Anda di halaman 1dari 27

PROSES PEMBUATAN ETILEN GLIKOL

DARI ETILEN OKSIDA DENGAN PROSES KARBONASI


KAPASITAS 400.000 TON/TAHUN

TUGAS MAKALAH MIGAS


Disusun oleh :
ANISA KEMALA DEWI
2012430002

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014

1. Bahan Pembantu Pembuatan Etilen Glikol


Ada tiga reaksi utama dalam pembuatan etilen glikol:
C2H4

O2

C2H4O

etilen

etilen oksida

C2H4O

CO2

C3H4O3

etilen oksida
C3H4O3

etilen karbonat
+

H2O

CO2

etilen karbonat

C2H6O2
etilen glikol

Bahan baku etilen oksida yang diperlukan diperoleh dari PT.Candra Asri Petrochemical
Center, Cilegon, yang berakpasitas produksi 510.000 ton per tahun. Bahan baku karbon dioksida
diperoleh dari PT. Air Liquide. Bahan baku air dapat diperoleh dari water treatment pihak
pengelola KIEC. Sedangkan udara dapat diperoleh dengan mudah dari lingkungan sekitar.
1.1. Etilen Oksida
Pada tahun 1959, seorang ilmuwan Perancis, Charles-Adolphe Wurtz, menemukan etilen
oksida dengan mereaksikan 2-kloroethanol dengan senyawa basa. Penemuan tersebut merupakan
keberhasilanpada Perang Dunia 1 karena penemuan tersebut menjadi pelopor dari senyawa kimia
etilen glikol dan senjata kimia beracun (mustard gas). Pada tahun 1931, ilmuwan Perancis
menemukan cara menghasilkan etilen oksida secara langsung dengan mereaksikan etilen dan
oksigen menggunakan katalis perak. Metode ini kemudian digunakan untuk memproduksi etilen
oksida dalam skala industri (Emulsifiers, 2007).
Etilen oksida merupakan zat kimia komoditas utama yang diproduksi di seluruh dunia.
Etilen oksida diproduksi dengan proses oksidasi katalitik etilen dengan katalis perak. Banyak
metode lain yang telah diajukan untuk memproduksi etilen oksida namun tidak ada metode lain
yang diterapkan dalam skala industri selain metode ini. Reaksi samping mengoksidasi etilen dan
etilen oksida menjadi karbon dioksida dan uap air. Reaksi yang berlangsung yaitu :
C2H4 +
etilen
C2H4 +
etilen

O2
3O2
oksigen

C2H4O
etilen oksida
2CO2 +
karbon dioksida

2H2O
air

Etilen oksida menimbulkan efek beracun bila dihirup. Gejala-gejala yangtimbul akibat
menghirup terlalu banyak gas etilen oksida antara lain pusing, kejang-kejang (mendadak) dan
koma. Gas ini juga mengiritasi kulit dan menghirup uap etilen oksida dapat menyebabkan paruparu teriritasi dengan cairan selama beberapa jam.
Sifat-sifat fisika dan kimia etilen oksida :
1. Rumus molekul

: C2H4O

2. Berat molekul

: 44,053 g/mol

3. Bentuk fisik

: gas (pada temperature ruang)

4. Titik didih

: 10,5oC

5. Titik leleh

: -112,44oC

6. Densitas

: 0,8711 g/cm3

7. Tekanan uap

: 1305 torr (25oC)

8. Viskositas

: 0,34 cp (4oC)

9. Kalor jenis

: 0,44 kal/g oC

10. Kalor uap

: 136,1 kal/g (1 atm)

11. Flash point

: < -18oC

12. Suhu nyala

: 429oC (udara, 1 atm)

13. Panas pembakaran

: 1306,4 kJ/mol (25oC)

14. Tekanan kritik

: 7,19 MPa

15. Suhu kritik

: 195,8oC

16. Kalor fusi

: 5,17 kJ/mol

17. Panas larutan

: 6,3 kJ/mol (dalan air murni 25oC)

18. Kelarutan

: larut dalam air, aseton CCl4, eter, methanol

19. Kereaktifan

: mudah meledak jika dipanaskan, meledak dengan logam alkali

dalam basa
20. Reaksi kimia yang melibatkan etilen oksida:
Penambahan asam karboksilat pada etilen oksida akan membentuk glikol ester,
dengan reaksi :
(CH2CH2)O

+ CH3COOH

HO - CH2CH2 OCHCH3

etilen oksida

asam karboksilat

glikol ester

Penambahan air dan asam pada etilen oksida akan membentuk etile glikol dengan
reaksi :
C2H4O

H2O

C2H6O2

etilen oksida

etilen glikol

Penambahan ammonia akan membentuk campuran mono dan tri etanolamin dengan
reaksi :
(CH2CH2)O

etilen oksida

NH3

HO CH2 CH2 NH2

ammonia

tri etanolamin

1.2. Karbon Dioksida


Karbon dioksida adalah sa;ah satu gas di atmosfer, terdistribusi seragam pada permukaan
bumi dengan konsentrasi sekitar 0,033% atau 330 ppm. Secara komersil, CO2 digunakan sebagai
refrigerant, minuman bersoda, dan pemadam api. Secara praktek sulit unyuk mengekstrak gas ini
dari udara. Kebanyakan karbon dioksida diperoleh dari hasil samping dari proses lain seperti
produksi etanol dengan fermentasi dan pembuatan amoniak (Shakhashiri, 2008)
Sifat-sifat fisika dan kimia karbon dioksida :
1. Rumus molekul

