Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ASIDIMETRI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

ARDIANTI 202104004

EGI PUTRI KASRI 202104007

FEBBY AYU RAHMAYANI 202104009

MUH. AL ZIKRI 202104015

NOVITA IBRAHIM LAODE ABIDIN 202104019

PUTRI NABILA 202104025

DOSEN PEMBIMBING:

ISKANDAR S.Si., Apt.

SYAHRUL MUBARAK S.Si., M.Kes.

LABORATORIUM FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

MUHAMMADIYAH SIDRAP

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk mempelajari cara pembuatan, pembakuan dan penggunaan


larutan baku H2SO4 0,1 N

B. PRINSIP PERCOBAAN

Reaksi Netralisasi dimana larutan zat uji (Basa) dititrasi dengan


larutan baku Asam

C. LATAR BELAKANG

Dalam kegiatan laboratorium, untuk menentukan kadar zat


biasanya digunakan metode titrasi, dimana metode tittasi bermacam-
macam, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asidimetri atau alkalimetri, dan titrasi yang melibatkan
reaksi redoks disebut titrasi redoksmetri, dan masih banyak titrasi-titrasi
lainnya seperti titrasi pengendapan dan lain-lain.

Titrasi asidimetri banyak digunakan untuk menentukan konsentrasi


asam atau basa dengan menggunakan indikator yang sesuai, indikator yang
biasanya digunakan adalah indikator PP atau fenolftalein. Titik akhir titrasi
ditandai dengan timbulnya perubahan warna indikator yang ditambahkan.
Indikator yang dipilih adalah indikator yang cepat berubah pada invers pH
sekitar titik equivalen. Untuk mengetahui titrasi asidimetri maka dilakukan
percobaan ini.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI

Asidimetri adalah macam kelompok dari titrasi netralisasi. Asidimetri


sering juga disebut dengan titrasi asidimetri.

Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas,
dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan
larutan standart asam.

Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan yang


konsentrasinya telah diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses
penambahan larutan standart ke dalam larutan analit sampai terjadi reaksi
sempurna disebut proses titrasi.

Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja
ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.
2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung
sempurna.
3. Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan
warna dan titrasi harus dihentikan.

Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standart primernya dan


larutan standart sekundernya. Larutan standart primer yaitu suatu zat yang
sudah diketahui kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui
dengan pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan. Larutan standart
sekunder adalah suatu zat yang tidak murni atau kemurniannya tidak diketahui,
konsentrasi larutannya hanya dapat diketahui dengan teliti melalui proses
standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan

2
larutan standart primer. Serta faktor yang paling penting adalah ketepatan dalam
pemilihan indikator agar kesalahan titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin.

Di dalam pembuatan larutan standart asam yang biasa dipakai adalah


H2SO4. Asam nitrat (HNO3) tidak dipakai karena mempunyai sifat yang tidak
stabil dan mudah mengeluarkan gas NO, lagipula HNO3 adalah suatu oksidator
kuat, sehingga dapat merusak indikator. Untuk titrasi yang memerlukan
pemanasan, lebih baik memakai H2SO4, sebab asam ini tidak mudah menguap
pada pemanasan, tetapi dalam beberapa hal misalnya dengan air kapur dan air
barit dapat membentuk endapan, sehingga sering menyulitkan. Dengan HCl
kurang baik, karena HCl sering keluar sebagai gas pada pemanasan. Namun
demikian, titrasi yang terbanyak adalah memakai HCl, sebab umumnya HCl
membentuk garam yang mudah larut dalam air.

Larutan standart yang diinginkan biasanya dibuat dengan mengencerkan


asam yang pekat. Tetapi dalam pengenceran sering diperoleh konsentrasi yang
tidak tepat, hanya mendekati saja, oleh sebab itu perlu distandarisasikan.

