Disusun oleh:
Nama : Anisa Udatul Fadilah
NPM : 200106018
Kelompok : 3 (tiga)
PRODI FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2020M / 1442H
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah SWT lagi maha penyayang, kami panjatkan
puji syukur atas rahmat dan hidayah-nya yang telah yang telah memberikan kami
kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami berharan emoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberikan
manfaat dan juga dapat menambah wawasan bagi pembaca.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR............................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
PERCOBAN IV...................................................................................1
I.TUJUAN............................................................................................1
IX. KESIMPULAN...........................................................................14
X. DOKUMENTASI.........................................................................16
iii
iv
PERCOBAAN IV
CUKA PERDAGANGAN
I.TUJUAN
Pada titrasi asam asetat dengan NaOH (sebagai larutan standar) akan dihasilkan
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Garam natrium asetat ini akan
terurai sempurna karena senyawa itu adalah garam, sedang ion asam asetat akan
terhidrolisis oleh air.
Ion asetat akan terhidrolisis oleh molekul air, menghasilkan molekul asam
asetat dan ion hidroksi. Oleh karena itu larutan garam dari basa kuat dan asam
lemah seperti natrium asetat, akan bersifat basa dalam air (pH>7). Apabila garam
tersusun dari basa lemah dan asam kuat, larutan garamnya akan bersifat asam
(pH<7). Sedang garam yang tersusun dari basa dan asam kuat, larutan dalam air
akan bersifat netral (pH=7). Hidrolisis hanya terhadap asam lemah, basa lemah,
1
ion basa dan ion asam lemah. Titik ekuivalen pada proses titrasi asam cuka
dengan larutan natrium hidroksida akan diperoleh pada pH>7. Untuk mengetahui
titik ekuivalen diperlukan indikator tertentu sebagai penunjuk selesainya proses
titrasi. Warna indikator berubah oleh pH larutan. Warna pada pH rendah tidak
sama dengan warna pada pH tinggi. Dalam titrasi asam asetat dengan NaOH,
dipakai indikator semacam itu.
Dalam hal ini molaritas NaOH sama dengan normalitas NaOH karena valensi
NaOH =1.VNaOH = volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan semua
asam asetat dalam larutan.
1. Alat
- Buret 50 ml
- Erlenmeyer
- pipet ukur
2
2. Bahan
- Asam Oksalat
- Lar. NaOH
- indikator p.p
Kristal NaOH
Identifikasi
Nama produk : C2584
Nama produk : Sodium Hydroxide, Technical Grade Flake
Formula : NaOH
RTECS : WB4900000
C.A.S : CAS # 1310-73-2
Data Fisik dan Kimia
Keadaan fisik : Solid (padat)
Penampilan : Kristal padat, bubuk Kristal, bola kecil
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
pH : 13,5
Titik Leleh : 3180C (6040F)
Titik Didih : 13900C (2340F)
Kepadatan Uap : >1
Kelarutan dalam air : Larut
Penampilan dan Bau : Kristal deliquescent putih
Titik Nyala : Tidak mudah terbakar
Bahaya
Korosif!
Dapat berakibat fatal jika tertelan!
3
Dapat berbahaya jika dihirup.
Menyebabkan luka bakar untuk setian bagian yang terkena!
Untuk mata atau kontak kulit, segera bilas dengan air
selama paling sedikit 15 menit.
Dalam kasus tertelan, jangan dibuang muntah berikan
sejumlah besar air atau susu.
Dapatkan pertolongan medis segera.
identifikasi
Nama Produk : PHENOLPHTHALEIN INDICATOR
No. CAS : 77-09-8
Sinonim : 3,3Bis(phydroxyphenyl)phthalide;Agoral
Rumus Kimia : C20H14O4
Berat Molekul : 318.33 g/mol
Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk : padat
Warna :putih
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak tersedia informasi.
pH : Tidak tersedia informasi.
Titik lebur :263,7 °C
Metoda : Pedoman Tes OECD 102
Titik didih : > 450 °C
Metoda : Pedoman Tes OECD 103
Titik nyala :Tidak berlaku
Penguapan : Tidak tersedia informasi. Flamabilitas
(padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala. Sifat
mudah-menyala : (padatan)
Terendah batas ledakan :Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan :Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap : < 0,00001 Pa pada 50 °C
ASAM CUKA ( ASAM ASETAT GLASIAL)
Nama produk : Asam asetat ( glacial)
4
Na CAL : 64-19-7
Data fisik dan kimia
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : pedih
Ambang bau : 0,2; 100.1 PPM
PH : 2,5 pada 50 9/1 200
Titik lebur : 17 0c
Titik didih : 116-1180c
Titik nyala : 390c metode cc.
