Anda di halaman 1dari 3

Dalam praktikum standardisasi larutan NaOH dan penetapan kadar Asam cuka perdagangan

ini, metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif, yang dimana analisis kuantitatif fokus
kajiannya adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu (analit) yang ada dalam sampel.
Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas empat tahapan pokok:
1. Pengambilan atau pencuplikan sampel (sampling), yakni memilih suatu sampel yang
mewakili dari bahan yang dianalisis
2. Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan yang sesuai untuk pengukuran
3. Pengukuran
4. Perhitungan dan penafsiran pengukuran
Pada praktikum ini cara pembuatan larutan baku NaOH 0,1 N perlu menggunakan air
yang terbebas dari CO2, yang nantinya digunakan untuk melarutkan NaOH. Karena CO 2 akan
mempengaruhi dari hasil reaksi yang akan terjadi pada titrasi. Tujuan dari praktikum ini sama
seperti apa yang telah tertulis pada tujuan praktikum, yaitu menetapkan kadar asam cuka atau
asam asetat perdagangan. Penentuan kadar asam cuka perdagangan ini digunakan untuk
mengetahui kebenaran kadar yang tertera pada etiket asam cuka yang dijual dipasaran.
Penentuan kadar ini menggunakan metode asidimetri dan alkalimetri dengan larutan NaOH
0,1 N sebagai titran, karena metode ini masuk ke dalam metode Titrimetri atau Volumetri.
Sehingga perlu adanya standarisasi larutan NaOH terlebih dahulu supaya mendapatkan
larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 N.
Pada proses praktikum standarisasi larutan NaOH dan penentuan kadar asam cuka
perdagangan ini selalu menggunakan cara titrasi atau titrimetri, karena penetapan kadar
secara titrimetri atau volumetri mempunyai kelebihan dibanding secara gravimetri, yaitu:
1. Teliti sampai 1 bagian dalam 1000
2. Alat sederhana, cepat, serta tidak memerlukan pekerjaan yang menjemukan seperti pengeringan dan
penimbangan berulang-ulang.
Ada beberapa hal yang diperlukan dalam analisis secara titrimetri ini, yaitu:
1. Alat pengukur volume seperti buret, pipet volume, dan labu takar yang ditera secara teliti
(telah dikalibrasi)
2. Senyawa yang digunakan sebagi larutan baku atau untuk pembakuan harus senyawa dengan
kemurnian yang tinggi
3. Indikator atau alat lain untuk mengetahui selesainya titrasi
Hal pertama dilakukan adalah pembuatan larutan NaOH, karena NaOH yang tersedia adalah
masih berbentuk kristal. Pembuatan larutan dimulai dengan merebus air atau mendidihkan air
(aquadest)sampai terbebas dari CO2. Pada saat mendidihkan air untuk membuang Co2 yaitu
setelah mendidih, mulut gelas beker yang berisi air bebas CO 2 tersebut ditutup dengan plastik
yang diikat menggunakan benang kasur, kemudian direndam dalam air yang menggenang.
Hal tersebut ditujukan agar air lebih cepat dingin. Cara kerja pada pembuatan larutan baku
NaOH 0,1 N adalah sebanyak 4,0001 gr NaOH kristal dilarutkan dalam air bebas CO2 hingga
volume 1000 ml dalam labu ukur..
Kemudian untuk pembakuannya lebih kurang 450 mg Asam Oksalat(H 2C2O4) ditimbang
secara saksama yang sebelumnya telah dikeringkan.
Perhitungan massa Asam Oksalat yang ditimbang yaitu :
Diketahui
Normalitas Asam Oksalat = 0,1 N
Asam oksalat (H2C2O4) è Mr = 90 , ekuivalen = 2
Grek = V N
Massa Oksalat
V. N
Massa asam oksalat = V. N. BE
= 100 ml x 0,1 N x (90 :2)
= 450 mg
Kemudian, 450 mg asam oksalat digerus jika perlu, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml
untuk pengenceran/dilarutkan, tutup labu takar 100 ml dan gojog sampai larut. Setelah itu
ambil 10 ml dan masukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml lalu ditetesi dengan indikator PP.
Selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH hingga warna berubah menjadi merah muda. Pada
saat titrasi berlangsung, hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat akan mencapai titik
ekuivalent, perlu koordinasi yang baik antara mata dan jari-jari tangan kiri untuk segera
menghentikan atau mengunci kran pada buret. Karena jika terlambat pada saat mengunci
kran, akan mengurangi ketepatat pada saat pembacaan volume NaOH yang digunakan
sebagai titrat.
Yang kemudian dari titrasi tersebut maka didapatkan data sebagai berikut ini.
Molaritas dan Normalitas larutan NaOH
Penimbangan:
Berat cawan + asan oksalat : 56.012,6 mg
Berat cawan kosong : 55.560,8 mg
Berat asam oksalat : 451,8 mg
Titrasi
Volume larutan NaOH (titran) :
ml
ml
èrata-rata = (8,3+8,4):2 = 8,35 ml
V. N titran (NaOH) =2 V .N titrat (As Oksalat)
8,35 ml x N = 2 x 10ml x 0,1N
N NaOH = 2 ml N : 8,35 ml
N NaOH = 0,24 N
Proses titrasi dilakukan sampai muncul perubahan warna dari yang tidak berwarna menjadi
berwrna merah jambu, warna merah jambu adalah pengaruh dari PP. Fenolftealin mempunyai
pKa 9,4 (perubahan warna antara pH 8,4 – 10,4). Struktur PP akan mengalami penataan ulang
pada kisaran pH ini karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari PP sehingga pH-nya
meningkat akibat akan terjadi perubahan warna. PP sendiri bersifat asam lemah, karena syarat
suatu indikator adalah asam atau basa lemah yang berubah warna diantara bentuk
terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Setelah terjadi perubahan warna untuk yang
pertama kali, titrasi langsung dihentikan dan NaOH yang berkurang langsung dicatat.
Setelah larutan baku NaOH tersebut jadi, maka larutan tersebut sudah dapat digunakan untuk
menentukan kadar asam cuka perdagangan. Pada percobaan ini menetapkan asam cuka
perdagangan untuk mengetahui apakah kadar yang tertera pada etiket cuka perdagangan
sudah sesuai dengan kadar yang sebenarnya. Analisis dilakukan secara alkalimetri yaitu
dengan cara menitrasi larutan asam asetat perdagangan dengan larutan baku NaOH.
Setelah kita mengetahui normalitas dari larutan NaOH, maka dilakukan langkah yang
selanjutnya yaitu menetapkan kadar asam cuka perdagangan dengan cara mengambil 10 ml
asam cuka perdagangan dengan pipet volume, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml,
dan diencerkan dengan air suling bebas CO 2hingga volumenya tepat 100 ml. Kemudian
memasukkan 10 ml larutan encer tersebut ke dalam labu erlenmeyer 250 ml, dan ditambah
dengan 2 tetes indikator PP. Larutan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan baku NaOH
diatas, hingga diperoleh perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah jambu. Dan
titrasi ini dilakukan sebanyak 2 kali.
Yang kemudian diperoleh data sebagai berikut:
1. Label asam cuka perdagangan yang digunakan:……….(tdk diketahui)
2. Titrasi
Volume larutan NaOH (titran):
a. 17 ml
b. 17 ml
Maka dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Asam asetat (CH3COOH): BM = 60
BE (CH3COOH) = = 60
100%
100%
100%
= x 100%
= 2,448 %

Anda mungkin juga menyukai