Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM IV

STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN PENGGUNAANNYA


DALAM PENENTUAN KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Disusun oleh:
Nama : Anisa Udatul Fadilah

NPM : 200106018

Kelompok : 3 (tiga)

Hari/Tanggal : Selasa, 05 Desember 2020

Dosen : 1). Apt. Rita Purnama Sari,S.Farm

: 2). Dewi Damayanti Abdul Karim, S.Farm.,M.Farm

PRODI FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2020M / 1442H

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT lagi maha penyayang, kami panjatkan
puji syukur atas rahmat dan hidayah-nya yang telah yang telah memberikan kami
kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan


makalah ini oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik agar kami
dapat memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.

Kami berharan emoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberikan
manfaat dan juga dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Pringsewu, 06 Desember 2020

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR............................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................iii

PERCOBAN IV...................................................................................1

STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M ....................................1

I.TUJUAN............................................................................................1

II. DASAR TEORI..............................................................................1

III. ALAT DAN BAHAN....................................................................2

IV, MSDS (Material Safety Data Sheet)............................................3

V. Cara kerja Prosedur diagram Alir..............................6


A. penentuan meloritas NaOH.................................................6

B.PENETAPAN KADAR ASAM CUKA PEDAGANGA......7

VI. HASIL DAN PERHITUNGAN..................................................8

A. Tabel Pengamatan Standarisasi NaOH.....................................8


B. Tabel Pengamatan Penetapan Kadar AsamCukaPerdagangan..8
VII. LARUTAN SEKEMA KERJA..................................................8

A. SKEMA KERJA PENETUAN MOLARITAS NaOH..............8


B. SKEMA KERJA PENETAPAN ASAM CUKA
PERDAGANGAN .............................................................10
C. PERHITUNGAN PERHITUNGAN MASS MOLEKUL
REALATIF (Mr) .............................................................12
VII. PEMBAHASAN .......................................................................14

IX. KESIMPULAN...........................................................................14

X. DOKUMENTASI.........................................................................16

XI. DAFTAR PUSTAKA..................................................................20

iii
iv
PERCOBAAN IV

STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN

PENGGUNAANNYA DALAM PENENTUAN KADAR ASAM

CUKA PERDAGANGAN

I.TUJUAN

1. Menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat.

2. Menetapkan kadar asam cuka perdagangan

II. DASAR TEORI

Asidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri berdasarkan reaksi


netralisasi. Keduanya dibedakan pada larutan standarnya. Analisis tersebut
dilakukan dengan cara titrasi. Pada titrasi basa terhadap asam cuka, reaksinya
adalah :

NaOH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O

Pada titrasi asam asetat dengan NaOH (sebagai larutan standar) akan dihasilkan
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Garam natrium asetat ini akan
terurai sempurna karena senyawa itu adalah garam, sedang ion asam asetat akan
terhidrolisis oleh air.

CH3COONa CH3COO-+ Na+

CH3COO-+ H2O CH3COOH + OH

Ion asetat akan terhidrolisis oleh molekul air, menghasilkan molekul asam
asetat dan ion hidroksi. Oleh karena itu larutan garam dari basa kuat dan asam
lemah seperti natrium asetat, akan bersifat basa dalam air (pH>7). Apabila garam
tersusun dari basa lemah dan asam kuat, larutan garamnya akan bersifat asam
(pH<7). Sedang garam yang tersusun dari basa dan asam kuat, larutan dalam air
akan bersifat netral (pH=7). Hidrolisis hanya terhadap asam lemah, basa lemah,

1
ion basa dan ion asam lemah. Titik ekuivalen pada proses titrasi asam cuka
dengan larutan natrium hidroksida akan diperoleh pada pH>7. Untuk mengetahui
titik ekuivalen diperlukan indikator tertentu sebagai penunjuk selesainya proses
titrasi. Warna indikator berubah oleh pH larutan. Warna pada pH rendah tidak
sama dengan warna pada pH tinggi. Dalam titrasi asam asetat dengan NaOH,
dipakai indikator semacam itu.

Pada analisis asam asetat dalam cuka perdagangan akan diperoleh


informasi apakah kadar yang tertulis pada etiket sudah benar dan tidak menipu.
Analisis dilakukan dengan menitrasi larutan asam asetat perdagangan dengan
larutan NaOH standar.

CH3COOH(aq) + NaOH (aq) CH3COONa(aq) + H2O

Gram ekuivalen dari asam asetat dapat dihitung yaitu :

Grek asam asetat = VNaOH MNaOH

Dalam hal ini molaritas NaOH sama dengan normalitas NaOH karena valensi
NaOH =1.VNaOH = volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan semua
asam asetat dalam larutan.