Penguap :-
Tekanan uap : 15,4 hpa pada 200 c
Kelarutan dalam air : 602, 9 g/r pada 250c
Suhu menyala : 4850 c
Sifat : tidak dikalifikasikan sebagai mudah
meledak
ASAM OKSALAT
NAMA PRODUK : OXALIC ACID
NO CAS : 6153 – 56 – 6
Sinonim : ETHANEDIOIC ACID DIHYDRATE
Rumus kimia : C2H2O42H2O
DATA FISIK DAN KIMIA
Bentuk : padat
Warna : putih
Bau :-
Ambang bau : tidak berlaku
Ph : kira –kira 1 pad 100g/ 1200c
Titilk lebur : 18g0c
Titik didih :-
Titik nyala :-
Penguap :-
5
Sifat : sifat mudah – menyala (padat)
Tertinggi batas :-
Tekanan uap : 21,5 hpa pads 500 c
Suhu menyala : > 4000c metode
Sifat meledak : tidak di kalasikan sebagai mudah meledak
Masukan kedalam labu ukur 100ml dan ditambahkan dengan air suling
hingga volume tepat 100 ml
Ambil satu buret disiapkan dan dicuci , diisi larutan asam oksalat yang
telah disapkan
6
Kemudian masukan kedalam, dalam labu ukur kalpasitas 100ml dan
diencerkan higga volume 100 ml
Setelah selesai , buret dicuci dengan asam , pencuci sisa asam asetat
perdagangan
TABEL PENGAMATN 1
7
Air oksalat
LARUTAN
SEKEMA KERJA
setelah selesai buka tutupnya kemudian bilas pipet volume dengan larutan asam
oksalat
8
Kemudian ambil dipipet larutan asam oksalat sebanyak 10 ml untuk sampel
Larutkan asam oksalat dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga ritik akhir merah
muda seulas
Kemudian larutan dititrasi dgn NaOH 0,1N hingga titik akhir berwarna merah
mudah seulas
1. Percobaan pertama
9
Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1 mol
Tambahkan 2 tetes indikator pp, kemudian gerak gerakkan labu ukur agar
larutan tercampur rata
Dan warna larutan berubah menjadi pink (jangan lupa gerak gerakkan labu
ukur selama proses titrasi agar larutan tercampur rata)
2. Percobaan 2
10
3. Percobaan 3
PERHITUNGAN
= 12+3+12+16+16+1=60
11
- Berat H2C2H4 yang di timbang = 6,305 g
- Berat gelas Arloji + H2C2O4 = 20,6371 g
-
Diketahui:
NaOH 0,1 M
Volume titrasi 3 = ml
=1,26g
859,5ml
=0,001g/ml
VII. PEMBAHASAN
12
Asidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri
berdasarkan reaksi netralisasi. Keduanya dibedakan pada larutan standarnya.
Analisis tersebut dilakukan dengan cara titrasi. Pada titrasi basa terhadap asam
cuka, reak sinya adalah
Pada titrasi asam asetat dengan NaOH (sebagai larutan standar) akan dihasilkan
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Garam natrium asetat ini akan
terurai sempurna karena senyawa itu adalah garam, sedang ion asam asetat akan
Ion asetat akan terhidrolisis oleh molekul air, menghasilkan molekul asam
asetat dan ion hidroksi. Oleh karena itu larutan garam dari basa kuat dan asam
lemah seperti natrium asetat, akan bersifat basa dalam air (pH>7). Apabila garam
tersusun dari basa lemah dan asam kuat, larutan garamnya akan bersifat asam
(pH<7). Sedang garam yang tersusun dari basa dan asam kuat, larutan dalam air
akan bersifat netral (pH=7). Hidrolisis hanya terhadap asam lemah, basa lemah,
ion basa dan ion asam lemah. Titik ekuivalen pada proses titrasi asam cuka
dengan larutan natrium hidroksida akan diperoleh pada pH>7. Untuk mengetahui
titik ekuivalen diperlukan indikator tertentu sebagai penunjuk selesainya proses
titrasi. Warna indikator
berubah oleh pH larutan. Warna pada pH rendah tidak sama dengan warna
pada pH tinggi. Dalam titrasi asam asetat dengan NaOH, dipakai indikator
semacam itu. Pada analisis asam asetat dalam cuka perdagangan akan diperoleh
informasi apakah kadar yang tertulis pada etiket sudah benar dan tidak menipu.
Analisis dilakukan dengan menitrasi larutan asam asetat perdagangan dengan
larutan NaOH
IX. KESIMPULAN
Pada percobaan ini menentukan molaritas NaOH dan penetapan asam cuka
perdagangan. larutan garam dari basa kuat dan asam lemah seperti natrium asetat,
akan bersifat basa dalam air (pH>7). Apabila garam tersusun dari basa lemah dan
asam kuat, larutan garamnya akan bersifat asam (pH<7). Sedang garam yang
tersusun dari basa dan asam kuat, larutan dalam air akan bersifat netral (pH=7).
13
Hidrolisis hanya terhadap asam lemah, basa lemah, ion basa dan ion asam lemah.
Titik ekuivalen pada proses titrasi asam cuka dengan larutan natrium hidroksida
akan diperoleh pada pH>7
DOKUMENTASI
14
15
16
17
18
DAFTAR PUSTAKA
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_IODINE_SOLUTION_0.05_M_(INDO)_.
pdf
https://www.academia.edu/9806973/msds_kloroform
https://indonesian.alibaba.com/f/msds-etil-asetat.html
http://nindilistia.web.unej.ac.id/2015/03/13/msds-aquades/
19