: CO2

2. Berat molekul

: 44,0095 g/mol

3. Bentuk fisik

: gas tak berwarna (pada temperature tinggi)

4. Massa jenis

: 1600 kg/m3

5. Titik lebur

: -57oC

6. Titik didih

: -78oC

7. Kelarutan dalam air

: 1,45 kg/m3

8. Kalor laten sublimasi

: 25, 13 kJ/mol

9. Viscositas

: 0,07 cp pada -78oC

10. Tekanan Kritis

: 7821 kPa

11. Suhu kritis

: 34,1oC

12. Beraksi dengan air membentuk asam karbonat, dengan rekasi :


CO2

H2O

H2CO3
asam karbonat

13. Pada foto sintesis karbon dioksida bereaksi dengan air membentuk karbohidrat/gula dan
oksigen, denga reaksi:
6CO2 + 6H2O + Cahaya

C6H12O6

6O2

Karbohidrat
14. Reaksi karbonasi etilen oksida dengan karbon dioksida, dengan reaksi :
C2H4O

CO2

C3H4O3

1.3. Etilen Karbonat


Etilen karbonat adalah salah satu ester dari etilen glkol dan asam karbonik. Ada
temperature ruang, etilen karbonat berbentuk kristal transparan seperti padatan. Pada suhu 3437oC berbentuk cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Sifat-sifat fisika dan kimia etilen karbonat :
1. Rumus molekul

: C3H4O3

2. Berat molekul

: 88,06 g/mol

3. Bentuk fisik

: padatan berwarna kekuningan (pada 25 oC) dan cairan tak

berwana (pada 34-37 oC)


4. Titik leleh

: 34-37 oC

5. Titik didih

: 260,7 oC

6. Titik beku

: 36 oC

7. Densitas

: 1,3210 g/cm3

8. Flash point

: 150 oC

9. Viskositas

: 1,5 cp (40 oC)

10. Spesific gravity

: 1,3

11. Bereaksi dengan air membentuk etilen glikol :


C3H4O3

etilen karbonat

H2O

CO2

C2H6O2
etilen glikol

1.4. Air
Air mempunyai rumus kimia H2O yang berarti satu molekul air terdiri dari dua atom
hydrogen dan satu atom oksigen. Sering digunakan sebagai pelarut. Air merupakan senyawa
kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air makhluk

hidup tidak akan bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses
penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi.
Sifat-sifat fisika dan kimia air :
1. Rumus kimia

: H2O

2. Berat molekul

: 18,016 g/mol

3. Titik lebur

: 0oC (1 atm)

4. Titik didih

: 100oC

5. Densitas

: 1 g/ml (4oC)

6. Spesific gravity

: 1,0 (4o C)

7. Viskositas

: 0,8949 cp

8. Indeks bias

: 1,333 (20oC)

9. Kapasitas panas

: 1 kal/g

10. Panas pembentukan

: 80 kal/g

11. Panas penguapan

: 340 kal/g

12. Temperatur kritis

: 374oC

13. Tekanan kritis

: 217 atm

14. Bereaksi dengan senyawa ester membentuk senyawa alkanot


CH3 COOC2H5 +

H2O

CH3COOH

ester

+ C2H5 OH

asam karboksilat

alcohol

15. Dapat terurai menjadi unsur-unsurnya dengan cara mengalirkan listrik (membentuk larutan
elektrolit)
H2O

H2O

O2

2. Produk dan Sifat-sifatnya


2. 1. Etilen Glikol
Etilen glikol pertama kali ditemukan oleh Charles Adolphe Wurtz pada tahun 1859
dengan hidrolisis etilen glikol diasetat via saponifikasi dengan KOH dan pada tahun 1860
melalui hidrolisis etilen oksida. Senyawa ini belum dikomersialkan hingga perang dunia
pertama, dimana etilen glikol disentisis dari etilen diklorida dan digunakan sebagai substituent
gliserol pada industry peledakan di Jerman.

Monoetilen glikol yang sering disebut etilen glikol adalah cairan jenuh, tidak berwarna,
tidak berbau, berasa manis, dan larut sempurna dalam air. Grup hidroksil ini bisa diubah menjadi
aldehid, alkil halide, amina, azida, asam karboksil, eter, merkaptan, ester nitrat, nitrit, aster nitrit,
ester organic, ester posphat, dan ester sulfat. Senyawa-senyawa ini membuat etilen glikol bisa
menjadi senyawa intermediet dengan banyak reaksi, terutama dalam formasi resin, termasuk
kondensasi dengan dimetil terephtalat atau asam terphtalat yang menghasilkan resin polytester
(MEG Global Group, 2008).
Sifat-sifat fisika dan kimia etilen glikol :
1. Rumus molekul

: C2H6O2

2. Berat molekul

: 62,068 g/mol

3. Densitas

: 1,1132 g/cm3

4. Titik leleh

: -12oC

5. Titik didih

: 197,3 oC

6. Titik beku

: -13oC

7. Flash point

: 244oC

8. Spesific gravity

: 1,115

9. Viskositas

: 20,9 cp (20oC)

