Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KP B

MODUL V :

SIFAT pH LARUTAN BUFFER

Senin, 13 September 2021

Nama Praktikan :

Stefan Darma (170221014)

Dosen :

1. Dr. Dra. Tjandra Pantjajani, M.S.


2. Ardhia Deasy Rosita Dewi, S.TP,M.Sc

Asisten Dosen :

1. Felicia Budijanto (170118009)


2. Shania Vanessa Wijaya (170118005)

FAKULTAS TEKNOBIOLOGI

UNIVERSITAS SURABAYA

SURABAYA

2021
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari sifat pH larutan asam dan basa
2. Mempelajari sifat larutan buffer
II. Dasar Teori
Larutan buffer merupakan larutan yang memiliki pH yang
tetap/menolak perubahan pH ketika ditambahkan senyawa asam atau
basa (Kusumaningrum., 2017). Larutan buffer memiliki 2 jenis, yaitu
ada larutan buffer asam (pH < 7) dan larutan buffer basa (pH > 7).
Larutan buffer asam, ketika di tetesi senyawa basa yang kuat, maka
senyawa itu akan bereaksi dengan larutan buffer asam itu yang
menyebabkan pH tidak berubah, begitu juga dengan larutan buffer basa
(Kusumaningrum., 2017).

Dengan ini, jumlah pH pada suatu senyawa yang digunakan pada larutan
buffer seperti tidak mempengaruhi apapun, dikarenakan sifat larutan
buffer yang menolak adanya perubahan pH. Maka dari itu larutan buffer
umumnya digunakan untuk menaikan pH sebauh cairan seperti air yang
memiliki pH dibawah netral (pH netral = 7)

Dalam konsep buffer, larutan buffer merupakan sebuah laju reaksi yang
mengarah ke kiri dan kanan secara bersamaan dan sama kuat. Hal ini
menyebabkan pH larutan buffer tidak berubah sama sekali meskipun
ditambahkan asam/basa yang kuat (Haryono., 2019). Dengan ini, reaksi
kimia yang terjadi dapat ditulis sebagai :
aA + bB ↔ cC + dD
III. Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan
- pH meter
- labu ukur 100 mL 4 buah
- labu ukur 50 mL 2 buah
- Beaker glass 100 mL 4 buah
- Beaker glass 250 mL 2 buah
- Hotplate stirrer
- Magnetik bar 2 buah
- Buret 2 buah
- Botol akuades
B. Bahan yang digunakan
- Asam asetat
- Na asetat
- Asam askorbat / Vit. C
- HCl
- Na sitrat
- Akuades
IV. MSDS
1. HCl (Asam Klorida/Hydrocloric Acid)

Aroma : Asam
Wujud : Cair
Warna : Tidak Berwarna
Titik Didih : 110°C (Larutan 20 %), 48°C (Larutan 38 %)
Titik Leleh : -27,32°C (Larutan 38%)
Massa Jenis : 1,18 g/cm3
Berat Molekul : 36,46 g/mol
Sifat Larutan : Polar
Kelarutan : larut dalam cairan (H2O)

Bahaya :

Bila terkena kulit, HCl bisa membuat kulit melepuh, terbakar, dan
nyeri. Jika tidak sengaja tertelan, bahan kimia ini bisa menyebabkan
nyeri seperti terbakar yang parah, sakit perut hebat, muntah darah,
dan nyeri dada. Sementara jika terhirup, asam klorida bisa
menyebabkan kerusakan pada paru-paru yang membuat
pengambilan oksigen terganggu. Hal ini menyebabkan kebiruan
pada bibir dan kuku, dada terasa sesak, tersedak, batuk darah,
pusing, serta pingsan.
Penanganan :

Bila terkena percikan asam klorida pada mata atau kulit, kamu
dianjurkan untuk membilas bagian yang terkena dengan air selama
15 menit. Jika tertelan, kamu sangat dianjurkan untuk segera minum
air atau susu. Jangan coba untuk memuntahkannya. Sedangkan bila
menghirup bahan kimia beracun ini, segera pindah ke tempat
terbuka dan hirup udara segar. Setelah itu, segera ke rumah sakit
terdekat untuk melakukan pemeriksaan.