B. URAIAN BAHAN

a. Asam Sulfat (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 58)


Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Rumus Kimia : H2SO4
Rumus molekul : H2SO4
Kelarutan              : Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas
Pemerian              : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan             : Zat tambahan

b. Natrium Karbonat (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 400)


Nama Resmi : NATRII CARBONAS

3
Rumus Kimia : Na2CO3 
Rumus Molekul : Na2CO3 
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan air mendidih.
Pemerian : Serbuk hablur putih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan, keratolitikum

c. Air suling (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 96)


Nama Resmi       : AQUA DESTILLATA
Rumus Kimia : H2O
Rumus Molekul : H2O
Kelarutan : Larut dalam etahol gliser
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan       : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan      : Sebagai pelarut

d. Natrium Subkarbonat (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 424)


Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Rumus Kimia : NaHCO₃
Rumus Molekul : NaHCO₃
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P.
Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram ;
tidak berbau ; rasa asin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : Antasidum (menetralkan kadar asam lambung)

e. Metil Jingga
Nama Resmi : Sodium 4-[(4-dimethylamino) phenyldiazenyl]
benzenesulfonate

4
Rumus Kimia : C14H14N3NaO3S
Rumus Molekul : C14H14N3NaO3S
Kelarutan : Tidak larut dalam dietil eter
Pemerian : Serbuk Jingga kekuningan
Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, sukar larut dalam air
dingin, sangat sukar larut dalam etanol
Kegunaan : Larutan indikator asam basa

5
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. ALAT YANG DIGUNAKAN

ALAT UKURAN

Erlenmeyer 250 ml

Gelas ukur 25 ml

Gelas ukur 10 ml

Buret 100 ml

Gelas kimia 250 ml

Corong gelas 60 mm

Labu ukur 100 ml

Labu ukur 250 ml

Pipet volume 25 ml

Karet penghisap 38 x 33 x 14 mm

Statis -

Pipet tetes 15 cm

Timbangan Mg

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN

BAHAN UKURAN

Asam sulfat (H2SO4) -

6
Natrium Karbonat (Na2CO3)  -

Air suling (H2O) -

Natrium Subkarbonat -
(NaHCO₃)

Indikator Metil Jingga -

7
BAB IV

HASIL PERCOBAAN

 Pembuatan Larutan Baku

a) Perhitungan bahan yang ditimbang/diukur

1. Menghitung Normalitas H2SO4


Dik : H2SO4 = Valensi 2
Berat massa (BM) = 98 mol/l
Berat Jenis (BJ) = 98 x 0,5 = 49 mol/l
BE = 1,84 Kg/l
Kadar = 96 %
Dit : N…..?
Penyelesaian :
% × BJ ×V ( I )
N=
BE
96 % ×1,84 Kg/l ×10
¿
49
¿ 36,04
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas ditemukan normalitas H2SO4
pekat adalah 36,04 N

2. Menghitung volume H2SO4 pekat yang dibutuhkan untuk membuat


250 ml larutan H2SO4 0,1 N
Dik : N1 = 36,04 N
N2 = 0,1 N
V2 = 250 ml
Dit : V1……?
Penyelesaian :

8
Rumus pengenceran
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 36,04 = 250 x 0,1
V1 x 36,04 = 25
V1 = 25/36,04
= 0,69 ml

10/1 x 0,69 = 6,9 ml


Jadi V1 atau volume H2SO4 pekat adalah 6,9 ml

b) Prosedur Kerja Pembuatan Larutan Baku


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dihitung volume H2SO4 pekat yang dibutuhkan untuk membuat
250 ml larutan H2SO4 0,1 N
3. Dituang H2SO4 pekat sebanyak 1 ml ke dalam gelas ukur 10 ml,
lalu dicukupkan dengan aquades hingga 10 ml.
4. Diambil 6,9 ml H2SO4 tadi. Dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml
dan dicukupkan dengan aquades sampai tanda yang telah
ditentukan, lalu dihomogenkan agar larutan tercampur secara
merata.