Karena valensi asam asetat = 1, maka 1 grek asam asetat = 1 mol.

Berat asam asetat (gram) = grek asam asetat BM asam asetat.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Labu ukur 100 ml

- Buret 50 ml

- Erlenmeyer

- pipet ukur

2
2. Bahan

- Asam Oksalat

- Lar. NaOH

- Asam cuka perdagangan

- indikator p.p

IV, MSDS (Material Safety Data Sheet)

 Kristal NaOH
 Identifikasi
Nama produk : C2584
Nama produk : Sodium Hydroxide, Technical Grade Flake
Formula : NaOH
RTECS : WB4900000
C.A.S : CAS # 1310-73-2
 Data Fisik dan Kimia
Keadaan fisik : Solid (padat)
Penampilan : Kristal padat, bubuk Kristal, bola kecil
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
pH : 13,5
Titik Leleh : 3180C (6040F)
Titik Didih : 13900C (2340F)
Kepadatan Uap : >1
Kelarutan dalam air : Larut
Penampilan dan Bau : Kristal deliquescent putih
Titik Nyala : Tidak mudah terbakar

 Bahaya
Korosif!
 Dapat berakibat fatal jika tertelan!

3
 Dapat berbahaya jika dihirup.
 Menyebabkan luka bakar untuk setian bagian yang terkena!
 Untuk mata atau kontak kulit, segera bilas dengan air
selama paling sedikit 15 menit.
 Dalam kasus tertelan, jangan dibuang muntah berikan
sejumlah besar air atau susu.
 Dapatkan pertolongan medis segera.
 identifikasi
Nama Produk : PHENOLPHTHALEIN INDICATOR
No. CAS : 77-09-8
Sinonim : 3,3Bis(phydroxyphenyl)phthalide;Agoral
Rumus Kimia : C20H14O4
Berat Molekul : 318.33 g/mol
 Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk : padat
Warna :putih
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak tersedia informasi.
pH : Tidak tersedia informasi.
Titik lebur :263,7 °C
Metoda : Pedoman Tes OECD 102
Titik didih : > 450 °C
Metoda : Pedoman Tes OECD 103
Titik nyala :Tidak berlaku
Penguapan : Tidak tersedia informasi. Flamabilitas
(padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala. Sifat
mudah-menyala : (padatan)
Terendah batas ledakan :Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan :Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap : < 0,00001 Pa pada 50 °C
 ASAM CUKA ( ASAM ASETAT GLASIAL)
Nama produk : Asam asetat ( glacial)

4
Na CAL : 64-19-7
 Data fisik dan kimia
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : pedih
Ambang bau : 0,2; 100.1 PPM
PH : 2,5 pada 50 9/1 200
Titik lebur : 17 0c
Titik didih : 116-1180c
Titik nyala : 390c metode cc.
Penguap :-
Tekanan uap : 15,4 hpa pada 200 c
Kelarutan dalam air : 602, 9 g/r pada 250c
Suhu menyala : 4850 c
Sifat : tidak dikalifikasikan sebagai mudah
meledak

 ASAM OKSALAT
NAMA PRODUK : OXALIC ACID
NO CAS : 6153 – 56 – 6
Sinonim : ETHANEDIOIC ACID DIHYDRATE
Rumus kimia : C2H2O42H2O
 DATA FISIK DAN KIMIA
Bentuk : padat
Warna : putih
Bau :-
Ambang bau : tidak berlaku
Ph : kira –kira 1 pad 100g/ 1200c
Titilk lebur : 18g0c
Titik didih :-
Titik nyala :-
Penguap :-

5
Sifat : sifat mudah – menyala (padat)
Tertinggi batas :-
Tekanan uap : 21,5 hpa pads 500 c
Suhu menyala : > 4000c metode
Sifat meledak : tidak di kalasikan sebagai mudah meledak

V. Cara kerja Prosedur diagram Alir


A. penentuan meloritas NaOH

Di timbang 1.26 g asam oksalat

Masukan kedalam labu ukur 100ml dan ditambahkan dengan air suling
hingga volume tepat 100 ml

Ambil satu buret disiapkan dan dicuci , diisi larutan asam oksalat yang
telah disapkan

Dibuang 10 ml larutan NaOH kedalam enlemeyer ditambahkan 10 ml


air suling dan 1-2 tetes indikator pp

Kemudian titrasi dengan larutan asam

Oksalat hingga warna merah jambu ilang

Titrasi dilakukan 3 kali

B.PENETAPAN KADAR ASAM CUKA PEDAGANGAN

Diiambil 10 ml larutan cuka perdagang dengan pipet ukur

6
Kemudian masukan kedalam, dalam labu ukur kalpasitas 100ml dan
diencerkan higga volume 100 ml

Diambil 10 ml larutan encer (1) dimasuan kedalam elemeyer ukuran


125 ml + tambahkan 2 tetes indikataor pp

Larutan tersebut ditetrasi dengan larutan NaOH standar hingga


terjadi perubahan warna

Titrasi dilakikan 3 kali

Setelah selesai , buret dicuci dengan asam , pencuci sisa asam asetat
perdagangan

