Anda di halaman 1dari 16

1.

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam memasuki era pasar bebas di tahun 2015 ini, Indonesia harus dapat
menjadi negara yang memiliki pembangunan industri yang kompeten dan
berkapabilitas dalam

memenuhi produksi dalam negeri maupun luar negeri.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memajukan sektor industri kimia
yang mana industri kimia menjadi salah satu pasar yang potensial mengingat
banyaknya kebutuhan masyarakat untuk produk kimia, hingga tak jarang
Indonesia mengimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Salah satu industri kimia di Indonesia yang masih belum tercukupi
kebutuhannya adalah industri n butanol. N-butanol yang memiliki rumus C 4H9OH
ini merupakan senyawa kimia cair tak berwarna, mudah terbakar, dan berbau
seperti pisang. Penggunaan N-butanol dalam dunia industri cukup luas, antara
lain: digunakan dalam industri tekstil, sebagai solvent untuk industri pembuatan
cat, coatings, resin, minyak sayur, lilin, karet, pewarna, kapur barus, dan juga
dapat berfungsi menjadi bahan bakar. Selain itu, n-butanol juga berperan sebagai
plasticizer, bahan baku maupun bahan antara untuk produksi bahan kimia lainnya
seperti akrilat, resin amino, n-butilamina, n-butil asetat dan masih banyak lagi
penggunaan n-butanol lainnya.
Hingga saat ini, Indonesia masih mengimpor untuk memenuhi kebutuhan nbutanol dalam negeri. Mengingat industri di Indonesia belum mampu memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Selain pemenuhan kebutuhan dalam negeri, kebutuhan
luar negeri khususnya di Asia yang besar dan terus meningkat juga dapat menjadi
pertimbangan didirikannya pabrik n-butanol di Indonesia. Dan pertimbangan lain
yang mendukung kelayakan pendirian pabrik n-butanol adalah menambah devisa
negara, menciptakan lapangan kerja baru, dan diharapkan dengan adanya
pendirian pabrik n-butanol ini dapat mendorong berdirinya pabrik-pabrik lain
yang menggunakan n-butanol.

Perkembangan Industri N-Butanol


Pada awalnya, produksi n-butanol dikomersialkan

pada tahun 1950

dengan katalis cobalt oleh Ruhrehemic yang dioperasikan setelah perang dunia II.
Selanjutnya teknologi pembuatan n-butanol dikembangkan oleh Badische and
Soda fabric A.G (BASF).Hingga sekarang, perkembangan industri n-butanol terus
meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan nbutanol dan berkembang pesatnya industri berbasis n-butanol.
Tabel 1 Industri Penghasil N-Butanol Terbesar Dunia
Nama Perusahaan
BASF
DOW Chemical Company
Oxea Group
Formosa Plastics Group
Eastman Chemical Company
CNPC
Petronas
Sasol Limited
Sasol Limited
SINOPEC
TOTAL
Sumber: Yuan, L., 2012.

Kapasitas (kmt/tahun)
649
526
280
250
247
195
190
188
130
120
2775

Berdasarkan data ststistik SRI, konsumsi N-butanol pada tahun 2010


mencapai 2.944.000 ton/tahun dengan Asia sebagai konsumen terbesar yaitu
sekitar 53% dari total konsumsi dunia (Yuan, L., 2012).
Di Indonesia sendiri telah didirikan pabrik N-butanol yaitu PT. Petro
OXO Nusantara. Pabrik tersebut memproduksi n-butanol sebanyak 40.000
ton/tahun. Namun adanya industri ini belum dapat memenuhi kebutuhan Nbutanol dalam negeri. Berikut adalah data statistik kebutuhan N-butanol di
Indonesia.
Tabel 2 Data Perkembangan Kebutuhan N-Butanol di Indonesia

Tahun
Import (kg/tahun)
2009
34.014.528
2010
36.392.363
2011
39.088.456
2012
35.484.402
2013
40.411.890
2014
34.599.984
Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2015
Kegunaan N-Butanol
Penggunaan N-butanol hingga saat ini sangat beragam. Baik digunakan
sebagai produk jadi, bahan tambahan, bahan antara, maupun bahan baku produk
kimia lainnya. Dalam industri kimia lainya penggunaan N-butanol diaplikasikan

pada produksi:
Acrylate/methacrylate esters
Glycol ethers
n-Butyl acetate
Amino resins
n-Butylamines
Selain itu n-butanol juga digunakan sebagai:
Solvent: Untuk cat, coating, vernis, resin, gums, pewarna, kamper, minyak

sayur, lemak, lilin, resin, karet dan alkaloid.


