1. Pendahuluan
1.1. Cakupan pembelajaran
Bahan ajar ini mencakup karakter senyawa fenilpropanoid dan
mekanisme pembentukan polimer lignin
1.2. Sasaran Belajar
Menjelaskan secara konprehensif karakteristik molekul fenilpropanoid
dan mekanisme pembentukan polimer lignin
1.3. Perilaku awal mahasiswa
Mahasiswa diharapkan telah mempelajari lebih dahulu materi kimia
oranik dasar dan kimia organik lanjutan berkaitan dengan senyawa ini.
1.4. Manfaat
Setelah menyelesaiakan bahan ajar ini mahasiswa dapat mendeskripsikan
molekul fenil propanoid serta sifat-sifat dan reaksi kimianya.
1.5. Urutan Pembelajaran
1.6. Petunjuk belajar
Mahasiswa diharapkan mempelajari secara seksama materi ajar ini dan
juga materi lain yang berhubungan dari sumber belajar yang lain.
2. Penyajian
2.1. Pendahuluan
Senyawa aromatik merupakan kelompok senyawa organik alam yang terbesar
jumlahnya dan tersebar secara meluas dalam mahluk hidup terutama pada tumbuhan,
banyak terdapat sebagai zat warna alam yang menyebabkan warna-warni pada bunga-
bungaan dan daun-daunan. Pada umumnya kelompok senyawa ini merupakan karbon
aromatik yang tersubtitusi, terutama oleh gugus hidroksil. Karena subtitusi gugus
hidroksil menjadi ciri utamanya, maka golongan senyawa tersebut dikenal pula
sebagai senyawa-senyawa fenolik alam. Namun tidak semua gugus hidroksil tersebut
berada dalam keadaan bebas, seringkali ditemukan dalam keadaan tersubtitusi,
misanya dalam bentuk metoksi, metilen dioksi.
Keragaman senyawa-senyawa fenolik senantiasa mengikuti keteraturan biogenesis,
hal ini memudahkan kita untuk mengenali dan mengelompokkannya. Berdasarkan
jalur biogenesis pembentukannya maka senyawa fenolik alam dapat dibagi atas dua
kelompok besar, yaitu fenilpropanoid adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur
shikimat dan poliketida adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-
malonat. Selain itu dikenal pula senyawa fenolik yang diturunkan melalui kombinasi
kedua jalur bogenetik tersebut di atas, kelompok ini dikenal sebagai senyawa
flavonoid.
Fenilpropanoid sendiri dapat terkondensasi atas dua, tiga bahkan membentuk
polifenol yang kemudian dikenal sebagai lignin, merupakan kelompok senyawa
fenolik terbesar di dalam tumbuhan. Biosintesis lignin berasal dari jalur shikimat
melalui fenilpropanoid, karenanya senyawa ini dikelompokkan dalam pokok bahasan
senyawa fenolik turunan shikimat.
2.2. Fenilpropanoid
2.2.1 Ciri kerangka fenilpropanoid
Fenilpropanoid adalah salah satu senyawa fenolik yang banyak ditemukan pada
tumbuhan tingkat tinggi, kelompok senyawa ini dihasilkan melalui jalur shikimat. Ciri
dari kelompok senyawa ini suatu cincin benzen yang tersubstitusi oleh suatu rantai
karbon propil dengan formulasi (C6 -C3 ).
