1
Pengertian
Flavonoid merupakan senyawa yang terdapat
dalam tumbuhan sebagai zat warna merah,
ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning.
Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon
yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana 2
cincin benzen ( C6) terikat pada suatu rantai
propan ( C3) sehingga membentuk suatu
susunan C6-C3-C6
2
Struktur flavonoid
3'
2' 4'
8 1 B
O 2 5'
7
A C 6'
6 3
5 4
3
Menurut IUPAC, tata nama flavonoid
dikelompokkan dalam
1. Flavonoid / 1,3 di-aril propan : berasal dari 2-phenil-1,4
benzopyron
4
Phenylbenzopyrans (C6-C3-C6 Backbone)
O O
O O
O
OH OH
OH
O O
dihydroflavonol flavan-3-ol
flavonol
5
Isoflavonoids (3-benzopyrans)
O O
OH
isoflav-3-ene isoflavanol
6
Isoflavonoids (3-benzopyrans)
4 5 7
8 6 O
O O O
O 6a
3 9 O5
6a 7 D C B
2 10
11a 8 12a 4
1 11 12
A
11 O 9 1 3
O O O
O O
A B
6a
11a
C D
O O
7
Neoflavonoids (4-benzopyrans)
O O O O O
8
Minor Flavonoids
2' OH OH OH
O O O
2'-OH-chalcone 2'-OH-dihydrochalcone 2'-OH-retro-chalcone
A OH
O B
O
aurone auronols
9
Anthocyanins
R4 R4
R4
R5 R3 O R5
R5
R3 O R6
+ R6
R3 O R2
R6
R1 O
R1
R9 R7
R1
R2 O
R2 - R8
Cl
Derivatives of flavones Derivatives of isoflavones
Anthocyanidin including glycosides including glycosides
R1=R2=R3=R4=R5=R6 R1=R2=R3=R4=R5=R6 R1=R2=R3=R4=R5=R6=R7=R8=R9
=H,OH or OMe or =H,OH or OMe or Alkylor =H,OH or OMe or Alkylor
glycoside/ Anthocyanin glycoside/ glycoside glycoside/ glycoside
10
Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa
gula terikat)terdapat dalam berbagai bentuk struktur.
11
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa
C6-C3-C6.Artinya, kerangka karbonya terdiri atas dua gugus
C6(cincin benzena tersubtitusi)disambungkan oleh rantai alifatik
tiga-karbon.
12
Sugar linkage: O-glycosylflavonoids>>C-glycosylflavonoids
Positions of glycosylation: 3-OH>7-OH>>3, 4, or 5-positions
flavonoid
aglycone
O OH O OH O OH OH O O OH
HO
HO OH HO OH HO OH HO OH HO OH
OH OH OH OH OH
14
Flavonoid terdapat secara universal pada tanaman
sebagai kelompok tunggal senyawa cincin oksigen
yang terbesar. Terdapat dalam berbagai warna
pada jaringan tanaman, dan retenoid misalnya,
memiliki sifat insektisida.
15
Semua varian flavonoid saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama
yang memasukkan prazat dari alur sikimat dan alur asetat-malonat .
Favonoid pertama dihasilkan segera setelah kedua alur itu bertemu. Sekarang,
flavonoid yang dianggap pertama kali terbentuk pada biosintesis ialah Khalkon,
dan semua bentuk lain diturunankan darinya melalui berbagai alur
Modifikasi flavonoid lebih lanjut mungkin terjadi pada berbagai tahap dan
menghasilkan; penambahan atau pengurangan) hidroksilasi; metilasi gugus
hidroksil atau inti flavonoid; isolasi prenilasi gugus hidroksil atau inti flavonoid;
metilenasi gugus orto-dihidroksil; dimerisasi (pembentukkan biflavonoid);
pembentukkan bisulfat; dan yang terpenting, glikosilasi gugus hidroksil
(pembentukkan flavonoid O-glikosida) atau inti flavonoid (pembentukkan
flavonoid C-glikosida)
16
Senyawa-senyawa flavonoida terdiri atas dari beberapa jenis tergantung
pada tingkat oksidasi dari rantai propana dari sistem 1,3-diarilpropana.
Flavon, flavonol dan antosianin adalah jenis yang banyak ditemukan di
alam sehingga sering disebutsebagai flavonoida utama.
Banyaknya senyawa flavonoida ini disebabkan oleh berbagai tingkat
hidroksilasi, alkoksilasi atau glikosilasi dari struktur tersebut.Senyawa-
senyawa isoflavonoida dan neoflavonoida hanya ditemukan
dalam berbagai beberapa jenis tumbuhan, terutama suku Leguminosae.
