1106016670 1106067601
Nama IUPAC Rumus molekul Berat molekul Titik leleh Titik didih Massa jenis
KALKON
Senyawa kalkon merupakan salah satu senyawa flavonoid, yaitu senyawa yang kerangka karbonnya terdiri atas gugus C6-C3-C6 Kalkon adalah aglikon flavonoid yang dianggap pertama kali terbentuk pada biosintesis Kalkon merupakan antoklor dan termasuk dalam flavonoid minor Kalkon umumnya terdapat dalam tanaman yang termasuk dalam famili Heliantheatribe, Coreopsidinae, dan Compositae
Isoliquiritigenin
Isoliquiritigenin 4'-glucoside
TANAMAN
YANG MENGANDU NG KALKON
Heteropyxis natalensis
Myrtaceae
IDENTIFIKASI UMUM
Bila daun bunga yang berwarna kuning diasapi dengan asap basa dari sebatang cerutu, atau diuapi dengan uap ammonia warnanya berubah menjadi jingga atau merah. (Harborne, 1987). Kalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar UV bila dikromatografi kertas (Harborne, 1987). Kalkon menunjukkan puncak yang lebar antara 365 dan 390 nm di daerah spektrum tampak (Harborne, 1987).
IDENTIFIKASI KIMIA
Kalkon berisomerisasi menjadi flavon oleh suasana asam Dalam larutan basa, flavanon akan berubah menjadi kalkon. Kalkon dalam suasana basa berwarna merah atau jingga
IDENTIFIKASI INSTRUMEN
Alat
Khalkon dari Myrica serrata dengan KCKT
Kolom
LiChrosorb Diol 7 m, 250 x 16 mm Nucleosil 100
Eluen
MeOHH2O (55:45)
Hasil
7C18
250 x 21 mm
EtOAchexane Kromatografi Gas (1:1) Panjang Spektrum UV MeOH gelombang maksimum 370 410 nm Waktu retensi
PEREAKSI GESER
Pereaksi geser digunakan untuk mengetahui struktur dari flavonoid tersebut. Kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid dapat ditentukan dengan menambahkan pereaksi (pereaksi geser) ke dalam larutan cuplikan dan mengamati pergeseran puncak serapan yang terjadi.
Pita II (nm)
230-270 (kekuatan rendah)
Pita I (nm)
340-390
2. Tiga tetes NaOMe ditambahkan ke dalam kuvet yang berisi flavonoid dalam MeOH, lalu direkam spektrumnya. Lima menit kemudian, spektrum direkam lagi untuk mengetahui ada rekaman atau tidak
Jenis
Flavonoid
Petunjuk
penafsiran 4-OH (khalkon)
3. 6 tetes pereaksi AlCl3 ditambahkan ke dalam larutan flavonoid, campur, lalu ukur spectrum AlCl3. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes HCl, campur, dan ukur spectrum AlCl3/HCl.
Pergeseran yang tampak Jenis flavonoid
Petunjuk
penafsiran 2-OH (Khalkon)
Pita I
+48 sampai 64 nm
Pita II
Khalkon + 40 nm
2OH (Khalkon)
dengan oksigenasi
pada 3
4. Tambahkan serbuk NaOAc ke dalam larutan flavonoid persediaan dalam kuvet sedemikian rupa sehingga terdapat kira-kira 2 mm lapisan NaOAc pada dasar kuvet. Campuran harus dikocok baik-baik sebelum spectrum NaOAc diukur. Pada tahap ini dapat diperiksa apakah cuplikan terurai dengan berjalannya waktu, seperti pada (a).
Pergeseran yang
Jenis Flavonoid
Petunjuk penafsiran
Khalkon
Pergeseran batokrom atau bahu pada panjang gelombang yang lebih panjang
5. Lalu spektrum NaOAc/H3BO3 diukur setelah ditambahkan H3BO3 dan dicampur (banyaknya H3BO3 kira-kira setengah dari NaOAc).
Pergeseran yang tampak Petunjuk
Jenis flavonoid
Pita I
+12 sampai 36 nm (nisbi
Pita II
penafsiran
terhadap
Khalkon spectrum MeOH)
o-diOH pada
cincin A (6,7 atau 7,8)
Pergeseran
lebih kecil
tentukan apakah bentuknya glikosida atau aglikon dengan Kkt Buatlah spectrum UV-tampak aglikon yang sudah dimurnikan bandingkan dengan spectrum flavonoid yang sudah dikenal. Jika tak ada spectrum yang cocok, gunakanlah cara SM atau RMI untuk menentukan struktur lebih lanjut
SPEKTROSKOPI MASSA
Tujuan: Menentukan bobot molekul Menetapkan penyebaran pemulih pada lingkar A dan lingkar B Menentukan sifat dan titik ikatan gula pada C- dan O-glikosida flavonoid.
HETEROPYXIS NATALENSIS
TAKSONOMI
Kingdom Divisi Class Order Family Genus Spesies : Plantae : Tracheophyta : Magnoliopsida : Myrtales : Myrtaceae : Heteropyxis : Heteropyxis natalensis
KANDUNGAN KIMIA
Polifenol Flavonol Tanin Glikosida Steroid Saponin Khalkon Minyak Atsiri
IDENTIFIKASI TLC
Lempeng
Alumunium menggunakan
366 nm)
Disemprot
dengan anisaldahyde
/H2SO4 reagent
IDENTIFIKASI IR
IR (KBr): vmax/cm-1 Memberikan spektrum serapan pada bilangan gelombang 3252 (br OH), 3106, 3048, 1631, 1505, 1413.
13C-NMR
HETEROPYXIS
= OH, R3 = OME, R4 = H)
1H-NMR
HETEROPYXIS
= OH, R3 = OME, R4 = H)
IDENTIFIKASI: EIMS
EIMS (Electron Ionized Mass Spectrofotometry) m/z (rel. int. %) = 284 [M]+ (40), 267[M-OH]+(05), 207 [M-C6H5]+ (20), 180 [M-C6H5CH=CH2]+ (100), 152 [180- C=O]+
FRAKSI A (C18H18O4)
Bentuk : Kristal kuning Titik lelh : 136C UV (CHCl3): max 370 nm IR (KBr): max /cm-1 : 1646, 1631, 1573, 1525, 1432, 1372, 1229, 1161, 987, 880 HREIMS: m/z [M+, 100] 298.1234 (calc. 298.1205)
FRAKSI B (C17H16O4)
Bentuk : Kristal Kuning 0,13% Titik leleh : 139-140C IR (KBr): max /cm-1: 3252 (br OH), 3106, 3048, 29, 1631, 1505, 1413 HREIMS: m/z [M+, 100] 284.10408 (calc. 284.10486)
DAFTAR PUSTAKA
Markham, KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB. Harborne, JB. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB. Andersen, yvind M. Markham, Kenneth R. 2006. FLAVONOIDS Chemistry, Biochemistry and Applications. Boca Raton: Taylor & Francis Group. http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C94417&Mask=200#MassSpec, diakses tanggal 17 Juli 2013, pukul 22.38 WIB http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?cid=638278&loc =ec_rcs, diakses tanggal 17 Juli 2013, pukul 23.05 WIB http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?cid=25245575&l oc=ec_rcs, diakses tanggal 17 Juli 2013, pukul 23.07 WIB