10. Densitas

: 9,28 lb/gal (20oC)

11. Temperature kritis

: 645, 2oC

12. Dapat mengalami oksidasi membentuk glioksial, dengan reaksi :


C2H4(OH)2 + O2

CH2O2 + 2H2O

13. Etilen glikol beraksi dengan etilen oksida akan membentuk dietilen glikol yang selanjutnya
akan beraksi lebih lanjut membentuk trietilen glikol, dengan reaksi :
C2H4O

C2H4(OH)2

C4H8(OH)2

C2H4O

C4H8(OH)2

C6H12O2(OH)2

2. 2. DEG (Dietilen Glikol)


Sifat-sifat fisika dan kimia dietilen glikol :
1. Rumus molekul

: C4H8(OH)2

2. Berat molekul

: 106,12

3. Titik didih, 760 mmHg

: 248,8 oC

4. Titik beku

: -6,5oC

5. Flash point

: 280 oC

6. Temperature kritis

: 681,04 oC

7. Tekanan kritis

: 45,45 oC

8. Density kritis

: 0,330 g/ml

9. Density pada 20oC

: 1,116 g/ml

10. Viskositas pada 20oC

: 36 cp

11. Panas penguapan

: 129 kkal/kg

12. Beraksi dengan etilen oksida membentuk tri etilen glikol


Reaksi : C4H10O2

C2H4O2

C6H14O4

3. Macam macam Proses Pembuatan Etilen Glikol


Etilen glikol dapat di produksi dengan tiga proses yang berbeda (Mc Ketta dan
Cunningham, 1984) yaitu:
3.1 Proses Hidrolisis Etilen Oksida
Sejauh ini, metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk produksi
etilen glikol. Kesederhanaan dan kehandalan dari proses tersebut membuatnya popular. Reaksi
kimianya cukup sederhana, dan dapat dijelaskan sebagai berikut: etilen oksida beraksi dengan air
membentuk etilen gikol, dan etilen glikol yang terbentuk akan beraksi dengan etilen oksida
membentuk dietilen glikol, lebih lanjut dietilen glikol ini akan bereaksi membentuk trietilen
glikol. Pembentukan glikol lebih tinggi tidak bisa dihindari karena oksida beraksi lebih cepat
dengan etilen glikol dibandingkan dengan air. Untuk menghindari terbentuknya dietilen glikol
dan trietilen glikol dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah air yang direkasikan. Proses
ini berlangsung dengan menggunakan katalis perak dengan penyangga alumina dan katalis
amberlist TM 400 pada kondisi 9 20 oC dan tekanan 1 30 bar.
Dengan menggunakan proses ini dapat dihasilkan etilen glikol sebesar 98,7 %. Beberapa
pabrik yang menggunakan proses ini antara lain Nippon Shokubai, Dow Chemical, dan Union
Carbide.
C2H4O2

+ H2O

etilen oksida
C2H4O2

C2H6O2
etilen glikol

+ C2H6O2

C4H10O4

etilen oksida

dietilen glikol

Gambar 1. Proses Pembuatan Etilen Glikol dengan Hidrolisis Etilen Oksida

3.2. Proses Du Pont Formaldehid


Proses pembuatan etilen glikol dengan bahan baku etilen oksida saat ini tergantung pada
harga etilen sebahai bahan baku pembuatan etilen oksida. Ketergantunga terhadap etilen sebagai
bahan baku etilen oksida telah mendorong penyelidikan produksi etilen glikol alternatif proses
yang berbasis pada gas sintesis (syngas), yang merupakan bahan baku lebih murah.
DuPont merupakan satu satunya perusahaan yang benar benar telah mengoperasikan
sintesis berbasis syngas etilen oksida di sebuah pabrik komersial 1940 1968. Proses DuPont
komersial yang digunakan berasal dari syngas formaldehid sebagai bahan baku uama dan asam
sulfat sebagai katalis. Dalam proses ini, mula mula formaldehid dikarbonasi dengan
menggunakan karbon monoksida dan air membentuk asam hydroxyacetic (asam glikolat) pada
suhu 200 oC dan 700 bar. Asam glikolat kemudian diesterifikasi dengan methanol untuk
membentuk metil glikolat dan air. Metil glikolat selanjutnya dihidrogenasi untuk membentuk
etilen glikol dengan disertai pelepasan methanol. Proses DuPont memberikan hasil molar 90%
sesuai dengan formaldehida selama langkah karbonilasi.
CO

+ CH2O +

HOOCCH2OH

H2O
CH3OH

CH3OOCCH2OH + H2

HOOCCH2OH
CH3OOCCH2OH
HOCH2CH2OH

+ H2O
+ CH3OH

3.3. Proses Karbonasi


Etilen Glikol dapat diproduksi dengan mereaksian etilen oksida dengan karbon dioksida
membentuk etilen karbonat yang selanjutnya dihidrolisis menjadi etilen glikol. Unit oksidasi
etilen dengan proses langsing menghasilkan etilen oksida yang kemudian diabsorbsi oleh suatu
larutan absorben sebelum memasuki unit karbonasi. Keluaran dari menara absorbsi direaksikan
dengan karbon dioksida, kemudian dikonversi menjadi etilen karbonat yang kemudian masuk ke
unit hidrolisis untuk membentuk etilen glikol (Kawabe dkk, 1998). Proses karbonasi ini dapat
berlangsung pada tekanan 14,5 bar dan temperature 80 150 oC dengan menggunakan katalis
molybdenum.
Keuntungan yang paling signifikan pada proses ini yaitu konversi etilen oksida menjadi
etilen karbonat yaitu 99,5% dan konversi etilen karbonat menjadi etilne glikl yang hampir
sempurna (99%) dimana hanya sekitar 1% dihasilkan dietilen glikol dan senyawa glikol lainnya
(Kirk dan Otthmer,1990).
Reaksi utama dalam pembuatan etilen glikol dari etilen dengan proses karbonasi, yaitu : (Kirk
dan otthmer, 1990)
C2H4O +

CO2

C3H4O3

C3H4O3
H2O

CO2

C2H6O2

Gambar 2. Flow Diagram Pembuatan Etilen Glikol dengan Proses Karbonasi

4. Pemilihan Proses
Dari tiga proses yang dijelaskan diatas, proses yang paling efektif dan efisien adalah
proses karbonasi. Pada proses du-pont membutuhkan biaya yang cukup tinggi dalam hal
penyediaan bahan baku seperti foemaldehid, air, karbon monoksida, dan methanol. Selain itu
peralaran yang dibutuhkan cukup banyak sehingga biaya produksi meningkat. Sedangkan pada
proses dengan hidrolisis etilen oksida, agar absorbs etilen oksida dengan air maksimal, maka
digunakan air dalam jumlah yang cukup besar. Setelah prosedur absorbs dan separasi etilen
oksida, air yang digunakan dalam jumlah besar harus dipanaskan, sehingga akan membutuhkan
jumlah energy yang sangat besar. Selain itu, proses dengan hidrolisis etilen oksida ini
memerlukan banyak tahap menghasilkan etilen glikol.
Namun, pada proses karbonasi hanya membutuhkan bahan baku yaitu etilen, oksigen dari
udara, karbondioksida dan air. Selain itu tahapan proses pada proses karbonasi tidak memerlukan
banyak perlatan menjadikan proses ini lebih ekonomis dibandingkan proses du-pont ataupun
proses hidrolisis etilen oksida. Dengan menggunakan proses karbonasi, penggunaan air
berlebihan dapat dihindari karena proses ini menggunakan karbon dioksida, dimana CO2 ini bisa
mengurangi pembentukan senyawa glikol berat, sehingga hanya memerlukan air yang sedikit.
Proses ini juga mereduksi beberapa peralatan mahal untuk pemurnianetilen glikol seperti
stripper. Keuntungan yang lainnya adalah kondisi operasi pada proses karbonasi ini lebih mudah
dibandingkan dengan proses du-pont dan hidrolisis etilen oksida. Perbandingan tiga proses
pembuatan etilen glikol dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1. Perbandingan Tiga Macam Proses Pembuatan Etilen Glikol
No.

Jenis Proses
Parameter

Hidarolisis Etilen

Dupont

Oksida

Formaldehid

Karbaonasi

Temperatur (oC)

9 s/d 20

200

80 s/d 150

Tekanan (bar)

1 s/d 30

700

14,5

Konversi (%)

98,7

90

99,5

Katalis

H2SO4

Molybdenum

Total Harga Bahan Baku ($)

75,28

75,56

75,28

Harga Produk ($)

77,89

77,89

77,89

Keuntungan Kasar

2,61

2,33

2,61

Perak, amberlist,
TM400

5. Deskripsi Proses
Proses produksi etilen glikol (C2H6O2) dapat dibagi menjadi empat tahapan proses yaitu
proses persiapan bahan baku, proses karbonasi, proses hidrolisis, dan proses pemurnian etilen
glikol.

5.1. Persiapan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi etilen glikol adalah gas etilen oksida
dan gas karbon dioksida. Etilen oksida (C2H4O) dari tangki etilen oksida (T-01) pada tekanan 1
atm dan temperatur 30 oC dialirkan dengan blower 1 (B-01) ke reaktor karbonasi (R-01) yang
sebelumnya dilewatkan melalui heater 1 (H-01) hingga mencapai temperatur 70 oC. gas karbon
dioksida (CO2) dari tangki karbon dioksida (T-02) pada tekanan 1,1 atam dan temperatur 31 oC
dialirkan dengan blower 2 (B-02) ke reaktor karbonasi (R-01) yang sebelumnya melalui heater 2
(H-02) hingga temperaturnya 70oC.

5.2. Proses Karbonasi


Pembuatan etilen glikol dihasilkan melalui proses karbonasi etilen oksida dan karbon
dioksida dengan katalis molybdenum yang menghasilkan senyawa intermediet yaitu etilen
karbonat. Reaksi berlangsung secara eksotermik sehingga untuk menyerap kelebihan panas
reaksi digunakann multitube fixed bed reactor dilengkapi dengan pendingin. Reaksi yang
berlangsung adalah :
C2H4O
etilen oksida

CO2
karbon dioksida

C3H4O3
etilen karbonat

Proses karbonasi ini berlangsung pada tekanan 5507 kPa dengan temperatur operasi
100oC. jika temperatur operasi terlalu rendah maka lau reaksi akan lambat, reaksi akan
berlangsung sangat lama, ukuran reaktor akan lebih besar sehingga tidak ekonomis. Di sisi lain,
jika proses dioperasikan pada temperatur tinggi maka banyak panas yang akan hilang dan
memberikan efek buruk pada kualitas produk yang dihasilkan. Dari pertimbangan diatas maka
temperatur operasi yang digunakan adalah 100oC. konversi reaksi etilen oksida menjadi etilen
karbonat pada proses ini adalah 99,5%. Kemudian, produk dari reaktor karbonasi dialirkan

dengan menggunakan pompa 2 (P-02) ke reaktor hidrolisis (R-02) yang sebelumnya dilewatkan
pada heater 3 (H-03) untuk mencapat temperatur 130oC.
5.3. Proses Hidrolisis
Air pada temperatur 30oC dialirkan dengan menggunaka pompa 1 (P-01) menuju ke
reaktor hidrolisis (R-02) yang sebelumnya temperaturnya dinaikkan hingga 80oC dengan
dilewatkan heater 4 (H-04).
Sama seperti pada reaksi karbonasi, reaksi hidrolisis juga berlangsung secara eksotermik
sehingga diperlukan multitube fixed bed reactor yang dilengkapi dengan pendingin. Reaksi yang
berlangsung adalah :
C3H4O3

etilen karbonat
2C3H4O3

H2O
air

etilen karbonat

H2O
air

CO2

karbon dioksida
2CO2 +
karbon dioksida

C2H6O2
etilen glikol
C4H10O3
dietilen glikol

Reaksi dalam reaktor hidrolisis berlangsung pada temperatur 150oC dan tekanan 709 kPa.
Kondisi ini diharapkan agar etilen karbonat terkonversi hingga mendekati 100% (99% menjadi
etilen glikol dan 1% mejadi dietilen glikol).
Produk yang dihasilkan pada reaktor ini adalah etilen glikol, dietilen glikol, gas CO2, dan air
yang tidak beraksi.
5.4. Pemurnian Produk
Produk yang dihasilkan dari reaktor hidrolisis dialirkan dengan menggunakan pompa 3
(P-03) menuju flash drum yang sebelumnya didinginkan dengan cooler 1(C-01) hingga
temperaturnya 80oC. Dalam flash drum, gas karbon dioksida dipisahkan sebagai gas buang, dan
produk lain dialirkan menuju evaporator 1 (EV-01) dan evaporator 2 (EV-02) untuk
memisahkan kandungan airnya. Hasil pemisahan pada evaporator 2 (EV-02) dialirkan menuju
kolom detilasi untuk memisahkan etilen glikol sebagai produk atas dan dietilen glikol produk
bawah. Etilen glikol sebagai produk utama ditampung pada tangki etilen glikol (T-04) dan
dietilen glikol sebagai produk samping ditampung pada tangki dietilen glikol (T-05) yang
sebelumnya masing masing produk akan didinginkan terleboh dahulu melewati cooler 3 (C-03)
dan cooler 4 (C-04).

Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Etilen Glikol


Neraca Massa
Berat molekul (BM) senyawa :
Mono Etilen Glikol, MEG (C2H6O2)

= 62,070 kg/kmol

Dietilen Glikol, DEG (C4H10O3)

= 106,120 kg/kmol

Etilen Karbonat, EC (C3H4O3)

= 88,064 kg/kmol

Etilen Oksida, EO (C2H4O)

= 44,052 kg/kmol

Karbon Dioksida (CO2)

= 44,011 kg/kmol

Air (H2O)

= 18,016 kg/kmol
(Sumber : Reklaitis, G. V, 1983)

Basis umpan masuk :


Etilen Oksida (C2H4O)

= 100 kg/jam
= 2,27 kmol/jam

Kapasitas produksi :
Kapasitas produksi

= 400.000 ton/tahun
= 400.000.000 kg/tahun
= 6444337,04 kmol/tahun

Waktu operasi produksi :


Waktu operasi produksi

= 330 hari/tahun

Keterangan penulisan aliran proses :


Fn = Aliran massa pada aliran ke-n

1. Reaktor 1 (R-01)
Fungsi : untuk mereaksikan etilen oksida dari tangki T-01 dengan karbon dioksida dari
tangki T-02 membentuk etilen karbonat.
Mol rasio C2H4O : CO2

= 0,8 : 1

Jadi CO2 yang dibutuhkan

(Sumber : U.S. patent no. 4,400,559)


=

= 2,84 kmol/jam

Konversi C2H4O pada Reaktor R-01 = 99,5%

(Sumber : U.S. patent no. 4,400,559)

Rekasi yang terjadi pada Reaktor R-01 : C2H4O

CO2

C3H4O3

C2H4O yang beraksi = 99,5% x 2,27 kmol/jam = 2,26 kmol/jam


1
C2H4O

CO2

CO2
C2H4O

CO2

C3H4O3
C3H4O3

Mula-mula(kmol/jam)

2,27

2,84

Beraksi (kmol/jam)

2,26

2,26

2,26

Sisa (kmol/jam)

0,01

0,58

2,26

Aliran masuk reaktor R-01 (F1 dan F2)


F1C2H4O
2

CO2

= 100 kg/jam (basis umpan masuk)


= mol CO2 x BM CO2

C2H4O

= 2,84 x 44,011
=124,99 kg/jam
Aliran keluar reaktor R-01 (F3)

F3C2H4O

= mol C2H4O x BM C2H4O


= 0,01 x 44,052
= 0,44 kg/jam

F3 CO2

= mol CO2 x BM CO2


= 0,58 x 44,011
= 25,53 kg/jam

F3 C3H4O3

= mol C3H4O3 x BM C3H4O3


= 2,26 x 88,064
= 199,02 kg/jam

Table 1. Neraca Massa di Reaktor 1 (R-01)


BM
(gr/kmol)

Komponen
C2H4O
CO2
C3H4O3

44,052
44,011
88,064
Total

Aliran Masuk
1
F (kg/jam) F2 (kg/jam)
100
0
0
124,99
0
0
100
124,99
224,99

Aliran
Keluar
F3 (kg/jam)
0,44
25,53
199,02
224,99

2. Reaktor 2 (R-02)
Fungsi : untuk mereaksikan etilen karbonat hasil reaksi pada reaktor R-01 dengan air dari
tangki T-03 yang menghasilkan mono etilen glikol (MEG) dan dietilen glikol (DEG).
Mol rasio C3H4O3 : H2O = 1 : 3
Jadi H2O yang dibutuhkan

(Sumber : U.S. patent no. 4,519,875)

= 3 x mol C3H4O3
= 3 x 2,26 = 6,78 kmol/jam

Pada reaktor R-02 terjadi reaksi bertahap sebagai berikut :


(1) C3H4O3

H2O

CO2

(2) 2C3H4O3 +

H2O

2CO2 +

(3) C2H4O

H2O

C2H6O2

C2H6O2
C4H10O3

Konversi etilen karbonat pada reaktor R-02 adalah 100% (99% menjadi MEG (C2H6O2) dan 1 %
menjadi DEG (C4H10O3))

(Sumber : U.S. patent no. 5,763,691)

3
C2H4O

C2H6O2

CO2

C3H4O3

CO2
C4H10O3

H2O

H2O
Reaksi 1:
C3H4O3

H2O

CO2

+ C2H6O2

Mula-mula (kmol/jam)

2,26

6,78

Beraksi (kmol/jam)

2,24

2,24

2,24

2,24

Sisa (kmol/jam)

0,02

4,54

2,24

2,24

Reaksi 2 :
2C3H4O3

+ H2O

2CO2

C4H10O3

Mula-mula (kmol/jam)

0,02

4,54

Beraksi (kmol/jam)

0,02

0,01

0,02

0,01

Sisa (kmol/jam)

4,53

0,02

0,01

Reaksi 3 :
C2H4O

H2O

C2H6O2

Mula-mula (kmol/jam)

0,01

4,53

Beraksi (kmol/jam)

0,01

0,01

0,01

Sisa (kmol/jam)

4,52

0,01

Aliran masuk reaktor R-02 ( F3 dan F4) :


F3C2H4O

= 0,44 kg/jam

F3 CO2

= 25,53 kg/jam

F3 C3H4O3

= 199,02 kg/jam

F4 H2O

= mol H2O x BM H2O


= 6,78 x 18,016
= 122,15 kg/jam

Aliran keluar reaktor R-02 (F5)


F5C2H6O2

= mol C2H6O2 x BM C2H6O2


= (2,24 + 0,01) x 62,070
= 139,66 kg/jam

= CO2 hasil reaksi di reaktor R-02 + F3CO2

CO2

= (mol CO2 x BM CO2) + F3CO2


= [(2,24 + 0,02) x 44,011] + 25,53
= 124,99 kg/jam
F5C4H10O3

= mol C4H10O3 x BM C4H10O3


= 0,01 x 106,120
= 1,06 kg/jam

F5H2O

= sisa H2O yang tidak beraksi


= mol H2O x BM H2O
= 4,52 x 18,060
= 81,43 kg/jam

Table 2. Neraca Massa di Reaktor 2


Komponen
C2H4O
CO2
C3H4O3
H2O
C2H6O2
C4H10O3

BM
(gr/kmol)
44,052
44,011
88,064
18,016
62,070
106,120

Total

Aliran Masuk
F3 (kg/jam) F4 (kg/jam)
0,44
0
25,53
0
199,02
0
0
122,15
0
0
0
0
224,99
122,15
347,14

Aliran
Keluar
F5 (kg/jam)
0
124,99
0
81,43
139,66
1,06
347,14

3. Flash Drum 1 (FD-01)


Fungsi : untuk memisahkan CO2 dari aliran yang masuk ke dalam separator S-01, asumsi
CO2 terpisahkan semua.
6

CO2

C2H6O2
CO2

C4H10O3
H2O

C2H6O2
C4H10O3
7

Aliran masuk flash drum FD-01 (F5)


F5CO2

= 124,99 kg/jam

F5C2H6O2

= 139,66 kg/jam

F5C4H10O3

= 1,06 kg/jam

F5H2O

= 81,43 kg/jam

Aliran keluar flash drum FD-01 ( F6 dan F7)


F6CO2

= 124,99 kg/jam

F7C2H6O2

= 139,66 kg/jam

F7C4H10O3

= 1,06 kg/jam

H2O

= 81,43 kg/jam

Table 3. Neraca Massa di Flash Drum 1


Aliran
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
F5 (kg/jam)
CO2
44,011
124,99
H2O
18,016
81,43
C2H6O2
62,070
139,66
C4H10O3
106,120
1,06
Total

347,14

Aliran Keluar
F6 (kg/jam) F7 (kg/jam)
124,99
0
0
81,43
0
139,66
0
1,06
124,99
222,15
347,14

H2O

4. Evaporator 1 (EV- 01)


Fungsi : unutuk memekatkan larutan glikol dengan cara menguapkan 80% H2O, umpan
masuk dengan kandungan air 36,6%.
8

H2O

C2H6O2 7
C4H10O23
H2O

C2H6O2
C4H10O3
9

Aliran masuk evaporator EV-01 ( F7 ) :


F7C2H6O2

= 139,66 kg/jam

F7C4H10O3

= 1,06 kg/jam

F7H2O

= 81,43 kg/jam

Aliran keluar evaporator EV-01 (F8 dan F9)


F8H2O

= 80% x F7H2O
= 80% x 81,43 kg/jam
= 65,14 kg/jam

F9H2O

= F7H2O - F8H2O
= 81,43 65,14
= 16,29 kg/jam

F9C2H6O2

= F7C2H6O2
= 139,66 kg/jam

F9C4H10O3

= F7C4H10O3
= 1,06 kg/jam

H2O

Table 4. Neraca Massa di Evaporator 1


Aliran
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
7
F (kg/jam)
C2H6O2
62,070
139,66
C4H10O3
106,120
1,06
H2O
18,016
81,43
Total

347,14

Aliran Keluar
F8 (kg/jam) F9 (kg/jam)
0
139,66
0
1,06
65,14
16,29
65,14
157,01
222,15

5. Evaporator 2 (EV-02)
Fungsi : untuk memekatkan larutan glikol dengan cara menguapkan 80% H2O.
10

H2O

H2O

C2H6O2
C4H10O3

C2H6O2

H2O

C4H10O3

9
11

Aliran masuk evaporator EV-02 (F8 dan F9)


F8H2O

= 65,14 kg/jam

F9H2O

= 16,29 kg/jam

F9C2H6O2

= 139,66 kg/jam

C4H10O3

= 1,06 kg/jam

Aliran keluar evaporator EV-02 (F10 dan F11)


F10H2O

= 80% x F9H2O
= 80% x 16,29 kg/jam
= 13,032 kg/jam

H2O

= F9H2O F10H2O
= 16,29 13,032

H2O

= 3,258 kg/jam
F9C2H6O2

= F7C2H6O2
= 139,66 kg/jam

C4H10O3

= F7C4H10O3
= 1,06 kg/jam

Table 5. Neraca Massa di Evaporator 2


Aliran
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
F9 (kg/jam)
C2H6O2
62,070
139,66
C4H10O3
106,120
1,06
H2O
18,016
16,29
Total

157,01

Aliran Keluar
F10 (kg/jam) F11 (kg/jam)
0
139,66
0
1,06
13,032
3,258
13,032
143,978
157,01

6. Destilasi 1 (D-01)
Fungsi : memisahkan C2H6O2, C4H10O3 dan H2O yang masuk ke destilasi D-01 menjadi
produk atas C2H6O2, C4H10O3 dan H2O , sedangkan produk bawah C2H6O2, C4H10O3 dan H2O.
12

C2H6O2
C4H10O3
H2O

C2H6O2 11
C4H10O3
H2O

C2H6O2
C4H10O3
13

H2O

Komposisi komponen pada produk atas destilasi D-01 aliran 12 (F12) :


Fraksi massa C2H6O2, X12C2H6O2

= 0,995

Fraksi massa C4H10O3, X12C4H10O3

= 0,0003

12

Fraksi massa H2O, X

H2O

= 0,0047
(Sumber : U.S. patent no. 4,519,875)

Komposisi komponen produk bawah destilasi D-01, aliran 13 (F13) :

Fraksi massa C2H6O2, X13C2H6O2

= 0,196
(Sumber : U.S. patent no. 4,519,875)

Kesetimbangan massa total :


F11 = F12 + F13
143,978 = F12 + F13
F13 = 143,978 F12..................................................(1)
Kesetimbangan massa C2H6O2 :
X11C2H6O2 . F11C2H6O2 = X12C2H6O2 . F12 + X13C2H6O2 . F13
139,66 = 0,995 . F12 + 0,196 . F13 ..........................(2)
Subtitusi (1) ke (2)
139,66 = 0,995 . F12 + 0,196 . (143,978 F12)
F12
13

= 139,48 kg/jam
= 143,978 139,48
= 4,498 kg/jam

F12C2H6O2

= 0,995 . 139,48 kg/jam


= 138,78 kg/jam

F12H2O

= 0,0047 . F12 = 0,65 kg/jam

F12C4H10O3

= 139, 48 - 138,78 0,65


= 0,05 kg/jam

F13C2H6O2

= 0,196 . F13
= 0,88 kg/jam

F13H2O

= 3,258 0,65 = 2,608 kg/jam

F12C4H10O3

= 1,06 0,05 = 1,01 kg/jam

Aliran msuk destilasi D-01 (F11)