Masing-masing jenis senyawa flavonoida mempunyai struktur
dasar tertentu. Flavonoida mempunyai beberapa ciri stuktur yaitu : cincin
A dari struktur flavonoida mempunyai pola oksigenasi yang berselang-
seling yaitu pada posisi 2, 4,dan 6.
cincin B flavonoida mempunyai satu gugus fungsi oksigen pada posisi
paraatau dua pada posisi para dan meta atau tiga pada posisi satu di para
dan dua dimeta.
17
SIFAT FLAVONOID
18
Senyawa-senyawa flavonoid cenderung mudah larut
dalam air
Flavonoid dapat membentuk kompleks dengan protein
melalui ikatan hidrogen. Bila kandungan sel tumbuhan
bercampur dan membran menjadi rusak selama proses
isolasi, senyawa fenol cepat sekali membentuk
kompleks dengan protein. Akibatnya sering terjadi
hambatan terhadap kerja enzim pada ekstrak
tumbuhan kasar.
Ekstraksi senyawa fenol-tumbuhan dengan etanol
mendidih biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim
19
Glikon flavonoid adalah polifenol dan karena itu
mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifat
agak asam sehingga dapat larut dalam basa.
Tetapi harus diingat, bila di biarkan dalam larutan basa,
dan disamping itu terdapat oksigen, banyak yang akan
terurai.
flavonoid larut dalam pelarut polar seperti etanol,
metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida,
dimetilformamida, dan air.
Aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon,
dan flavon yang termetoksilasi cenderung lebih mudah
larut dalam pelarut seperti eter, dan kloroform
20
BIOSINTESIS
FLAVONOID
21
Pola biosintesa pertama kali disarankan oleh Birch, yaitu : pada
tahap-tahap pertama flavonoida suatu unit C6-C3 berkombinasi
dengan tiga unit C2 menghasilkan unit C6-C3-(C2+C2+C2).
Kerangka C15 yang dihasilkan dari kombinasiini telah mengandung
gugus-gugus fungsi oksigen pada posisi-posisi yang diperlukan
Cincin A dari struktur flavonoida berasal dari jalur poliketida, yaitu
kondensasi dati tiga unit asetat atau malonat, sedangkan cincin B
dan tiga atom karbon dari rantai propana berasal dari jalur
fenilpropanoida (jalur shikimat).
Sehingga kerangka dasar karbon dari flavonoida dihasilkan dari
kombinasi antara dua jenis biosintesa utama untuk cincin aromatik
yaitu jalur shikimat dan jalur asetat-malonat.
Sebagai akibat dari berbagai perubahan yang disebabkan
olehenzim, ketiga atom karbon seperti dari rantai propana dapart
menghasilkan berbagai gugus fungsi seperti ikatan rangkap, gugus
hidroksil, gugus karbonil dansebagainya.
22
1. Jalur poliketida
Reaksi yang terjadi pada jalur ini diawali dengan adanya reaksi antara
asetilCoA dengan CO
yang akan menghasilan malonatCoA. Setelah itu malonatCoA akanbereaksi
dengan asetilCoA menjadi asetoasetilCoA. AsetoaseilCoA yang terbentuk akan
bereaksi dengan malonatCoA dan reaksi ini akan berlanjut sehingga
membentuk poliasetil. Poliasetil yang terbentuk akan berkondensasi dan
berekasi dengan hasil dari jalur fenilpropanoid akan membentuk suatu
flavonoid. Jenis flavonoid yang terbentuk dipengaruhi dari bahan
fenilpropanoid
2. Jalur Fenilpropanoid.
Jalur ini merupakan bagian dari glikolisis tetapi tidak memperoleh suatu asam
piruvat melainkan memperoleh asam shikimat. Reaksi ini melibatkan eritrosa
dan fosfo enol piruvat. Asam shikimat yang terbentuk akan ditransformasikan
menjadi suatu asam amino yaitu fenilalanin dan tirosin. Fenilalanin akan
melepas NH3 dan membentuk asam sinamat sedangkan tirosin akan
membentuk senyawa turunan asam sinamat karena adanya subtitusi pada
gugus benzennya
23
24
SYNTHESIS OF FLAVONOIDS
25
26
MACAM FLAVONOID
27
Kalkon
Senyawa kalkon merupakan salah satu senyawa flavonoid,
yaitu senyawa yang kerangka karbonnya terdiri atas gugus
C6-C3-C6.
