Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

P6 – KESETARAAN PANAS LISTRIK

Disusun Oleh:
Stefan Darma (170221014)
Enrico Farrell (170221019)
I. Tujuan Percobaan
1. Memperagakan adanya hubungan energi listrik dan panas
2. Menentukan angka kesetaraan joule dengan kalori
II. Dasar Teori
Energi yang ada di dunia ini banyak sekali jenis – jenisnya, ada
energi mekanik, energi panas, energi listrik, energi nuklir, dan masih
banyak lagi. Sesuai dengan hukum termodinamika I tentang kekekalan
energi, maka energi – energi ini tidak dapat diciptakan dan juga tidak
dapat dimusnahkan, tetapi energi – energi tersebut dapat berubah bentuk
dari satu jenis ke jenis yang lainnya. Energi panas atau kalor akan
berpindah dari suatu tempat yang bersuhu lebih tinggi ke tempat yang
bersuhu lebih rendah sehingga semakin tinggi suhu maka jumlah kalor
yang dimiliki akan semakin besar, sebaliknya semakin rendah suhu
maka jumlah kalor yang dimiliki akan semakin kecil. Tetapi jumlah
kalor yang dibutuhkan oleh satu benda dengan benda yang lain berbeda
(Liko et al, 2016). Energi listrik adalah suatu energi mekanik yang
elektron – elektronnya mengalir pada kawat penghantar dan dalam
menentukan angka kesetaraan menggunakan joule dengan elektron –
elektron yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif, pada saat
dialirkan arus listrik yang berlawanan arah dengan arah aliran elektron
maka akan menimbulkan beda potensial pada masing – masing kutub
sehingga akan menghasilkan usaha. Sehingga didapatkan rumus untuk
mencari kalor yang dihasilkan adalah sebagai berikut (Rahmatia et al,
2014) :
Q = ( m air . c air + m kalorimeter . c kalorimeter ) . ∆𝑇
Q = banyaknya kalor (J)
m = massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg℃)
∆𝑇 = selisih suhu awal dan suhu akhir (℃)
Sedangkan rumus untuk mencari usaha atau besar energi listrik adalah
sebagai berikut :
W=V.I.t
W = energi listrik (J)
V = beda potensial atau tegangan listrik (v)
I = kuat arus listrik (A)
t = waktu (s)
Salah satunya adalah hubungan antara energi listrik yang dapat berubah
menjadi energi panas maupun sebaliknya sehingga dapat menentukan
kesetaraan antara joule dengan kalori. Kesetaraan ini dapat kita hitung
dengan menggunakan angka kesetaraan energi panas listrik. Dalam
percobaan energi listrik yang kita gunakan dapat diubah menjadi energi
panas dengan cara menghubungkan suatu arus listrik pada suatu kawat
penghantar yang tercelup kedalam air yang berada di dalam kalorimeter.
Energi – energi listrik yang hilang ini akan diserap menjadi energi panas
dibuktikan oleh adanya kenaikan suhu pada air. Kita juga dapat
menentukan kesetaraan antara energi panas mekanik yang kita dapatkan
dengan memberikan energi mekanik berupa melakukan pengadukan
pada air sehingga air menjadi panas merata dalam kalorimeter (Sardjito
et al, 2021). Kalorimeter adalah suatu tempat terjadinya pencampuran
antara dua zat atau lebih dalam keadaan yang mendekati ideal. Keadaan
ideal ini adalah keadaan dimana tidak ada interaksi antara sistem dengan
lingkungannya dikarenakan terisolasi oleh bahan pembungkus yaitu
gabus isolasi dan plastik sehingga energi listrik dapat berubah menjadi
energi panas dengan sempurna (Bella, 2016).
Dalam mencari angka kesetaraan panas listrik, maka dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑄
𝜉=𝑊

𝜉 = angka kesetaraan energi panas listrik (Kalori/Joule)


