Mata kuliah :
Kimia Farmasi II
Dosen Pengampu :
Drs.Hisran H,ME.,Apt
Oleh :
SITI MUSDALIFAH (PO71390190010)
Na2B4O7.10H2O (aq) + HCl (aq) → 2 NaCl (aq) + 4 H3BO3 (aq) + 5 H2O (l)
Bahan:
Natrium tetraborat
Hcl
Metyl merah
V. PROSEDUR
Menghitung kebutuhan Na. Tetraborat
Diasumsikan 1x titrasi 10 ml
10 ml dalam 0,1 HCl = 10/1000 x 0,1
= 0,001
= 0,001 x mr ( 382 )
= 0,382 gr (1x titrasi )
Jadi 0,382 x 4 = 1,528 yang di timbang
0,382/1,528 x 100 = 25 yang di pipet
CARA KERJA
1. Timbang Na.tetraborat
2. Larutkan dalam beaker glass dengan aquades secukupnya.
3. Kemudian masukkan larutan Na.tetraborat kedalam labu ukur tambah aquades
sampai batas titik tera, gojok hingga homogen.
4. Pipet larutan Na.Tetraborat dengan pipet volume 25 ml.
5. Masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan indikator metyl merah 2-3 tetes.
6. Titrasi dengan HCL hingga berubah warna dari kuning menjadi merah jingga
7. Catat hasil dari titrasi.
8. Ulangi percobaan sebanyak 2x.
Titrasi Volume
ke- HCl
1 4 ml
2 3,8 ml
2. Titrasi asidimetri
Nama Percobaan 2 Percobaan 1
farhana 4 ml 4ml
VII. PERHITUNGAN
1. Pembakuan HCl
Misal 10 /1000 x 0,001
2HCl +Na2CO3 → 2NaCL + H2CO3
2 mol ~ 1 mol
0,001 mol ~ 0,0005 mol
Na2CO3 yang ditimbang :
= 0,0005 x mr (106)
= 0,053
Mol Na2CO3 = 0,053/mr(106)= 0,0005
Mol HCl :
Titrasi 1= 1000/4x0,001 = 0,25
Titrasi 2 = 1000/3,8 x0,001 =0,26
Rata – rata 0,25+ 0,26/2 = 0,255 ~ 0,26
2. Penetapan kadar
Kadar
Rata- rata titrasi = 4ml
Jumlah mol 4/1000x0,26 = 0,00104
2HCL + Na2B4O7 →2Nacl +H2B4O7
2mol ~ 1mol
0,00104 ~0,00052
Berat borat 0,00052 x Mr borat (382) = 0,19864 → 198,64 mg
Jadi kadar 198,64 /mr(382) x 100 = 52%
Sampel merupakan campuran terdapat Na.tetraborat 30-50% maka kadar, adalah
separuh dari hasil asli kadar = 52 x 2 = 104%
Menurut FI edisi III, kadar Natrium Karbonat adalah 99,0-105%.
VIII. PEMBAHASAN
Pada titrasi kali ini digunakan larutan standar Na2CO3 sebagai standar
primer, dan larutan standar HCl sebagai standar sekunder. Pembakuan larutan
ini bertujuan supaya konsentrasi larutan dapat diketahui secara tepat sehingga
titik ekivalennya dapat dihitung. Pada standar primer digunakan senyawa
yang sangat murni sebagai bahan rujukan dalam metode titrasi. Suatu zat
dapat menjadi standar primer apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
• merupakan senyawa yang stabil, tidak bereaksi dengan udara, dan tidak
higroskopis.
• memiliki berat ekivalen yang besar sehingga dapat meminimalkan galat titrasi.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diketahui
melalui standardisasi dari larutan primer.
Suatu zat dapat menjadi standard sekunder apabila memenuhi syarat-syarat
berikut:
• stabil
• bereaksi dengan cepat dan sempurna dengan analit
• mempunyai selektivitas yang baik
IX. KESIMPULAN
1. Berat sampel (Na2B4O7) yang ditimbang untuk 4 kali titrasi adalah 1.528 .
2. Rata rata volume titrasi sampel yang di peroleh adalah 4 ml sedangkan rata
rata volume pembakuan adalah 4 ml dan 3,8 ml.
3. Kadar Na2B4O7 pada sampel yaitu 104 %,