F11H2O

= 3,258 kg/jam

F11C2H6O2

= 139,66 kg/jam

F11C4H10O3

= 1,06 kg/jam

Aliran keluar destilasi D-01 (F12 dan F13)

F12C2H6O2

= 138,78 kg/jam

F12H2O

= 0,65 kg/jam

F12C4H10O3

= 0,05 kg/jam

13

C2H6O2

= 0,88 kg/jam

F13H2O

= 2,608 kg/jam

F12C4H10O3

= 1,01 kg/jam

Table 6. Neraca Massa di Destilasi 1


Aliran
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
11
F (kg/jam)
C2H6O2
62,070
139,66
C4H10O3
106,120
1,06
H2O
18,016
3,258
Total

143,978

Aliran Keluar
F12 (kg/jam) F13 (kg/jam)
138,78
0,88
0,05
1,01
0,65
2,608
139,48
4,498
143,978

Total produk yang dihasilkan


F12
13

= 139,48 kg/jam (dengan kemurnian C2H6O2, 99,5 %)


= 4,498 kg/jam (denga kemurnian C4H10O3, 22,45%)

Faktor pengali :
Kapasitas pabrik

= 400.000 ton/tahun
=
= 50505,0505 kg/jam

Etilen glikol (C2H6O2) yang dihasilkan


Faktor pengali =
= 362,095

= 139,48 kg/jam

Neraca Massa Sebenarnya


1. Raktor 1 (R-01)
Table 1. Neraca Massa Sebenarnya di Reaktor 1
Komponen
C2H4O
CO2
C3H4O3
H2O
C2H6O2
C4H10O3

BM
(gr/kmol)
44,052
44,011
88,064
18,016
62,070
106,120

Total

Aliran Masuk
F1 (kg/jam) F2 (kg/jam)
36.209,50
0
0
45.258,25
0
0
0
0
0
0
0
0
36.209,50
45.258,25
81.467,75

Aliran
Keluar
F3 (kg/jam)
159,32
9.244,29
72.064,15
0
0
0
81.467,75

2. Reaktor 2 (R-02)
Table 2. Neraca Massa Sebenarnya di Reaktor 2
Komponen
C2H4O
CO2
C3H4O3
H2O
C2H6O2
C4H10O3

BM
(gr/kmol)
44,052
44,011
88,064
18,016
62,070
106,120

Total

Aliran Masuk
F3 (kg/jam) F4 (kg/jam)
159,32
0
9.244,29
0
72.064,15
0
0
44.229,90
0
0
0
0
81.467,75
44.229,90
125.697,66

Aliran
Keluar
F5 (kg/jam)
0
45.258,25
0
29.485,40
50.570,19
383,82
125.697,66

3. Flash Drum 1 (FD-01)


Table 3. Neraca Massa Sebenarnya di Flash Drum 1
Aliran
Aliran Keluar
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
F5 (kg/jam) F6 (kg/jam) F7 (kg/jam)
C2H4O
44,052
0
0
0
CO2
44,011
45.258,25
45.258
0
C3H4O3
88,064
0
0
0
H2O
18,016
29.485,40
0
29.485,40
C2H6O2
62,070
50.570,19
0
50.570,19
C4H10O3
106,120
383,82
0
383,82
45.258,25
80.439,40
Total
125.697,66
125.697,66

4. Evaporator 1 (EV-01)
Table 4. Neraca Massa Sebenarnya di Evaporator 1
Aliran
Aliran Keluar
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
F7 (kg/jam)
F8 (kg/jam) F9 (kg/jam)
44,052
0
0
0
C2H4O
44,011
0
0
0
CO2
88,064
0
0
0
C3H4O3
18,016
29.485,40
23.586,87
5.898,53
H2O
62,070
50.570,19
0
50.570,19
C2H6O2
106,120
383,8207
0
383,8207
C4H10O3
23.586,87
56.852,54
Total
80.439,40
80.439,40

5. Evaporator 2 (EV-02)
Table 5. Neraca Massa Sebenarnya di Evaporator 2
Aliran
Aliran Keluar
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
F9 (kg/jam) F10 (kg/jam) F11 (kg/jam)
C2H4O
44,052
0
0
0
CO2
44,011
0
0
0
C3H4O3
88,064
0
0
0
H2O
18,016
5.898,53
4.718,82
1.179,71
C2H6O2
62,070
50.570,19
0
50.570,19
C4H10O3
106,120
383,82
0
383,82
4.718,82
52.133,71
Total
56.852,54
56.852,54

6. Destilasi 1 (D-01)
Table 6. Neraca Massa Sebenarnya di Destilasi 1
Aliran
Aliran Keluar
BM
Masuk
Komponen
(gr/kmol)
F11 (kg/jam) F12 (kg/jam) F13 (kg/jam)
44,052
0
0
0
C2H4O
44,011
0
0
0
CO2
88,064
0
0
0
C3H4O3
18,016
1.179,71
235,36
944,34
H2O
62,070
50.570,19
50.251,54
318,64
C2H6O2
106,120
383,82
18,10
365,72
C4H10O3
50.505,011
1.628,70
Total
52.133,71
52.133,71

Anda mungkin juga menyukai