Plasticizer
Tekstil : sebagai swelling agent ( bahan pembentuk busa) dan pembuatan

pakaian dari kain jas.


Agen flotasi
Pembersih
Kosmetik : termasuk make up mata, foundation, lipstik, produk perawatan

kuku, produk cukur, dan produk kebersihan personal.


Obat dan antibiotik, dan vitamin
Gasoline (sebagai zat additif)

B. Bahan Baku dan Produk


1. Sifat Bahan Baku
a. Propilena
Sifat fisik:
Rumus kimia
Kenampakan pada suhu kamar (320C)
Berat molekul

: C3H6
: Gas, tak berwana
: 42,082 g/mol

Melting point
: -185,260C
Panas laten peleburan
: 69,772 kJ/kg
( 1,013 bar @melting point)
Boiling point (1,013 bar)
: -47,620C
Densitas liquid
: 610,06 kg/m3
(1,013 bar @boiling point)
Panas laten penguapan
: 438,96 kJ/kg
(1,013 bar @boiling point)
Tekanan Uap (@ 200C)
: 10,17 bar
Temperatur kritis
: 91,060C
Tekanan kritis
: 45,55 bar
Densitas kritis
: 230,081 kg/m3
Densitas gas (1,013 bar @ 150C)
: 1,8083 kg/m3
Compressibility factor (Z)
: 0,98393
0
(1,013 bar dan 15 C)
Specific gravity, gas
: 1,48
Viscosity (1.013 bar @0 C (32 F))
: 7.813E-05 Poise
Thermal conductivity
: 14.6671 mW/(m.K)
(1.013 bar @ 0 C (32 F))
Kelarutan dalam air
: 0.434 vol/vol
(1.013 bar and 0 C (32 F))
Autoignition Temperature
: 4600C
Sifat Kimia:
Ikatan phi dalam propilen menyediakan sumber elektron untuk reaksi

elektrofilik seperti reaksi adisi. Misalnya adisi hidrogen atau halogen.


Reaksi polimerisasi merupakan reaksi komersial yang paling penting
untuk propilen
(Othmer, K., Vol 20, 1991, www.encyclopedia.airliquide.com)

b. Hidrogen
Sifat sifat fisika :
Rumus kimia
Kenampakan pada suhu kamar (320C)
Berat molekul
Melting point
Panas laten peleburan
(1,013 bar @boilling point)
Boiling point (1,013 bar)
Densitas liquid
(1,013 bar @boilling point)
Panas laten penguapan
(1,013 bar @boilling point)

: H2
: Gas, tak berwana
: 2,0159 g/mol
: -259,20C
: 58,0889 kJ/kg
: -252,780C (-423,00F)
: 70,849 kg/m3
: 448,69 kJ/kg

Critical temperature
: -240.01 C
Critical pressure
: 12.96 bar
0
Densitas gas (1,013 bar @15 C)
: 0,0852 kg/m3
Compressibility Factor (Z)
: 1.0006
(1.013 bar and 15 C (59 F))
Specific gravity
: 0.07
Viscosity (1.013 bar and 15 C (59 F)) : 8.3969E-05 Poise
Thermal conductivity
: 172.58 mW/(m.K)
(1.013 bar and 0 C (32 F))
Solubility in water (1.013 bar @ 0 C) : 0.0214 vol/vol
Konsentrasi dalam udara
: 0.00005 vol %
Autoignition temperature
: 560 C
Sifat kimia:
Merupakan gas diatomik dan unsur terbanyak di alam.
Sangat sedikit larut dalam air, alkohol dan eter.
Fraksi ringan
Mudah terbakar.
Mudah bereaksi dengan beberapa bahan-bahan kimia
(Othmer, K., Vol 13, 1991 dan www.encyclopedia.airliquide.com)

c. Karbon Monoksida
Sifat sifat fisika :
Rumus kimia
Kenampakan pada suhu kamar (320C)
Berat molekul
Melting point
Panas laten peleburan
(1,013 bar @boilling point)
Boiling point (1,013 bar)
Densitas liquid
(1,013 bar @boilling point)
Panas laten penguapan
(1,013 bar @boilling point)
Critical temperature
Critical pressure
Critical density
Densitas gas (1,013 bar @150C)
Compressibility Factor (Z)
(1.013 bar and 15 C (59 F))
Specific gravity
Viscosity (1.013 bar and 15 C (59 F))
Thermal conductivity