Q = kalor yang dihasilkan (kal)
W = energi listrik yang dihasilkan (J)
III. Alat Yang Digunakan
- Kalorimeter dengan Pemanas
- Termometer
- Stopwatch
- Voltmeter
- Amperemeter
- Power Supply
- Es Batu
- Pipet
IV. Cara Kerja
1. Pasanglah rangkaian listrik sesuai dengan gambar pada modul.
2. Setelah rangkaian disetujui oleh asisten, nyalakan power supply, dan
aturlah arus kira – kira 2 A lalu matikan power supply.
3. Timbanglah kalorimeter kosong (bejana dalam). Setelah itu isilah
dengan air sampai kira – kira kawat pemanasnya tercelup lalu
timbang lagi.
4. Dinginkan kalorimeter (dengan es batu) sampai sekitar 10°C - 15°C
di bawah suhu kamar.
5. Pasanglah kalorimeter dan aduklah pelan – pelan lalu catatlah suhu
mula – mula.
6. Nyalakan power supply bersamaan dengan menekan stopwatch
(ON), ukurlah beda potensial dan arus listrik yang dipakai
7. Catatlah waktu yang ditunjukan oleh stopwatch untuk setiap
kenaikan suhu ai sebesar 1°C. Selama pengamatan aduklah
kalorimeter pelan – pelan agar panasnya tersebar merata
8. Setelah suhu akhir yang dikehendaki tercapai, matikan power supply
bersamaan dengan menekan stop watch (OFF). Perhatikan : suhu
akhir sebaiknya antara 10°C - 15°C diatas suhu kamar.
9. Ulangilah sekali lagi langkah 1-8 dengan massa air yang berbeda.
Massa air yang digunakan : 70 g s.d. 160 g. Gunakan pipet untuk
membantu mendapatkan massa air yang diinginkan.
V. Data Hasil Percobaan
Suhu udara : 24°C
Massa kalorimeter kosong (bejana dalam) : 52,62 g
Kalor jenis kalorimeter : 0,215
Kalor jenis air : c = 1 kal/g.°C ± 1 %
TABEL HASIL PENGUKURAN
1. Tabel 1
m1 = 101,77 gram
V = 12 Volt ; I = 2 A
Suhu air (°C) Waktu (s)
14 0
15 14.67
16 40.05
17 60.55
18 81.77
19 107.49
20 125.27
21 154.70
22 179.95
23 216.58
24 235.95
25 253.58
26 286.80
27 311.39
28 336.80
29 362.77
30 392.52
31 421.55
32 451.27
33 475.45
34 502.39

2. Tabel 2
m2 = 150,05 gram
V = 12 Volt ; I = 2 A
Suhu air (°C) Waktu (s)
14 0
15 41.02
16 81.99
17 107.52
18 134.30
19 162.46
20 181.71
21 214.05
22 241.09
23 267.74
24 305.84
25 326.52
26 358.55
27 389.12
28 437.43
29 484.87
30 508.65
31 539.43
32 584.71
33 616.54
34 651.52
VI. Analisis Data
1. Massa air = 101,77 gram
Suhu udara : 24°C
Massa kalorimeter kosong (bejana dalam) : 52,62 g
Kalor jenis kalorimeter : 0,215
Kalor jenis air : c = 1 kal/g.°C ± 1 %
m1 = 101.77 gram
V = 12 Volt
I=2A

X(ta-tm) Suhu Waktu


0 14 0
1 15 14.67
2 16 40.05
3 17 60.55
4 18 81.77
5 19 107.49
6 20 125.27
7 21 154.70
8 22 179.95
9 23 216.58
10 24 235.95
11 25 253.58
12 26 286.80
13 27 311.39
14 28 336.80
15 29 362.77
16 30 392.52
17 31 421.55
18 32 451.27
19 33 475.45
20 34 502.39
No. Xn Yn XnYn X² A B N

1 0 0 0 0 14338662 1421902,408 21
2 1 14,67 14,67 1
M H ta - tm
3 2 40,05 80,1 4
4 3 60,55 181,65 9 101,77 11,3133 21
5 4 81,77 327,08 16
Q Xi Teori
6 5 107,49 537,45 25
7 6 125,27 751,62 36 2374,749 3,31373E-06 0,24
8 7 154,7 1082,9 49
Akurasi Error
9 8 179,95 1439,6 64
10 9 216,58 1949,22 81 0,001381 99,99861928
11 10 235,95 2359,5 100
12 11 253,58 2789,38 121
13 12 286,8 3441,6 144
14 13 311,39 4048,07 169
15 14 336,8 4715,2 196
16 15 362,77 5441,55 225
17 16 392,52 6280,32 256
18 17 421,55 7166,35 289
19 18 451,27 8122,86 324
20 19 475,45 9033,55 361
21 20 502,39 10047,8 400
Σ 210 5011,5 69810,47 2870

