Acidum Citricum = 1/3 BM
= 1/3. 211,2
= 70,4
Dit : Mg = ?
Penyelesaian : W = V.N.BE
= 60,01X70,4
= 420 mg – 0,420 gr

C. Data titrasi
Pembacaan Skala Buret Volume
Berat Acid. Citricum
NO. Titik Titik Titrasi
yang tertimbang
Awal(ml) Akhir(ml)
1 25 ml 0 19,4 19,4
2 25 ml 19,4 36,5 17,1
3 25 ml 0 18,4 18,4

19,4+17,1+18,4
Volume rata- rata titrasi =
3

= 18,3

D. Perhitungan kadar
Mgrek Asam sitrat = Mgrek NAOH

mg
= V.N
BE

mg = V.N.BE

mg = 18,3 x 0,0833 x 70,4

mg = 107,317 mg 0,1073 gr (u/ 25ml)

Untuk 100 ml = 100 ml x 0,1073 = 429,268 mg→ 0,4292 gr


25
0,4292
% b/v = x 100%
0,420

= 102,19 %b/v

IV.2 Pembahasan
Pada percobaan Alkalimetri menggunakan percobaan larutan NAOH
sebagai titrasi. Larutan Baku Primer adalah larutan baku dimana
konsentrasinya yang seksama dapat dihitung dari penimbangan dan
pengukuran volume yang dapat di pakai sebagai larutan baku Primer adalah zat
yang memiliki kemurnian yang tinggi dan secara kimia dan fisika dalam
penyimpanan.

Pembakuan larutan titer NAOH 0,1 N Menggunakan kalium hydrogen


flatat sebagai baku primer. Kerotan NAOH perlu di standarisasi terlebih dahulu
untuk mengetahui normalitas NAOH yang sesungguhnya yang akan digunakan
sebagai titrasi sehingga perhitungan yang didapat atas lebih akurat disamping
itu. Larutan NAOH bertepat hidroskopis sehingga standarisasi menjadi pro jus
yang harus dilakukan.

Titrasi dilakukan 3 kali untuk mendapatkan perbandingan harus yang


lebih akurat digunakan perhitungan rata-rata lebih banyak dilakukan titrasi data
yang dihasilkan semakin akurat. Digunakan indikator (pp) tergolongkan asam
yang sangat lemah, dalam rata-rata keadaan yang tidak terang karena anionnya.

Standarisasi larutan NAOH, langkah uji dilakukan untuk mengetahui


normalitas NAOH 0,1N yang mana di fungsikan untuk bahan titrasi. Pada saat
penimbangan neraca harus tetap ditutup rapat karena bila terbuka akan
berpengaruh oleh udara ataupun angina yang berhembus sehingga data yang
dihasilkan tidak sesuai dilakukan titrasi dengan tetesan pelan pada buret karena
telah terjadi kulvalen penambahan sedikit titrasi akan menyebabkan perubahan
PH yang besar.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1) Standarisasi larutan titer NAOH pada kalium hydrogen flatat didapat


normalitas rata-rata 0,724N
2) Standarisasi larutan titer NAOH pada HCL dipipet Normalitas
3) Penetapatan kadar Acidum citricum dalam 100ml sebanyak 25ml
Erlenmeyer menghasilkan rata
4) Larutan titer yang digunakan pada Alkalimetri Adalah NAOH

IV.2 Saran
1) Praktikum harus teliti dalam mempersiapkan alat dan bahan
2) Kesalahan harus diminimalkan dengan adanya pengawasan terhadap
praktikum
3) Masih perlu pengawasan dari instruktur
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai