OLEH
Burhanuddin Taebe
SENYAWA FENOLIK ALAM
FENILPROPANOID POLIKETIDA
FLAVONOID
I. PENDAHULUAN
Senyawa fenol alam
2% Karbon tumbuhan diubah jadi
flavonoid atau 1 milyar ton pertahun
Warna bunga dan buah, flavin (kuning,
jingga), antosian (merah, biru, ungu)
Tumbuhan: pigmen, pertumbuh-an,
pertahanan, tabir surya, berkomunikasi
Manusia :antioksidan, antiinflamasi,
immunostimulan, antikanker, antivirus
dan antimikroba.
Kerangka dasar
Kerangka dasar 15 atom C, dua cincin benzen,
terikat pada rantai propana, susunan C6C3C6
susunan yaitu : 1,3diarilpropana (flavonoid)
1,2diarilpropana (isoflavonoid) dan 1,1 diaril
propana (neoflavonoid)
C3
C3 C2
C1
C2
C3 C1
C2
C1
HO O O
O OH O
OCH3
O
O OH O
2. Isoflavonoid
HO O
O
OH
HO OCH3
FEREIRIN
O O
O
H3CO O
O
O
OCH3
CH2
OH O OCH3
O
PTEROKARPIN ROTENON
3. Neoflavonoid
H3CO O O O O
O
OH
HO H3CO O O
O
OH O
OH
FLAVANON KHALKON
OH O OH O OH O
Flavanon Khalkon
OH OH
Ha
HO O a HO O
b +OH-
+ H OH
OH O OH O
[O]
+ a Flavanonol
-H b H
-H+
OH OH
HO O HO HO O
O
CH OH
OH
O
OH O OH OH O
H
HO O HO O
O
H
OH O OH O
OH
Isoflavon
Katekin
Antosianidin
Biosintesis Antosianidin dan Katekin (Haslam)
OH OH
HO O HO O
OH OH
OH O
OH O OH OH
Flavanonol
-H2O
OH
H+ OH
O O
OH O O
2[H] OH
O
O
OH
OH
H+
OH OH
H+
HO O
OH O O
OH
OH
+ OH
OH
H+ H+
H+
OH OH O
HO O HO O HO O
OH + OH OH
OH OH OH
OH OH OH
Katekin Antosianidin
Fungsi flavonoid pada tumbuhan
Fungsi penyerbukan: pigmen tumbuhan,
warna jingga, merah, biru dan ungu pada
bunga dan buah, faktor penarik lebah, kupu-
kupu, burung dan hewan lainnya, terjadi
penyerbukan. Burung suka merah, lebah biru.
1.Ekstraksi
Aglikon adalah polifenol maka bersifat
fenol, agak asam, larut dalam basa.
Senyawa polar, kepolaran berbeda-beda.
Umumnya larut polar seperti etanol,
metanol, butanol, aseton, dimetil
sulfoksida, dimetilformamida, air. Bentuk
glikosida karena ada gula mudah larut
dalam air, campuran pelarut diatas dengan
air merupakan pelarut yang baik untuk
glikosida. Sebalik, aglikon kurang polar
seperti isoflavon, flavanon dan flavon
serta flavonol termodifikasi, cenderung
larut dalam pelarut seperti eter dan
kloroform.
Bahan segar bahan ideal untuk analisis
flavonoid, kering dan lama masih tetap
memberi hasil baik. Bila bahan segar, sisa
cuplikan yang dianalisis segara keringkan
mencegah kerja enzim. Ekstraksi baik dua
tahap; pertama metanol-air (9 : 1) dan
kedua metanol-air (1 : 1). Ekstrak
dicampur dan diuapkan hingga sepertiga ,
atau hampir semua metanol menguap.
Ekstrak dapat dibebaskan dari senyawa
kepolarannya rendah seperti lemak,
terpena, klorofil, xantofil dengan ekstraksi
(dalam corong pisah) menggunakan
pelarut heksan atau kloroform. Ekstraksi
dilakukan beberapa kali, lapisan air
mengandung sebagian besar flavonoid,
dirotapavor.
Lanjutan
Pemilihan pelarut tidak hanya tergantung pada
kepolaran, tetapi juga tempat substansi berada.
Bila pada vakuola sel, bersifat hidrofilik,
penyarian dengan air atau pelarut alkoholik. Jika
dalam kloroplas pelarut nonpolar sebelum
alkoholik.
Ekstraksi flavonoid tidak cocok untuk antosianin
atau flavonoid kepolaran rendah. Antosian, daun
segar atau bunga segera digerus dengan NaOH
yang mengandung 1% HCl pekat. Ekstraksi
terjadi ditandai adanya perubahan warna larutan,
kromatografi atau analisis spektroskopi ekstrak
segera dilakukan untuk mencegah hidrolsisi
glikosida. Untuk simplisia yang mengandung
flavonoid dengan kepolaran yang lebih rendah
lagi langsung diisolasi dengan heksana atau eter
beberapa menit, ingat ekstrak yang diperoleh
mengandung lemak dan lilin.
2 Isolasi
3 cm
arah aliran
pengembang
pertama
(a) (b)
biarkan 5 cm
(c) (d)
Karakterisasi dan Identifikasi
Secara umum ditentukan dengan uji warna,
kelarutan, bilangan Rf dan ciri spektrum
ultraviolet.
O O O
-
OH
O O O-
Pembentukan struktur kuinoid dari flavonoid dengan basa
HO
OH OH
O B
OH
O
NaOAc, H3BO3
HO O
HO O
OH-
O
O
Kompleks flavonoid dengan asam borat dan natrium asetat
Adanya gugus fenol memberikan reaksi
positif dengan pereaksi fenol, misalnya
besi (III) klorida dan pereaksi asam
sulfat memberi warna spesifik. Reaksi ini
tidak spesifik, tidak dapat digunakan
membedakan golongan dan harus diikuti
oleh uji warna lainnya.
OH O
HO O HO O
AlCl3
HCl
O O
Cl
O Al
OH O OH
OH
OH
HO O
HO O
HO O
AlCl3 HCl
O O
Al O O
OH O Cl Cl Al
Cl Cl
Kompleks flavonoid dengan AlCl3 lewat gugus
hidroksil yang berkedudukan orto dan yang
berkedudukan dekat gugus karbonil, digunakan
dasar penetapan adanya gugus hidroksil pada
kedudukan tertentu dalam molekul flavonoid.
Adkan volume
ampas Labu ukur 100 ml dengan aseton
+ 2x20 ml aseton
- Didihkan sebentar
20 ml filtrat
ampas filtrat
20 ml filtrat
- dalam corong pisah
+ 20 ml air, kocok
+ 15 ml, 10 ml, 10 ml etil asetat
7-Hidroksi Flavon
OH MeOH 242, 308sh, 340
O
OH AlCl3 248sh, 273, 304, 378, 468sh
AlCl3 + HCl 242, 312sh, 342
O
3,4-Dihidroksi Flavon
HO O MeOH 247, 274, 323
AlCl3 247, 272, 284sh, 375
HO
OH O AlCl3 + HCl 255sh, 282, 292sh, 346
Baikalein
OH
MeOH 242sh, 253, 287, 291sh, 349
HO O
OH
AlCl3 274, 300, 328, 426
OH O
AlCl3 + HCl 266sh, 275, 294sh, 355, 385
Luteolin