Strukturnya dapat dibedakan dari senyawa flavonoid lain
dari cincin C3 yang terbuka.
Kalkon adalah aglikon flavonoid yang pertama kali
terbentuk dalam biosintesis semua varian flavonoid melalui
jalur prazat dari alur sikimat dan alur asetat malonat.
Kalkon umumnya terdapat dalam tanaman yang termasuk
keluarga Heliantheaetribe, Coreopsidinae, dan Compositae
28
flavon
Flavon merupakan pigmen warna kuning yang
tersebar luas pada tumbuhan tinggi
Sering terdapat sebagai glikosida
Flavon berbeda dengan flavonol karena tidak
memiliki gugus 3 hidroksi, hal ini berpengaruh
pada serapan UV, gerakan kromatografi dan dan
reaksi warnanya, sehingga hal ini dapat
digunakan untuk membedakannya.
Flavon mudah dipecah oleh alkali menghasilkan
diasilmetan
Flavon stabil terhadap asam kuat, dan eternya
mudah di dealkilasi dengan penambahan HI atau
HBr atau dengan aluminium klorida dengan
pelarut inert.
29
Beberapa contoh senyawa ini
adalah apigenin, luteolin, dan
tangeritin.
Semua senyawa ini memiliki peran
hampir sama yaitu sebagai
antioksidan, atau penangkap
radikal bebas. Selain itu senyawa
ini juga dapat digunakan sebagai
peningkat daya tahan tubuh
karena memiliki sifat memperkuat
dinding sel sehingga tubuh dapat
lebih bertahan dari serangan agen
penyebab penyakit.
Contoh tanaman yang
mengandung flavon adalah
seledri, lada (hanya luteolin), dan
peterseli (hanya apigenin)
30
31
flavonol
Flavonol terdiri dari quersetin,
kaemferol dan mirisetin
Quersetin umumnya merupakan
komponen yang paling banyak
dalam tumbuhan
OH
O
flavonol 32
QUERSETIN
Quersetin adalah flavonoid kelompok flavonol. Ini merupakan bentuk
aglycone
Quercetin membentuk glycosides quercitrin rutin dan bersama-
sama dengan rhamnose dan rutinose, masing-masing. Hal itu
banyak ditemukan dalam suplemen diet, dapat juga membantu
untuk mencegah beberapa jenis kanker
Quersetin memiliki aktifitas antioksidan yang kuat. Jika vitamin c
adalah 1 maka quersetin 4,7.
Quercetin memiliki efek positif dalam memerangi atau membantu
mencegah kanker, prostatitis, penyakit jantung, katarak, alergi /
inflammations, dan penyakit pernapasan seperti bronkitis dan asma
dan juga menghambat peradangan
33
KAEMFEROL
Kaemferol merupakan senyawa padatan kuning
Mempunyai titik 276-278 derajat C
Sedikit larut dalam air, larut dalam etanol panas,
metanol dan dietil eter
Konsumsi kaemferol dalam teh dan brokoli
menunjukkan adanya penurunan resiko kanker
dan gangguan jantung
Mampu menghambat LDL tetapi tidak seefektif
bila dibandingkan dengan quersetin dan luteolin
34
MIRISTIN
Miristin merupakan senyaawa yang
paling sedikit dijumpai di tanaman
dibandingkan dengan senyawa lain
yang termasuk dalam flavonol
Miristin berkhasiat sebagai antioksidan
Hasil studi in vitro menunjukkan
dengan konsentrasi tinggi miristin
mampu memodifikasi penyerapan
kolesterol LDL s oleh sel darah putih
menjadi lebih cepat
Konsentrasi miristin tinggi juga dapat
mencegah terjadinya kanker prostat
35
myricetin
kaempferol
quercetin
36
flavanon
Flavanon (atau
dihidroflavon)sering sebagai
aglikon tetapi beberapa
glikosidanya dikenal
sebagai,misalnya, hesperidin
dan naringin dari kulit buah
jeruk. (Aglikonnya hesperedin
dan naringenin).
Recent in vitro examinations
strenghten the antiproliferative
effects of prenylated
naringenin (Humulus lupulus L.,
hops) on prostate tumour cell
line culture.
(Phytomedicine. 13 (9-10), 732-4. 2006.)
37
38
flavanonol
Flavanonol (atau
dihidroflavonol)
barangkali merupakan
flavonoid yang paling
kurang dikenal, dan
yang diasetilasi dikenal
karena rasanya yang
sangat manis.