2. Massa air = 150.05 gram


Suhu udara : 24°C
Massa kalorimeter kosong (bejana dalam) : 52,62 g
Kalor jenis kalorimeter : 0,215
Kalor jenis air : c = 1 kal/g.°C ± 1 %
m2 = 150.05 gram
V = 12 Volt
I=2A
X(ta-tm) Suhu Waktu
0 14 0
1 15 41,02
2 16 81,99
3 17 107,52
4 18 134,3
5 19 162,46
6 20 181,71
7 21 214,05
8 22 241,09
9 23 267,74
10 24 305,84
11 25 326,52
12 26 358,55
13 27 389,12
14 28 437,43
15 29 484,87
16 30 508,65
17 31 539,43
18 32 584,71
19 33 616,59
20 34 651,52

No. Xn Yn XnYn X² A B N

1899834 186249
1 0 0 0 0
9 8 21
2 1 41,02 41,02 1
M H ta - tm
3 2 81,99 163,98 4
4 3 107,52 322,56 9 150,05 11,3133 21
5 4 134,3 537,2 16
Q Xi Teori
6 5 162,46 812,3 25
3,61E-
7 6 181,71 1090,26 36 3388,629 0,24
06
8 7 214,05 1498,35 49
Akurasi Error
9 8 241,09 1928,72 64
10 9 267,74 2409,66 81 0,001504 99,9985
11 10 305,84 3058,4 100
12 11 326,52 3591,72 121
13 12 358,55 4302,6 144
14 13 389,12 5058,56 169
15 14 437,43 6124,02 196
16 15 484,87 7273,05 225
17 16 508,65 8138,4 256
18 17 539,43 9170,31 289
10524,7
19 18 584,71 324
8
11715,2
20 19 616,59 361
1
21 20 651,52 13030,4 400
6635,1
Σ 210 90791,5 2870
1

3. Grafik

Grafik P6
700
600
500
400
Waktu (s)

300
200
100
0
-100 0 5 10 15 20 25
Kenaikan Suhu (ΔT)

101,77g 150,05g Linear (101,77g) Linear (150,05g)


