Anda di halaman 1dari 15

ASSALAMUALAIKUMWARAHMATULLAHI

WABARAKATUH
KELOMPOK 2

Nur Anisa Syafitra Nacak (202104020)


Luthfia Shalika Az-zahra (202104013)
Febby Ayu Rahmayani (202104009)
Reski Amalia (202104026)
Fatmawati (202104008)
Istiqomah (202104028)
Pengertian Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa metabolit
sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali
alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan
tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan
flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan
O-glikosida, flavonon C- dan O-glikosida, khalkon
dengan C dan O-glikosida dan hidrokhalkon,
proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida
dan hidroflavonol O-glikosida.
Penggolongan flavonoid

flavon, flavonol, flavonon,


isoflavon, dan khalkon juga sering
ditemukan dalam bentuk
aglikonnya.
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan
di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan
sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning jeruk,
dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga,
herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti
minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal. Senyawa ini
berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisi
makanan.
Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon,
dimana 2 cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3) sehingga
membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat
menghasilkan 3 jenis struktur yakni 1,3 – diarilpropan atau flavonoid,
1,2 diarilpropan
Tujuan

Untuk mengetahui identifikasi


senyawa flavonoid, golongan
flavonoid, biosintesis, isolasi
serta manfaat dari senyawa
flavonoid.
Antosianin Flavonol

