Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

P5 - LENSA

Disusun Oleh:
Stefan Darma (170221014)
Enrico Farrell (170221019)
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami sifat lensa cembung dan cekung.
2. Menentukan jarak fokus lensa cembung dan cekung.
II. Dasar Teori
Lensa merupakan suatu alat optik sederhana yang bersifat bening
dan transparan, dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu bidang
lengkung dengan satu bidang datar. Kegunaan utama lensa adalah dapat
membentuk bayangan benda. Sehingga saat ada suatu gelombang
cahaya yang datang maka akan mengalami dua kali pembiasan saat
melewati lensa, permukaan depan lensa akan menghasilkan bayangan
benda untuk permukaan belakang lensa yang kemudian akan
menghasilkan bayangan akhir. Sumbu utama merupakan sumbu yang
memisahkan kelengkungan bias pada lensa. Contoh – contoh penerapan
lensa adalah kacamata, kaca pembesar, mikroskop, teleskop, kamera,
dan lain – lain (Estu, 2020; Hidayat, 2016).

Lensa sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lensa


cembung dan lensa cekung. Lensa cembung merupakan lensa yang
memiliki bentuk tebal dibagian tengah dan tipis pada bagian tepi.
Cahaya – cahaya yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa
melalui titik fokus (f) nyata didepan lensa. Lensa cembung memiliki dua
titik fokus (f dan f’), dimana jarak fokus pertama dan jarak fokus kedua
ke titik pusat lensa nilainya sama. Lensa cembung memiliki fokus yang
bernilai positif atau disebut dengan lensa konvergen. Proses konvergen
ini adalah proses untuk mengumpulkan cahaya yang datang pada satu
pusat. Sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut, nilai jarak fokus
(f) positif, nilai jarak benda (o) positif sehingga benda nyata, sedangkan
jarak bayangan (i) nilainya bisa positif dimana bayangan nyata dan
negatif dimana bayangannya maya, tergantung dari jarak benda
(Hidayat, 2016; Mursida et al, 2019).
Lensa cekung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tipis
dibandingkan dengan bagian tepi sehingga lensa dibatasi oleh dua
bidang lengkung. Pada lensa cekung cahaya yang sejajar dengan sumbu
utama dibiaskan menyebar seakan – akan dari titik fokus (f) yang
bersifat maya dibelakang lensa. Lensa cekung memiliki fokus yang
bernilai negatif atau yang disebut dengan lensa divergen. Proses
divergen ini adalah proses untuk menyebarkan cahaya yang datang pada
lensa cekung. Sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut, nilai
jarak fokus (f) negatif sedangkan jarak bayangannya (i) bisa bernilai
positif dimana banyangan nyata dan bisa bernilai negatif dimana
bayangan maya (Hidayat, 2016; Mursida et al, 2019).

Pada percobaan lensa digunakan persamaan Gauss yang dapat


dituliskan dalam rumus sebagai berikut :
1 1 1
+ =
𝑜 𝑖 𝑓
o = jarak benda dari pusat lensa
i = jarak bayangan dari pusat lensa
f = jarak fokus
dimana nilai dari o dan i akan positif apabila benda dan banyangannya
bersifat nyata, sedangkan nilai o dan i akan negatif apabila benda dan
bayangannya bersifat maya (Estu, 2020).
III. Alat yang Digunakan
- Lensa Positif (Cembung)
- Lensa Negatif (Cekung)
- Meja Optik dengan Perlengkapannya\
IV. Cara Kerja
1. Mencari Fokus Lensa Cembung
a. Dengan menggunakan persamaan Gauss
Susun benda, lensa cembung, dan layar seperti pada gambar
pada modul. Objek benda merupakan iluminasi cahaya lampu
dan plat logam yang berbentuk anak panah. Dengan mengeser –
geser layar, maka pada posisi tertentu akan memperoleh suatu
bayangan yang nyata dan jelas pada layar. Lakukan pengukuran
i sebanyak 3 kali. Kemudian ulangi percobaan ini dengan
mengubah jarak benda o, sebanyak 5 kali. Menggunakan jarak o
dengan : 20 cm s/d 60 cm. Dengan interval 4 cm s/d 6 cm.
b. Dengan pengukuran langsung
Oleh karena benda dapat menghasilkan sinar yang datang sejajar
dengan sumbu dan letak benda yang tak terhingga, maka untuk
mengukur jarak fokus lensa dapat menggunakan benda yang
letaknya jauh dari lensa. Untuk benda jauh ini bayangan
nyatanya terletak pada jarak fokus lensa. Arahkan lensa pada
benda-benda jauh, misalnya atap gedung, ukur jarak bayangan
atap yang tertangkap pada layar sebagai jarak fokus yang dicari.
Lakukan berulang sampai 5 kali.
2. Mencari fokus lensa cembung
Letaknya posisi lensa cembung dan cekung beserta layar sesuai
dengan gambar pada modul. Ubah posisi lensa cekung dan layar
untuk mencari jarak fokus lensa cekung. Jangan ubah posisi lensa
cembung karena akan mengubah hasil pengukuran jarak fokus lensa
cembung. Lakukan pengukuran x sebanyak 3 kali dan interval L
sebesar 1 cm.
V. Data Hasil Percobaan
1. Mencari jarak fokus lensa cembung
a. Dengan menggunakan persamaan Gauss
Letak Lensa (cm) Letak Layar (cm)
No.
(o) i1 i2 i3
1 24 17.6 17.7 17.5
2 28 15.6 15.7 15.7
3 32 14.5 14.7 14.8
4 36 14.1 14.3 14.2
5 40 13.4 13.5 13.4

b. Dengan pengukuran langsung


Jarak Fokus (cm)
f1 f2 f3 f4 f5
9.9 10.4 10 10.1 9.8

2. Mencari jarak fokus lensa cekung


Posisi (i) layar : y = 42,5 cm
Letak Lensa Posisi (ii) Layar (cm)
No. Cekung (cm)
x1 x2 x3
(L)
1 32 56.7 56.4 57.5
2 33 53.9 54.1 54.6
3 34 52.2 51.5 52.4
4 35 49.5 49.1 49.2
5 36 46.9 47.6 47.1
VI. Analisis Data
1. Lensa Cembung
a. Dengan Persamaan Gauss
Letak Layar (m)
No. Letak Lensa (m) (o) 𝚤̅ f 𝛿n 𝑠f" Σ𝛿n f"
i₁ i₂ i₃
- -
1 0,24 0,176 0,177 0,175 0,176 0,101 0 0,167327
0,06633 0,33465
-
2 0,28 0,156 0,157 0,157 0,156667 0,10018 0,236636
0,06715
-
3 0,32 0,145 0,147 0,148 0,146667 0,10025 0,273243
0,06708
-
4 0,36 0,141 0,145 0,142 0,142667 0,10018 0,289818
0,06715
-
5 0,4 0,134 0,135 0,134 0,134333 0,10037 0,299323
0,06696
b. Dengan Pengukuran Langsung
Jarak Fokus (m)
Σ𝛿n f"
1 2 3 4 5
0,00179 0,099 0,104 0,1 0,101 0,098 0,1004
- -
𝛿n 0,0036 -0,0004 0,0006
0,0014 0,0024
𝑠f" 0 0,001266 0,000731 0,000517 0,0004
2. Lensa Cekung
Posisi (ii) Layar (m)
No. Letak Lensa (m) (L) y 𝑋" o i f
x₁ x₂ x₃
1 0,32 0,567 0,564 0,575 0,425 0,568667 -0,105 0,248667 -0,182
2 0,33 0,539 0,541 0,546 0,425 0,542 -0,095 0,212 -0,172
3 0,34 0,522 0,515 0,524 0,425 0,520333 -0,085 0,180333 -0,161
4 0,35 0,495 0,491 0,492 0,425 0,492667 -0,075 0,142667 -0,158
5 0,36 0,469 0,476 0,471 0,425 0,472 -0,065 0,112 -0,154

VII. Pembahasan
Pada percobaan dengan menggunakan lensa cembung, berdasarkan
persamaan Gauss, jarak benda awal yang digunakan adalah 24 cm
dengan interval sebesar 4 cm sampai 5 kali percobaan sehingga jarak
benda akhirnya adalah sebesar 40 cm. Pada percobaan pertama jarak
bayangan rata – rata yang didapatkan adalah 17,6 cm, kemudian pada
percobaan berikut – berikutnya adalah sebesar 15,7 cm, 14,7 cm, 14,2
cm, dan 13,4 cm. Sehingga semakin besar jarak benda maka jarak
bayangannya semakin lama akan semakin kecil, begitu pula semakin
kecil jarak benda maka jarak bayangannya akan semakin besar, hal ini
terjadi sesuai teori karena dalam mencari jarak yang sesuai harus dilihat
dari fokus yang dihasilkan oleh lensa, apakah sudah terang atau masih
samar – samar. Dari sini didapatkan nilai fokus dari masing – masing
percobaan dengan menggunakan rumus, dan didapatkan nilai fokus
yang mendekati angka 10 dengan nilai rata – rata jarak fokus dari 5 kali
percobaan adalah 10,1 cm. Bayangan yang dihasilkan dalam percobaan
lensa cembung dengan menggunakan persamaan Gauss ini adalah nyata,
terbalik, dan diperbesar. Apabila layar didekatkan kearah lensa maka
banyangan yang dihasilkan semakin membesar sedangkan apabila
dijauhkan maka bayangan yang ada di layar akan semakin kecil, hal ini
sudah sesuai dengan teori yang ada.

Pada percobaan lensa cembung dengan menggunakan pengukuran


langsung dimana jarak bendanya adalah tak terhingga sehingga jarak
fokusnya akan sama nilai nya dengan jarak bayangan. Maka pada rumus
Gauss nilai dari o adalah tak terhingga sehingga nilai f = nilai i. Setelah
melakukan 5 kali percobaan telah didapatkan masing – masing dari nilai
jarak fokusnya, dari sini didapatkan nilai rata – rata jarak fokusnya
adalah sebesar 10,04 cm. Hasil – hasil jarak fokus pada pengukuran
langsung juga sama dengan percobaan menggunakan persamaan Gauss
dimana nilai fokusnya mendekati angka 10. Nilai rata – rata jarak fokus
juga mirip dimana nilai jarak fokus pada percobaan menggunakan
persamaan Gauss lebih besar sedikit dibandingkan dengan nilai jarak
fokus pengukuran langsung. Tetapi bayangan yang dihasilkan berbeda
yaitu nyata, terbalik, dan diperkecil. Sesuai dengan teori, hal ini dapat
disebabkan karena jarak benda yang terlalu jauh atau tak terhingga
sehingga didapatkan bayangan yang diperkecil.
Pada percobaan menggunakan lensa cekung, berbeda dengan
percobaan pada lensa cembung dikarenakan hasil bayangan dari lensa
cekung yang bersifat maya sehingga tidak dapat ditangkap oleh layar.
Sehingga dalam percobaan ini perlu dibantu oleh lensa cembung
sehingga bayangan yang dihasilkan oleh lensa dicembung akan
digunakan oleh lensa cekung sebagai benda maya sehingga lensa cekung
dapat menghasilkan bayangan yang bersifat nyata pada layar. Pada
percobaan ini, jarak benda awal yang digunakan adalah 32 cm dengan
interval sebesar 1 cm sampai 5 kali percobaan sehingga jarak benda
akhirnya adalah sebesar 36 cm dengan jarak antara benda dengan posisi
(i) layar (Y) adalah 42,5 cm. Kemudian mencari nilai X dan X rata –
rata yang digunakan untuk mencari jarak bayangan (nilainya positif
karena bayangan nyata), sedangkan nilai Y digunakan untuk mencari
jarak benda (nilainya negatif karena benda maya), dari sini dapat
menentukan nilai jarak fokusnya. Sehingga hasil bayangan dari lensa
cekung adalah bersifat nyata, tegak, dan diperbesar. Hal yang terjadi
juga sama pada lensa cekung dimana semakin besar jarak benda maka
jarak bayangannya semakin lama akan semakin kecil, begitu pula
semakin kecil jarak benda maka jarak bayangannya akan semakin besar.
Tetapi yang berbeda dengan lensa cembung adalah apabila layar
didekatkan kearah lensa maka banyangan yang dihasilkan semakin
mengecil sedangkan apabila dijauhkan maka bayangan yang ada di layar
akan semakin membesar, sehingga pada percobaan lensa cekung juga
sudah sesuai dengan teori yang ada.

Hal – hal yang dapat mempengaruhi hasil percobaan adalah


ketelitian dalam melakukan percobaan, baik saat menentukan titik fokus
dari percobaan lensa cekung maupun lensa cembung dan juga saat
melakukan perhitungan. Bisa juga pada saat melakukan pengukuran
jarak benda ataupun jarak bayangan. Sehingga dalam menentukan
ketepatan dan akurasi dalam melakukan percobaan dan perhitungan
dalam menghitung menggunakan rumus teori ralat.
Berdasarkan analisis data yang didapat, hasil fokus rata – rata yang
didapatkan melalui persamaan gauss dan pengukuran langsung yaitu
0,167327 dan 0,1004. Dari kedua fokus ini memiliki nilai perbedaaan
yang cukup beda jauh. Hal ini disebabkan karena, dalam persamaan
gauss, nilai o dan i dapat diukur secara manual dan juga cahaya yang
terbentuk oleh beda merupakan buatan. Sedangkan dalam pengukuran
langsung, nilai i merupakan tak hingga karna berdasarkan jarak benda
atau Gedung dalam percobaan ini bervariasi.
Untuk lensa cekung, dilakukan setup awal lensa cembung terlebih
dahulu, lalu letakan lensa cekung di antara lensa cembung dan layar. Hal
ini akan membuat Cahaya maya yang muncul pada cekung menjadi
nyata oleh karena pembiasan dari lensa cembung, sehingga hasil yang
didapatkan cukup memuaskan dan akurat.
VIII. Kesimpulan
1. Sifat dari lensa cembung adalah memiliki fokus yang bernilai positif
atau disebut dengan lensa konvergen dan proses konvergen ini
adalah proses untuk mengumpulkan cahaya yang datang pada satu
pusat dan bayangan yang dihasilkan adalah nyata, terbalik,
diperbesar ataupun diperkecil, sedangkan sifat dari lensa cekung
adalah memiliki fokus yang bernilai negatif atau disebut dengan
lensa divergen dimana proses divergen ini adalah proses untuk
menyebarkan cahaya yang datang pada lensa cekung dan bayangan
yang dihasilkan dalam percobaan ini oleh lensa cekung adalah nyata,
tegak, dan diperbesar karena bantuan lensa cembung.
2. Jarak fokus lensa cembung dan cekung yang didapatkan sebesar
0.1673, 0.1004 dan -0.1654. fokus lensa cekung merupakan negatif
dikarenakan lensa cekung merupakan lensa negative, dan lensa
cembung merupakan lensa positif
Daftar Pustaka
Estu, D. S., 2020. Lensa, Jurnal Praktikum Lensa, Vol. 1(1), pp. 1 – 216.

Hidayat, W. N., 2016. Analisis pemahaman konsep mahasiswa fisika terhadap


pembentukan bayangan pada lensa, Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Semarang, pp. 1 – 118.

Mursida, S. A., Jannah, M., Wahid, M. A., 2019. Cahaya dan Alat Optik Berbasis
Contextual Teaching Learning dan Nilai Islami, Bahan Ajar Fisika, pp.
1 – 32.

Anda mungkin juga menyukai