: CO
: Gas, tak berwana
: 28,01 g/mol
: -205,070C
: 30,024 kJ/kg
: -191,50C
: 793,2 kg/m3
: 214,68 kJ/kg
: -140.29 C
: 34.94 bar
: 303.91 kg/m3
: 1,1849 kg/m3
: 0,99953
: 0.97
: 1.6515E-04Poise
: 24,74 mW/(m.K)

(1.013 bar and 0 C (32 F))


Solubility in water (1.013 bar and 0 C (32 F)) : 0.0352 vol/vol
Solubility in water (1.013 bar and 20 C (68 F)) : 0.0227 vol/vol
Autoignition temperature : 630 C
Sifat kimia
Mudah terbakar
Sangat beracun
Mempunyai energi ikatan 1070 kJ/mol yang merupakan energi ikatan
tertinggi dari molekul diatomik lainnnya.
(Othmer, K., Vol 5, 1991 dan www.encylopedia.airliquide.com)

d. Katalis Cobalt Hydrocarbonyl


Properti : (www.en.wikipedia.org)
Rumus kimia
: C4HCoO4
Kenampakan
: Cair, berwana kuning terang, bau menyengat
Berat molekul
: 171,98 g/mol
Boiling point
: 470C (1170F)
Temperatur Leleh
: -330C
Kelarutan dalam air
: 0,05% (200C)
Kelarutan
: larut dalam hexan, toluena, etanol
Tekanan uap
: > 1 atm (200C)
Keasaman (pKa)
: 8,5
2. Sifat Produk
a. N-Butanol
Sifat sifat fisika : (Othmer,K., 1991)

Rumus kimia
Kenampakan pada suhu kamar (320C)

: n-C4H9OH
: Cair, tak berwarna, berbau

seperti pisang
Berat molekul
Temperatur kritis
Tekanan kritis
Spesifik volume kritis
Boiling point
Temperatur Leleh
Panas pembentukan gas ideal @250C
Panas peleburan
Panas penguapan pada normal bp
Densitas liquid @250C
Kapasitas panas liquid @250C

: 74,12 g/mol
: 289,900C
: 4423 kPa
: 0,275 m3/kgmol
: 117,660C
: -89,30C
: -274,6 kJ/mol
: 9,372 kJ/mol
: 43,29 kJ/g
: 809,7 kg/m3
: 0,17706 kJ/(mol.K)

Index refraksi @250C


: 1,3971
Flash point, closed cup
: 28,850C
0
Viscosity @20 C
: 2,947 cP
Sifat kimia:
Kelarutan dalam air pada 300C adalah 7,85% berat, pada alkohol

20,06% berat
b. Iso butanol
Sifat sifat fisika : (Othmer,K., 1991)
Rumus kimia
Kenampakan pada suhu kamar (320C)
Berat molekul
Temperatur kritis
Tekanan kritis
Spesifik volume kritis
Boiling point
Temperatur Leleh
Panas pembentukan gas ideal @250C
Panas peleburan
Panas penguapan pada normal bp
Densitas liquid @250C
Kapasitas panas liquid @250C
Index refraksi @250C
Flash point, closed cup
Viscosity @200C
Autoignition Temperature

: (CH3)CHCH2OH
: Cair, tak berwarna, berbau
: 74,12 g/mol
: 274,630C
: 4300 kPa
: 0,273 m3/kgmol
: 107,660C
: -108,00C
: -283,2 kJ/mol
: 6,322 kJ/mol
: 41,83 kJ/g
: 801,6 kg/m3
: 0,18115 kJ/(mol.K)
: 1,3938
: 27,850C
: 3,102 cP
: 4000C

Sifat kimia:
Kelarutan dalam air pada 300C adalah 8,58% berat, pada alkohol
16,36% berat