2. Asam asetat

Aroma : Asam
Wujud : Cair
Warna : Tidak berwarna
Titik Didih : 118°C - 119°C (391 K – 392 K)
Titik Leleh : 16°C - 17°C (289 K – 290 K)
Massa Jenis : 1,049 g/cm-3
Berat Molekul : 60,05 g/mol
Kelarutan : larut dalam air
Bahaya :
1. Jika terkena mata akan menyebabkan iritasi pada mata
2. Jika terkena kulit juga akan menyebabkan iritasi
3. Jika tertelan akan mengganggu pencernaan
4. Jika terhirup akan menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan
Penanganan :
Jika terkena asam pada keempat bagian tersebut, segera minum/bilas
dengan air jika tertelan atau kecipratan lalu segera bawa ke klinik ke
sehatan/rumah sakit. Jika terhirup, langsung hirup udara segar lalu
larikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan terlebih lanjut.
3. Na Sitrat
Aroma : Tidak berbau
Wujud : Padat (Bubuk Kristal)
Warna : Putih
Titik Didih : Terurai
Titik Leleh : > 300oC (> 572 K ; 573 k)
Massa Jenis : 1.7 g/cm3
Berat Molekul : 294.1 g/mol
Kelarutan : 92 g/100g air
Bahaya :-
Penanganan :-
4. Akuades

Aroma : Tidak berbau

Wujud : Cair

Warna : Tidak berwarna

Titik Didih : 100°C (373 K)

Titik Beku : 0°C (273 K)

Massa jenis : 1000 kg/m3

Berat Molekul : 18,02 g/mol

Sifat Larutan : -

Kelarutan :-

Bahaya :-

Penanganan :-

5. Na asetat

Aroma : Asam

Wujud : Bubuk

Warna : Putih

Titik didih : 881,4 °C

Titik leleh : 342 °C

Massa jenis : 1,528 g/cm3


Berat molekul : 82,034 g/mol

Kelarutan : 123,3 g/100 mL (air)

Bahaya :

1. Mudah terbakar

2. Dapat Meledak

Penanganan :

1. Terhirup : segera hirup udara segar

2. Kulit : Bilas dengan air dan lepaskan pakaian yang


terkontaminasi

3. Mata : Bilas dengan air yang banyak

4. Tertelan : Minum air yang banyak (Max 2 gelas)

6. Asam askorbat/Vitamin C

Aroma : Asam/Manis

Wujud : Padatan/Kapsul

Warna : Putih kekuningan

Titik didih :-

Titik leleh :-

Massa jenis : 1,65 g/cm3

Berat molekul : 176,12 g/mol

Kelarutan : 33 g/100 mL (Air)

Bahaya :-

Penanganan :-
V. Skema Kerja

Asam asetat dan Na asetat

dibuat larutan masing – masing 0,1 M sebanyak 100 mL

HCl, Na sitrat, vitamin C

dibaut larutan masing – masing 0,1 M sebanyak 50 mL

diukur pH awal masing – masing larutan dengan pH meter dan diaduk


menggunakan magnetic stirrer

Asam asetat 0,1 m 75 mL

Asam asetat 0,1 m 75 mL

dicampur dalam gelas beaker 250 mL dan diukur pHnya

Campuran 4 x 25 mL

dimasukan ke dalam gelas beaker 100 mL dan diukur pH

ditambahkan akuades 1 mL dengan buret sampai 10 mL


ukur pH larutan dan catat perubahan pH larutan tersebut
ditambahkan akuades sampai buret mencapai 20 mL
ukur pHnya dan catat perubahan pH larutan tersebut

Jelaskan fenomena yang terjadi dan tentukan harga Ka

Langkah ini diulangi untuk larutan yang lainnya dan catat semua pH dan perubahan
pH yang terjadi. Perkirakan pH masing - masing larutan jika titran ditambahkan
sebanyak 50 mL.
VI. Hasil Percobaan dan Perhitungan

pH CH3COOH CH3COONa Na-Sitrat Vitamin C HCl Akuades


awal 2,906 9,55 7,933 2,615 1,346 6,296

pH Larutan CH3COOH +
Fenomena
CH3COONa

pH yang didapat tidak serendah pH CH3COOH dan tidak setinggi


4,435 CH3COONa. pH yang didapat berkisar
diantara pH CH3COOH dan pH CH3COONa

Larutan dan Titran

pH
CH3COOH+ CH3COOH+ CH3COOH+ CH3COOH+
CH3COONa dan CH3COONa dan CH3COONa dan CH3COONa dan
aquades vit C Na-Citrat HCl

