Oleh :
Dinda Nurharlizzah NIM 171411041
Fanny Ainunnisa NIM 171411042
Galuh Ridzkia Utami NIM171411043)
Harry Pujianto NIM 171411044
Kelompok 3
1B
B. DASAR TEORI
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu
asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester
disebut esterifikasi. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu
senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi esterifikasi apabila menggunakan katalis yang bersifat asam,
Esterifikasi dapat dikatalis oleh ion H+. Reaksi esterifikasi merupakan reversible, dimana
reversible merupakan reaksi bolak-balik. Namun reaksi nya disini bersifat lambat sehingga
perlu untuk digunakan katalis. Selain itu, untuk mempercepat jalannya reaksi dan
meningkatkan produk dilakukan dengan pengadukan (homogenitas) dan pemberian reaktan
berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
esterifikasi adalah pengadukan, suhu, katalis, perbandingan pereaksi dan waktu reaksi .
Kinetika reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol yang menggunakan katalis asam
dinyatakan sebagai berikut :
ROH + H+ ROH2+
n- Propil Asetat dengan rumus kimia C3H7OOCCH3 merupakan cairan tidak berwarna
dengan aroma wangi . Propil Asetat dapat larut dalam alkohol, keton, ester dan hidrokarbon.
Boiling point yang dimiliki Propil Asetat adalah 96-102oC . Massa Molekul dan Berat Jenisnya
berturut-turut adalah 102,36 g/gmol dan 0,88 g/mL . Propil Asetat memiliki aroma seperti buah
pir, selain itu kegunaan propil asetat diantara lain, Bahan Perisa, Perfume, serta pelarut dalam
sintesis senyawa organik.
Untuk memperoleh rendemen (yield) ester yang tinggi, maka kesetimbangan harus
bergeser ke arah pembentukan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat ditempuh dengan cara:
D. PROSEDUR KERJA
1.Rangkai peralatan esterifikasi (refluks)
2. 25 ml etanol dan 30 ml asam asetat glacial dicampurkan di dalam reaktor 250 ml atau
500 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml asam sulfat pekat tetes demi tetes melalui pipet ukur.
3.Campuran di atas direfluks selama kurang lebih 30 menit. Selama reaksi berlangsung
dilakukan pengamatan terhadap bau, warna dan suhu.
4.Hasil refluks dimasukkan ke dalam corong pisah yang berisi 50 ml larutan Na2CO3 1M.
Kemudian dikocok dan diamkan sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah dibuang
sedangkan lapisan atas adalah lapisan ester.
5.Lapisan ester kemudian dicuci dengan 50 ml larutan CaCI2 1 M. Lalu dikocok dan
diamkan. Lapisan bawah dibuang.
6.Pada lapisan ester ditambahkan beberapa gram CaCI2 anhydrous. Kemudian disaring
dengan menggunakan kertas saring. Filtratnya dimasukkan ke dalam labu distilasi.
7.Dilakukan proses distilasi. Selama distilasi dilakukan pengamatan. Distilat yang berupa
etil asetat diidentifikasi sifat fisikanya yaitu, titik didih, indeks bias, berat jenis, dan
viskositas.
E. DIAGRAM ALIR
25 mL PERANGKAIAN 30 mL
ALAT Propanol Asam Asetat Glasial
5 mL
PENCAMPURAN Asam Sulfat Pekat
PENAMBAHAN
50 mL
PENGADUKAN DAN PEMANASAN Natrium Bikarbonat
50 mL
PENCUCIAN Kalsium Klorida
Pengotor dan Reaktan
Asam Berlebih
5 gram Kalsium
PENCUCIAN Klorida Anhidrat
PENCUCIAN
DISTILASI
Proses Refluks :
H. PENGOLAHAN DATA
Diketahui :
Massa Jenis C3H8O = 0,803 g/mL Mr C3H8O = 60 g/mol
Volume C3H8O = 25 mL
Ditanya : Rendemen = … % ?
Jawab :
Massa C3H8O = massa jenis x volume
= 0,803 g/mL x 25 mL = 20,075 gram
20,075
Mol C3H8O = = 0,335 mol
60
Reaksi Esterifikasi :
14 C3H8O + 9 CH3COOH → 12 CH3COOC3H8 + 8 H2O
M 0,335 1,05
B 0,335 0,215 0,287 0,191
S - 0,835 mol 0,287 mol 0,191 mol
7,04
= 29,561 × 100% = 23,815 %
I. PEMBAHASAN
Dinda Nurhalizzah (171411041)
Pada praktikum kali ini, kami melakukan esterifikasi propil asetat dari propanol dan
asam asetat glasial. Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Proses esterifikasi ini
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap refluks, pencucian, dan destilasi. Akan
tetapi, kami hanya melakukan hingga tahap pencucian saja.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah merangkai alat untuk proses refluks.
Setelah itu, dilakukan pencampuran antara 25 mL propanol dengan 30 mL asam
asetat glasial di dalam reaktor yang telah dirangkai. Kami menggunakan penangas
parafin untuk pemanasan karena titik didih propil asetat di atas titik didih air, yaitu
sebesar 102o C. Kemudian, dilakukan penambahan asam sulfat pekat sebanyak 5 mL
ke dalam reaktor labu leher empat dengan perlahan menggunakan pipet tetes.
Penambahan asam sulfat pekat ini harus dilakukan dengan hati-hati karena asam
sulfat bersifat eksoterm. Asam sulfat di sini berfungsi sebagai katalis yang akan
mempercepat reaksi esterifikasi dan memberikan suasana asam. Setelah
penambahan asam sulfat secara perlahan, maka akan muncul busa dan uap yang
banyak. Kemudian, larutan tersebut direfluks selama sekitar 30 menit untuk
menyempurnakan reaksi dengan pemanasan larutan, lalu mengkondensasi uap
dengan pendingin air dan kembali menguap ke reaktor. Selama proses refluks,
dilakukan pengadukan supaya larutan menjadi homogen sehingga dapat lebih
mudah untuk bereaksi. Kami melakukan pengamatan terhadap suhu, warna, dan bau
larutan pada saat refluks sedang berlangsung. Suhu yang terukur di dalam reaktor
labu leher empat adalah 91 o C dengan suhu penangas parafin sebesar 142oC, warna
larutan sedikit keruh, dan bau seperti balon tiup.
Setelah dilakukan proses refluks, maka propil asetat didiamkan terlebih dahulu agar
suhunya turun sebelum proses pencucian dua kali. Apabila suhu ester telah turun,
maka dilakukan pencucian pertama dengan menggunakan natrium karbonat
sebanyak 50 mL di dalam corong pisah. Pencucian dengan natrium karbonat ini
bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa asam dan pengotor. Lalu, corong pisah
dikocok secara perlahan dikarenakan suhu ester yang masih lumayan tinggi akan
menimbukan tekanan tinggi saat dikocok yang dikhawatirkan akan meledak.
Selanjutnya, larutan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan, lapisan atas adalah
lapisan ester sedangkan lapisan bawah adalah lapisan pengotor dan sisa-sisa asam.
Untuk pengujian titik didih, indeks bias, berat jenis, bau dan warna menunjukkan
titik didih hasil percobaan ini 78℃ yang mana masih sangat jauh dari titik didih
propil asetat yaitu 102℃ hal ini terjadi karena tingkat kemurnian hasil percobaan
kami memiliki tingkat kemurnian yang rendah. Berat jenis hasil percobaan kami
adalah 0.98 g/〖cm〗^3 hal ini terjadi karena pengaruh kemurnian percobaan kami.
Hasil pengukuran indeks bias menunjukkan indeks bias hasil percobaan sebesar
1.2805. Warna propil asetat yang dihasilkan adalah keruh kekuningan dengan bau
seperti balon tiup.an hanya sedikit saja.
Setelah larutan di refluks, larutan didiamkan dulu sebelum dicuci. Setelah suhu
turun, larutan dalam reaktor dimasukan kedalam corong pisah yang telah berisi 50
ml Na2CO3 1 M. Larutan pun dikocok. Terdapat 2 lapisan pada larutan, lapisan
bawah larutan (residu) dibuang. Pencucian dengan natrium karbonat ini bertujuan
untuk menghilangkan residu dalam larutan.
Larutan berwarna kuning dengan bau seperti balon. Larutan memiliki titik didih
78°C, indeks bias 1,2805 dan berat jenis 0,98 g/cm3. Sifat dari larutan tersebut
berbeda dengan sifat dari propil asetat, hal ini disebabkan karena masih banyaknya
pengotor dalam larutan.
J. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan :
a. Volume propil asetat yang dihasilkan adalah 8 mL
b. Persen perolehan propil asetat yang didapat sebesar 23. 815%.
d. Warna dan bau propil asetat hasil percobaan ini adalah keruh kekuningan dan bau
balon tiup
e. Titik didih, berat jenis, dan indeks bias propil asetat hasil percobaan berturut-turut
adalah 78℃, 0.98 g/𝑐𝑚3 , dan 1,2805.
K. DAFTAR PUSTAKA
1. Fessenden, R. and Fessenden, J., 1982.,”Organic Chemistry”, 2nd Edition,
Willard Grant Press Publisher, Massachusetts, USA.
2. Groggins, P. H., “Unit Processes in Organic Synthesis”, fifth Edition,
International Student Edition, Mc. Graw – Hill Kogakusha, Ltd.
3. Himmelblau, D.M., 1996, “Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering”, sixth edition. By prentice Hall PTR, New Jersey.
4. Mittelbach, M. And Remschmidt,C., 2004, “Biodiesel The Comprehensive
Handbook”, Vienna: Baersedruct Ges mbH.
5. Othmer, K., 1982, “Encyclopedia of Chemical Technology”. Vol.8. Second
Completely Revised Edition, Interscience Publishers a division of John Wiley &
Sons, Inc.
6. Soerawidjaya, 2006. Jurnal : Intensifikasi Proses Produksi Biodiesel. Bandung:
ITB & PT. Rekayasa Industri.