C. Analisa Pasar
Pemasaran produk n-butanol untuk memenuhi kebutuhan industri dalam
negeri tersebar di seluruh Indonesia. Jika kebutuhan dalam negeri sudah dapat
dipenuhi maka pemasaran diarahkan ke wilayah Asia, dimana Asia merupakan
konsumen terbanyak n-butanol yaitu sekitar 53% dari total produksi n-butanol
dunia (Yuan, L., 2012) . Dibawah ini analisa pasar untuk mengetahui potensi
produk terhadap pasar. Reaksi yang terjadi:
C3H6 + CO + H2 C4H9OH
Tabel 1.4. Data Analisa Pasar

No
1

Nama Bahan
Syntesa Gas (syngas)
(H2= 14%; CO =

BM
24,744

Harga( $/ton)
7,2

27%; CO2= 4,5%;


O2=0,6%; CH4=3%;
N2=50,9%.
2
Propilen
42,082
786
3
N-butanol
71,123
1900
Sumber: www.platts.com, www.alibaba.com
Berdasarkan data diatas, maka perhitungan ekonomi potensial :
EP
= Produk Reaktan
= [(71,123 x $ 1900) ] [( 24,744 x 7,2 ) + (42,082 x 786)]
= $ 168.031,995/ ton mol n-butanol (C4H9OH)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik n-butanol
menguntungkan dan dapat didirikan pada tahun 2019.
Perkiraan Kapasitas Produksi
Dalam mendirikan suatu pabrik diperlukan suatu perkiraan kapasitas produksi
agar produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan. Berikut ini data
kebutuhan n-butanol di Indonesia :
Tabel 1.2. Data Kebutuhan N-butanol Domestik tahun 2010-2014 di Indonesia
Impor
Ekspor
Jumlah (kg)
Jumlah (kg)
2009
34.014.528
76.899
2010
36.392.363
19.158
2011
39.088.456
968.206
2012
35.484.402
950.100
2013
40.411.890
4.769
2014
34.599.984
77.060
Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2015
Tahun

Produksi
Jumlah(kg)
40.000.000
40.000.000
40.000.000
40.000.000
40.000.000
40.000.000

Impor N-Butanol
42,000,000
40,000,000
38,000,000
Jumlah (kg)

Impor
N-Butanol
f(x) = 325194.49x
- 617463437.51
R = 0.06
Linear (Impor N-Butanol)

36,000,000
34,000,000
32,000,000

30,000,000
2005 2010 2015
Tahun

Gambar 1 Grafik Impor N-Butanol

Ekspor N-Butanol
1200000
1000000
800000
Jumlah (kg)

Ekspor N-Butanol

600000

Linear (Ekspor NButanol)

400000
200000

f(x) = - 1727.66x + 3824547.68


R = 0

0
20082010 2012 2014 2016
Tahun

Gambar 2 Grafik Ekspor N-Butanol


Berdasarkan gambar 1 mengenai grafik impor didapat persamaan, y = 325194x 6.108. Dengan persamaan ini dapat diprediksi nilai impor pada tahun 2019, yaitu:
Impor

= 325.194x - 6.108
= 325.194(2019) - 6.108

= 56.568.705 kg/tahun
= 56.568,705 ton/ tahun
Sedangkan untuk nilai ekspor tahun 2019 dapat diprediksi dengan persamaan, y =
-1727,7x + 4.106 ( lihat gambar 2).

Nilai ekspor pada tahun 2019


Ekspor

= -1727,7x + 4.106
= -1727,7 (2019) + 4.106
= 511.774 kg/tahun
= 511,774 ton/ tahun

Nilai konsumsi pada tahun 2019 disamakan dengan nilai impor.


Nilai produksi pada tahun 2019, diasumsikan hingga tahun 2019, PT. Petro
Oxo Nusantara tetap memproduksi 40.000.000 kg/tahun.
Produksi

= 40.000.000 kg/tahun
= 40.000 ton/ tahun

Untuk mengetahui kapasitas pabrik maka menggunakan rumus:


Kapasitas Pabrik = Impor + Ekspor Produksi
Kapasitas Pabrik = 56.568.705 + 511.774 - 40.000.000 kg/tahun
Kapasitas Pabrik =

