Anda di halaman 1dari 10

Sifat pH Larutan Buffer

I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari sifat pH larutan asam dan garam
2. Mempelajari sifat larutan buffer

II. Dasar Teori


Konsep asam basa terdiri atas tiga macam, menurut Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis. Arrhenius menyatakan bahwa asam merupakan senyawa hidrogen,
dimana jika senyawa tersebut dilarutkan dalam air maka akan mengalami elektrolit
dan menghasilkan ion H+. Larutan buffer adalah larutan dimana pH nya hanya
berubah sedikit sekali dengan penambahan sedikit asam atau basa, supaya larutan
dapat bertindak sebagai buffer, larutan tersebut harus mempunyai dua komponen,
dimana yang satu mampu menetralkan asam dan yang satu lagi mampu menetralkan
basa contohnya asam lemah dan basa konjugatnya atau basa lemah dan asam
konjugatnya.

Kita ambil contoh HCl, larutan penyangga asam lemah CH3COOH


mengandung asam lemah CH3COOH dan basa konjugasi CH3COO- jika semisal asam
kuat HCl ditambahkan pada larutan penyangga tersebut maka ion H+ hasil ionisasi
HCl akan dinetralisir oleh basa konjugasi CH3COO- sehingga pH tidak berubah.
Namun jika terlalu banyak maka basa konjugasi CH3COO- akan habis bereaksi,
sebagai akibat larutan penyangga tidak dapat mempertahankan pH.

III. Alat dan Bahan


A. Alat-alat yang digunakan :
 Set alat pH Meter
 Labu Ukur 100 ml 4 buah dan Labu Ukur 50 ml 2 buah
 Beker glass 100 ml 4 buah dan Beker glass 250 ml 2 buah
 Hotplate stirrer dan Magnetik bar 1 buah
 Buret 2 buah dan Botol Aquades
B. Bahan-bahan yang dibutuhkan :
 Asam Asetat
 Natrium Asetat
 Asam Ascorbat (vit.C)
 HCl
 Aquades
 Natrium sitrat

IV. MSDS
1. Nama Bahan : Asam Asetat

- Berat Molekul: 60,05 g/mol


- Massa Jenis: - Kg/m³
- Titik Didih: 118,1 ºC
- TItik Lebur: 16,6 ºC
- Kelarutan: 1,5 gram dalam 100 gram air
- Wujud: cair
- Warna: tidak berwarna hingga coklat pucat
- Aroma: berbau tajam
- Bahaya: bahan ini bersifat korosif, dapat terjadi reaksi yang berbahaya jika
terkena bahan yang mengandung logam alkali, dapat menyebabkan penyakit
pernafasan, luka bakar kulit dan iritasi mata
- Penanganan Bahaya: gunakan peralatan pelindung pribadi yang sesuai dan
hindari kontak dengan kulit, mata, dan pakaian, hindari juga menghirup uap.

2. Nama Bahan : Natrium Asetat

- Berat Molekul: 82,03 g/mol


- Massa Jenis: 320-470 Kg/m³
- Titik Didih: tidak ada
- TItik Lebur: 324 ºC
- Kelarutan: -
- Wujud: biasanya ditemukan dalam bentuk padat berupa kristal putih atau
serbuk.
- Warna: putih
- Aroma: memiliki bau yang khas seperti cuka
- Bahaya: tidak termasuk bahan berbahaya
- Penanganan Bahaya: tidak ada

3. Nama Bahan : Asam Ascorbat (vit.C)


- Berat Molekul: 176,13 g/mol
- Massa Jenis: 500-900 Kg/m³
- Titik Didih: tidak ada
- TItik Lebur: 168-170 ºC
- Kelarutan: -
- Wujud: berupa kristal atau bubuk putih.
- Warna: putih
- Aroma: tidak berbau
- Bahaya: dapat menyebabkan masalah pernafasan
- Penanganan Bahaya: jika terhirup segeralah hirup udara segar, jika napas
terhenti berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik.

4. Nama Bahan : HCl

- Berat Molekul: 36,46 g/mol


- Massa Jenis: - Kg/m³
- Titik Didih: tidak ada
- TItik Lebur: tidak ada
- Kelarutan: -
- Wujud: cair
- Warna: tidak berwarna
- Aroma: pedih
- Bahaya: menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata, dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan
- Penanganan Bahaya: bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit.
lepaskan lensa kontak jika memakainya dan lanjutkan membilas
5. Nama Bahan : Aquades

- Berat Molekul: 18,02 g/mol


- Massa Jenis:Kg/m³
- Titik Didih: 100 ºC pada 1,013 hPa
- TItik Lebur: 0 ºC
- Kelarutan: -
- Wujud: cair
- Warna: tidak berwarna
- Aroma: tidak berbau
- Bahaya: tidak berbahaya
- Penanganan Bahaya: tidak ada

6. Nama Bahan : Natrium sitrat

- Berat Molekul: 84,99 g/mol


- Massa Jenis: 1.200 Kg/m³
- Titik Didih: tidak ada
- TItik Lebur: 308 ºC
- Kelarutan: -
- Wujud: padat
- Warna: tidak berwarna
- Aroma: tidak berbau
- Bahaya: jika natrium asetat terkena mata maka dapat menyebabkan iritasi,
peradangan, dan bahkan kerusakan mata yang serius
- Penanganan Bahaya: segera bilas dengan air bersih selama 15-20 menit,
selain itu penggunaan kacamata pelindung sangat disarankan.

V. Cara Kerja

Larutan CH3COOH dan CH3COONa Larutan Na-Citrat, Vit C dan HCl 0,1 M
dan sebanyak 50 ml
0,1 M sebanyak 100 ml
Diukur pH awal semua larutan yang ada dan pH aquades yang akan digunakan menggunakan
set alat pH meter sambil diaduk menggunakan magnetik stirrer

Dicampurkan masing-masing 75 ml larutan CH3COOH dan CH3COONa dalam beker glass


250 ml
Diukur pH larutan yang diperoleh
menggunakan metode yang sama sebelumnya

Diambil 4x25 ml larutan hasil campuran sebelumnya dan masukkan ke dalam beker glass 100
ml

Diletakkan salah satu larutan dalam beker glass tersebut dalam alat pengukur pH

Ditambahkan aquades secara bertahap sebanyak


1 ml hingga 10 ml menggunakan buret
Dicatat perubahan pH yang terjadi setiap penambahan

Ditambahkan aquades hingga volume buret


menunjukkan 20 ml

Dicacat pH larutan yang dihasilkan dan amati perubahan pH larutan yang terjadi dan
gambarlah kurva perubahan pH Vs Vol. aquades

Dilakukan pula percobaan yang sama untuk larutan vit. C 0,1 M; Na-Citrat 0,1 M; dan HCl
0,1 M

Dibandingkan perubahan pH larutan awal terhadap pengaruh penambahan titran yang


berbeda

Diperkirakan pH larutan pada saat masing-masing titran ditambahkan sebanyak 50 ml


VI. Daftar Pustaka

Mentari Luh, Suardana Nyoman, Subagia Wayan. (2014). Analisis Miskonsepsi Siswa
SMA pada pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. (e-Journal,
Universitas Pendidikan Ganesha).
https://materikimia.com/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Miskonsepsi-
Siswa-SMA-Pada-Pembelajaran-Kimia-untuk-Materi-Larutan-Penyangga.pdf

Alighiri Dante, Drastisianti Apriliana, Susilaningsih Endang. (2018). Pemahaman


Konsep Siswa Materi Larutan Penyangga Dalam Pembelajaran Multiple
Representasi. (Jurnal, Universitas Negeri Semarang).
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/viewFile/15735/8155

PT.Smart-Lab Indonesia. Revisi 2017. MSDS - ACETIC ACID GLACIAL.


https://smartlab.co.id/assets/pdf/
MSDS_ACETIC_ACID_GLACIAL_(INDO).pdf

PT.Smart-Lab Indonesia. 2018. MSDS – SODIUM ACETATE ANHYDROU


https://smartlab.co.id/assets/pdf/
MSDS_SODIUM_ACETATE_ANHYDROUS.pdf

PT.Smart-Lab Indonesia. 2019. MSDS – ASCORBIC ACID.


https://smartlab.co.id/assets/pdf/
MSDS_L_(-)_ASCORBIC_ACID_(INDO).pdf

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017. MSDS – HYDROCHLORIC ACID.


https://smartlab.co.id/assets/pdf/
MSDS_HYDROCHLORIC_ACID_37_(INDO).pdf

PT.Smart-Lab Indonesia. 2021. MSDS – AQUADEST.


https://www.smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_AQUADEST.pdf

PT.Smart-Lab Indonesia. 2016. MSDS - SODIUM NITRATE.


https://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_NITRATE_(INDO).pdf

VII. Hasil Percobaan

pH awal Asam Asetat (CH3COOH) : 3,001

pH awal Natrium Asetat (CH3COONa) : 9,484

pH campuran 75 ml CH3COOH dan 75 ml CH3COONa : 4,553

Volume Aquades (ml) yang ditambahkan


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
pH 7,13 3,010 3,011 3,02 3,032 3,051 3,07 3,088 3,102 3,12 3,126 3,167
Aquades 0 5 3 0

Volume HCl 0,1 M (ml) yang ditambahkan


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
pH 1,431 2,755 2,585 2,429 2,35 2,285 2,223 2,182 2,120 2,092 2,067 1,084
HCl 2

Volume Vit. C 0,1 M (ml) yang ditambahkan


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
pH 2,584 3,035 3,006 2,990 2,971 2,962 2,951 2,942 2,932 2,920 2,914 2,796
Vit. C

Volume Natrium Sitrat 0,1 M (ml) yang ditambahkan


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
pH 7,84 5,197 5,272 5,36 5,443 5,49 5,563 5,641 5,705 5,796 5,875 6,106
Natrium 0 5 8
Sitrat
pH larutan Vit. C pH larutan Na-Citrat
pH larutan HCl Volume Aquades
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25

VIII. Pembahasan

Larutan buffer adalah larutan yang berfungsi menahan perubahan pH yang


ekstrim pada saat terjadi pertambahan jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan. Untuk
praktikum kali ini dapat kita lihat bahwa pencampuran larutan CH3COOH dan
CH3COONa akan menghasilkan sebuah fenomena yang dikenal sebagai hidrolisis
garam. Hidrolisis garam terjadi karena ion-ion dari asam dan basa yang terlarut dalam
suatu kandungan larutan tersebut bereaksi satu sama lain menghasilkan perubahan pH
larutan.

Disini tedapat hal yang menarik dimana saat larutan campuran CH3COOH dan
CH3COONa ditambahkan dengan Aquades pH larutan tersebut tidak mengalami
kenaikan secara signifikan, hal ini dapat terjadi karena campuran larutan tersebut
malah terlarut dalam Aquades. Namun untuk larutan lain hal ini bergantung pada
komponen yang ada pada campuran larutan, yang dimana untuk praktikum ini kita
mendapati bahwa larutan tersebut adalah asam buffer yang dimana jika ia berguna
untuk menetralkan larutan yang bersifat basa.
IX. Kesimpulan

Buffer merupakan larutan yang cenderung mempertahankan pH nya, namun


buffer memiliki kapasitas tertentu dimana jika ditambahkan sejumlah asam atau basa
kuat maka akan merubah pH larutan buffer. Namun agar suatu larutan dapat dikatakan
sebagai buffer adalah larutan yang dapat menjaga rentang pH nya, dalam praktikum
ini dapat kita lihat bahwa Vit.C lah yang sangat cocok untuk dijadikan larutan buffer,
karena ia dapat menjaga kestabilan pH-nya meskipun larutan Vit.C tersebut telah
dicampurkan dengan larutan campuran CH3COOH dan CH3COONa.

X. Daftar Pustaka

Mentari Luh, Suardana Nyoman, Subagia Wayan. (2014). Analisis Miskonsepsi Siswa
SMA pada pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. (e-Journal,
Universitas Pendidikan Ganesha).
https://materikimia.com/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Miskonsepsi-
Siswa-SMA-Pada-Pembelajaran-Kimia-untuk-Materi-Larutan-Penyangga.pdf

Alighiri Dante, Drastisianti Apriliana, Susilaningsih Endang. (2018). Pemahaman


Konsep Siswa Materi Larutan Penyangga Dalam Pembelajaran Multiple
Representasi. (Jurnal, Universitas Negeri Semarang).
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/viewFile/15735/8155
Prodjosantoso Anti. (2018). Miskonsepsi Materi Larutan Penyangga. (Jurnal,
Universitas Negeri Yogyakarta).

https://www.researchgate.net/publication/355969921_Miskonsepsi_materi_larutan_pe
nyangga

Anda mungkin juga menyukai