Awal 4,435 4,397 4,435 4,397

1 mL Titran 4,523 4,363 4,654 4,287

2 mL Titran 4,526 4,314 4,795 4,224

3 mL Titran 4,533 4,231 4,892 4,122

4 mL Titran 4,544 4,192 4,99 4,005

5 mL Titran 4,539 4,185 5,087 3,866

6 mL Titran 4,538 4,153 5,187 3,685

7 mL Titran 4,537 4,074 5,254 3,406

8 mL Titran 4,541 4,045 5,333 2,959


9 mL Titran 4,545 3,99 5,395 2,591

10 mL Titran 4,596 3,951 5,461 2,405

20 mL Titran 4,548 3,665 5,859 1,828

VII. Pembahasan
Larutan buffer/larutan penyangga adalah larutan yang memiliki pH yang
tidak bisa diubah walaupun ditambahkan asam atau basa, pH larutan
buffer akan berubah hanya sedikit saja. Pada percobaan ini akan
direaksikan larutan CH3COOH dan CH3COOHNa dengan beberapa
senyawa sebagai titran untuk menguji larutan buffer tersebut.

Pada penambahan titran pertama yaitu akuades, 10 mL pertama yang


diteteskan menunjukan perbedaan pH yang cukup tipis dan hamper tidak
berubah sama sekali, bahkan pada saat titran 20 mL, harga pH turun
melainkan naik. Hal ini disebabkan karena larutan buffer merupakan
larutan buffer asam dan juga akuades memiliki pH netral. Sehingga
perubahan pH yang terjadi tidak terlalu siknifikan.

Titran kedua dimasukan kedalam larutan, titran kedua ini adalah larutan
vitamin C. 10 mL pertama diteteskan, pH larutan ini memiliki
perubahan pH yang lebih besar dari akuades dan perbedaan antar tetes
titran yang cukup siknifikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh vitamin
C yang memiliki pH 2,6. Vitamin C memiliki pH yang lebih asam dari
akuades, sehingga perubahan pH yang terjadi akan lebih terlihat untuk
vitamin C dari pada akuades. Ketika sudah 20 mL titran ditambahkan,
pH menetap di nilai 3,6.

Titran ketiga merupakan Na-sitrat. Na-sitrat memiliki pH yang cukup


basa yaitu 7,9. Ketika diteteskan pada larutan buffer ini, pH larutan pada
10 mL pertama berubah cukup drastic, lebih besar dari akuades dan
vitamin c. Karena Na-sitrat memiliki sifat basa, maka perubahan pH
akan memiliki angka lebih tinggi dan menuju ke arah basa. Ketika 20
mL total ditambahkan, pH larutan menetap di nilai 5,8.

Titran terakhir yakni HCl. HCl merupakan senyawa yang memiliki pH


dan sifat yang sangat asam, dengan nilai pH 1,346. 10 mL pertama, pH
larutan langsung turun drastis dikarenakan pH HCl yang sangat asam
membuat pH larutan turun dengan cepat. 20 mL titran ditambahkan dan
pH larutan mendekati pH HCl yakni 1,8.

VIII. Kesimpulan
1. Dapat disimpulkam bahwa, senyawa memiliki 2 sifat, yaitu asam
dan basa. Senyawa asam memiliki bau yang menyengat dan asam,
memiliki pH yang berada dibawah 7. Sedangkan basa memiliki
aroma yang bermacam – macam dan memiliki pH diatas 7.
2. Larutan buffer memiliki 2 jenis, yaitu sifat asam dan sifat basa.
Larutan buffer asam akan tidak mengalami perubahan jika di tetes
larutan basa dan larutan buffer basa tidak mengalami perubahan
jika ditetesi oleh larutan asam.
Daftar Pustaka

Kusumaningrum, I, A., Ashadi. A., Indriyanti, N, Y., 2017. Scientific Approach


and Inquiry Learning Model in the Topic of Buffer Solution : A Content
Analysis. Journal of Physics : Conference Series, vol. 895, no. 1, hh 1 – 6.

Haryono, E, H., 2019. Kimia Dasar. Yogyakarta : Deepublish Publisher ( Group


Penerbitan CV BUDI UTAMA).

Anda mungkin juga menyukai