Anda di halaman 1dari 8

1.

Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri Ponggok Klaten

2. Kebijakan Bela Beli Kulon Progo sebagai Toko Milik Rakyat (ToMiRa)

MILZAM RADIFAN A (201910401037)


Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri Ponggok Klaten

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah badan usaha yang didirikan oleh desa dalam rangka
meningkatkan pendapatan desa. Pendirian BUMDes pada dasarnya membangun tradisi berdemokrasi di
desa untuk mencapai derajat ekonomi masyarakat desa yang lebih tinggi
Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri Desa Ponggok Klaten

Desa Ponggok terletak di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Ada beberapa objek wisata di
Kabupaten Klaten, seperti Goa Jepang, Museum Gondang Winangoen, Candi Plaosan, Umbul Ponggok,
dll. Objek wisata Umbul Ponggok ini menawarkan wisata berupa sumber mata air alami dengan
keunggulan dapat menikmati keindahan bawah air melalui kegiatan snorkling. Pada 15 Desember 2009,
Pemerintah Desa Ponggok resmi mendirikan BUMDes Ponggok yang dituangkan dalam Peraturan
Desa No. 06 Tahun 2009 dengan nama BUMDes Tirta Mandiri.
Pada 15 Desember 2009, Pemerintah Desa Ponggok resmi mendirikan BUMDes Ponggok yang
dituangkan dalam Peraturan Desa No. 06 Tahun 2009 dengan nama BUMDes Tirta Mandiri.
Strategi BUMDes Tirta Mandiri

Dalam pengelolaan objek wisata Umbul Ponggok, Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri
memiliki beberapa strategi. Strategi tersebut adalah BUMDes membuka UKM di lokasi objek
wisata Umbul Ponggok, membuka parkir di lahan masyarakat sekitar untuk memberdayakan
warga, mengadakan pelatihan untuk karyawan BUMDes Tirta Mandiri, menambah tenaga untuk
Tim SAR dan petugas Polsek Polanharjo, memasang CCTV, menambah fasilitas yang menarik di
objek wisata Umbul Ponggok untuk menarik perhatian wisatawan, mendaftarkan Umbul
Ponggok ke asuransi untuk mencover keselamatan pengunjung.
Hambatan BUMDes Tirta Mandiri

Dalam pengelolaan objek wisata Umbul Ponggok, Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri
mengalami beberapa hambatan dalam pengelolaannya, seperti lahan yang tidak dapat diperluas
lagi, dan sumber daya manusia yang kurang berpotensi
Lahan objek wisata Umbul Ponggok tidak dapat diperluas lagi karena tanah di sekitar objek
wisata Umbul Ponggok adalah milik warga dan tidak bisa dibeli oleh BUMDes Tirta Mandiri
sebab lahan tersebut milik leluhur mereka. Hal ini menyebabkan terlihat sempit dan sumpeknya
lokasi objek wisata saat akhir pekan.
Kebijakan Bela Beli Kulon Progo sebagai Toko Milik Rakyat (ToMiRa)

Kulon Progo merupakan daerah yang tidak bisa menyuplai kebutuhannya ke wilayah pinggiran, sehingga
mendapatkannya dari luar. Lalu, Pemerintah Kabupaten membuat kebijakan konsep pembangunan bernama “Bela-
Beli Kulon Progo”. Tujuannya untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan membela dan membeli produk lokal.

Menurut data BPS, hingga tahun 2012 Kabupaten Kulon Progo adalah kabupaten yang memiliki presentase kemiskinan paling tinggi
dibandingkan wilayah lain di dalam Daerah Istimewa Yogyakarta (sekitar 24%).

Oleh karena itu, Bela Beli Kulon Progo memiliki konsep menanamkan ideologi kepada seluruh masyarakat Kulon
Progo untuk memulai sebisa mungkin menggunakan produk-produk lokal yang diproduksi di dalam Kabupaten Kulon
Progo untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah setempat juga melakukan langkah-langkah sosialisasi
kepada masyarakat.
Latar Belakang Terbentuknya "Bela Beli Kulon Progo"

Hal yang melatarbelakangi terbentuknya "Bela Beli Kulon Progo" adalah Bupati Hasto
berkeinginan agar Kabupaten Kulon Progo dapat mandiri secara ekonomi sehingga
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan begini, harapan yang muncul adalah rakyat
dapat berperan aktif baik sebagai produsen sekaligus konsumen bagi satu sama lain, sehingga
rakyat menjadi penguasa pasar-pasar lokal Kabupaten Kulon Progo
Produk Unggulan "Bela Beli Kulon Progo"

• Produk Air-KU

• Batik geblek renteng

• Tomira (Toko Milik Rakyat)

Anda mungkin juga menyukai