VI. HASIL DAN PERHITUNGAN

TABEL PENGAMATN 1

A. Tabel Pengamatan Standarisasi NaOH


LARUTAN TITRASI I TITRASI II TITRASI III V rata –rata
volume warna Volume warna Volume warna
NaOH 9,5 merah 9,6 merah 9,55 ml
Muda muda

7
Air oksalat

B. Tabel Pengamatan Penetapan Kadar Asam Cuka Perdagangan


LARUTAN TITRASI I TITRASI II TITRASI III V rata-
Volumewarn volumemerah Volumemerah rata
a
NaOH 2,5 ml pink 3 ml pink 2,5 ml pink 2,6 ml
Muda Tua

LARUTAN

SEKEMA KERJA

D. SKEMA KERJA PENETUAN MOLARITAS NaOH


Siapkan alat dan bahan

Timbang 0,63 g asam oksalat

Mencatat bobot kaca arloji 20,0066 g

tabung BBP asam oksalat

Catat bobot kaca aroji + asam oksalat 20,6371 g

Masukkan asam oksalat kedalam labu ukur 100 ml menggunakan corong,


kemudian larutkan asam oksalat didalam labu ukur 100 ml tersebut

Ditambakan aqua dest sampai tanda tertera kemudian dihomogenkan dengan


cara dibolak balik

setelah selesai buka tutupnya kemudian bilas pipet volume dengan larutan asam
oksalat

Kemudian jika sudah buang biasannya kepembuang beker glass

8
Kemudian ambil dipipet larutan asam oksalat sebanyak 10 ml untuk sampel

Lalu encerkan dengan aquades sesuai kebutuhan (50-100 ml)

Jangan lupa tambakan indikator pp 2-3 tetes

Kemudian buret sudah diisi dengan NaOH 0,1 N sebagai peniter

Larutkan asam oksalat dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga ritik akhir merah
muda seulas

Kemudian lanjut dipipet 10 ml larutkan asam oksalat untuk pengerjakan duplo

tambahkan lgi aquadest sesuwai kebutuhan (50/100ml)

Lalu tambahkan indikataor pp 2 sampai 3 tetes

jangan lupa buret diisi dgn NaOH 0,1 N

Kemudian larutan dititrasi dgn NaOH 0,1N hingga titik akhir berwarna merah
mudah seulas

Di peroleh volume duplo , sebesar 9,6 ml

E. SKEMA KERJA PENETAPAN ASAM CUKA PERDAGANGAN

SEKEMA KERJA PENENTUAN KADAR ASAM CUKA

1. Percobaan pertama

Siapkan alat dan bahan

lakukan pengenceran asam cuka terlebih dahulu, ambil 5 ml asam


cuka keudian diencerkan sampai 100 ml

9
Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1 mol

Lakukan titrasi, dengan mengambil 10 ml larutan asam cuka yang sudah


diiencerkan lalu masukkan kedalam labu ukur

Tambahkan 2 tetes indikator pp, kemudian gerak gerakkan labu ukur agar
larutan tercampur rata

Lalu lakukan titrasi,dengan memasukkan NaOH menggunakan buret sampai


volume buret yang berisi NaOH menjadi 2,5 ml.

Dan warna larutan berubah menjadi pink (jangan lupa gerak gerakkan labu
ukur selama proses titrasi agar larutan tercampur rata)

2. Percobaan 2

Masukkan 10 ml asam cuka yang sudah diencerkan kedalam labu ukur,


kemudian tambahkan indikator pp 2 tetes

Lakukan titrasi terhadap campuran tersebut

(masukkan NaOH kedalam campuran larutan tadi menggunakan buret


sampai warna larutan berubah menjadi merah jambu (jangan lupa
gerak gerakkan labu kur selama proses titrasi agar larutan tercampur
rata)

Dibutuhkan 3 ml larutan NaOH untuk mengubah warna larutan asam cuka


tersebut

10
3. Percobaan 3

Masukkan 10 ml asam cuka yang sudah diencerkan kedalam labu ukur,


kemudian tambahkan 2 tetes indikator pp

Lakukan titrasi terhadap campuran tersebut

(masukkan NaOH kedalam campuran larutan tadi menggunakan buret


sampai warnanya berubah (jangan lupa gerak gerakkan labu kur
selama proses titrasi agar larutan tercampur rata)