Tidak seperti
leukoantosianidin,
senyawa ini stabil dalam
asam klorida
39
FLAVON
FLAVONOL
FLAVANON flavanonol 40
ANTOSIANIN
Antosianin ialah pigmen daun bunga merah sampai biru
yang biasa banyaknya sampai 30% bobot kering
dalam beberapa bunga.
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan
paling tersebar luas dalam tumbuhan, merupakan
pembentuk dasar pigmen warna merah, ungu dan biru
pada tanaman, terutama sebagai bahan pewarna bunga
dan buah-buahan. Sebagian besar antosianin adalah
glikosida, dan aglikonnya disebut antosianidin, yang
terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam.
Antosianin yang paling umum adalah sianidin yang
berwarna merah lembayung.
Hidrolisis dapat terjadi selama autolisis jaringan
tumbuhan atau pada saat isolasi pigmen, sehingga
antosianidin ditemukan sebagai senyawa jadian.
41
ANTOSIANIDIN
Antosianidin terdapat enam jenis secara umum, yaitu :
sianidin, pelargonidin, peonidin, petunidin, malvidin dan
delfinidin.
Antosianidin adalah senyawa flavonoid secara struktur
termasuk kelompok flavon
Senyawa paling umum adalah antosianidin, sianidin yang
terjadi dalam sekitar 80 persen dari pigmen daun tumbuhan,
69 persen dari buah-buahan dan 50 persen dari bunga.
42
AURON
Auron berupa pigmen kuning emas terdapat
dalam bunga tertentu dan bryofita.
Dikenal hanya lima aglikon, tetapi pola
hidroksilasi senyawa ini umumnya serupa
dengan pola pada flavonoid lain begitu pula
bentuk yang dijumpai ialah bentuk glikosida dan
eter metil.
Dalam larutan basa senyawa ini menjadi merah
ros
43
ISOFLAVON
44
CONDITIONS OF ANTIOXIDANT PROPERTY
45
Efek antioksidan terutama disebabkan
karena adanya senyawa fenol seperti
flavonoid,asam fenolat.
46
CHELATING ABILITY OF FLAVONS AND FLAVANONS
3, 4- dihydroxy configuration
carbonyl group at the position 4
free OH-groups at 3- and 5 positions 47
ISOLASI FLAVONOID
48
Contoh Isolasi flavonoid
Isolasi senyawa flavonoid dari daun
Acanthospermum hispidium DC
(Abe Rita Temidayo, 2013, Extraction and Isolation of Flavonoids Present in the
Methanolic Extract of Leaves of Acanthospermum HispidiumDc, Global Journal of
Medicinal Plant Research,Nigeria)
49
Isolasi Flavonoid
Serbuk daun
Ekstraksi dengan pelarut metanol selama 2
hari. Setiap hari pelarut diganti, disaring
kemudian dipekatkan dengan destilasi
Ekstrak kental
Disuspensikan dengan air kemudian dipartisi
dengan pelarut n-heksan, cloroform, etil asetat, dan
butanol. Masing-masing kemudian diuapkan dengan
WB
50
Hasil percobaan
51
Berat tiap fraksi
52
53
Cara identifikasi flavonoid
a. Pembuatan larutan percobaan
0,5 gram bahan serbuk disari dengan 10 ml metanol
selama 10 menit diatas penangas air, dicegah agar
pelarut tidak terlalu banyak menguap, saring selagi
larutan masih panas menggunakan kertas saring kecil
berlipat. Encerkan filtrat dengan 10 ml air dan
pindahkan ke corong pisah, tambahkan 5 ml petroleum
eter, kocok hati-hati, setelah didiamkan beberapa saat,
pisahkan fase metanol. Uapkan fase metanol hingga
kering, residu yang tersisa dilarutkan dalam 5 ml etil
asetat. Ambil bagian yang jernih untuk larutan
percobaan.
54
Identifikasi glikosida flavonoid
b. Uji glikosida 3-flavonol
Larutan percobaan sebanyak 1 ml diuapkan hingga kering,
sisa dilarutkan dalam 2 ml etanol 95% dan ditambahkan
logam Zn, 2 ml HCL 2N, diamkan selama 1 menit.