9
 Perhitungan Pembakuan
a) Perhitungan bahan yang ditimbang/diukur
Dik : Mgrek = 3,5
BE Na2CO3  = 53
Dit : Mg….?
Penyelesaian :
Mg = Mgrek x BE
= 3,5 x 53
= 185,5
g = 185,5 / 1000
= 0,185

b) Prosedur kerja pembakuan


1. Ditimbang dengan saksama Na2CO3 sebanyak 0,185 g dilakukan
sebanyak 3 kali penimbangan
2. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml secara seksama.
3. Ditambahkan 50 ml aquades lalu dihomogenkan hingga larut.
4. Dicukupkan volumenya dengan aquades sampai tanda, lalu
dihomogenkan kembali.
5. Diambil 3 erlenmeyer dan diisi dengan larutan Na2CO3 tadi,
masing-masing erlenmeyer diisi sebanyak 25 ml.
6. Ditambahkan 3 tetes indikator metil jingga (MO) kedalam
masing-masing erlenmeyer.
7. Diambil larutan H2SO4 yang hendak dibakukan sebanyak 100 ml,
kemudian dimasukkan ke dalam buret.
8. Dititrasi larutan Na2CO3 dengan larutan H2SO4 yang hendak
dibakukan menggunakan sebuah buret sampai larutan tepat

10
berwarna jingga, Jika sudah berubah warna tutup keran dan catat
volume titrasi yang dibutuhkan.
9. Diulangi titrasi dua kali lagi.
10. Dihitung normalitas larutan H2SO4 tersebut

c) Tabel pengamatan dan perhitungan normalitas

PENGAMATAN VOLUME
NO. BERAT/VOLUME TITIK TITIK TITRASI
AWAL AKHIR
1. 25 ml 0 8,1 ml 8,1 ml

2. 25 ml 8,1 ml 18 ml 9,9 ml

3. 25 ml 18 ml 27 ml 9 ml

Rata – rata = 9 ml

 Perhitungan Normalitas :
Dik : V. H2SO4 = 8,1 ml + 9,9 ml + 9 ml/3 = 9 ml
BE Na2CO3 = 53 gr/mol
Mgrek Na2CO3 = 185,5 mg
Dit : N .......... ?
Penyelesaian :
Mgrek H2SO4 = Mgrek Na2CO3
VxN = Mg/BE

9xN = 185,5/53
9xN = 3,5
N = 3,5/9
N = 0,38

11
Fp = 25/100 x 0,38 = 0,095 N
Jadi, normalitas larutan H2SO4 adalah 0,25 N

 Perhitungan Kadar
a) Perhitungan bahan yang ditimbang/diukur
Dik : V = 12 ml
BE = 60 gr/mol
N = 0,1 N
Dit : g ….?
Mg = V x BE x N
= 12 x 60 x 0,1
= 72
g = 72/1000
= 0,072 g

b) Prosedur kerja
1. Diisi buret dengan larutan H2SO4 yang sudah dibakukan.
2. Ditimbang seksama NaHCO3 0,072 gram sebanyak tiga kali, lalu
dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Dilarutkan dengan 25 ml air suling, lalu dihomogenkan hingga
larut.
4. Ditambahkan 3 tetes Indikator metil jingga (MO) ke dalam masing-
masing erlenmeyer.
5. Dititrasi dengan larutan H2SO4 0,1 N menggunakan sebuah buret
sampai tepat berwarna jingga, Jika sudah berubah warna tutup keran
dan catat volume H2SO4
6. Diulangi titrasi 2 kali lagi.
7. Dihitung kadar NaHCO3

12
c) Tabel pengamatan dan perhitungan kadar

PENGAMATAN VOLUME
NO. BERAT/VOLUME TITIK TITIK TITRASI
AWAL AKHIR
1. 0,08 gr 0 20,2 ml 20,2 ml

2. 0,08 gr 20,2 ml 40,4 ml 20,2 ml

3. 0,08 gr 40,4 ml 59 ml 18,6 ml

 Perhitungan Kadar
1. Dik : V = 20,2 ml
BE = 60
N = 0,095
Dit : gr….?
Penyelesaian :
Mgrek NaHCO₃ = Mgrek H2SO4
Mg/BE = VxN
Mg/60 = 20,2 x 0,095
Mg = 1,919 x 60
Mg = 115,4
gr = 115,4/1000
gr = 0,11 gr