6
C C
5
1
C
4 2
3
Gambar 5.1 Kerangka dasar fenilpropanoid
H3CO H3CO
H3CO O O OCH
O3 OCH3OCH3
OH OHOH OH OH OH O O O
Anetol Isoeugenol Isomeristisin
c. Turunan alilfenol
H3CO H3COH3CO O O O
OH OH OH OH OH OH O O
O
8 1
OO HO O HO O
7 OO O O
2
6 3 HO
5 4
OH
HO O O HO O O HO O O
H3CO H3CO
OCH3
Dafnetin Skopoletin Fraksetin
O COOH COOH
C H O-PO3H2 O O
- H2O
HO CH H2C=C CH2OH CH2
CH-OH COOH
HO OH HO OH
CH2OH Fosfoenolpiruvat OH OH
Eritrosa
COOH
COOH
HO COOH
O-PO3H2
[H] - H2O
H2C=C
HO OH O OH O OH
COOH
OH OH OH
Fosfoenolpiruvat Asam Shikimat
Asam 5-dehidrokuinat
COOH COOH O
H HOOC CH2 -C - COOH
CH2 CH2
H [O]
C OH
C OH C
HO O
O C OH O
OH O O - CO2
Asam korismat
COOH
COOH COOH COOH O O
NH2 HOOC CH2 -C - COOH
O
- NH3 - CO2
- H2O OH
Fenilalanin OH
Asam Sinamat Asam Fenilpiruvat
Asam Prefenat
NH2
[O] - NH3
COOH
CH2OH CH2 CH2
[H] - OH
Asam Sinamat
O +H +H
OH
C
OH OH
CH3 CH2
COOH - H2O
Asam o-hidroksi sinamat
O O
Gambar 5.4 Hubungan biogenesis asam sinamat, profenilfenol, alilfenol dan kumarin
sering ditemukan secara bersamaan dalam minyak atsiri yang diperoleh dari
berbagai tumbuhan dan rempah-rempah. Misalnya, miristisin terdapat dalam
minyak pala, eugenol dalam minyak cengkeh. Ciri dari kelompok senyawa ini
adalah umumnya memiliki pola oksiogenasi pada posisi C-4, C-3,4, atau C-
3,4,5. Oksigenasi tersebut bisa sebagai hidroksil bebas, sebagai metoksi atau
sebagai metilen dioksi.
Demikian pula halnya dengan kumarin, senyawa ini juga dapat dihasilkan dari
transformasi asam sinamat melalui O-hidroksi sinamat yang kemudian
mengalami isomerisasi cis-trans dan menjalani laktonisasai membentuk
kumarin. Meskipun biosintesis kumarin telah dibuktikan melalui penelitian
terhadap beberapa tumbuhan, namun beberapa tahap dari biosintesis yang
diusulkan belum dapat dimengerti secara baik. Umpamanya hidroksilasi orto
sinamat, isomerisasi orto sinamat yang diduga berlangsung karena adanya
bantuan enzim. 7-hidroksi kumarin (umbeliferon) banyak berperan sebagai
senyawa antara dalam biosintesis berbagai turunan kumarin, 7-
hidroksikumarin sendiri dapat terjadi dari p-kumarat melalui reaksi yang
serupa dengan reaksi pada biosintesis sinamat
Reaksi-reaksi sekunder selanjutnya seperti oksigensi, kondensasi, subtitusi,
eliminasi menghasilkan berbagai macam turunan kumarin, misalnya aurapten,
pukedanin, psoralen termasuk juga kumersol, meskipun kumersol selanjutnya
digolongkan sebagai isoflafonoid.
O O O O O O
H3CO
Aurapten Pukedanin
HO O O
O O O
O
OH
Psoralen Kumersol
COOH
COOH
O O
Br
Br2 H2/Pt O O
O O
FeBr3 Kumarin
Br2
O O O O
Br
Br
Sebagai suatu lakton, kumarin larut dalam basa menghasilkan garam dari asam
kumarinat. Namun asam-asam kumarinat bebas dengan ikatan rangkap
berkonfigurasi cis, tidak dapat dipisahkan dengan garamnya karena akan
segera tersiklisasi kembali membentuk kumarin. Untuk menghindari kejadian
tersebut maka kumarin diolah dengan basa dalam
O OH
O O OH O
OH OH
O
H
Kumarin cis anion kumarinat trans anion kumarat O
basa kuat
(kalor) H
OH OH
CH3-COOH
O OH
OH O
Asam salisilat Asam kumarat
O O O OH O OH O OH
H
Kumarin
Garam Benzopirilium
CH3-COONa CH3-COOH
(CH3-CO)2O
H OH
o
C 170 c
O O
Benzaldehid Asam sinamat
Gambar 5.10 Sintesis asam sinamat dari benzaldehid dengan anhidrida setat
Mekanisme reaksi
Kondensasi terjadi antara gugus karbonil dari benzaldehid dengan gugus metil yang
teraktifkan dari anhidrida asetat , aktivasi terhadap gugus metil tersebut sebagai
nukleofilik dilakukan dengan penambahan katalis basa.