VII. Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan arus
listrik sebesar 2 A dan tegangan sebesar 12 V, yaitu pecobaan pertama
dengan menggunakan massa air sebesar 101,77 gram maka didapatkan
suhu awal dan suhu akhirnya adalah 14℃ - 34℃ dengan interval 10℃
atas bawah dan menempuhnya dalam waktu 8.22.39. Sedangkan pada
percobaan kedua dengan menggunakan maasa air sebesar 150,05 gram
maka didapatkan suhu awal dan suhu akhirnya adalah 14℃ - 34℃
dengan interval suhu sama dengan percobaan pertama dan
menempuhnya dalam waktu 10.51.52. Terjadinya kenaikan suhu pada
air dari 14℃ - 34℃ menandakan bahwa terjadinya hubungan antara
energi listrik dengan energi panas dimana energi listrik yang berasal dari
energi mekanik elektron – elektron yang mengalir dari kawat penghantar
hilang dan berubah menjadi energi kalor yang diserap oleh air sehingga
suhunya naik, hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Waktu yang
dibutuhkan untuk percobaan kedua dalam menaikkan suhu dari 14℃ ke
suhu 34℃ lebih lama dibandingkan dengan percobaan pertama karena
massa air di percobaan kedua lebih besar dibandingkan massa air di
percobaan pertama. Hal ini sesuai dengan teori dimana semakin besar
massa suatu zat maka waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya
akan semakin lama. Hal ini juga dapat dibuktikan dari grafik dimana
hasil pengukuran waktu bergantung pada massa air dengan massa air
yang berbanding lurus dengan waktu.
Hal – hal yang dapat mempengaruhi hasil dari percobaannya adalah
ketidaktelitian dalam memperhatikan termometer dan juga ketepatan
dalam melakukan split pada stopwatch sehingga hasil – hasil yang
didapatkan pada percobaan menjadi kurang akurat. Juga dipengaruhi
oleh kalorimeter yang tidak terisolasi secara sempurna sehingga ada
energi kalor yang keluar dari sistem kalorimeter ke lingkungan sehingga
nilai angka kesetaraan yang didapatkan kurang akurat karena energi
listrik tidak sepenuhnya berubah menjadi energi panas. Juga dapat
diakibatkan oleh ketidaksesuaian dalam mengaduk (kurang cepat dalam
pengadukan atau pun pengadukan terlalu cepat hingga mengenai kawat
penghantar sehingga menghambat berubahnya energi listrik menjadi
energi panas) sehingga kalor tidak tersebar secara merata pada air. Juga
bisa dipengaruhi oleh ketidakakuratan dalam mengukur massa dari
bahan – bahan percobaan, baik massa dari kalorimeter maupun massa
dari air itu sendiri. Dan yang terakhir bisa dipengaruhi oleh
ketidaktelitian dalam mengatur kuat arus dan besar tegangan yang
dialirkan dari power supply.
Berdasarkan data analisis yang telah didapatkan, kenaikan suhu yang
dipengaruhi oleh waktu dapat terlihat dengan jelas. Dari data yang
didapatkan beserta analisis grafik, dapat ditetapkan bahwa semakin
besar massa air, maka akan semakin besar waktu yang dibutuhkan untuk
menaikan suhu per 1°C. Hal ini terjadi disebabkan kenaikan suhu
menggunakan listrik sebagai sumber panas dipengaruhi oleh massa
cairan, suhu awal cairan dan tegangan serta arus yang digunakan. Pada
percobaan menggunakan tegangan sebesar 12 Volt dan arus sebesar 2
Ampere.
Dapat dibukti melalui rumus sebagai berikut :
Q = ( m air . c air + m kalorimeter . c kalorimeter ) . ∆𝑇
Pada rumus ini, massa air yang akan mempengaruhi besar kecilnya kalor
yang terjadi karena kalor air, massa kalorimeter dan c kalorimeter sudah
ada dan tetap angkanya. Maka dari itu, semakin besar massanya akan
semakin besar Q yang keluar, kesetaraan panas listrik yang terjadi juga
dipengaruhi oleh waktu yang dibutuhkan dan tegangan serta arus yang
digunakan. Informasi ini dibuktikan melalui rumus berikut :
W=V.I.t
W = energi listrik (J)
V = beda potensial atau tegangan listrik (v)
I = kuat arus listrik (A)
t = waktu (s)
Kesetaraan panas listrik dapat dibuktikan menggunakan rumus berikut :
𝑄
𝜉=𝑊

𝜉 = angka kesetaraan energi panas listrik (Kalori/Joule)


Q = kalor yang dihasilkan (kal)
W = energi listrik yang dihasilkan (J)
VIII. Kesimpulan
1. Dalam percobaan telah dibuktikan hubungan antara energi listrik
dengan energi panas dimana suhu air yang naik dari 14℃ hingga
mencapai 34℃ yang disebabkan oleh aliran elektron – elektron dari
power supply yang melewati kawat penghantar dan hilang menjadi
energi kalor sehingga suhu di air naik, maka energi listrik berubah
menjadi energi panas.
2. Dalam hasil analisis didapatkan bahwa angka kesetaraan yang
didapat sebesar 3,61 x 10-6 dan 3,31 x 10-6.
Daftar Pustaka

BELLA, A., 2016. Kinerja Bom Kalorimeter Pada Pengukuran Nilai Kalor
Biosolar, Laporan Tugas Akhir, pp. 1 – 28.

Liko, H. K. dan Darian, L. S., 2016. Kesetaraan Panas Listrik. Laporan Praktikum,
pp. 1 – 5.

Rahmatia, R., Pratiwi, I. I., Rahmat, M. F., 2014. Kesetaraan Energi. Laporan
Praktikum, pp. 1 – 21.

Sardjito, S. dan Yuningsih, N., 2021. Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter


Bejana Dewar Menggunakan Percobaan Konversi Energi Listrik
Menjadi Kalor Sesuai Hukum Joule. In Prosiding Industrial Research
Workshop and National Seminar, Vol. 12, pp. 805 – 809.

Anda mungkin juga menyukai