17.080.479 kg/tahun

Kapasitas Pabrik =

17.080, 479 ton/tahun 20.000 ton/tahun

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 20.000 ton/tahun dan untuk
memenuhi kebutuhan ekspor diasumsikan 50% dari total kebutuhan dalam negeri
yaitu 10.000 ton/tahun. Sehingga, kapasitas pabrik N-butanol ini adalah 30.000
ton/tahun.
D. Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik sangat penting di dalam perancangan pabrik
karena hal ini berhubungan dengan terjaganya keefektifan dan keefisienan
dalam pembangunan pabrik maupun pada saat keberlangsungan operasi
pabrik.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi
pabrik yang kita rancang agar secara teknis dan ekonomis menguntungkan.
Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan yaitu:

1. Faktor Utama
a. Penyediaan bahan baku
Kemudahan memperoleh bahan baku merupakan salah satu faktor
penting dalam keberlangsungan operasi pabrik. Dimana, jika pabrik
didirikan dekat dengan sumber bahan baku, maka kendala yang dapat terjadi
dalam penyediaan bahan baku bisa lebih diminimalisir.
Dalam hal ini, bahan baku propilena diperoleh dari PT. Chandra Asri
Petrochemical Center, Cilegon, Banten yang berkapasitas produksi 240.000
ton/tahun. Sedangkan untuk syngas diimpor dari Sasol Syngas Company,
Afrika Selatan. Oleh karena itu, lokasi cilegon dapat menjadi pertimbangan
dalam penentuan lokasi pabrik n-butanol.
b. Pemasaran produk
Faktor yang perlu diperhatikan adalah letak wilayah pabrik yang
membutuhkan n-butanol dan jumlah kebutuhannya. Daerah Cilegon
merupakan daerah yang strategis untuk pendirian suatu pabrik karena dekat
dengan Jakarta sebagai pusat perdagangan Indonesia.
c. Sarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses
penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Dengan adanya fasilitas
jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan laut yangmaka pemilihan lokasi di
Cilegon sangat tepat.
d. Tenaga kerja
Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk
menjalankan mesin-mesin produksi. Dan tenaga kerja dapat direkrut dari
daerah Cilegon, Jakarta, dan sekitarnya.
e. Penyediaan utilitas
Perlu diperhatikan sarana-sarana pendukung seperti tersedianya air,
listrik, dan sarana lainnya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan
baik. Sebagai suatu kawasan industri yang telah direncanakan dengan baik
dan tempat industri berskala besar (PT. Krakatau Steel dan PT. Chandra Asri
Petrochemical Center), Cilegon telah mempunyai saranasarana pendukung
yang memadai.

2. Faktor Sekunder
a. Karakteristik lokasi
Karakteristik lokasi ini menyangkut iklim di daerah tersebut, kemungkinan
terjadinya banjir, serta kondisi sosial masyarakatnya. Dalam hal ini, Cilegon
sebagai kawasan industri adalah daerah yang telah ditetapkan menjadi daerah
industri sehingga pemerintah. Hal ini menjadi salah satu nilai positif yang
mendukung pendirian pabrik di lokasi tersebut.
b. Kebijaksanaan pemerintah
Dalam hal ini, pendirian pabrik juga perlu memperhatikan beberapa faktor
kepentingan yang terkait di dalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri,
dan hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan
hasil-hasil pembangunan. Disamping itu, pabrik yang didirikan juga harus
berwawasan lingkungan, artinya keberadaan pabrik tersebut tidak boleh
mengganggu atau merusak lingkungan sekitarnya.
c. Kemasyarakatan
Dengan masyarakat yang akomodatif tehadap perkembangan industri dan
tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka lokasi di
Cilegon dirasa tepat.
Dari pertimbangan faktor-faktor di atas, maka dipilih daerah Cilegon
kecamatan Citangkil, Propinsi Banten sebagai lokasi pendirian pabrik nbutanol.

Peta Kota

Peta Kota

Gambar 3 Peta Lokasi Pabrik

DAFTAR PUSTAKA

Othmer, Kirk., 1991, Encyclopedia Of Chemical Technology, John Wiley & Sons
Inc
Rahardjo, B.S., 2013, The Assesment of Syngas Utilization by Fischer Tropsch
Synthesis in The Slurry-Bed Reactor Using Co/SiO2 Catalyst,
International Journal of Engineering and Applied Sciences Vol 4 Juli
2013
Yuan, Liu., 2012, OXO Market Supply adn Demand Forecast and Investment
Economic Analysis, Finance Research Vol 1 No. 2 Maret 2012
www.alibaba.com
www.dow.com
www.plattts.com
www.encyclopedia.airliquide.com

Anda mungkin juga menyukai