khalkon Flavon
Auron
2. Isoflavonoida atau 1,2-diarilpropana
Isoflavon terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara alami
disintesa oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik
fenilalanin atau tirosin. Biosintesa tersebut berlangsung secara
bertahap dan melalui sederetan senyawa antara yaitu asam sinnamat,
asam kumarat, calkon, f lavon dan isoflavon.
Jenis senyawa isoflavon di alam sangat bevariasi. Diantaranya
telah berhasil diidentifikasi struktur kimianya dan diketahui fungsi
fisiologisnya, misalnya isoflavon, rotenoid dan kumestan, serta telah
dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan. Berbagai potensi senyawa
isoflavon untuk keperluan kesehatan antara lain:
a. Membuat pereaksi geser
Natrium metoksida (NaOMe). Kira-kira 2,5 g logam natrium (lebih
baik ditangani dan ditimbang dalam keadaan terendam dalam eter
minyak bumi atau heksena didalam gelas piala) dipotong kecil-kecil dan
ditambahkan kedalam 100 ml MeOH dengan hati-hati. Larutan yang
diperoleh harus disimpan didalam botol kaca yang bertutup plastik.
Pereaksi pengganti NaOMe yang cocok ialah larutan NaOH 2M dalam
air.
Natrium asetat (NaOAc). Digunakan serbuk NaOAc AR anhidrat..
Alumunium klorida (alCl 3). Kira-kira 5 g AlCl3 segar dan kering (bila
dimasukkan kedalam air harus berdesis) ditambahkan dengan hati-hati
kedalam 100 ml MeOH Ar, bahan yang tersisa biasanya akan larut juga
setelah beberapa waktu kemudian. Simpanlah dalam botol plastik
bertutup.
Asam hidroklorida (HCl). Sejumlah 50 ml HCl pekat beringkat mutu
pereaksi ditambahkan kedalam 100 ml air suling.
Asam borat (H 3BO3). Digunakan serbuk asam borat anhidrat, tingkat
b. Tahapan kerja penggunaan pereaksi geser
a) Setelah mengukur spectrum cuplikan dalam MeOH (spectrum
‘MeOH’), tambahkan 3 tetes NaOMe kedalam kuvet (1 ml, volum 2 ml),
campur, lalu rekamlah spectrum ‘NaOMe’. Untuk memeriksa apakah
ada penguraian, spectrum ‘NaoMe’ direkam lagi setelah kira-kira 5
menit. Kemudian, cuplikan dibuang dan sel (kuvet) yang telah dicuci
diisi lagi dengan larutan flavonid persediaan.
b) 6 tetes pereaksi AlCl3 ditambahkan kedalam larutan flavonoid,
campur, lalu ukur spectrum ‘AlCl3’. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes
HCl, campur, dan ukur spectrum ‘AlCl3/HCl’. Akhirnya, cuplikan
dibuang dan sel dicuci.
c) Sekarang tambahkan serbuk NaOAc kedalam larutan flavonoid
persedian dalam kuvet sedemikian rupa sehingga terdaoat kira-kira 2
mm lapisan NaOAc pada dasar kuvet. Campuran harus dikocok baik-
baik sebelum spectrum ‘NaOAc’ diukur. Pada tahap ini dapat diperiksa
apakah cuplikan terurai dengan berjalannya waktu, seperti pada (a).
Lalu spectrum ‘NaOAc/H3BO3’ diukur setelah ditambahkan H3BO3 dan
dicampur (banyaknya H BO kira-kira stengah dari NaOAc).
c. Menafsirkan spektrum
Langkah pertama ialah menentukan ‘jenis’ flavonoid dengan memperhatikan:
a. Bentuk umum spectrum ‘MeOH’
b. Panjang gelombang pita serapan (lihat tabel.1)
c. Data kromatografi kertas
Langkah kedua ialah memepertimbangkan arti perubahan spectrum yang
disebabkan oleh berbagai pereaksi geser. Singkatan dalam tabel OH (hidroksil), OR
(hidroksil yang disubsitusi), + (geser batokrom, misalnya untuk memperpanjang
panjang gelombang), o-di OH (system dihidrioksil berkedudukan orto).
Spectrum ‘NaOMe’. Merupakan spectrum flavonoid yang gugus hidroksil
fenolnya sampai batas tertentu terionisasi. Karena spectrum ini biasanya
merupakan petunjuk ‘sidik jari’ pola hidroksilasi dan juga bermanfaat untuk
medekteksi gugus hidroksil yang lebih asam dan tidak tersubsitusi. Degradasi atau
pengurangan kekuatan spectrum setelah waktu tertentu merupakan petunjuk baik
akan adanya gugus yang peka terhadap basa.
Spectrum ‘NaOAc’ Natrium asetat hanya menyebabkan pengionan yang
berarti pada gugus hidroksil f lavonoid yang paling asam. Jadi natrium asetat
digunakan terutama untutk mendeksi adanya gugus 7-hidroksil bebas (atau yang
setara).
Spectrum ‘NaOAc/H3BO3’. Menjembatani kedua gugus hidroksil pada gugus
o-hidroksi dan digunakan untuk mendeteksinya.
Jenis flavonoid Pergeseran yang tampak Petunjuk penafsiran
Pita I Pita II
Flavon Kekuatan menurun terus (artinya 3,4’-OH,o-diOH pada cincin A; pada cincin B 3
Flavonol penguraian) OH yang berdampingan
Mantap +45 sampai 65 nm 4’-OH
kekuatan tak menurun
Mantap +45 sampai 65 nm 3-OH, tak ada 4’-OH bebas
kekuatan menurun
Pita baru (bandingkan dengan MeOH), 320-335 nm 7-OH
Isoflavon Tak ada pergeseran Tak ada OH pada cincin A
Flavanon Kekuatan menurun dengan o-diOH pada cincin A (penurunan lambat: o-
dihidroflavonol berjalannya waktu diOH pada cincin B isoflavon)

Bergeser dari k. 280 nm ke k. 325 Flavanon dan dihidrofalvonol dengan 5,7-OH


nm, kekuatan naik tetapi ke 330- 7-Oh, tanpa 5-OH bebas
340 nm
Khalkon +80 sampai 95 nm (kekuatan naik) 4’-OH (auron)
Auron +60 sampai 100 nm (kekuatan naik) 6-OH tanpa oksigenasi pada 4’ (auron)
Pergeseran lebih kecil 6-OH dengan oksigenasi pada 4’ (auron)

+60 sampai 100 nm (kekuatan naik) 4-OH (khalkon)


(Tanpa kenaikan kekuatan ) 2-OH atau 4’-OH dan tanpa 4-OH
+40 sampai 50 nm 4’-OH (2’-OH atau 4-OR juga ada)
Antosianidin Semuanaya terurau kecuali 3- Nihil
Wassalammualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai