Anda di halaman 1dari 13

PAPER

PEMBUATAN POLYETHYLENE STAPLE FIBER (PSF)


Disusun untuk memenuhi mata kuliah Sintesis Organik dan Anorganik

Oleh :
Dinda Nurharlizzah NIM 171411041
Fanny Ainunnisa NIM 171411042
Galuh Ridzkia Utami NIM171411043)
Harry Pujianto NIM 171411044
Kelompok 3
1B

PROGAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :

 Membuat propil asetat melalui esterifikasi


 Mengerti bahwa laju reaksi esterifikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain, suhu,
konsentrasi, katalis dan waktu
 Mengidentifikasi produk propil asetat melalui pengukuran titik didih, indeks bias, berat
jenis, bau dan warna

B. DASAR TEORI
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu
asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester
disebut esterifikasi. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu
senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi esterifikasi apabila menggunakan katalis yang bersifat asam,
Esterifikasi dapat dikatalis oleh ion H+. Reaksi esterifikasi merupakan reversible, dimana
reversible merupakan reaksi bolak-balik. Namun reaksi nya disini bersifat lambat sehingga
perlu untuk digunakan katalis. Selain itu, untuk mempercepat jalannya reaksi dan
meningkatkan produk dilakukan dengan pengadukan (homogenitas) dan pemberian reaktan
berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
esterifikasi adalah pengadukan, suhu, katalis, perbandingan pereaksi dan waktu reaksi .

Kinetika reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol yang menggunakan katalis asam
dinyatakan sebagai berikut :

ROH + H+  ROH2+

R’COOH + ROH2+  R’COOR + H3O+

n- Propil Asetat dengan rumus kimia C3H7OOCCH3 merupakan cairan tidak berwarna
dengan aroma wangi . Propil Asetat dapat larut dalam alkohol, keton, ester dan hidrokarbon.
Boiling point yang dimiliki Propil Asetat adalah 96-102oC . Massa Molekul dan Berat Jenisnya
berturut-turut adalah 102,36 g/gmol dan 0,88 g/mL . Propil Asetat memiliki aroma seperti buah
pir, selain itu kegunaan propil asetat diantara lain, Bahan Perisa, Perfume, serta pelarut dalam
sintesis senyawa organik.
Untuk memperoleh rendemen (yield) ester yang tinggi, maka kesetimbangan harus
bergeser ke arah pembentukan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat ditempuh dengan cara:

 Digunakan pereaktan yang belebih


 Melakukan distilasi pada produk hasil jadi, yaitu propil asetat

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan Bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Alat Bahan Spesifikasi
Gelas Kimia Pipet Ukur Propanol 25 mL
Penangas Pipet Volume Asam Asetat Glasial 60 mL
Kondensor Bola Hisap Asam Sulfat Pekat 5 mL
Termometer Gelas Ukur Natrium Karbonat 50 mL
Tabung CaCl2 Refraktometer Kalsium Klorida 5 gram
Motor Pengaduk Labu Leher Empat Kalsium Klorida An. 50 mL
Selang Silikon Corong Pemisah Parafin

D. PROSEDUR KERJA
1.Rangkai peralatan esterifikasi (refluks)

2. 25 ml etanol dan 30 ml asam asetat glacial dicampurkan di dalam reaktor 250 ml atau
500 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml asam sulfat pekat tetes demi tetes melalui pipet ukur.

3.Campuran di atas direfluks selama kurang lebih 30 menit. Selama reaksi berlangsung
dilakukan pengamatan terhadap bau, warna dan suhu.

4.Hasil refluks dimasukkan ke dalam corong pisah yang berisi 50 ml larutan Na2CO3 1M.
Kemudian dikocok dan diamkan sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah dibuang
sedangkan lapisan atas adalah lapisan ester.

5.Lapisan ester kemudian dicuci dengan 50 ml larutan CaCI2 1 M. Lalu dikocok dan
diamkan. Lapisan bawah dibuang.

6.Pada lapisan ester ditambahkan beberapa gram CaCI2 anhydrous. Kemudian disaring
dengan menggunakan kertas saring. Filtratnya dimasukkan ke dalam labu distilasi.

7.Dilakukan proses distilasi. Selama distilasi dilakukan pengamatan. Distilat yang berupa
etil asetat diidentifikasi sifat fisikanya yaitu, titik didih, indeks bias, berat jenis, dan
viskositas.
E. DIAGRAM ALIR

25 mL PERANGKAIAN 30 mL
ALAT Propanol Asam Asetat Glasial

5 mL
PENCAMPURAN Asam Sulfat Pekat

PENAMBAHAN

50 mL
PENGADUKAN DAN PEMANASAN Natrium Bikarbonat

50 mL
PENCUCIAN Kalsium Klorida
Pengotor dan Reaktan
Asam Berlebih

5 gram Kalsium
PENCUCIAN Klorida Anhidrat

PENCUCIAN

DISTILASI

F. MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)


 Propanol
Potensi Bahaya : Mata merah, ruam pada kulit, batuk, pusing, muntah-muntah
Pertolongan Pertama
Apabila Terhirup : Beri udara segar, apabila berlanjut segera hubungi medis
Apabila Kontak dengan Kulit : Apabila terkena banyak pada luas permukaan kulit,
basuh dengan air hangat sembari memanggil dokter
Apabila Kontak dengan Mata : Basuhlah dengan air secara hati-hati
Apabila Tertelan : Basuh mulut dengan air mengalir, hubungi dokter jika muncul
gejala
 Asam Asetat Glasial
Potensi Bahaya : Mengakibatkan luka bakar, iritasi saluran pernapasan, akumulasi
cairan paru paru, infeksi saluran usus
Pertolongan Pertama
Apabila Kontak dengan Mata : Segera basuh dengan air dingin untuk beberapa
menit
Apabila Kontak dengan Kulit : Basuh dengan air mengalir, lalu oles dengan salep
antibakteri
Apabila Terhirup : Segera pindahkan korban keluar ruangan, beri napas buatan
apabila pingsan
Apabila Tertelan : Diusahakan tidak memuntahkan cairan, kecuali diarahkan medis
 Asam Sulfat
Potensi Bahaya : Mengganggu saraf optik pada mata, iritasi saluran pernapasan,
gatal, ruam pada kulit, toksisitas tinggi, karsinogenik
Pertolongan Pertama
Apabila Kontak dengan Mata : Lepas lensa kontak, segera mungkin basuh mata
menggunakan air mengalir
Apabila Kontak dengan Kulit : Cuci dengan sabun disinfektan, oles dengan salep
antibakteri
 Natrium Karbonat
Potensi Bahaya : Iritasi mata, luka bakar pada kulit, cidera kornea mata, mimisan
Apabila kontak dengan mata : Basuh mata menggunakan air mengalir
Apabila kontak dengan kulit : Siram kuit dengan banyak air sabun
Apabila tertelan : Beri air susu, dapatkan bantuan medis segera
Apabila terhirup : Jika sulit bernapas, beri bantuan oksigen
 Kalsium Klorida
Potensi Bahaya : Iritasi pada mata
Apabila terhirup : Bawa ke tempat yang berudara segar
Apabila kontak dengan mata : Bilas dengan air sambil kelopak mata terbuka lebar
Apabila kontak dengan kulit : Cuci dengan air, lepas pakaian yang terkontaminasi
Apabila tertelan : Beri banyak air minum
G. DATA PENGAMATAN
Sifat Kimia bahan-bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
No Bahan Kimia Rumus Kimia Massa Volume Boiling Massa
Molekul (mL) Point Jenis
(g/gmol) ( oC ) (g/mL)
1 Asam Asetat CH3COOH 60 30 118,1 1,05
Glasial
2 Propanol C3H8O 60 25 97 0,803
3 Propil Asetat C5H10O2 102 - 102 0,88
4 Kalsium CaCl2 111 5 gram >1600 2,15
Klorida
Anhidrat
5 Asam Sulfat H2SO4 98 5 337 1,84
Pekat
6 Natrium Na2CO3 106 50 - 2,54
Karbonat
7 Kalsium CaCl2 111 50 >1600 2,24
Klorida

Proses Refluks :

Waktu Media Suhu Penangas Suhu Reaktor Warna Bau


5 menit Parafin 90 oC 56 oC Bening -
25 menit Parafin 140 oC 91 oC Agak Keruh -
30 menit Parafin 142 oC 91 oC Keruh Balon Gas

H. PENGOLAHAN DATA

1) Menghitung rendemen Propil Asetat secara teoretis :

Diketahui :
Massa Jenis C3H8O = 0,803 g/mL Mr C3H8O = 60 g/mol
Volume C3H8O = 25 mL
Ditanya : Rendemen = … % ?
Jawab :
Massa C3H8O = massa jenis x volume
= 0,803 g/mL x 25 mL = 20,075 gram
20,075
Mol C3H8O = = 0,335 mol
60

Massa CH3COOH = massa jenis x volume


= 1,05 g/mL x 60 mL = 63 gram
63
Mol CH3COOH = 60 = 1,05 mol

Reaksi Esterifikasi :
14 C3H8O + 9 CH3COOH → 12 CH3COOC3H8 + 8 H2O
M 0,335 1,05
B 0,335 0,215 0,287 0,191
S - 0,835 mol 0,287 mol 0,191 mol

Massa CH3COOC3H8 (Teoretis) = 0,287 mol x 103 g/mol = 29,561 gram

Massa CH3COOC3H8 (Praktikum) = massa jenis x volume

= 0,88 g/mL x 8 mL = 7,04 gram

massa CH3COOC3H8 (Praktikum)


% Rendemen = massa CH3COOC3H8 (Teoretis)
×100 %

7,04
= 29,561 × 100% = 23,815 %

I. PEMBAHASAN
 Dinda Nurhalizzah (171411041)
Pada praktikum kali ini, kami melakukan esterifikasi propil asetat dari propanol dan
asam asetat glasial. Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Proses esterifikasi ini
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap refluks, pencucian, dan destilasi. Akan
tetapi, kami hanya melakukan hingga tahap pencucian saja.

Langkah pertama yang kami lakukan adalah merangkai alat untuk proses refluks.
Setelah itu, dilakukan pencampuran antara 25 mL propanol dengan 30 mL asam
asetat glasial di dalam reaktor yang telah dirangkai. Kami menggunakan penangas
parafin untuk pemanasan karena titik didih propil asetat di atas titik didih air, yaitu
sebesar 102o C. Kemudian, dilakukan penambahan asam sulfat pekat sebanyak 5 mL
ke dalam reaktor labu leher empat dengan perlahan menggunakan pipet tetes.
Penambahan asam sulfat pekat ini harus dilakukan dengan hati-hati karena asam
sulfat bersifat eksoterm. Asam sulfat di sini berfungsi sebagai katalis yang akan
mempercepat reaksi esterifikasi dan memberikan suasana asam. Setelah
penambahan asam sulfat secara perlahan, maka akan muncul busa dan uap yang
banyak. Kemudian, larutan tersebut direfluks selama sekitar 30 menit untuk
menyempurnakan reaksi dengan pemanasan larutan, lalu mengkondensasi uap
dengan pendingin air dan kembali menguap ke reaktor. Selama proses refluks,
dilakukan pengadukan supaya larutan menjadi homogen sehingga dapat lebih
mudah untuk bereaksi. Kami melakukan pengamatan terhadap suhu, warna, dan bau
larutan pada saat refluks sedang berlangsung. Suhu yang terukur di dalam reaktor
labu leher empat adalah 91 o C dengan suhu penangas parafin sebesar 142oC, warna
larutan sedikit keruh, dan bau seperti balon tiup.

Setelah dilakukan proses refluks, maka propil asetat didiamkan terlebih dahulu agar
suhunya turun sebelum proses pencucian dua kali. Apabila suhu ester telah turun,
maka dilakukan pencucian pertama dengan menggunakan natrium karbonat
sebanyak 50 mL di dalam corong pisah. Pencucian dengan natrium karbonat ini
bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa asam dan pengotor. Lalu, corong pisah
dikocok secara perlahan dikarenakan suhu ester yang masih lumayan tinggi akan
menimbukan tekanan tinggi saat dikocok yang dikhawatirkan akan meledak.
Selanjutnya, larutan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan, lapisan atas adalah
lapisan ester sedangkan lapisan bawah adalah lapisan pengotor dan sisa-sisa asam.

Ester kemudian dicuci kembali dengan kalsium klorida 1 N 50 mL di dalam corong


pisah. Corong pisah dikocok perlahan dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan.
Lapisan bawah dibuang karena merupakan lapisan pengotor, dan lapisan atas adalah
lapisan ester. Pencucian yang kedua ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa
asam dan pengotor yang masih ada setelah pencucian pertama. Pada lapisan ester,
ditambahkan kalsium karbonat anhydrous sebanyak 5 gram lalu disaring dengan
kertas saring. Maka didapatkan filtrat sebanyak 8 mL berupa propil asetat yang
seharusnya akan didestilasi untuk meningkatkan kemurnian ester.
Hasil akhir propil asetat kami berwarna kuning keruh dan berbau seperti balon tiup.
Persen yield ester yang kami dapatkan adalah sebesar 23,815%; dengan titik didih
sebesar 78oC, indeks bias sebesar 1,2805 dan berat jenisnya sebesar 0,98 g/cm3.
Sifat fisika produk yang kami dapatkan jelas masih jauh dari sifat fisika propil asetat
yang seharusnya, hal ini diakibatkan karena masih banyaknya pengotor di dalam
produk sehingga produk yang kami ukur kemurniannya masih rendah. Seharusnya
produk dilakukan destilasi terlebih dahulu, tetapi kami tidak melakukannya karena
produk yang kami dapatkan hanya sedikit saja.

 Fanny Ainunnisa (171411042)


Pada praktikum esterifikasi ini dibuat dengan mereaksikan alkohol dengan asam
karboksilat, tujuan praktikum kali ini adalah untuk membuat ester propil asetat
dengan mereaksikan propanol dengan asam asetat dan karena reaksi berlangsung
lambat, maka ditambahkan katalis H^+ dari H2SO4. Reaksi berlangsung di dalam
reaktor labu leher empat dan katalis H2SO4ditambahkan saat propanl dengan asam
asetat telah dicampukan dan dilakukan pengadukan selama proses refluks.
Penambahan H2SO4 dilakukan sedikit demi sedikit karena reaksi yang berlangsung
bersifat eksotermis. Karena titik didih propil asetat adalah 102℃ maka pemanas
yang digunakan adalah parafin dan suhu campuran dalam reaktor adalah 91℃ yang
berarti suhu dalam reaktor tidak mencapai titik didih propil asetat, hal ini terjadi
dikarenakan masih banyak zat pengotor dalam campuran sehingga suhu dalam
reaktor tidak mencapai 102℃. Suhu penangas yang tercatat pada percobaan ini yaitu
142℃.

Agar reaksi bergeser ke arah produk, maka reaktan CH3COOH ditambahkan


berlebih. Refluks dilakukan selama 30 menit, dan berdasarkan pengamatan warna,
bau dan suhu menunjukkan warna keruh, bau balon tiup, dan suhu 91℃. Setelah itu
hasil refluks dimasukkan ke dalam corong pisah yang telah berisi larutan Na2CO3
sebanyak 50 ml kemudian dilakukan pengojokkan dan larutan didiamkan hingga
terbentuk dua lapisan. Setelah itu lapisan bawah dibuang dan lapisan atas adalah
lapisan yang mengandung ester. Kemudian dilakukan pencucian dengan 50 ml
larutan CaCl2 1 M untuk meenghilangkan pengotor, larutan digojok dan didiamkan
hingga terbentuk dua lapisan, lapisan bawah dibuang dan ditambahkan 5 gram
CaCl2anhidrat untuk menghilangkan pengotor yang tidak dapat dibersihkan oleh
larutan CaCl21 M. Kemudian disaring menggunakan kertas saring. Hasil yang
didapat pada praktikum ini adalah sebanyak 8 ml, yang berarti hasil rendemen yang
terbentuk sebesar 23.815% dari hasil perhitungan stokiometri yang berarti hasil
praktikum ini masih banyak pengotor dan tingkat kemurniannya rendah, peerlu
dilakukan distilasi untuk menghasilkan produk dengan tingkat kemurnian yang lebih
tinggi.

Untuk pengujian titik didih, indeks bias, berat jenis, bau dan warna menunjukkan
titik didih hasil percobaan ini 78℃ yang mana masih sangat jauh dari titik didih
propil asetat yaitu 102℃ hal ini terjadi karena tingkat kemurnian hasil percobaan
kami memiliki tingkat kemurnian yang rendah. Berat jenis hasil percobaan kami
adalah 0.98 g/〖cm〗^3 hal ini terjadi karena pengaruh kemurnian percobaan kami.
Hasil pengukuran indeks bias menunjukkan indeks bias hasil percobaan sebesar
1.2805. Warna propil asetat yang dihasilkan adalah keruh kekuningan dengan bau
seperti balon tiup.an hanya sedikit saja.

 Galuh Ridzkia Utami - 171411043


Pada praktikum ini, kami membuat propil asetat melalui esterifikasi pronanol
dan asam asetat glasial. Esterifikasi adalah pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol.

Petama-tama, kami merangkai alat untuk refluks. Pada penangas dimasukan


parafin sebagai media panas, parafin digunakan karena titik didih propil asetat lebih
dari 100°C. Kemudian kami mencampurkan propanol dan asam asetat glasial
kedalam reaktor. Motor pengaduk dinyalakan, tujuan dari pengadukan ini adalah agar
larutan lebih homogen. Selanjutnya, H2SO4 pekat ditambahkan secara perlahan,
karena asam sulfat bersifat eksotem. Penambahan H2SO4 bertujuaan untuk
mempercepat reaksi. Reaksi esterifikasi berlangsung lama, jadi dibutuhkan katalis.
H+ dari H2SO4 menjadi katalis dalam reaksi ini. Seletah asam sulfat ditambahkan,
timbul uap pada reaktor yang kemudian masuk kedalam kolom kondensor. Larutan
kemudian di refluks selama 30menit.

Setelah larutan di refluks, larutan didiamkan dulu sebelum dicuci. Setelah suhu
turun, larutan dalam reaktor dimasukan kedalam corong pisah yang telah berisi 50
ml Na2CO3 1 M. Larutan pun dikocok. Terdapat 2 lapisan pada larutan, lapisan
bawah larutan (residu) dibuang. Pencucian dengan natrium karbonat ini bertujuan
untuk menghilangkan residu dalam larutan.

Kemudian larutan dicuci kembali menggunakan CaCl2 1 M untuk


menghilangkan residu dan sisa asam dari pencucian pertama. Pemcucian ini
dilalukan dengan cara menambahkan larutan CaCl2 1M kedalam corong pisah.
Corong kemudian dikocok kembali dan larutan menjadi 2 lapisan. Lapisan bawah
(residu) dibuang.

Kemudian, larutan ditambahkan CaCl2 anhydrat. Penambahan CaCl2 anhydrat


ini untuk menghilangkan sisa-sisa zat dari pencucian. Setelah ditambahan CaCl2
anhydrat, larutan pun disaring untuk menghilangkan residu.

Larutan berwarna kuning dengan bau seperti balon. Larutan memiliki titik didih
78°C, indeks bias 1,2805 dan berat jenis 0,98 g/cm3. Sifat dari larutan tersebut
berbeda dengan sifat dari propil asetat, hal ini disebabkan karena masih banyaknya
pengotor dalam larutan.

 Harry Pujianto (171411044)


Pada praktikum esterifikasi kali ini, digunakan asam asetat dengan propanol yang
akan menghasilkan propil asetat dengan produk samping air sebagaimana reaksi
berikut :
CH3COOH + C3H8O  CH3COOC3H8+ H2O
Media pada penangas yang digunakan adalah parafin sebab titik didih Propil Asetat
(Produk) lebih dari 100oC (titik didih Air), yakni 102oC. Apabila alat sudah selesai
dirangkai, lakukan penambahan 25 mL Propanol dan 30 mL Asam Asetat pada
reaktor, pada tahap ini motor pengaduk mulai dinyalakan, motor pengaduk berfungsi
sebagai pengaduk agar menghasilkan larutan dengan homogenitas yang tinggi . Pada
dasarnya reaksi esterfikasi dapat berlangsung berhari-hari, maka dari itu
ditambahkan 5 mL H2SO4 yang berfungsi sebagai katalisator agar laju reaksi
meningkat, penambahan Asam Sulfat dilakukan tetes-demi-tetes karena reaksi yang
ditimbulkan merupakan reaksi eksoterm ,pada tahap ini muncul uap-uap pada
reaktor. Labu leher empat yang dihubungkan dengan kondensor mengacu pada
reaksi antara asam asetat (asam organik) dengan propanol yang bersifat volatil
(mudah menguap) .Tabung CaCl2 yang berfungsi sebagai dehidrator (pengikat air).
Kemudian, setelah dilakukan refluks selama 30 menit agar reaksi berjalan lebih
sempurna dan berdasarkan pengamatan ,temperatur konstan yang seharusnya
didapat adalah 102oC, namun kami hanya mencapai 91oC hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti, motor pengaduk yang terkadang tidak berputar dan
adanya sedikit vaseline yang ikut bereaksi di dalam reaktor, kemudian warna larutan
yang agak keruh serta bau yang dihasilkan seperti balon nitrogen. Lalu, sebelum
dilakukan tahap pencucian, larutan didiamkan terlebih dahulu agar suhu larutan
mencapai suhu kamar. Proses pencucian dilakukan dengan Metode Ekstraksi cair-
cair (liquid-solvent extraction) yang artinya pemisahan komponen dengan bantuan
pelarut, untuk mencapai proses pemisahan yang baik berat jenis pelarut yang
digunakan harus lebih besar daripada berat jenis rafinat (hasil refluks) sebagaimana
berat jenis Na2CO3;CaCl2;CaCl2 Anhydrous;dan Propil Asetat dalam g/cm3
berturut-turut 2,25;2,24;2,15; dan 0,88. Pada tahap pertama, hasil refluks
ditambahkan ke dalam corong pemisah yang sudah berisi Na2CO3,dilakukan
pengocokkan dengan syarat kran dibuka sedikit karena tekanan yang dihasilkan
cukup besar sehingga menghindari terjadinya bumping. Pada corong pemisah terlihat
ada dua lapisan, untuk lapisan atas yaitu lapisan ester sedangkan lapisan bawah yaitu
pengotor terutama sisa asam sulfat, lapisan bawah dibuang. Lalu ditambahkan CaCl2
ke dalam corong pemisah dengan tujuan untuk menghilangkan campuran residu
yang masih ada pada pencucian pertama yaitu Na2SO4 , karena ada kemungkinan
Natrium Karbonat bereaksi dengan sisa Asam Sulfat. Sebagaimana pencucian
pertama, terdapat 2 lapisan pula dengan lapisan atas berupa ester dan lapisan bawah
dibuang.Setelah itu, pindahkan ester dari corong pemisah ke dalam gelas kimia dan
tambahkan CaCl2 Anhidrat, aduk menggunakan spatula hingga homogen. CaCl2
Anhidrat berperan sebagai dehidrator yakni pengikat air. Kemudian ester disaring
menggunakan kertas saring dan diperoleh volume Filtrat (ester) yakni 8 mL serta
berdasarkan perhitungan rendemen yang diperoleh sebesar 23,815 % , Hal tersebut
dapat disebabkan karena waktu reaksi hanya dilangsungkan selama 30 menit
sehingga masih banyak reaktan yang belum ikut bereaksi selain itu ester dapat ikut
terbuang pada saat proses pencucian. Disamping itu dilakukan proses analisis
terhadap titik didih, indeks bias serta massa jenis berturut-turut 78oC ; 1,2805 ; dan
0,98 g/cm3 . Ketiga data analisis tersebut masih jauh dari data berdasarkan referensi
Propil Asetat (produk), artinya tingkat kemurnian ester yang dihasilkan masih
rendah, sebanding dengan rendemen yang dihasilkan.

J. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan :
a. Volume propil asetat yang dihasilkan adalah 8 mL
b. Persen perolehan propil asetat yang didapat sebesar 23. 815%.
d. Warna dan bau propil asetat hasil percobaan ini adalah keruh kekuningan dan bau
balon tiup
e. Titik didih, berat jenis, dan indeks bias propil asetat hasil percobaan berturut-turut
adalah 78℃, 0.98 g/𝑐𝑚3 , dan 1,2805.

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Fessenden, R. and Fessenden, J., 1982.,”Organic Chemistry”, 2nd Edition,
Willard Grant Press Publisher, Massachusetts, USA.
2. Groggins, P. H., “Unit Processes in Organic Synthesis”, fifth Edition,
International Student Edition, Mc. Graw – Hill Kogakusha, Ltd.
3. Himmelblau, D.M., 1996, “Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering”, sixth edition. By prentice Hall PTR, New Jersey.
4. Mittelbach, M. And Remschmidt,C., 2004, “Biodiesel The Comprehensive
Handbook”, Vienna: Baersedruct Ges mbH.
5. Othmer, K., 1982, “Encyclopedia of Chemical Technology”. Vol.8. Second
Completely Revised Edition, Interscience Publishers a division of John Wiley &
Sons, Inc.
6. Soerawidjaya, 2006. Jurnal : Intensifikasi Proses Produksi Biodiesel. Bandung:
ITB & PT. Rekayasa Industri.

Anda mungkin juga menyukai