Kadar = Berat praktik/Berat tertimbang x 100 %

13
= 0,11 g/0,08 g x 100%
= 137,5%

2. Dik : V = 20,2 ml
BE = 60
N = 0,095
Dit : gr….?
Penyelesaian :
Mgrek NaHCO₃ = Mgrek H2SO4
Mg/BE = VxN
Mg/60 = 20,2 x 0,095
Mg = 1,919 x 60
Mg = 115,4
gr = 115,4/1000
gr = 0,11 gr

Kadar = Berat praktik/Berat tertimbang x 100 %


= 0,11 g/0,08 g x 100%
= 137,5%

3. Dik : V = 18,6ml
BE = 60
N = 0,095
Dit : g….?

Mgrek NaHCO₃ = Mgrek H2SO4


Mg/BE = VxN
Mg/60 = 18,6 x 0,095
Mg = 1,767 x 60
Mg = 106,02

14
gr = 106,02/1000
gr = 0,10 g

Kadar = Berat praktik/Berat tertimbang x 100 %


= 0,10 g/0,08 g x 100%
= 125%

15
BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum dimulai dengan mempersiapkan perlengkapan keamanan


seperti jas lab, masker, face shield dan sarung tangan. Kemudian dilanjutkan
dengan menyiapkan alat serta bahan seperti Erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 25
ml, gelas ukur 10 ml, buret 100 ml, gelas kimia 250 ml, corong gelas, labu ukur
100 ml, labu ukur 250 ml, pipet volume 25 ml, karet penghisap, statis, pipet
tetes, dan timbangan.
Pada praktikum asidimetri ini, kita akan mempelajari cara pembuatan,
penggunaan dan membakukan larutan H2SO4. Dimulai dengan membuat larutan
baku H2SO4 sebanyak 6,9 ml. Dan masukkan ke dalam labu ukur 250 ml,
tambahkan air suling. Kocok lalu cukupkan volumenya sampai tanda dan kocok
lagi. Setelah itu dilanjutkan dengan penimbangan Na2CO3 sebanyak 185,5 mg dan
ulangi sebanyak 3 kali penimbangan. Kemudian masukkan kedalam labu ukur 100
ml tambahkan air suling hingga volumenya mencapai tanda.

Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan


tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan dititrasi.
Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang - goyang dengan gerakan berputar agar
larutan yang menetes dari buret segera bercampur. Ulangi titrasi dua kali dan
hasilnya tidak berbeda lebih dari 0,1 N. Jika sudah berubah warna tutup keran dan
catat volume H2SO4.

Natrium Subkarbonat, setara dengan 12 ml 0,1 N, hasilnya yaitu 75 mg


dan lakukan sebanyak 3 kali penimbangan. Kemudian pindahkan ke masing
masing 3 buah Erlenmeyer. Larutkan dengan 25 ml air suling, kocok hingga larut
dan homogeny. Tambahkan 3 tetes Indikator metil jingga (MO) masing masing
Erlenmeyer dan mulai lah titrasi seperti sebelumnya, Jika sudah berubah warna
tutup keran dan catat volume H2SO4.

16
Dan adapun untuk hasil dari proses titrasi yaitu terlihat perubahan warna
terjadi dari warna kuning akibat ditetesi indikator metil jingga berubah menjadi
warna merah muda. Bila dalam suatu larutan diberi dengan indikator pp kemudian
larutannya berwarna merah muda, maka larutan tersebut bersifat basa. untuk
mengetahui dan mengidentifikasi suatu senyawa yang termasuk kedalam
golongan asam atau basa, maka salah satu cara yang digunakan adalah dengan
memberi sedikit indikator pada larutannya. Dan pada praktikum yang telah di
laksanakan warna pada larutan berwarna merah muda, yang artinya larutan dari
hasil praktikum adalah bersifat basa.