O O
CH3 CH3 C
C
CH3-COOH
O CH3-COO O
CH3 C CH2
C
O O
O
CH3 C O O
O CH3-COOH
H O
C C O
CH2
O O
O O OH O
Benzaldehid
- H2O
H2O
CH3-COOH
OH O
O O O
Asam sinamat
b. Reaksi knovenagel
Reaksi knoevenagel, melalui kondensasi aldol antara benzaldehid dengan asam
malonat dapat juga dengan ester malonat, reaksi di katalis oleh suatu basa.
COOH O OH
basa - CO2
CH2 - H2O OH
H OH
C
COOH
O O O
Benzaldehid Asam malonat Asam sinamat
Gambar 5.12 Sintesis asam sinamat dari benzaldehid dengan asam malonat
Gambar 5.13 Sintesis kumarin dari o-hidroksil benzaldehid dengan anhidrid asetat
Cara lain untuk mensintesis kumarin adalah metode knovenagell yakni kondensasi o-
hidroksil benzaldehid dengan asam malonat, mengalami reaksi adisi eliminasi,
seterusnya melepaskan H 2 O dan CO2 dan menghasilkan kumarin
HH HH
OH COOH OO O OO
basa - H2O O
CH2 - H2O
H OH OH
C COOH
O OH O O
O-hidroksi benzaldehid Asam malonat - H2O
O O O O
- CO2
OH
Kumarin O
Gambar 5.14 Sintesis kumarin dari O-hidroksil benzaldehid dengan asam malonat
dapat disintesisi melalui kondensasi aldol antara aldehid aromatik dengan ester
asetat dalam suasana basa. Benzeadehid ditambahkan kedalam campuran
serbuk natrium dan etilasetat yang mengandung sedikit alkohol. Terbentuknya
natrium etoksida berfungsi sebagai katalisator pada tahap awal reaksi, dan
natrium hidroksida yang terbentuk dari air dan logam natrium berfungsi
sebagai katalis pada tahap akhir reaksi.
Retrosintesis
HO O O O HO
HO O HO O
DK OH
Umbeliferon Sinton
TGF
HO O
HO OH DK HO OH O DK OH
OH
Sinton donor
OH Sinton akseptor
O
HO OH OH
Prekursor
H
O
Resorsinol Asam malonaldehid
Gambar 5.15 Rertosintesis, diskoneksi untuk menemukan resorsinol dan asam malonaldehid sebagai
prekursor sintesis umbeliferon
Sintesis
O HO
HO OH HO OH O HO O O
OH
H2SO4 - H2O
H 170oc
Resorsinol OH
O Umbeliferon
Asam malonaldehid
Gambar 5.16 Sintesis umbeliferon dengan pereaksi resorsinol dan asam malonaldehid
3.3 Lignin
3.3.1 Unit monomer lignin
Lignin merupakan senyawa polifenol yang terbesar jumlahny, terutama
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi. Sedangkan tumbuhan rendah seperti
jamur, lumut dan ganggang tidak mengandung lignin. Lignin mempunyai
banyak fungsi pada tumbuhan antara lain berperan sebagai molekul
pengangkut cairan dan pembentuk kekuatan mekanik pada tumbuhan.
Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa senyawa induk
“prekursor” utama dalam biosintesis lignin adalah turunan p-hidroksisinamil
alkohol antara lain p-koumaril alkohol, koniferil alkohol dan sinapil alkohol.
Semua prekursor tersebut sesungguhnya termasuk kelompok senyawa
fenilpropanoid. Hal tersebut menunjukkan bahwa biosintesis lignin
berlangsung melalui jalur biogenesis shikimat.
1
6 2 -e, -H+
5
4
3
OCH3 OCH3 OCH3 OCH3 OCH3 OCH3
OH O O O O O
koniferil alkohol I II III IV V
Gambar di atas menunjukkan ada lima radikal fenoksi yang memberi peluang
terjadinya ikatan untuk membentuk lignin. Namun pada kenyataannya hanya
empat radikal fenoksi (I-IV) yang diketahui terlibat dalam biosintesis lignin.
Interaksi melalui radikal V tidak ditemukan, sebab adanya rintangan ruang
(sterik) yang menghalangi interaksi pada posisi ini, dan tidak stabil secara
termodinamika.
OH OH
OH OH CH2OH
CH2OH CH2OHCH2OH
H3CO H3CO
OCH3OCH3
O O
CH2OH
CH2OH
CH2OH
CH2OH OCH3OCH3 CH2OH
CH2OH OCH3 OCH3
O O HO HO O O
O O
CH2OH
CH2OH
H3CO
H3CO OCH3OCH3 OCH3 OCH3 OCH3 OCH3
OH OH O O OH OH OH OH
II-II I-II I+II+H 2O II + II
ikatan β-β katan β-O-4 ikatan β-O-4 ikatan β-β
OH OH CH2OH
CH2OH
H3COH CO
3
CH2OH
CH2OH CH2OH OCH3 OCH CH2OHCH OH CH2OH
CH2OH 3 2 CH2OH
CH2OH
CH2OH
HO HO
OCH3OCH OH
O 3 OH
O O
O
CH2OH
CH2OH
OCH3 H3CO OCH3
OCH3 OCH3 H3CO OCH3
H3CO OCH3 OH OH OH
H3CO OH OH OH OH OH
OH OH
Gambar 5.19. Beberapa dilignol yang dihasilkan dari interaksi radikal fenoksi
CH2OH CH2OH
CH CH
CH CH2OH CH CH2OH
CH2OH CH CH2OH CH
CH CH CH CH
H3CO H3CO
O CH O CH
CH2OH OCH3 CH2OH OCH3
CH O CH O
H3CO H3CO
O CH O CH
CH2OH
Tetralignol OCH3 OCH3
OH CH O
Pentalignol CHOH
OCH3
OH
H3CO
H3CO CH2OH
HO CH2 CH2OH
OCH3 H
HO CH2OH
OH
O
OCH3
Larisiresino
l OH
Isolarisiresinol
O O
O
O H+ H3CO
OH
O O
O HO OCH3
O
Sesamin Pinoresinol
l
O
OH
H3CO
H3CO CH2OH
O
HO
HO CH2OH
O
H3CO
O
H3CO
Lakton OCH3
OCH3
3. Penutup
3.1. Rangkuman
3.2. Soal test formatif
3.3. Umpan balik
4. Daftar Pustaka
1) Faber. K., 1995, Biotransformations in Organic Chemistry A Textbook,
Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
2) Goodwind. T.W., Mercer. E.I, Introduction to Plant Biochemistry, Pergamon
Press
3) Grundon, M.F., 1979, The Alkaloids, A Specialist Prodical Reports, The
Chemical Society Burlington House, London, W1V0BN.
4) Hanson, J.R., 2001. The Development of Strategies for Terpenoids Structure
Determinatios, Millenium Review NPR
5) Luckner, M., 1984, Secondary Metabolism in Microorganism Plants and
Animals, Springer-Verlag Berlin Heidelberg New York Tokyo
6) Manitto, P., 1981, Biosintesis of natural Product, John Willey and Sons Inc.,
New York.
7) Overton, K.H., 1971, Terpenoids and Steroids, A Specialist Prodical Report,
The Chemical Society, Burlington House, London.
8) Robinson, T., 1983, The Organic Constituents of Higher Plants, Cordous
Press North Amherst.
9) Sastrohardjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam, Gajah Mada University
Press.
10) Usman, H., 2012, Dasar-Dasar Kimia Organik bahan Alam, Dua Satu Press,
Makassar.
11) Warren, S., 1982, Organic Synthesis Constituents of Higher Plants , Their
Chemistry and Interrelationship, Cordus Press North Amherst.