Dibutuhkan 2/1 ml larutan NaOH untuk mengubah warna larutan


asam cuka tersebut

PERHITUNGAN

A. PERHITUNGAN MASSA MOLEKUL REALATIF (Mr)

1) Mr NaOH =( 1X 23) +(1X16)+(1X1)


=23+16+1=40
2) Mr H2C2O4=(2X1)+(2X12)+(4X16)
=2+24+64=90
3) Mr H2C2O42H2O =(2X1)+(2X12)+(4X16)+ (4+1)+(2X16
=2+24+ 64= 90 =4+32=36
=126
4) Mr CH3COOH=
(1X12)+(3X1)+(1X12)+(1X16)+(1X16)+(1X1)

= 12+3+12+16+16+1=60

B. PERHITUNGAN PENIMBANGAN ASAM OKSALAT ( H2C2O4)


- Berat gelas Arloji kosong = 20,0066 g

11
- Berat H2C2H4 yang di timbang = 6,305 g
- Berat gelas Arloji + H2C2O4 = 20,6371 g
-

C. PERHITUNGAN STANDARISASI NaOh 0,1 N

Diketahui:

NaOH 0,1 M

Volume NaOH yang dimaksut dalam bentuk buret = 50 ml

Mr H2C2O42H2O =126 g/mol

Berat asam oksalat yang ditimbang = 0,63g

Volume titrasi 1 = 9,5 ml

Volume titrasi 2 = 9,6 mlS

Volume titrasi 3 = ml

Volume titras rata – rata = 9,55 ml

Berat As. Oksalat yang ditimbang (g) x valensi As oksalat


M NaOH =
Mr As. Oksalat x Vrata – rata NaOH
= 0,63g x2 g/mol

90g mol x 9,55 mol

=1,26g

859,5ml

=0,001g/ml

VII. PEMBAHASAN

12
Asidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri
berdasarkan reaksi netralisasi. Keduanya dibedakan pada larutan standarnya.
Analisis tersebut dilakukan dengan cara titrasi. Pada titrasi basa terhadap asam
cuka, reak sinya adalah

Pada titrasi asam asetat dengan NaOH (sebagai larutan standar) akan dihasilkan
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Garam natrium asetat ini akan
terurai sempurna karena senyawa itu adalah garam, sedang ion asam asetat akan

Ion asetat akan terhidrolisis oleh molekul air, menghasilkan molekul asam
asetat dan ion hidroksi. Oleh karena itu larutan garam dari basa kuat dan asam
lemah seperti natrium asetat, akan bersifat basa dalam air (pH>7). Apabila garam
tersusun dari basa lemah dan asam kuat, larutan garamnya akan bersifat asam
(pH<7). Sedang garam yang tersusun dari basa dan asam kuat, larutan dalam air
akan bersifat netral (pH=7). Hidrolisis hanya terhadap asam lemah, basa lemah,
ion basa dan ion asam lemah. Titik ekuivalen pada proses titrasi asam cuka
dengan larutan natrium hidroksida akan diperoleh pada pH>7. Untuk mengetahui
titik ekuivalen diperlukan indikator tertentu sebagai penunjuk selesainya proses
titrasi. Warna indikator

berubah oleh pH larutan. Warna pada pH rendah tidak sama dengan warna
pada pH tinggi. Dalam titrasi asam asetat dengan NaOH, dipakai indikator
semacam itu. Pada analisis asam asetat dalam cuka perdagangan akan diperoleh
informasi apakah kadar yang tertulis pada etiket sudah benar dan tidak menipu.
Analisis dilakukan dengan menitrasi larutan asam asetat perdagangan dengan
larutan NaOH

IX. KESIMPULAN

Pada percobaan ini menentukan molaritas NaOH dan penetapan asam cuka
perdagangan. larutan garam dari basa kuat dan asam lemah seperti natrium asetat,
akan bersifat basa dalam air (pH>7). Apabila garam tersusun dari basa lemah dan
asam kuat, larutan garamnya akan bersifat asam (pH<7). Sedang garam yang
tersusun dari basa dan asam kuat, larutan dalam air akan bersifat netral (pH=7).

13
Hidrolisis hanya terhadap asam lemah, basa lemah, ion basa dan ion asam lemah.
Titik ekuivalen pada proses titrasi asam cuka dengan larutan natrium hidroksida
akan diperoleh pada pH>7

DOKUMENTASI

14
15
16
17
18
DAFTAR PUSTAKA

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_IODINE_SOLUTION_0.05_M_(INDO)_.
pdf

https://www.academia.edu/9806973/msds_kloroform

https://indonesian.alibaba.com/f/msds-etil-asetat.html

http://nindilistia.web.unej.ac.id/2015/03/13/msds-aquades/

19

Anda mungkin juga menyukai