Kemudian tambahkan HCL pekat, jika dalam waktu 2-5
menit terjadi perubahan warna menunjukkan adanya
glikosida 3-flavonol.
c. Uji shinoda
Larutan percobaan sebanyak 1 ml diuapkan hingga kering,
sisa dilarutkan dalam 1 ml etanol 95% dan ditambahkan
logam magnesium dan 10 ml HCL pekat. Jika terjadi warna
merah sampai merah ungu, menunjukkan adanya
flavonoid, sedangkan jika terjadi warna kuning jingga
menunjukkan adanya flavon, kalkon, auron
55
d. Reaksi Taubeck untuk flavonoid
Larutan percobaan sebanyak 1 ml diuapkan hingga kering sisa
dibasahi dengan aseton, tambahkan sedikit serbuk asam borat
dan asam oksalat. Panaskan hati-hati di atas penangas air,
hindari panas yang berlebihan. Kedalam sisa ini tambahkan eter.
Pengamatan dilakukan dibawah UV 366 nm, terjadi floresensi
kuning.
e. Reaksi Wilson untuk flavonoid
Larutan percobaan sebanyak 1 ml diuapkan hingga kering sisa
dibasahi dengan aseton, tambahkan sedikit serbuk asam borat
dan asam sitrat. Panaskan hati-hati di atas penangas air, hindari
panas yang berlebihan. Ke dalam sisa ini tambahkan aseton,
terjadi warna kuning tetapi tidak floresensi.
56
f. Reaksi yang lain untuk flavonoid
Uapkan sebanyak 1 ml larutan percobaan hingga kering, larutkan sisanya ke dalam 2
ml etanol 95%. Lakukan reaksi warna atau pengendapan dengan pereaksi berikut dan
amati warna endapan yang terjadi :
Larutan FeCL3 2% dalam air
Larutan Pb-asetat 25% dalam air
Amonia atau larutan NaOh 0,2 N.
g. Identifikasi glikosida flavonoid dengan kromatgrafi lapis tipis (KLT)
Bahan yang diperiksa : Aurantii pericarpium
Fase diam : silikagel GF 254
Fase gerak : etilasetat-asam formiat-air (10:2:3) v/v
Deteksi : dilihat dibawah UV 254 dan UV 366, sebelum
dan sesudah diuapi amonia.
Larutan percobaan : 1 gram serbuk bahan disari dengan 10 ml metanol hangat
selama 5 menit. Dinginkan dan disaring, kemudian langsung ditotolkan.
57
Isolation
isolation of the solvent systems
Column chromatography
59
Isolation Techniques
Thin-layer chromatography (TLC)
Thin layer chromatography continues to be one of
the versatile tools employed for the analysis of
flavonoids.
60
Isolation Techniques
Thin-layer chromatography (TLC)
a. Flavone aglycones
benzene: pyridines: ammonia (80:20:1 drop)
enzene: pyridine: formic acid (72:18:10)
b. Flavanone aglycones
benzene: acetic acid (45:4)
methylene chloride: acetic acid: water (3:1:1)
61
Isolation Techniques
Thin-layer chromatography (TLC)
A. Silica gel with the solvent systems:
c. Flavone-O-glyconsides, flavone-C-glycosides and
flavonol-O- glycosides .
butanol: acetic acid: water (3:1:1),
formic acid: ethyl acetate: water (9:1:1),
chloroform: ethyl acetate: acetone (5:1:4),
ethanol: pyridine: water: methanol (80:12:10:5),
chloroform: methanol: water (65:45:12).
d. Flavanone-O-glycosides
chloroform: acetic acid: methanol,
chloroform: acetic acid (100:4),
benzene; acetic acid (100:4).
62
Isolation Techniques
Thin-layer chromatography (TLC)
a. Flavonoids aglycones
benzene: methyl ethyl keton: methanol
(4:3:3),
benzene: hexane: methyl ethyl ketone:
methanol (60:26:7:7).
b. Flavonoid glycosides
water: ethanol: methyl ethyl ketone:
acetyl acetone (65:15:15:5),
water: butanol: acetone: acetic acid
(16:2:2:1),
methanol: water: acetic acid (95:5:5).
63
Isolation Techniques
Thin-layer chromatography (TLC)
a. Flavonoid glycosides
water: acetic acid (25:75),
butanol: acetic acid: water (4:1:5).
b. Flavone aglycones
benzene: acetic acid: water
(12.5:7.2:0.3),
chloroform: acetic acid: water (10:9:1).
64
Isolation Techniques
Paper chromatography (PC)
Since flavonoids are coloured compounds paper
chromatography has been an important tool for their
analysis and isolation in micro quantities. Paper
chromatographic analysis can be used in a one-dimensional
or two-dimensional system for effecting better separation
Normally employed:
Whatman No.1 filter paper
68
Identifikasi dengan uap amonia
69
Tks
70