Pada proses terjadinya warna pink pada titrasi, larutan baku atau titran
yang digunakan adalah basa. karena pada proses ini yang menjadi sebagai titer
(larutan yang dititrasi) adalah larutan yang bersifat asam dan yang menjadi titran
(larutan yang menitrasi) adalah larutan yang bersifat basa.
Untuk titer, kita berikan sedikit indikator pp untuk mengetahui apakah senyawa
tersebut memiliki sifat asam atau basa. setelah penambahan indikator pp pada
larutan asam maih berwarna bening, maka kita akan menitrasinya dengan titran
yang memiliki sifat basa. ketika terjadi pencampuran awal, antara larutan asam
dan larutan basa maka warna larutan masih tetap berwarna bening, namun ketika
mol asam sudah habis karena digunakan untuk bereaksi dengan mol basa
(namanya adalah titik ekivalen), maka larutan basa akan berikatan dengan
indikator pp, sehingga terjadi perubahan warna dari bening ke warna pink
(namanya titik akhir titrasi, ditandai dengan perubahan warna). karena memang
larutan basa akan lebih memilih berikatan dengan larutan asam dulu dari pada
dengan indikator pp. 

17
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa asidimetri adalah menentukan


kadar NaHCO3 dengan menggunakan larutan H2SO4 yang telah dibakukan.
Reaksi sempurna terjadi ketika terjadi perubahan warna kuning menjadi jingga.

2. Pada pH akhir titrasi tercapai adalah merupakan bagian paling penting, sebab di
sinilah letak keberhasilan suatu praktikum.

3. Dari percobaan titrasi asidimetri diperoleh kadar H2SO4 adalah pada percobaan
pertama yaitu 100 %, percobaan kedua yaitu 98,2 % dan percobaan ketiga yaitu
100 %. Dengan rata-rata kadar, yaitu 99,4 %.

B. SARAN

Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan di persiapkan


terlebih dahulu dan usahakan berhati hati saat membawa dan menggunakannya
agar praktikum berjalan dengan baik dan lancar, serta tetap mematuhi protokol
kesehatan yang selama praktikum berlangsung.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta. 6-7, 93-94, 265, 338-339, 691.

https://www.google.com/search?
q=asam+sulfat&oq=asam+sulfat&aqs=chrome.0.69i59j0l5j69i61j69i60.2058j0j9
&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?
q=larutan+titrasi+basa+&tbm=isch&ved=2ahUKEwjVuP_jkuntAhWlNLcAHWI
zA6sQ2-
cCegQIABAA&oq=larutan+titrasi+basa+&gs_lcp=CgNpbWcQA1C1iQFYtYkB
YNeLAWgAcAB4AIABV4gBV5IBATGYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8A
BAQ&sclient=img&ei=ztzlX9WZJqXp3LUP4uaM2Ao&bih=657&biw=1366&sa
fe=strict#imgrc=dtfk2H2ZL0zB2M&imgdii=2pIiEWvUKbq77M

http://khoirulazam89.blogspot.com/2012/01/proses-terjadinya-warna-pink-
pada.html

https://www.google.com/search?
safe=strict&ei=S9blX7L1Io28rQHZqbKAAQ&q=penyebab+berubahnya+warna+
saat+dititrasi&oq=penyebab+berubahnya+warna+saat+dititrasi&gs_lcp=CgZwc3
ktYWIQAzoECAAQRzoICCEQFhAdEB46BggAEBYQHjoFCCEQoAE6BwghE
AoQoAFQyUZY6XZgj3loAXACeACAAYEBiAHUDJIBBDE0LjSYAQCgAQG
qAQdnd3Mtd2l6yAEIwAEB&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwjyxorJjOntAhUNXisKHdmUDBAQ4dUDCAw&uact=5

http://renoenjex.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-kimia-dasar.html

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai