Anda di halaman 1dari 19

JURNAL PRAKTIKUM ASIDI ALKALIMETRI

Disusun oleh :
Nama : Milzam Radifan
NIM : 201910401037
Hari / Tanggal Praktikum : 9 Juni
Asisten : Siska Nuri Fadilah

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
APRIL, 2021
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Mahasiswa memahami konsep dari asidi alkalidimetri dan bisa mencari kadar karbonat
dan bikarbonat pada sampel di pratikum menggunakan metode langsung ataupun tidak
langsung
1.2 Dasar Teori

1.2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)


a. Akuades (H2O)
Aquadest bukanlah tergolong bahan yang berbahaya dimana aquades memiliki sifat
fisika yaitu aquades tidsk berwarna,tidak berbau dan juga tidak berasa serta aquades juga sukar
untuk dimampetkan .sifat kimia yang dimiliki aquades diantaranya memiliki titik didih dari 100
℃ dan titik beku 0 ℃ .aquadest tidaklah bahan yang berbahaya sehingga tidak memerlukan
penanganan yang khusus (Smart last 2019)
b. Asam Klorida (HCl)
Mempunyai bentuk cair, tidak berwarna serta berbau. mempunyai berat molekul
36,46 g/mol. Mempunyai pH 1,2. Termasuk bahan berbahaya karena bersifat korosif yg
menyebabkan luka bakar jika terkena kulit, serta korosi pada besi. Jika tertelan akan terjadi
muntah-muntah. Simpan dengan wadah yang rapat. Disarankan cuci tangan sesudah
menggunakan senyawa. Memakai sarung tangan yang disetujui NIOSH karena sarung tangan
tadi tahan serta aman terhadap HCl, kacamata serta pelindung wajah seperti, masker.
(Labchem, 2019)

c. Barium Klorida (BaCl2)


Waktu senyawa belum diubah sebagai larutan, BaCl2 memiliki bentuk kristal
berwarna putih serta tidak berbau. Termasuk bahan berbahaya, yaitu bersifat toksik Bila
tertelan. memiliki berat molekul 244,28 g/mol. Jika senyawa tumpah atau bocor, hindari
hubungan eksklusif dengan senyawa, serta jangan menghirup uap yang dimuntahkan
senyawa. Lalu pastikan jendela laboratorium memadai. Disarankan memakai kacamata
keselamatan untuk perlindungan mata, dan menggunakan sarung tangan pelindung.
(Ltschem, 2016)

d. Methyl Orange (C14H14N3NaO3S)


Mempunyai wujud kristal dengan warna kuning kemerahan, berbau serta pH 3,1 –
4,4. Kala dalam keadaan asam mempunyai warna merah, sebaliknya pada keadaan basa
mempunyai warna jingga. Metil jingga tidak tercantum kedalam bahan yang beresiko. Tetapi,
dianjurkan memakai sarung tangan yang pas. Sehabis pemakaian bahan lekas cuci tangan.
Apabila baju terkontaminasi lekas ubah baju, serta bila terisap lekas minum air mineral
sebanyak 2 gelas. Simpan bahan dalam wadah yang tertutup rapat. (Merckmilipore, 2018)

e. Phenolphthalein Indicator (C20H14O4)


Mempunyai pH antara 8,0 - 9,6. Hadapi pergantian warna dari tidak berwarna –
merah keunguan. Mempunyai berat molekul 318, 33 gram/mol. Tercantum bahan yang
beresiko sebab bisa menimbulkan kanker serta kehancuran genetik apabila terpapar. Sehabis
memakai senyawa lekas membasuh kulit dengan air. Tidak menghisap senyawa. Jangan
hingga menciptakan uap dari senyawa ini. Dianjurkan memakai kacamata pelindung, serta
sarung tangan cocok spesifikasi EC Directive (standar Eropa), sebab sarung tangan tersebut
tahan serta aman terhadap indikator PP. (Merckmilipore, 2017)

f. Sodium Bicarbonate (NaHCO3)


Mempunyai wujud serbuk bercorak putih, serta tidak berbau. Mempunyai berat
molekul 84, 01 gram/mol. Mempunyai pH 8,6. Bila menimpa kulit lekas lepas baju yang
terkontaminasi, kemudian bilas kulit dengan air mengalir. Apabila terisap, beri minum air
mineral sebanyak 2 gelas. Dianjurkan sarung tangan pelindung yang digunakan wajib
menjajaki spesifikasi EC Directive (standar Eropa), sebab sarung tangan tersebut tahan serta
aman terhadap sodium bikarbonat. (Merckmilipore, 2018)

g. Sodium Carbonate Anhydrous (Na2CO3)


Mempunyai wujud bubuk bercorak putih, serta tidak berbau. Mempunyai berat
molekul 105, 99 gram/mol. Mempunyai pH 11,86. Bila menimpa kulit lekas lepas baju yang
terkontaminasi, kemudian bilas kulit dengan air mengalir. Apabila terisap, beri minum air
mineral sebanyak 2 gelas. Dianjurkan memakai sarung tangan yang menjajaki spesifikasi dari
EC Directive (standar Eropa), sebab sarung tangan tersebut tahan serta aman terhadap
sodium karbonat anhidrat. (Merckmilipore, 2018)

h. Sodium Hydroxide (NaOH) 0,1 M


Mempunyai bentuk bubuk berwarna putih. memiliki berat molekul 39,997 g/mol.
Mempunyai pH >14. Termasuk bahan berbahaya karena bersifat korosif yang mengakibatkan
luka bakar jika terkena kulit, serta korosi pada besi. Hindari buat menghirup senyawa. setelah
memegang senyawa segera cuci tangan dengan air mengalir. Disarankan menggunakan
sarung tangan yg sempurna, kacamata, serta pelindung paras. (Katigaku, 2006)
1.2.2 Tinjauan Pustaka
Titrasi artinya metode analisis kuantitatif yg digunakan buat memilih konsentrasi dari
reaktan. Pada ketika melakukan titrasi ada beberapa hal yang wajib diperhatikan, seperti larutan
standar, indikator, serta perhitungan konsentrasi larutan. Pada titrasi mereaksikan asam dan basa
menjadi titran maupun titrat. (Jurnal Titrasi Asam dan Basa, Kemendikbud, 2018)
Titran merupakan larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya
serta ditempatkan didalam buret, sedangkan titrat merupakan larutan yang belum diketahui
konsentrasinya dan ditempatkan didalam labu Erlenmeyer. Reaksi yang terjadi pada titrasi
diklaim reaksi penetralan. Titrasi dinyatakan terselesaikan jika indikator mengalami perubahan
warna, maka saat itu juga reaksi diberhentikan yang diklaim jua dengan titik akhir titrasi. Lalu,
syarat waktu asam serta basa selesai bereaksi dianggap titik ekuivalen. (Ruangguru, 2020)
Buat mencapai titik equivalen, titrat terus dimasuki titran hingga jumlah equivalen titran
sama menggunakan jumlah equivalen zat yang ingin diketahui. Terdapat beberapa cara buat
menentukan titik ekuivalen seperti, perubahan warna pada indikator. Sesuai reaksinya dengan
pelarut, asam dan basa dibedakan menjadi asam-basa bertenaga serta lemah sebagai akibatnya,
mencakup titrasi asam bertenaga – basa bertenaga, asam kuat – basa lemah, asam lemah – basa
bertenaga, asam bertenaga – garam dari asam lemah, dan basa kuat – garam asal basa lemah.
(Jurnal Asidi Alkalimetri, Academia, 2019)
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 ALAT DAN BAHAN
2.1.1 Alat
 Labu takar
 Pipet volume dan pipet ukur
 Erlenmeyer
 Buret, statif, dan klem
 Gelas ukur
 Kaca arloji
 Beaker glass
 Neraca analitis
2.1.2 Bahan
 Soda pencuci (Na₂CO₃)
 Soda kue (NaHCO₃)
 Boraks NaB₄O₇.10H₂O
 NaOH 0,1 M
 HCl
 Indikator PP
 Indikator MAU
 Indikator MM
 Larutan BaCl₂
 Aquades
2.2 CARA KERJA (DIAGRAM ALIR)
2.2.1Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dengan Titrasi Langsung

Penimbangan soda pencuci dan soda kue


sebanyak 0,25 gram,lalu encerkaan
dengan dua labu takar sampai
volumenya 50 ml

Masukan 5 ml soda pencuci dan 1 ml soda


kue kedalam erlemeyer 250 ml, lalu
tambahkan aquadest sampai voleme
larutan 50 ml

Masukan 2 tetes Indikator PP

Titrasi dengan larutan standart HCl


sampai warna merah hilang, catat
volume HCl yang diperlukan

Tambahkan dalam Erlenmeyer tersebut 2


tetes Indikator MO sehingga larutan
berwarna kuning.

Titrasi lagi dengan larutan standart HCl


diatas sampai warna kuning berubah
menjadi warna merah muda, catat
volume HCl yang diperlukan

Lakukan titrasi ini sebanyak 3 kali,


hasilnya kemudian dirata-rata Data Pengamatan
2.2.3 Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dengan Titrasi Langsung

Pipet 5 ml larutan soda pencuci dan 1 ml larutan


soda kue, masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml
(tambah aquadest sehingga volume kira-kira 50
ml) dan beri beberapa tetes MO (2 tetes).

Titrasi dengan larutan standart HCl,


catat volume HCl yang diperlukan.

Data Pengamatan

Pipet lagi 5 ml larutan soda pencuci


dan 1 ml larutan soda kue,
masukkan dalam Erlenmeyer 250
ml

Tambahkan larutan NaOH


0,1 M sebanyak 20 ml

Tambahkan larutan BaCl₂


sebanyak 25 ml.

Tanpa disaring langsung


titrasi dengan larutan
standart HCl dengan Data Pengamatan
Indikator PP, catat volume
HCl yang diperlukan.
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud titrasi langsung dan titrasi tidak langsung? Jelaskan
perbedaannya?
Jawab : titrasi langsung adalah titrasi yang dilakukan langsung dengan cara langsung antara
larutan standar dengan sampel tampa melalu perantara langsung dengan reaksi yang terjadi
adalah sampel bereaksi dengan larutan standar menghasilkan produk sedangkan titrasi tidak
langsung (titrasi subsitusi) sebelum melakukan titrasi sampel direaksikan dengan pereaksi
tertentu dan menghasilkan zat lain dari hasil reaksinya ,zat lain yang dihasilkan inilah yang akan
di titrasi oleh larutan standar dengan reaksi sampel bereaksi dengan pereaksi lain menghasilkan
zat lain kemudian zat lain yang diperoleh dari titrasi sebelumnya bereaksi dengan larutan standar
sehingga menghasilkan produk hasil titrasi
2. Apa maksud dari penambahan larutan NaOH?
Jawab : Penambahan NaOH dipakai sebagai pengendali tingkat keasaman atau pH terhadap
pengolahan air.
3. Apa maksud dari penambahan larutan BaCl₂?
Jawab : Penambahan BaCl₂ bertujuan agar sulfat bisa mengikat ion Ba,untuk mengahasilkan
endapan putih yang disebut dengan BaSO₄.
BAB III

HASIL

3.1 Data Pengamatan

3.1.1 Titrasi Langsung

Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Titrasi Langsung

       
  Larutan Indikator V HCl Perubahan Warna
  5 ml Na2CO3
PP 1,7 ml Merah muda – bening
  1 ml NaHCO3
  44 ml akuades MO 9,3 ml Kuning – merah muda
         

3.1.2 Titrasi Tidak Langsung

Tabel 3.2 Tabel Pengmatan Titrasi Tidak Langsung

  Larutan Indikator V HCl Perubahan Warna


  5 ml Na2CO3
  1 ml NaHCO3 MO 10,6 ml Kuning – merah muda
  44 ml akuades
         
  5 ml Na2CO3
  1 ml NaHCO3 Merah muda keruh –
PP 12,1 ml
  20 ml NaOH putih keruh
  25 ml BaCl2
3.2 Hasil Perhitungan

3.2.1 Titrasi Langsung

Tabel 3.3 Tabel Hasil Titrasu Langsung

Massa Na2CO3 180,2 mg


Massa NaHCO3 3192 mg

3.2.2 Titrasi Tidak Langsung

Tabel 3.4 Tabel Hasil Titrasi Tidak Langsung

Massa Na2CO3 148,4 mg


Massa NaHCO3 3318 mg
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada Percobaan Pratikum ini bertujuan untuk menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam
suatu sampel menggunakan titrasi langsung dan tidak langsung, serta diharapkan mahasiswanya
mampu menganalisis indikator secara titrasi aside alkalimetri. untuk menentukan kadar ataupun
massa dari soda kue dan soda pencuci dengan cara titrasi asidi alkalimetri bisa dilakukan secara
langsung.mengapa dikatakan titrasi secara langsung? Alasannya adalah titrasi yang dilakukan
langsung tersebut dengan cara langsung antara larutan standar dengan sampel tampa melalu
perantara langsung dengan reaksi yang terjadi adalah sampel bereaksi dengan larutan standar
menghasilkan produk kita mengambil soda pencuci atau NaCO3 dan soda Kue atau NaHCO3
sebanyak 0,25 gram lalu kita lakukan penimbangan dari kedua senyawa tersebut kedalam neraca
analitik.Alasan melakukan penimbangan dengan neraca analitik tersebut adalah karena kita
mengunakan senyawa dengan konsentrasi sangat kecil oleh sebab itu kita membutuhkan
timbangan dengan satuan kecil dan sangat teliti seperti neraca analitik tersebut.

Lalu kita encerkan soda kue dan soda pencuci tersebut didalam dua labu takar sampai volume
dari larutannya menjadi 50 ml.Kemudia ambil 5 ml larutan soda pencuci dan 1 ml soda kue
mengunakan pipet lalu masukan kedalam erlenmeyer 250 ml,setelah itu tambahkan aquadest
sampai tanda batas sehingga volumenya dari laurtan tersebut menjadi 50 ml.

Setalah itu masukan 2 tetes indikator yang kita gunakan adalah indikator Fenolftalein (pp)
.kemudian titrasi lautan tersebut mengunakan larutan standart dimana lautan standart
merupakan larutan yang sudah kita ketahui konsentrasinya.Kita menggunakan larutan standart
HCl 0,1 M .lalu, dititrasi sampai warna merah pada larutan tersebut hilang menjadi bening.
Indikator fenolftalein ( PP ) menjadi titik akhir dalam titrasi ditunjukan dnegan tidak ada warna
pada larutan menunjukkan bahwa larutan memiliki ph netral sedangkan warna merah muda
berarti keadaan basa dengan pH 8 – 10 5 karena warna menjadi bening memiliki makna bahwa
ph dari larutan tersebut menjadi netral.

berikut ini saya lampirkan gambar sesudah titrasi dan sebelum titrasi :
Sebelum dititrasi setelah dititrasi

kemudian jangan lupa untuk mencatat volume HCl yang diperlukan membuat larutan pada
titrasi tersebut berubah warna atau dikenal sebagai titik akhir titrasi.

Selanjutnya tammbahkan dua tetes indikator metil orange kedalam erlenmeyer pemakaian
indikator metil orange dikarenakan Indikator metil orange ini memiliki range pH dari 3,1 sampai
4,4. Warna larutan akan berubah menjadi warna merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna
kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange. Indikator ini biasa digunakan
dalam analisis larutan yang bersifat basa.  tersebut sehingga larutannya berubah menjadi warna
kuning. Lakukan kembali penintrasian dengan larutan standart HCl 0,1 M ,sampai warna kuning
tersebut berubah menjadi warna merah muda.dari perubahan warna tersebut dapat disimpulkan
ph larutan tersebut berada dibawah range 3,1.jangan lupa untuk menghentikan titrasi karena
ketika terjadi perubahan warna dikenal sebagai titik akhir titrasi dan jika berlanjut terrus
makaniali yang didapat kurang akurat.jangan lupa untuk mencatat .berikut ini saya lampirkan
gambar sesudah titrasi dan sebelum titrasi :

Sebelum dititrasi setelah dititrasi

Lakukan titrasi sebanyak 3 kali .tujuan dari melakukan titrasi sebanyak tiga kali adalah untuk
mengurangi eror yang terjadi ataupun agar nilai yang didapatkan lebih akurat.

Selanjutnya untuk menghitung kadar ataupun massa dari soda kue NaHCO 3 dan soda pencuci
Na2CO3 dengan cara mencari faktor pengenceran (fp) terlebih dahulu yang didapatkan dari
jumlah volume dalam labu takar dibagi dengan volume sampel yang diambil.oleh sebab itu kita
mencari faktor pengenceran dari Na2CO3 dengan cara membagikan 50 ml volume dalam labu
takar dibagi dengan 5 ml volume dalam sampel sehingga didapatkan 10 faktor
pengenceranya.perhitungan dapat dilihat pada gambar di lampiran .Lalu kita juga mencari faktor
pengenceran dari NaHCO3 dengan cara membagikan 50 ml vole larutan tersebut didalam labu
takar dengan 1 ml larutan sampel yang digunakan sehingga didapatkan faktor pengencerannya
sebesar 50.perhitungan dapat dilihat pada gambar di lampiran.

Lalu, untuk mendapatkan kadar ataupun massa dari soda pencuci Na2CO3 didapatkan dengan
mengalikan molaritas dari HCl sebanyak 0,1 M dengan berat molekul dari Na 2CO3 sebesar 106
g/mol dikalikan lagi dengan faktor pengenceran Na2CO3 sebesar 10 maka didapatkanlah kadar
ataupun massa dari soda pencuci Na2CO3 sebesar 180,2 mg.selanjutnya untuk mendapatkan
kadar ataupun massa dari soda kue NaHCO3 dengan cara mengalikan molartias HCl sebesar 0,1
M dengan mengalikan hasil dari pengurangan volem metil orange sebesar 9,3 ml dan volume PP
sebesar 1,7 ml lalu kembali mengalikannya dengan berat molekul dari soda kue NaHCO 3 sebesar
84 g/mol lalu kembali lagi mengalikannya dengan faktor pengencer dari NaHCO3 sebesar 50
maka didapatkalah kadar ataupun massa dari soda pencuci Na 2CO3 sebesar 3192 mg.perhitungan
tertera pada gambar di lampiran.

Langkah pertama dalam percobaan selanjutnya dengan mengambil 5 ml larutan soda pencuci
dan 1 ml larutan soda kue.Lalu dimasukan kedalam erlenmeyer 250 ml ,selanjutnya
tambahkanlah aquadest sampai volumenya sekitar 50 ml ,Lalu, masukan larutan tersebut
kedalam erlenmeyer lalu tambahkan 2 tetes Indikator metil orange atau MO .metil orange
digunakan karena Indikator metil orange ini memiliki range pH dari 3,1 sampai 4,4. Warna
larutan akan berubah menjadi warna merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning
pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange. Indikator ini biasa digunakan dalam
analisis larutan yang bersifat basa. menjadi warna kuning .lakukanlah penintrasian dengan
larutan satandar HCl 0,1 M. berikut ini saya lampirkan gambar sesudah titrasi dan sebelum titrasi
:
Sebelum titrasi setelah titrasi

ketika sudah mengalami perubahan warna menjadi merah muda maka ph larutan tersebut berada
pada range dibawah 3,1.catatlah volume dari HCl tersebut sebsar 10,6 ml ( dikenal dengan V
MO),titik dimana terjadi perubahan warna disebut dengan titik akhir titrasi. .Lalu ambil lagi 5 ml
larutan soda pencuci dan 1 ml larutan soda kue masukan kembali ke erlenmeyer 250 ml
,selanjutnya tambahkan NaOh 0,1 M sebanyak 20 ml ,selanjutnya tambahkan BaCl2 sebanyak 25
ml ,tambahkan 2 tetes indikator PP kedalam erlenmeyer ,lalu Lakukan kembali titrasi dengan
lautan standart HCl 0,1 M.

Sebelum titrasi setelah titrasi

Sampai larutan tadinya berwarna merah muda berubah warna menjadi putih keru akibat dari
penambahan larutan NaOH dan Indikator fenolftalein ( PP ) menjadi titik akhir dalam titrasi
ditunjukan oleh tidak ada warna pada larutan menunjukkan netral sedangkan warna merah muda
berarti keadaan basa dengan pH 8 – 10,5.warna putih keru hampir menunjukkan ph larutan
tersebut hampir menuju netral.lalu jangan lupa untuk kembali mencatat volume HCl 0,1 M
sebesar 12,1 ml (dikenal sebagai PP) yang membuat larutan menjadi berubah warna ataupun
dikenal sebagai titik akhir titrasinya.Lakukan titrasi ini sebanyak 3 kali.Tujuan dari melakukan
titrasi ini sebanyak 3 kali adalah untuk menghindari kerroran yang terjadi atau agar data lebih
valid dan akurat.

Selanjutnya kita menghitung kadar karbonat dan bikarbonat dari titrasi tersebut dengan mencari
faktor pengenceran (fp) terlebih dahulu yang didapatkan dari jumlah volume dalam labu takar
dibagi dengan volume sampel yang diambil.oleh sebab itu kita mencari faktor pengenceran dari
Na2CO3 dengan cara membagikan 50 ml volume dalam labu takar dibagi dengan 5 ml volume
dalam sampel sehingga didapatkan 10 faktor pengenceranya.perhitungan dapat dilihat pada
gambar..Lalu kita juga mencari faktor pengenceran dari NaHCO3 dengan cara membagikan 50
ml volume larutan tersebut didalam labu takar dengan 1 ml larutan sampel yang digunakan
sehingga didapatkan faktor pengencerannya sebesar 50.perhitungan dapat dilihat pada
gambar..lalu ,untuk mengetahui kadar soda kue atau NaHCO 3 terlebih dahulu kita mencaro mol
dari soda kue atau NaHCO3 dengan cara mengalikan molaritas NaOH sebesar 0,1 M dengan
volume dari NaOH sebesar 20 ml dikurangin dengan Molaritas HCl sebesar 0,1 M dikali volem
PP sebesar 12,1 ml didapatkanlah 0,79 mmol selanjutnya untuk mengetahui massa atau kadar
dari soda kue atau NaHCO3 didapatkan dari mengalikan mol dari soda kue atau NaHCO3
sebesar 0,79 mmol dengan berat molekul soda kue atau NaHCO 3 sebesar 84 g/mol dikali lagi
dengan faktor pengenceran dari soda kue atau NaHCO 3 sebesar 50 maka didapatkan massa atau
kadar dari soda kue atau NaHCO3 sebesar 3318 mg.perhitungan tersebut terdapat pada gambar

Selanjutnya kita melakukan hal yang sama dengan mencari mol dari Na 2C03 atau soda pencuci
dengan cara mengalikan Molaritas HCl sebesar 0,1 M dikali dengan Volume dari Metil Orange
sebesar 10,6 ml dikurangin dengan mol dari soda kue atau NaHCO 3 sebesar 0,79 mmol dibagi
dengan dua didapatkan mol dari Na2C03 atau soda pencuci sebesar 0,14 mmol.selanjutnya untuk
mendapatkan kadar ataupun massa Na2C03 atau soda pencuci didapatkan dengan mengalikan mol
dari Na2C03 atau soda pencuci sebesar 0,14 mmol dikali dengan berat molekul dari Na2C03 atau
soda pencuci sebesar 106 g/mol dikalikan lagi dengan faktor pengenceran dari Na 2C03 atau soda
pencuci sebesar 10 maka didapatkan kadar ataupun massa dari Na 2C03 atau soda pencuci sebesar
148,4 mg.perhitungan teresebut terdapat pada gambar.

Hal tersebet merupakan titrasi asidi alkalimetri yang terjadi secara tidak langsung
.Mengapa disebut secara tidak langsung? Alasanya adalah karena titrasi tidak langsung (titrasi
subsitusi) sebelum melakukan titrasi sampelnya harus direaksikan dengan pereaksi tertentu dan
menghasilkan zat lain dari hasil reaksinya ,zat lain yang dihasilkan inilah yang akan di titrasi
oleh larutan standar dimana laurtan standart itu sendiri adalah larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya.Dengan reaksi sampel bereaksi dengan pereaksi lain menghasilkan zat lain
kemudian zat lain yang diperoleh dari titrasi sebelumnya bereaksi dengan larutan standar
sehingga menghasilkan produk hasil titrasi.

Untuk reaksi yang terjadi pada titrasi langsung :


- NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(l)
- Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(l)
Untuk reaksi yang terjadi pada titrasi tidak langsung :
- NaHCO3(aq) + NaOH(aq) → Na2CO3(aq) + H2O(l)
- Na2CO3(aq) + BaCl2 → Ba(CO3)2(aq) + 2NaCl(aq)

Bab V

5.1 Kesimpulan
titrasi asidimetri-alkalimetri yaitu titrasi yang berkaitan dengan asam dan atau basa.
Dalam titrasi ini perubahan yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan
adalah pH titrat. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam titrasi ini adalah: • asam dengan basa
(reaksi penetralan); agar kuatitatif, maka asam dan atau basa yang bersangkutan harus
kuat. asam dengan garam (reaksi pembentukan asam lemah) agar kuatitatif asam harus
kuat dan garam itu harus terbentuk dari asam lemah. Contoh: HCl + Na2CO3 NaHCO3 +
NaCl 2HCl + Na2CO3 H2O + CO2 + 2NaCl HCl + NH4BO2 HBO2 + NH4Cl• basa
dengan garam agar kuatitatif basa harus kuat dan garam harus terbentuk dari basa lemah,
jadi berdasarkan pembentukan basa lemah tersebut. Pratikum ini memiliki tujuan agar
para mahasiswa mampu memahami titrasi asidi alkalimetri untuk menentukan massa
ataupun kadar dari soda kue dan soda pencuci,serta memahmi perhitungan yang
dilakukan.dari pratikum ini kita mendapatkan massa ataupun kadar dari Na 2CO3 sebesar
180,2 mg dan massa ataupun kadar dari NaHCO 3 sebesar 3192 mg melalui titrasi
langsung yang dilakukan.ada cara lain dalam titrasi asidi alkalimetri tersebut dengan cara
titrasi tidak langsung didapatkan massa ataupun kadar dari Na 2CO3 sebesar 148,4 mg dan
massa ataupun kadar dari NaHCO3 sebesar 3318 mg.pada titrasi langsung ketika
ditambahkan indikator pp larutan Na2CO3 yang tadinya berwarna merah muda berubah
menjadi bening memiliki makna bahwa ph dari larutan tersebut netral dan larutan
NaHCO3 yang tadinya warnanya kuning setelah ditambahkan metil orange menjadi
berwarna merah muda menunjukkan bahwa ph larutan menjadi dibawah range 3,1.Untuk
titrasi tidak langsung larutan Na2CO3 yang awalnya berwarna kuning berubah menjadi
merah muda menunjukkan bahwa ph larutan berada pada range dibawah 3,1 dan untuk
larutan NaHCO3 yang awalnya berwarna merah muda keru menjadi putih keru
dipengaruhi juga oleh penambahan NaOH yang juga memiliki makna bahwa putih keru
tersebut menandakan larutannya hampir menuju ph netral.
5.2 Saran
Sebaikanya para mahasiwa membaca refrensi terlebih dahulu dan juga harus hati –hati dalam
melakukan pratikum ini dan juga sebaiknya jangka waktu pengerjaan tugas jangan begitu
mepet.
DAFTAR PUSTAKA

Bassett, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Kedokteran.
EGC. Jakarta.
Day, R.A. dan S. Keman. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung. ITB.
Keenan, Charles W. et al. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Sukmariah. 1990. Kimia Kedokteran edisi dua. Binarupa Aksara. Jakarta.

Smart lab.2019.MSDS Aquadest [serial Online].Smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_Aquadest.pdf.


[Diakses 8 Mei 2021]
Slide share.2015.Titrasi [serial Online]. https://www.slideshare.net/Llaras17071997/titrasi-
48257659.[Diakses 8 Mei 2021]

Anda mungkin juga menyukai