Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PRAKTEK FARMASI RUMAH SAKIT

“NARASI COVID-19”

Nama : Wilda Aprianti Simorangkir


Nim : PO71390190078
Tk : 3B

Tahun Akademik 2021/2022


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
COVID-19 MUSUH BERSAMA SUSAH DILAWAN TANPA
SOLIDARITAS

Virus corona sudah menjadi fenomena dunia yang menimbulkan kekawatiran bagi banyak
orang. Jumlah pasien yang terinfeksi juga terus bertambah, bukan hanya di negara lain, di
Indonesia pun terus mengalami peningkatan. Jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia kian
meningkat. Bertambahnya jumlah kasus ini membuat angka infeksi Covid-19 di Indonesia menembus
angka 1 juta.

“Kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah sejak kali pertama diumumkan
2 Maret 2020 lalu, pada Rabu, 1 September 2021 kemarin, kasus positif Covid-19 di
Indonesia telah mencapai 4.100.138 pasien. Sejauh ini, total 3.776.891 pasien dinyatakan
sembuh, sedangkan 133.676 pasien meninggal dunia.”

Saat ini ada begitu banyak forum dan media yang berupaya untuk menginformasikan kepada
khalayak, hal Ikhwal virus corona dari berbagai narasumber, dari A sampai Z, termasuk gejala-gejala
orang yang terinfeksi covid-19. Berkait dengan gejala, sebagaimana kita tau memang ada yang tanpa
gejala, ada yang bergejala ringan dan ada pula yang bergejala berat. Terkait dengan yang bergejala,
sejumlah sumber menuturkan bahwa orang terpapar virus corona memiliki gejala umum a, b, c dan
seterusnya. Informasi tentang gejala itu melekat menjadi pengetahuan yang ”merumus”. Jika a, b, c
itu terpapar virus corona. Jika tidak a, b, c tidak terinfeksi covid-19. Sehingga ada yang sebenarnya
terinfeksi, tapi karena tidak merasakan gejala a, b dan c, merasa dirinya tidak terinfeksi. Dengan
demikian dipastikan antisipasi bisa terlambat dan berakibat fatal, baik dari sisi kesehatan person per
person maupun kesehatan masyarakat.

Berdasarkan pengalaman, sharing dengan sesama penderita serta diskusi kecil dengan praktisi
medis yang punya pengalaman merawat penderita covid-19, bahwa antara penderita yang satu dan
yang lainnya, memiliki dan merasakan gejala yang berbeda-beda, atau tepatnya tidak selalu sama.
Bisa jadi hal ini karena setiap orang memiliki kondisi dan daya tahan serta kelemahan masing-masing
dalam tubuhnya. Dalam situasi yang masih sangat dinamis ini, berkait dengan gejala, rujukan yang
paling valid, adalah kepekaan terhadap tubuh sendiri. Artinya ketika ada gejala “aneh” dalam tubuh
kita, pada situasi semacam ini, sebaiknya langsung mencari rujukan “teknis medis” terkait dengan
covid19, untuk berupaya mendeteksi secara awal. Sehingga antara iya dan tidak segera diketahui
secara dini. Katakanlah iya pun segera ada “treatment” yang tepat. Sekali lagi, karena ternyata,
antara penderita yang satu dengan yang lainnya memiliki gejala yang tidak selalu sama. Kemudian
berkait dengan orang-orang yang memiliki keterbatasan, seperti halnya anak-anak, jompo dan
sebagainya, peran orang-orang terdekatnya menjadi sangat menentukan, untuk membantu
mengguide pada situasi-situasi tertentu.

Melihat kondisi yang ada, kita perlu sadar bahwa penyebaran virus corona menjadi musuh
bersama saat ini. Karenanya perlu solidaritas sosial untuk menghadapi dan menekan
pandemi. Mulai dari diri sendiri, tenaga medis, pelaku bisnis, pemilik dan pengelola rumah
sakit hingga pemerintah tak boleh egois atau individualistis, semua harus saling mendukung,
saling peduli, saling tolong-menolong dan sama-sama melakukan sesuatu sesuai porsinya
masing-masing, sesuai anjuran yang dikeluarkan oleh WHO. Juga Sudah seharusnya kita lebih
patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditentukan Pemerintah Indonesia. Protokol
kesehatan ini ditujukan untuk mencegah penularan virus corona dan meminimalisir bertambahnya
angka kasus infeksi. Protokol kesehatan tersebut meliputi menggunakan masker, rajin mencuci
tangan, serta wajib menjaga jarak. Hal ini bukanlah hal yang mudah, karena bukan merupakan suatu
kebiasaan untuk kita semua. Namun, kita harus bekerja lebih keras lagi untuk selalu mengingatkan
diri sendiri, orang di sekitar kita, serta orang lain untuk terus menerapkan protokol kesehatan agar
tidak terjadi penambahan kasus dan pandemi segera berakhir. Pertambahan kasus ini bukan hanya
menjadi momen yang paling menyedihkan. Namun, juga untuk menjadi pengingat agar kita
senantiasa menjalankan protokol kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai